My Wife

Alika segera menghabiskan sisa-sisa makanan yang ada dalam piringnya dengan penuh penghayatan. Rasa kagumnya terhadap masakan Kenan memang tidak ada habisnya. Hanya nasi goreng biasa, tapi rasanya jauh lebih spesial dari pada nasi goreng portal yang terkenal Di Bandung.

" Yeey habis " Sorak Alika seraya menggeser piringnya ke arah Kenan.

" Belanja keperluan dapur yuk " Ajak Kenan tiba-tiba.

Alika tersenyum sumringah, akhirnya ia bisa beli eskrim favoritnya di super market. Dengan semangat 55 nya, Alika segera menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi bersama Kenan.

Setelah siap, mereka segera pergi menggunakan motor kesayangan Kenan. Sesekali Alika mengeluh karena paparan sinar matahari yang langsung menembus kulit putihnya.

" Kenan, kok kita ke pasar tradisional sih " Celetuk Alika karena ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.

" Ya, siapa bilang kita ke mall " Balas Kenan yang segera menarik lengan Alika untuk masuk ke pasar tradisional itu.

Mereka membeli persediaan bahan makanan, serta beberapa keperluan mandi. Ini adalah kali pertama Alika berbelanja di pasar tradisional. Namun tidak bagi kenan yang sudah sering ikut ibunya berbelanja di pasar, dan siapa sangka skill tawar menawar yang dimiliki sang ibu kini telah ia warisi.

Usai berbelanja, Kenan singgah sebentar di sebuah supermarket untuk membelikan Alika eskrim favoritnya. Alika memilih tidak masuk dan hanya menunggu Kenan di parkiran.

" Hey, Alika " Panggil seseorang yang baru saja datang menghampiri Alika.

Alika tidak menyangka siapa yang mendatanginya. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Senyum bahagia mengembang di kedua sudut bibirnya.

" Arash, ngapain di sini ? " Tanya Alika basa-basi.

" Tadi aku lewat, terus aku liat kamu. Jadi aku samperin deh " Jawab Arash.

" Oh iya Rash " Alika mendadak kikuk ketika Arash meraih tangan kanannya tiba-tiba.

" Alika, aku antar pulang yuk. Sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu " Ajak Arash dengan tatapannya yang tak mampu untuk Alika tolak.

Alika mengangguk mengiyakan tanpa memikirkan Kenan yang sedari tadi melihatnya dari depan pintu supermarket. Ia memasuki mobil mewah berwarna merah itu tanpa ragu-ragu.

Setelah beberapa saat saling diam, akhirnya Arash mulai membuka suaranya.

" Alika, kita balikan yuk " Ucapan Arash seakan mengangkat tinggi hati Alika yang telah ia buang.

Alika kembali menampakkan senyumannya, namun ingatannya tentang Kenan kembali muncul begitu saja. Keinginannya untuk kembali bersama Arash, kini harus terhalang oleh statusnya dengan Kenan yang merupakan pasangan suami istri.

Alika berpikir sejenak, mencari cara agar ia kembali pada Arash dengan sepengetahuan Kenan.

" Aku belum bisa jawab sekarang " Balas Alika dengan raut wajah sedihnya.

" Kenapa ? Kamu udah punya yang baru ? " Tanya Arash.

Alika diam tak bergeming, bingung jawaban yang harus ia berikan pada Arash.

" Sekalipun kamu punya pacar aku nggak peduli sama sekali " Lanjut Arash dengan mimik seriusnya.

" Tapi aku nggak bisa kasih kamu jawaban sekarang Arash " Timpal Alika

" Aku mau turun di sini aja, aku mau ke rumah tanteku " Ucap Alika saat mereka telah sampai di depan gang yang menuju ke kos-kosannya.

Arash segera menghentikan mobilnya dan membiarkan Alika turun memasuki gang sempit itu.

...***...

" Tega ya kamu " Sambar Kenan yang sudah berdiri di ambang pintu.

Alika hanya menunduk dan terus berjalan melewati Kenan.

" Alika " Panggil Kenan dengan rasa kesalnya.

Alika tetap bungkam dan enggan berbalik ke arah Kenan. Ia tau akan kesalahannya pada Kenan. Namun, batinnya kini sedang tidak baik-baik saja.

" Alika, kamu dengar saya tidak " Nada suara Kenan mulai meninggi.

" Aku minta maaf " Ucap Alika lirih dan segera mendekap kenan ke dalam pelukannya.

" Aku minta maaf " Ulangnya sekali lagi.

Kenan mencoba meredam emosinya dan membiarkan Alika memberikan penjelasan. Bagaimanapun juga, Alika adalah istrinya dan tidak ada salahnya jika ia mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Alika melepaskan pelukannya dan menatap Kenan dengan tatapan sendunya. Kenan segera mengusap air mata yang menggenang di pipi Alika.

" Kalau aku balikan sama Arash, apa kamu ikhlas ? " Tanya Alika dengan nada bergetar.

Kenan membuang pandangannya segera, hatinya seakan dicabik-cabik oleh pertanyaan Alika barusan. Bagaimana mungkin ia membiarkan Alika yang notabenenya adalah istrinya untuk berpacaran dengan pria lain. Ya, meskipun rasa cintanya pada Alika belum tumbuh.

" Kamu istri aku Alika " Tegas Kenan pada Alika yang masih tersulut dalam rasa sedihnya.

" Tapi, perasaan aku masih buat Arash. Dari dulu sampai sekarang. Kamu kan punya pacar, jadi kita seri kan ? " Bantah Alika.

" Pacar ? Apa kamu tau, aku pacaran bohongan sama kamu pacar aku tau itu. Aku juga udah mutusin dia semalam. Kenapa aku lakuin itu ? Karena kamu istri aku Alika. Aku menghargai kamu sebagai istri aku " Tegas Kenan sekali lagi.

Alika kembali diam, ia tidak menyangka balasan itu yang akan ia dapatkan dari Kenan. Namun sekali lagi, hatinya benar-benar masih seutuhnya untuk Arash. Keinginannya untuk kembali bersama Arash sangatlah besar.

" Tapi, aku nggak bisa. Hati aku masih tertutup untuk laki-laki lain. Terserah kamu mau bilang aku apa ? Bucin kek, bodoh, atau wanita macam apa sekalipun terserah kamu " Tukas Alika seraya pergi meninggalkan Kenan.

" Jangan salah kalau nanti kamu jatuh cinta sama aku. Pegang kalimat ini baik-baik " Ucap Kenan dengan tenangnya.

Alika berhenti seketika, namun tidak menoleh ke arah Kenan yang sedang ia belakangi.

" Silahkan balikan sama Arash, aku ikhlas Alika. Meskipun harga diri aku sebagai suami, kamu injak-injak " Lanjut Kenan.

Tangis Alika bertambah deras, hatinya agak melunak usai mendengar apa yang di ucapkan Kenan kali ini. Namun, perasaannya tidak bisa ia bohongi. Nama Arash masih menduduki tahta tertinggi di hatinya.

Alika segera melangkahkan kakinya ke kamar. Dibenamkannya kepalanya di bantal dengan air matanya yang terus menerus mengalir. Pikirannya semakin kalut, ia bingung keputusan apa yang harus ia ambil setelah ini.

...***...

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Alika yang kelelahan menangis akhirnya tertidur dengan posisinya yang masih tengkurap.

Kenan memasuki kamar itu, dan melihat Alika yang sedang tertidur. Disingkapnya rambut yang menutupi wajah wanita itu. Senyuman kini kembali terukir di wajahnya.

" Alika, bangun. Makan ayo " Ucap Kenan seraya menepuk-nepuk pipi Alika dengan pelan.

Alika membuka matanya perlahan, dan segera bangkit dari tidurnya.

" Kita makan yuk " Ajak Kenan dengan nada suaranya yang bersahabat.

" Kenan, maafin aku " Balas Alika.

" Nggak apa-apa, santai aja. Yang namanya perasaan memang tidak bisa dipaksakan " Kenan tersenyum simpul seraya menarik lengan Alika untuk makan bersama.

Alika menunduk malu, Kenan memang tidak sesempurna yang ia inginkan. Namun, pemikiran Kenan adalah hal paling baik yang tidak pernah Alika duga sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-30

1

Mawar Hitam

Mawar Hitam

sikap yang sangat dewasa dari Keenan..lanjutvya..

2021-04-02

1

Hanna Devi

Hanna Devi

like this KK

2021-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!