Istriku Kumel
#Istriku_Kumel
#Bab_1
#Rate_17+
Saat itu dimana aku harus memberikan uang gaji kepada istriku, nominal yang aku berikan sekitar 5 juta.
Sebenarnya aku ingin memberikan uang ini untuk dia membeli baju dan ke salon, dan juga membeli alat mak-up.
Aku tidak ingin orang-orang memandang istriku yang tidak terurus itu, bahwanya aku yang tersalahkan karna memberi uang yang tidak cukup.
Segera ku panggil istri tercintaku dengan sebutan kata mamah, karna kami sudah di karuniai anak yang tampan, yang bernama Dodi.
"Mah," teriakku memanggil sang istri tercinta, dengan nada yang agak meninggi. Entah kenapa? Akhir-akhir ini ia menjadi sedikit lebay, dan kurang bergairah.
"Iyah pah." Terlihat sosok wanita lari tergopoh-gopoh mendengar teriakanku, aku yang memanggil dari tadi seakan kesal di buatnya.
"Lama sekali sih?" ucapku mendengkus kesal, seraya menatap tajam pada wajahnya. Aku yang melihat dia hanya menunduk tak menatap ke arah wajahku, seakan dia sudah tau bahwa aku sedang kesal.
"Maaf, pah, ta-di."
Segera mulut ini memotong pembicaraannya yang terbata-bata.
"Ah, sudah lah, banyak alasan, emang kamu nyah ajah lebay."
Nada bicaraku semakin tinggi melihat wanita yang menjadi istriku begitu kumel dan dekil, rasanya malas sekali melihat dia selalu berpenampilan layaknya ibu-ibu, tak seperti dulu, waktu pertama menikah, anggun wangi.
Yang selalu tampil cantik di depan suami, memakai dress menawan, dan baju yang terlihat rapi.
Berbeda jauh dengan yang sekarang.
Ku lihat raut wajahnya yang semakin hari semakin pudar, membuat diri ini semakin tak berselera. Ada apa dengan perubahannya saat ini?
"Yah sudah, ini gajihan papah, 5 juta buat sebulan ini, jangan lupa urus tuh wajah, beli baju, peralatan mak-up, muak rasanya melihat kamu kumel begitu." ucapku berlalu pergi meninggalkan wanita yang 4 taun menjalani bahterai rumah tangga.
Aku heran dengan Ami dia sebagai istri apa sih kerjaan yah, cuman ngurus 1 anak ko susah amat, apalagi penampilannya yang tak layak diperlihatkan.
Begitulah setiap ucapan yang aku lontarkan ketika hendak berangkat ke kantor, entahlah kurang apa diri ini, uang sudah aku berikan, belum lagi waktu itu sudah berniat mencarikan pembantu, tapi dia tak mau.
Akh, Ami, ada apa dengan kamu, uang 5 juta apakah masih kurang, sampai kamu tidak bisa mengurus dirimu sendiri.
Padahal semua biaya listrik dan cicilan sudah aku bayar, dan sisanya untuk dia mengurus diri.
Mulutku terus saja mengoceh ketika tengah mengendarai mobil. Penat lelah, setiap pagi harus mengoceh dengan mengomentari penampilannya. Aku sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk dia namun hasilnya apa, dia seakan menghiraukan perkataanku.
**************
Sesampainya di kantor.
Langkah kaki ku seakan tak berselera menempelkan ke tempat dimana aku bekerja.
"Eh, pak Rudi, selamat pagi?" Sapa sosok seorang wanita yang adu,hay bodinya kata orang-orang di kantor, dia selalu di juluki ratu kantor, karna bodinya, yang begitu mempesona, namanya Sisi.
"Oh, yah, pagi juga!" Jawabku tanpa menoleh sedikit pun, ke arah wajahnya. Semenjak kejadian tadi pagi membuat aku tak berselera untuk bekerja.
Rasanya aku geram melihat wanita bernama Sisi itu, entahlah di mataku di tidak menarik seperti yang di ucapkan orang-orang kantor.
Apalagi dengan gaya yang begitu kecentilan, belum lagi baju yang begitu ketat menonjolkan buah dada yang begitu besar.
"Eh bego, ngelamun aja loe," ujar temanku Luky yang baru saja nongol.
"Apa sih loe," jawabku sedikit mendelik kesal.
"Kenapa sih loe? marah-marah ajah!" ucapnya penasaran, tak lupa dengan seyum khasnya yang sedikit bikin orang kesal.
"Ah, kepo." Aku membalas ucapanya dengan datar, tanpa menoleh sedikit pun ke arahnya.
Aku berlalu meninggalkan Luky dengan berjalan lebih cepat masuk ke dalam kantor.
Sedikit ku dengar Dodi berkata." Kayanya temen gue Rudi sedang PMS yah, sensi bener"
Sesaat ku hampiri meja dimana tempat aku bekerja. Berkas-berkas menumpuk seperti gunung yang mulai runtuh, aku yang terus mengoceh seperti tanpa titik dan koma, tanpa sadar berkata.
Pekerjaan menumpuk gak ada habis-habisnya, istri di rumah bukannya jadi semangat malah bikin buyar.
Ku tepuk-tepuk kepala yang pening ini memikirkan sang istri tercinta di rumah, kenapa dia menjadi seperti itu.
"Hay, pak Rudi?" Sapa Sisi yang dari tadi sudah ada di hadapanku.
Dia berdiri sembari membawa berkas-berkas kantor yang akan di serahkan kepadaku, terlihat dia terseyum manis, bibir tipis di padukan dengan lipstik berwarna merah merona, membuat hati semakin enek melihat wanita yang berdandan menor seperti itu.
Bukanya jantung yang berdetak kencang malah urat-urat tangan yang sudah siap mengepal, meninju bibirnya yang seksi itu. Biar terlihat mengembang.
"Sejak kapan kamu ada di sini?" Tanyaku menatap sinis wanita yang ada dihadapanku. Memang dia cantik, tapi kecantikannya terlalu berlebihan, dari segi make-up yang menor dan me_nonjol.
"Ih, bapak, ko ketus gitu sih." jawabnya sembari merangkul pundakku.
Aku bergidik ngeri saat dia merangkul pundakku, seakan kutu akan bersarang di bagian rambutku.
"Lepaskan, cepat keluar, dan taro saja berkas itu di atas meja." Teriakku kesal, karna tingkahnya yang semakin kurang ajar.
Dia pergi dengan melambaikan tangan, sambil menjulurkan lidahnya, lanyaknya seorang wanita penggoda.
Entah sejak kapan wanita itu menjulurkan lidah seperti ular berbisa saja. Yang akan menerkam mangsanya.
Rasanya ingin ku lempar wajahnya dengan vas bunga yang ada dihadapanku ini.
Baru saja wanita itu pergi, Hp-ku menyalah, sebuah pesan bertuliskan Istriku.
Saat layar Hp yang ku buka, aku tertohok dengan isi pesan itu bertuliskan.
[Pah Dodi ilang]
Bukan main aku di kejutkan dengan pesan dari istriku bahwa Dodi anakku hilang.
Urat Rahangku mulai ke luar.
Karna panik aku segera bergegas pulang, dan tidak menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk, biarlah, yang terpenting anakku.
Kenapa? Ami begitu ceroboh, hanya mengurus satu anak saja.
"Eh loe mau ke_mana Rud."
Aku mendengar teriakan sahabatku, memanggil-manggil.
Namun, ku hiraukan karna di pikiranku teringat anakku, bagaimana kalau Dodi tidak ketemu.
Bisa-bisa aku mati kutu dibuat istriku ini.
Segera kutancapkan gas mobil, dengan membawa mobil kecepatan tinggi tanpa menoleh ke arah kiri kanan, hatiku sudah gundah mendengar bahwa anakku satu-satunya hilang.
Liat saja Ami, aku tidak akan tinggal diam kalau Dodi tak ketemu aku tak akan memaafkanmu.
Sial keadan di jalan sungguh membuatku prustasi, macet lagi.
Nak, mudah-mudahan kamu cepat ketemu oleh ibumu nak.
Segera ku telepon lagi Ami, tapi tak ada jawaban.
Kenapa gak di angkat sih, kamu kenapa si Am.
Segeraku parkirkan mobil di depan rumah.
Dan ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
istri cantik anggun tkt byk yg naksir dpt istri yg kumel g merawat diri salah LG dasar para kaum Adam mau seenaknya sndr,
2023-02-01
1
Sulati Cus
kok jd kyk bukan istri suami mulutnya pedes bgt
2022-04-11
0
Sulati Cus
modalin donk istri pgn cantik suruh 1 hr dlm sebulan minimal memanjakan diri
2022-04-11
0