Alika tertunduk lesu menatap koper yang tengah ia pegang. Perasaan sedih dan bingung kini menyelimuti pikirannya.
" Aku mau pindah biar bisa ke sekolah juga " Ucapnya dengan nada yang sengaja dikecilkan.
Kenan hanya diam, ia tau betul bagaimana perasaan Alika saat ini.
" Maaf yah " Balas Kenan seraya menarik Alika ke dalam rangkulannya.
" Atau gini aja deh, kamu yang tinggal di rumah aku " Usul Alika yang tiba-tiba menemukan ide cemerlang.
Kenan berpikir sejenak, tinggal di rumah Alika, bersama Pak Wibowo yang super galak menurutnya. Kenan menggeleng membayangkan bagaimana jadinya dirinya jika harus tinggal di sana.
" Alika, kita cari tempat tinggal lain aja. Aku nggak mau serumah sama papa kamu. Galak soalnya " Ujar Kenan.
" Mau tinggal di mana coba ? Terus kita mau makan apa ? Uang jajan dari mana ? Emang kamu mau ngepet bareng ? " Alika menghujani Kenan dengan pertanyaan yang sudah ia pikirkan dari tadi.
Kenan mengambil smartphone miliknya dan membuka aplikasi bank digital. Dengan berat hati ia memperlihatkan saldo rekening yang ia simpan selama ini.
" Lima belas juta ? Habis menang lotre bang ? " Alika membulatkan matanya ketika melihat saldo rekening itu.
" Hasil kerja joki game online lah sama jual item yang ada dalam game. Sebenarnya ini buat beli PS 5 sama komputer baru. Tapi gapapa deh, uang bisa di cari asalkan kamu ngerjain tugas aku " Ucap Kenan dengan mantapnya.
Alika kembali berpikir tentang rincian keperluan rumah tangga yang ia butuhkan kalau ia tinggal berdua dengan Kenan. Sepertinya kali ini ia harus mencoba apa yang direncanakan Kenan.
...***...
Akhirnya setelah diskusi panjang dengan orang tua mereka, Alika dan Kenan boleh tinggal di tempat lain. Dengan catatan, semua keperluan hidup mereka harus di tanggung sendiri. Ya, sudah tugas Kenan sebagai seorang suami untuk menafkahi istrinya.
Kenan sengaja memilih kos-kosan yang lumayan dekat dengan sekolah agar bisa menghemat biaya transportasi. Namun sangat di sayangkan, karena penghasilan Kenan yang tidak menentu Alika tidak bisa kembali bersekolah. Dengan terpaksa, Alika harus mengikhlaskan pendidikannya dan bersedia ikut paket C agar ia bisa mendapatkan ijazah SMA nya.
Semua barang-barang kini telah di tata rapi oleh keduanya. Tidak banyak barang-barang yang mereka punya, hanya ada satu ranjang, satu lemari tiga pintu, kulkas mini, satu set komputer milik Kenan, dan sisanya hanya perabotan kecil yang diberikan orang tua mereka.
" Di kosan kita gak ada televisi Nan, nanti kamu beli yah " Ujar Alika seraya memamerkan senyumnya.
" Kamu kira aku pelihara tuyul, beli TV itu gak semudah yang kamu kira Alika " Balas Kenan dengan kesalnya.
Alika hanya tertawa kecil seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Sekarang mereka harus hidup irit dan belajar mulai dari nol untuk membangun rumah tangga mereka. Semuanya sulit dan juga butuh kematangan pikiran satu sama lain.
" Kenan geser dong aku mau tidur " Pinta Alika seraya merapikan bantalnya.
Kenan segera bergeser dan menaruh guling di antara mereka sebagai pembatas.
" Yang lewat batas, denda seratus ribu rupiah " Ucap Kenan.
" Kalau aku gak punya uang gimana ? " Tanya Alika seraya mengambil posisi berbaring.
" Sebagai gantinya, dia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri atau suami. Gimana ? " Usul Kenan di sertai senyumnya yang penuh arti.
" Jangan mesum kamu yah " Tukas Alika yang mulai menggeser tubuhnya menjauh dari Kenan.
" Hahaha, aku bercanda Alika. Sebenarnya aku juga punya pacar tapi dia tinggalnya di Jakarta " Balas Kenan terus terang.
" Pa-pacar ? Dia tau kalau kamu udah nikah ? "
" Belum, tapi mau gak mau harus aku kasih tau. Cuma aku belum sempat kontekan sama dia " Jawab Kenan.
Alika terdiam sejenak mendengar pernyataan Kenan. Ia tidak menyangka bahwa Kenan akan mengakui status pernikahan ini pada orang itu. Sementara Alika sendiri, ia tidak ingin seorangpun mengetahui status pernikahan ini, termasuk Arash.
Apa yang dilakukan Kenan bukan hal yang mudah. Harus merelakan hubungannya dengan orang yang dicintainya demi kedudukannya sebagai seorang suami.
" Kenan, kenapa kamu mau jujur sama pacar kamu ? Padahal kan kalian saling suka " Ucap Alika tiba-tiba.
Kenan enggan menjawab, ia hanya tersenyum sambil memejamkan matanya. Sebenarnya ia tidak ingin membuat Ana kecewa karena pernikahannya dengan Alika. Namun semua telah terjadi, dan mempertahankan hubungannya dengan Ana hanya akan membuat hati Ana semakin sakit.
" Kalau aku pilih hubungan aku sama dia, mungkin dia akan lebih kecewa " Tutur Kenan.
Alika kembali berpikir sejenak, melakukan hal yang Kenan lakukan adalah mustahil baginya. Karena pada dasarnya, cintanya masih sepenuhnya untuk Arash. Tidak ada nama Kenan dihatinya, sama sekali tidak pernah ada.
...***...
" *Kenan kok baru telepon sih ? "
" Iya, lagi sibuk aja belakangan ini "
" Terus gimana, Alika udah berhasil balikan sama Arash ? "
" Belum "
" Kok belum, kan Kenan bantuin Alika "
" Ana, aku mau bilang sesuatu "
" Apa ? "
" Aku mohon Ana jangan benci aku... "
" Mana mungkin Ana benci sama Kenan "
" Sebenarnya, aku baru aja nikah "
" Kenan bohong kan, say it's a prank "
" No, this is not a prank. I'm seriously "
" Kenan nikah sama siapa ? Gara-gara apa ? "
" Sama Alika, gara-gara salah paham aja. Aku gak mungkin bikin yang macam-macam "
" Terus Ana gimana ? "
" Kita udahan aja ana* "
Ana memutus sambungan teleponnya setelah suara tangisnya terdengar.
Kenan menatap ponsel itu lekat-lekat, hatinya teramat sakit. Baru kali ini Ana dibuat menangis olehnya. Setahun hubungan mereka berjalan dengan baik-baik saja, dan kini harus berakhir dengan sepahit ini. Matanya menghangat, bulir air matanya jatuh seketika. Ia kembali membayangkan bagaimana perjuangannya dan Ana yang harus terpisah antara Jakarta dan Bandung.
Tidak ada yang mau ditinggal nikah oleh orang yang dicintai, termasuk Ana.
Kenan membuang nafasnya perlahan dan kembali masuk ke dalam kamar itu. Dilihatnya Alika yang sedang tertidur dengan nyenyak nya. Sekarang sudah saatnya ia fokus pada rumah tangganya dengan Alika, begitu pikirnya.
Keesokan paginya, Kenan masih tersulut di alam bawah sadarnya. Tiba-tiba suara teriakan Alika memekakkan telinganya. Kenan segera bangun dari tidurnya dan menghampiri sumber suara itu.
Betapa kagetnya Kenan saat melihat asap yang mengepul dari dalam wajan itu. Dengan sigap ia segera mematikan kompornya dan mengambil serbet untuk mengangkat wajan itu.
" Alika, kamu ngapain disitu ? " Tanya Kenan yang tidak menyangka Alika akan berada di bawah meja.
" Takut kebakaran " Jawab Alika seraya menutup telinganya.
" Udah udah, keluar. Ya ampun Alika, kebakaran yah ambil air bukan sembunyi di kolong meja nutup telinga " Ujar Kenan yang langsung menarik tangan Alika agar keluar dari persembunyiannya.
" Aku mau belajar masak tadi " Balas Alika.
Kenan hanya menggeleng dan membersihkan segala kekacauan yang Alika perbuat di dapur pagi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Hanna Devi
aku mampir lagi KK 😄 Cinta Kedua Untuk Zylva 😍🤭
2021-03-31
1
Aziiz Lamadjido
diih kenan tolol teada inisiatif untuk menjelaskan semuanya malah minta putus sama ana kan tolooll
2021-03-09
1