Pernikahan

Alika mencium punggung tangan Kenan yang telah berstatus sebagai suaminya sekarang. Matanya menghangat, air matanya hampir jatuh. Ia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan cara seperti ini, apalagi dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai. Setelah itu, Alika segera menghambur pelukan pada ibunya. Air mata itu tak lagi mampu untuk ia bendung dan jatuh begitu saja.

Bukan seperti ini pernikahan yang ia mau, bukan seperti ini rumah tangga yang ia impikan. Dan juga, bukan Kenan yang dia inginkan sebagai suaminya. Namun semua telah terjadi begitu saja karena kecerobohannya.

" Sekarang Alika harus nurut sama Kenan, karena sebagai istri, Alika harus berbakti kepada suami " Ucap Ibu Lidya yang merupakan ibu dari Alika.

Alika mengusap air matanya perlahan, dan mencoba untuk menenangkan diri. Kenan menatap ke arahnya dengan tatapan datar. Kini suasana antara keduanya mendadak canggung.

" Kenan, sini kamu " Panggil Pak Wibowo.

Kenan berjalan ke arah Pak Wibowo yang kini telah resmi menjadi mertuanya itu.

" Alika itu anak saya satu-satunya, saya mau, kamu jaga dia lebih baik lagi dari saya menjaganya " Tegas Pak Wibowo pada Kenan.

" Ba-baik pak " Balas Kenan.

Setelah serangkaian acara pernikahan di kantor agama itu selesai, mereka segera pulang. Dan Alika harus ikut pulang ke rumah Kenan. Dengan berberat hati, Alika menurut saja dengan apa yang menjadi keputusan para orang tua.

...***...

" Keluar sana, aku mau ganti baju " Celetuk Kenan yang menatap tak suka pada Alika.

Alika segera bangkit dari tempat tidur Kenan dan langsung keluar tanpa berkata apapun. Suasana hatinya sangat buruk, sial seakan terus menimpanya. Jujur saja, ia sangat tidak merasa nyaman tinggal serumah dengan mertuanya.

" Masuk aja " Ucap Kenan yang baru saja keluar dari kamarnya.

Alika memasuki kamar itu dan kembali berbaring seraya membenamkan kepalanya di bantal. Air matanya mengalir deras, pikirannya kalut. Dulu Alika selalu membayangkan masa depannya yang cerah karena banyaknya prestasi yang ia raih. Namun, rencana Tuhan sekarang tidak sama seperti apa yang ia rencanakan dulu.

" Alika, geser dong aku mau tidur "

Alika mendongak menatap Kenan yang tengah berkacak pinggang di depannya. Tanpa membalas ucapan Kenan, Alika segera mengambil bantalnya dan diletakkan di atas karpet yang berada di samping ranjang tempat tidur itu.

Langsung berbaring, dan menutup matanya dengan paksa, itulah yang dilakukan Alika.

" Yakin mau tidur di situ ? " Tanya Kenan.

Alika tetap enggan menjawab dan terus memejamkan matanya.

" Ya udah " Kenan langsung berbaring tanpa memedulikan Alika yang tidur di bawah.

Keesokan paginya, Kenan membuka matanya perlahan. Dia menatap baik-baik wajah perempuan yang berada di depannya. Merasa tidak yakin atas apa yang ia lihat, Kenan segera mengusap-usap matanya hingga tiba-tiba sebuah lengan mendarat di pinggangnya.

" Woy ngapain kamu disini ? " Pekik Kenan yang terhentak kaget dan menyingkirkan lengan Alika dari pinggangnya.

Alika terbangun dan menatap datar ke arah Kenan. Tatapan yang tidak bersahabat di pagi hari.

" Punten pak cik lagi boker saya " Jawab Alika ketus seraya membalikkan badannya membelakangi Kenan.

Kenan berusaha mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Dimana Alika mendadak pindah ke atas ranjangnya karena kedinginan tidur di bawah. Dan sekarang, guling yang mereka jadikan pembatas telah hilang dari tempatnya.

" Alika, kamu gak ngapa-ngapain aku kan ? " Tanya Kenan memastikan.

" Nggak, tenang aja. Cowok itu jaga, bukan dirusak " Jawab Alika dengan tenangnya.

Kenan mengelus dadanya dan segera bangkit dari tempat tidurnya untuk bersiap ke sekolah. Sementara Alika, ia telah keluar dari kamar Kenan dan menuju dapur.

" Eh Alika, selamat pagi " Sapa Ibu Weny yang merupakan mama mertuanya.

" Se-selamat pagi Bu " Alika membalas sapaan itu dengan gugup.

" Ayo duduk nak " Ibu Weny mempersilahkan Alika untuk duduk di depan meja makan itu.

Alika langsung menurut dan duduk di kursi itu. Tak berselang lama Pak Nugraha dan Kiara datang dan ikut duduk bersama Alika dan Ibu Weny. Kiara adalah adik Kenan yang masih duduk di bangku kelas dua SMP, usianya kira-kira baru menginjak 14 tahun.

" Halo kakak ipar " Sapa Kiara seraya tersenyum hangat.

Alika hanya membalas sapaan itu dengan senyuman canggungnya.

" Kiara apaan sih " Tegur Kenan yang baru saja duduk di samping Alika.

Alika membuang pandangannya dari Kenan yang melihat ke arahnya. Alika mendadak diam dan enggan membuka suara lagi hingga sarapan telah usai.

" Bantuin ibuku sana " Bisik Kenan saat dia hendak ke sekolah.

Alika tak menjawab apa-apa lagi dan hanya menatap sinis ke arah Kenan. Dengan langkah semangat palsunya, Alika kembali ke dapur dan membantu ibu mertuanya beres-beres di dapur.

Setelah semuanya selesai, Alika kembali ke kamar Kenan dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang berkapasitas dua orang itu. Lelah, itulah yang ia rasakan sekarang. Lelah fisik dan juga lelah pikiran. Di rumahnya sendiri, ibunya tidak pernah memintanya mengerjakan pekerjaan rumah. Tugasnya hanya belajar dan menjaga usaha foto coppy milik keluarganya.

Alika segera mengambil ponselnya dan membuka aplikasi baca novel favoritnya. Sesekali ia senyum-senyum baper dibuat oleh kisah yang dibacanya. Alika juga menghayalkan bahwa ia adalah orang yang ada di novel itu. Mempunyai suami yang tampan dan arogan, namun bucin pada istrinya. Mata Alika merem melek dibuat oleh novel itu.

Setelah selesai membaca, Alika kembali termenung meratapi apa yang telah menimpanya sekarang.

" Halo Kenan, aku mau ngomong sama kamu pulang nanti "

" Ngomong aja sekarang "

" Ini masalah serius "

" Lah, terus ? "

" Pokonya cepat pulang aja "

" Iya iya "

Alika segera memutus sambungan teleponnya dengan Kenan. Dilihatnya kembali wajah yang tersenyum di layar ponselnya itu. Tampan, tapi apa boleh buat, sudah jadi mantan. Alika segera menuju galeri hpnya dan mengganti wallpaper itu dengan foto karakter anime favoritnya. Foto Levi Ackerman juga sama tampannya dengan Arash.

...***...

" Alika, bangun. Mau ngobrol apa ? Ini kok bajunya di packing lagi ? " Tanya Kenan yang baru saja pulang.

Alika membuka matanya perlahan, menatap Kenan yang duduk di sisi ranjangnya. Alika segera bangkit dan duduk bersandar di kepala ranjangnya.

" Kenan, kita pindah rumah yuk. Aku nggak suka tinggal di rumah orang " Ucap Alika dengan raut wajahnya yang terlihat sedih.

" Rumah orang ? Hey, Alika ini rumah aku, rumah mertua kamu, bukan rumah orang lain " Balas Kenan yang kurang setuju dengan pernyataan Alika.

" Yah, kalian kan orang juga bukan jarum pentul " Alika menunduk lesu.

" Mau pindah kemana coba ? " Tanya Kenan.

" Ngontrak kek, ngekos kek, atau terserah lah. Aku kasih tau yah sama kamu, aku ini pemalas, gak bisa masak, hobinya rebahan. Jadi cepat atau lambat ibu kamu pasti gak suka sama sifat aku " Jelas Alika.

" Terus kalau udah tinggal berdua aku yang masak gitu ? " Tanya Kenan lagi.

" Yah, beli aja frozen food, kan tinggal goreng selesai " Jawab Alika dengan entengnya.

" Bisa mati kanker aku Alika, pokonya gak mau "

" Ya udah, aku mau pulang ke rumah orang tua aku aja kalau gitu. Aku gak tahan tinggal di rumah orang " Tukas Alika seraya berjalan dan mengambil kopernya.

" Eh, Alika jangan. Bisa mati aku kena ulti sama papa kamu " Kenan segera menahan Alika agar tidak pergi dari rumah itu.

Terpopuler

Comments

Hanna Devi

Hanna Devi

jejak dulu ya kk 💕😍

2021-03-29

1

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

lanjut thor

2021-03-08

1

Aziiz Lamadjido

Aziiz Lamadjido

yg masih di pertanyakan ini kemanaa arash

2021-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!