Bab 5 Siapa Yang Membawa Ami

#Istriku_Kumel

Bab 5

Rate 17+

Matanya membulat sembari berkata.

"Loh pah, hpnya mati, kayanya loubet deh, harus di cas." ucap Ami sembari menyender di dada bidangku. Tanpa aku suruh.

Untung saja gak ketahuan, vidio itu. Bisa-bisa aku mati di gantung.

Aduh, kenapa Ami nyender lagi di sini, sudah tau bau, bikin enek ajah.

"Mah, besok ke salon yuk." ajakku sembari mengelus kepalanya. Rasa cintaku taakan pernah hilang, aku ingin yang terbaik untuk dirinya. Agar dia menjadi sosok wanita yang seperti dulu ceria. Dan terlihat nyaman untuk mataku.

Seperti biasa dia hanya terdiam, tubuhnya menyingkir dari hadapanku. Ada apa? Apa aku salah berkata.

"Kenapa mamah diam terus, coba jelaskan, apa kurangnya papah," ucapku sedikit bernada tinggi. tangan kananku meraih tanganya, memegang pipinya yang napak begitu pucat.

Terlihat bulir bening di pelipih mata istriku mulai jatuh. Dia nampak tak senang saat mendengar perkataanku. Nafas mulai tak beraturan, seakan ucapnya yang aku lontarkan membuat sang istri sakit hati.

Kepalanya menunduk tanpa menatap ke arah wajahku lagi, kami berhadapan. Tapi dia malah menepis tanganku dengan halus.

Aku hanya bisa mengusap kasar wajahku.

Meraih dagunya agar menatap ke arah wajahku.

Namun sayang pandangan matanya tidak menatap ke arahku malah berbalik dan meninggalkan aku dengan seribu pertanyaan.

Dia pergi begitu saja, tanpa berkata-kata.

Oh Tuhan, ada apa dengan Ami, aku hanya ingin membuat dia lebih terlihat cantik dan segar, aku ingin melihat dia menjadi sosok wanita yang seperti dulu, ceria, dan terbuka.

Namun, ada apa dengan dirinya. Seketika dia seakan tak peduli dengan dirinya, begitu pun dengan diriku. Apa yang salah dengan ajakanku?

Apakah aku tak pantas menjadi suaminya lagi, atau dia mulai bosan dengan diri ini, hingga tak mau menyenangkan sosok seorang suami sepertiku.

"Mah, tunggu ...,"

Aku mengejar dia, tanganya hampir saja kuraih. Tapi dia malah menepis pegangan tangan ini, dia pergi berlari, mengunci kamar tidurnya.

Segera ku ketuk-ketuk pintu kamar.

"Mah, buka ... , mamah kenapa? Kalaupun mamah ada masalah, ceritakan pada papah, jangan seperti ini," ucapku yang tak kuasa melihat sang istri menagis tanpa sebab. Aku takut dengan keadaanya yang saat ini, dia lebih cenderung diam, tidak seperti biasanya.

Aku kangen tampilan dia yang lembut, dan elegan. Yang mampu memikat seorang lelaki sepertiku.

Tidak ada kata-kata yang terlontar hanya keheningan malam, yang menyelimuti kesendirianku.

Langkah kaki ku gontai menelusuri setiap sudut rumah.

Meratapi nasib seperti ini, melihat istriku yang terdiam dan menagis seakan aku yang tidak bisa membahagiakan dirinya.

Kepala ini terus saja berpikir keras, menjawab semua yang tidak pernah istriku ucapkan. Hanya mengadalkan tangisan.

Apa harus aku selidiki sendiri, karna memang akhir-akhir ini aku jarang sekali di rumah, selalu lembur di kantor, kadang pulang telat.

Supaya aku tau kenapa dia seperti itu, apa ada yang menganggu dalam dirinya.

Yah, agar segera terungkap kenapa Ami seperti itu, biar besok izin dulu sehari untuk tidak masuk kerja.

Segera aku bergegas tidur. Di sopa, karna Ami sudah mengunci kamarnya.

Tanpa terasa malam begitu larut, seakan ada suara yang menghampiriku. Dan membuat tubuhku menjadi hangat.

Dan pagi harinya.

Saat aku terbangun, dan benar saja aku sudah terselimuti dengan selimut tebal.

Bagaimanapun Ami selalu perduli padaku.

Sesaat itu ...

"Papah gak kerja?" Tanya istriku, menghampiri dan sedikit mendekat ke arah wajahku.

"Papah libur mah, minta izin sama Bos Hendra." ucapku sembari memainkan game kesayangan. Rasanya bahagia ketika izin dari kantor merasakan berdiam diri di rumah, memainkan game.

Kan kapan lagi aku bisa seperti ini.

"Ya, gimana sih papah, jangan gitu, sayang pah," ucap Ami dengan nada kesal.

Aku menatap lekat ke arah wajahnya.

"Memangnya kenapa? Papah gak kerja sehari gak bakal bikin kamu kelaparan kan," ucapku sembari menunda permainan gameku. Berdiri menghampiri sang istri dengan rasa sedikit kesal.

Seperti biasa Ami malah pergi ketika sedikit ku bentak.

Akhh, aku hanya mengelus kasar wajahku, untung saja waktu masih menujukan pukul 07:06 pagi, aku bergegas memakai jas yang sudah di sediakan Ami istriku.

Saat hendak langkah kaki ini melangkah menghampiri sang istri, ku panggil sang malaikat kecilku Dodi untuk berpamitan kerja.

Namun, berbeda dengan Ami dia tidak menghampiriku sama sekali, malah berbalik badan dan pergi begitu saja.

Apa dia marah, karna sedikit ku bentak?

******

Segera ku hampiri mobil, kendaraan yang selalu mengantarkan diri ini bekerja.

Karna rasa penasaran, aku tidak melanjukan mobilku sampai ke kantor, melainkan berhenti di lapangan yang lumayan tidak jauh dari tempat tinggalku.

Apakah ada gerak-gerik mencurigakan dari istriku. Semoga saja hari ini aku bisa menyelidiki kenapa dia berubah.

30 menit sudah aku menunggu, akhirnya aku menyerah, mungkin Ami tidak seperti yang dipikirkan olehku. Dia wanita yang setia, mana mungkin dia mendua.

Dan mana mungkin dia selingkuh, toh penampilannya juga tak meyakinkan.

Saat mesin mobil akan ku hidupkan.

Tunggu, bukan kah itu istriku Ami, dia memakai pakaian rapih, dan tak lupa sal yang melingkari wajahnya, kaca mata hitam, membuat seseorang tak mengenali dia.

Mau kemana dia jam segini?

Untung saja aku hapal sekali baju yang sedang ia pakai, karna setiap baju yang ia pakai, siapalagi kalau bukan suaminya ini yang membelikan, dia mana mau beli baju, kalau pun mau beli mikir-mikir 1000 kali.

Banyak sekali alasanya.

Sayang lah uangnya, di tabung lah. Itulah jawaban yang selalu dilontarkannya ketika hendak membeli sesuatu untuk dirinya sendiri.

Mataku terus saja mengarah pada wanita yang menjadi istriku ini.

Terlihat sekali gerak gerik istriku mencurigakan, ketika ia menengok ke kiri ke kanan seperti takut ketahuan oleh seseorang yang ada di komplek rumah tempat aku tinggal.

Setelah ku Amati, ada mobil berwarna merah menghampiri istriku, terlihat sekali Ami buru-buru menaiki mobil berwarna merah itu.

Hatiku semakin tak karuan, apa yang istriku sembunyikan, apa dia selingkuh di belakangku, ta-pi. Mana mungkin dia selingkuh, sedangkan ia tak bisa mengurus wajahnya sendiri.

Penampilanya pun tak menarik di depanku, apalagi di depan Laki-laki lain.

Karna penasaran ku ikuti mobil itu.

Namun saat itu ... ?

Gemuruh dada kian tak beraturan resah, kesal.

Apa yang dilakukannya selama ini membuat aku selalu bingung.

Ami kalau memang kamu bosan denganku, kenapa tak bilang dari dulu.

Mulutku terus saja berkata-kata tak sadar, karna emosi jiwa.

Dengan pelan aku terus mengikuti mobil itu.

Mudah-mudahan apa yang aku pikirkan selama ini salah.

Terpopuler

Comments

Kusmiati

Kusmiati

ami cepat se.buh ya.semangat lanjut

2022-03-09

0

Nurjanah Tamim

Nurjanah Tamim

lanjut dah kak

2021-08-11

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

aku mah kalaw di suruh suami ke salon langsung melesat cuuuus😁

2021-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hilangnya Dodi
2 Bab 2 Gelas Terjatuh
3 Bab 3 Suara Di Kamar mandi
4 Bab 4 Sisi mengirim Vidio
5 Bab 5 Siapa Yang Membawa Ami
6 Bab 6 Siapa Lelaki Yang Membawa Ami
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10 Pov Ami
11 Bab 11 Pov Ami
12 Bab 12 PoV Ami
13 Bab 13 pov Ami
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23 Vidio yang Sisi simpan
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Teror.
50 Bab 50 Pembunuh itu ternyata.
51 Bab 51 Memanfaat kan Sisi
52 Bab 52 Terjebak
53 Bab 53 Merecanakan sesuatu
54 Bab 54 Sepuluh orang mengepung Luky
55 Bab 55 Pak Hendra datang
56 Bab 56 Kasus belum selesai
57 Bab 57 Alan dan Delia
58 Bab 58 Teror itu ternyata
59 Bab 59 Aurora Datang
60 Bab 60 Apa yang di lakukan Pak Hendra
61 Bab 61 Menikahi Sisi?
62 Bab 62 Sisi Di Larikan ke Rumah sakit
63 Bab 63 Cinta baru tumbuh dalam hati Delia dan Alan
64 Bab 64 Nasib Alan.
65 Bab 65 Karma datang begitu saja
66 Bab 66 Isi surat???
67 Bab 67 Isi surat!!
68 Bab 68 Mengerjai Sisi.
69 Bab 69 Siapa yang datang.
70 Bab 70 Keadaan Sisi
71 Bab 71 Pak Hendra menceraikan Sisi
72 Bab 72 Berubahnya Sisi.
73 Bab 73 Pak Hendra Berulah
74 Bab 74
75 Bab 75 Terungkapnya kebusukan Pak Hendra Oleh sang istri
76 Bab 76 Nasib Alan dan Delia.
77 Bab 77
78 Bab 78 Kanyataan pahit Dipa meninggal
79 Bab 79 Menerima Lamaran
80 Bab 80 Keraguan Hati Sisi.
81 Bab 81 Wanita itu?
82 Bab 82 Tetangga Rese
83 Bab 83 Tetangga Oh Tetangga
84 Bab 84 Sisi memakai hijab
85 Bab 85 Penolakan seorang teman.
86 Bab 86 Luntang lantung.
87 Bab 87 Di bawanya Bu Ira oleh Ami ke rumah Arpan.
88 Bab 88 Kedatangan Sisi dan Arpan.
89 Bab 89 Menyusun Rencana
90 Bab 90 Mengerjai Arsyla di mulai
91 Bab 91 Sakit perutnya Arsyla.
92 Bab 92 Pesan Arpan yang kocak
93 Bab 93 Hitam Muka Arsyla
94 Bab 94
95 Bab 95 Shoping.
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 Jeritan Arsyla
107 Bab 107 Kejujuran Arsyla.
108 Bab 108 Mimpi Arsyla
109 Bab 109
110 Bab 110 Bayangan Arsyla.
111 Bab 111 Bu Ira menemui Rafa
112 Bab 112 Membaca Buku Usang
113 Bab 113 Sisi bersiap-siap
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118 Istriku kumel akan masuk seson 2
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 Keberuntungan Rudi
122 122
123 Bab 123 Bingbang mengatakan kejujuran pada Dodi
124 Bab 124 Mimpi Dodi yang menyeramkan
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127 Cicin permata
128 Bab 128 Arsyla yang egois
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131 Rasa senang kian menjadi kesedihan
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 137
138 Bab 138 Sakit hati.
139 Bab 139 Doa untuk mama
140 Bab 140 Cahaya terang
141 Bab 141 Semua tampak sewot.
142 Bab 142
143 Bab 143
144 144
145 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158 sesor 3. Apakah Ami masih hidup.
159 Bab 159 seasor 3 Delia yang mengamuk
160 Bab 160 season 3 Keadaan Dodi
161 Bab 161 Season 3 membujuk Dodi
162 Bab 162 season 3 teragedi
163 Bab 163 season 3 Dodi.
164 Bab 164 season 3. bertemu Delia.
165 Bab 165 Season 3 Luka yang teramat Sakit
166 Bab 166 Season 3. Hati kecil.
167 Bab 167 Season 3 Tangisan Dodi untuk Delia
168 Bab 168 Season 3 Perpisahan Delia dan Dodi
169 Bab 169 season 3 Bu Sumyati curiga
170 Bab 170 season 3 obrolan Alan dan Rudi.
171 Bab 171 season 3 sebuah guncangan pesawat
172 Bab 172 season 3 Ketakutan Ane
173 Bab 173 season 3 kenyaatan tak terduga
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178 Pesawat
179 Bab 179
180 Bab 180 Pak Tejo Menemui Alan Di pesawat.
181 Bab 181 keresahan Ane.
182 Bab 182 Pertanyaan Ami yang membuat Rudi harus berbohong.
183 Bab 183 Suara gedoran pintu.
184 Bab 184 Putra curiga. Pada Ane.
185 Bab 185 Ketegasan Putra
186 Bab 186 Mata merah menyala
187 Bab 187 Delia jadi korban
188 Bab 188 Tarikan kuat pada kaki Alan.
189 Bab 189 Nyayian di hutan.
190 Bab 190 Panggilan Telepon.
191 Bab 191
192 Bab 192 terhipnotis
193 Bab 193 Ane mengatakan kejujuran.
194 Bab 194 Ami mulai tenang.
195 Bab 195 Dodi Yang Berusaha Menyelamatkan Diri.
196 Bab 196
197 Bab 197 Flasblack Ami dan Sarah
198 Bab 198 Falsblack Ami dan Sarah 2
199 Bab 199 Flasback Ami dan Sarah 3
200 Bab 200 Flasblack Ami dan Sarah 4
201 Bab 201 Falsblack Ami dan Sarah 5
202 Bab 202 Falsblack Ami dan Sarah 6
203 Bab 203 Rasa sesal Ami.
204 Bab 204 Ami menelpon Sisi.
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207 Ane tak menyangka
208 Bab 208 Rencana Ane.
209 Bqb 209 Ane yang kesal
210 Bab 210 Marahnya Delia
211 Bab 211 penyesalan
212 Bab 212 Mobil yang membawa Alan dan Dodi.
213 Bab 213 Dendamnya Delia
214 Bab 214 Delia tak menerima
215 Bab 215Suster Ainun syok
216 Bab 216 Delia membersihkan bukti
217 Bab 217 Ita yang kebingungan.
218 Bab 218 Kelicikan wanita misterius.
219 Bab 219 Alan berusaha bebas.
220 Bab 220 Gemercik sungai.
221 Bab 221perdebatan Riri dan Dina.
222 Bab 222 Dina dan Riri yang membuat Alan kesal.
223 Bab 223
224 Bab 224 Penyamaran Sisi dan Rudi.
225 Bab 225 Jebakan Sarah.
226 Bab 226 Masa lalu Tama
227 Bab 227 Masa lalu Tama, keyataan dari Pak Anton
228 Bab 228 Tawaran Pak Anton untuk Sarah( Masa lalu Tama)
229 Bab 229Masa lalu Tama. Berubahnya Sarah
230 Bab 230 Masa lalu Tama. Sarah yang menikah.
231 Bab 231 Tertangkapnya Tama.
232 Bab 232 Jebakan Alan berusaha ke luar dari hutan
233 Bab 233 Bebasnya Alan dari hutan.
234 Bab 234 Dina. yang dipengaruhi Sarah
235 Bab 235 Bisikan Sarah
236 Bab 236 Apakah Alan dan Riri akan selamat
237 Bab 237 Polisi mengepung rumah Sarah
238 Bab 238 Drama Sarah
239 Bab 239 Selamatkah Dodi
240 Bab 240 Rasa curiga Sarah.
241 Bab 241 Menyelamatkan Arpan
242 Bab 242 ketegangan yang di rasakan Riri.
243 Bab 243 Egoisnya Dina
244 Bab 244 Sarah yang marah besar
245 Bab 245 Ruangan kosong
246 Bab 246Aksi kejar- kejaran.
247 Bab 247 Sebuah jebakan Rudi untuk Sarah
248 Bab 248 Sarah yang mencari informasi.
249 Bab 249 pengawet mayat
250 Bab 250 Keinginan Tama
251 Bab 251 Masa Lalu Sarah ( Berusaha Kabur)
252 Bab 252 Drama yang di buat Tama.
253 Bab 253 Drama berhasil.
254 Bab 254 Tama yang terlalu agresip
255 Bab 255 Aksi Meri
256 Bab 256 Pukulan Tama yang salah sasaran
257 Bab 257 Terkurungnya kedua istri Pak Anton
258 Bab 258 Membusuknya sebuah Mayat
259 Bab 259 Sebuah Palu
260 Bab 260 Penyesalan Sarah
261 Bab 261 Kebahagian Terpancar dari Alan.
262 Bab 262 Air mata Alan.
263 Bab 263 Bertemunya Dodi dengan sang mama. plus Kembalinya Alan menemui Delia
264 Bab 264 Tangan Ita yang ngemetar.
265 Bab 265 Masa kritis telah berakhir
266 Bab 266 Kebohongan yang di lontarkan Ane pada Alan
267 Bab 267 berlarian
268 Bab 268 Ane yang menyuruh Delia berbohong
269 Bab 269 Polisi datang.
270 Bab 270 Alan yang sudah menyadari dari awal
271 Bab 271 pergi dari rumah sakit
272 Bab 272 Tamparan.
273 Bab 273
274 Bab 274 Mengusir Ane
275 Bab 275 Bersikukuhnya Ane
276 Bab 276 Berusaha kaburnya Dina dan Riri
277 Bab 277 Hal yang menjijikan
278 Bab 278 sebuah pilihan.
279 Bab 279 Sarah terjebak
280 Bab 280
281 Bab 281
282 Bab 282 Sarah marah besar.
283 Bab 283 Keluhan Sisi.
284 Bab 284 sang adik.
285 Bab 285 Menelepon Rudi
286 Bab 286 Aksi Sarah.
287 Bab 287 Sarah kabur.
288 Bab 288 Di dalam Rumah.
289 Bab 289 Meminta bantuan
290 Bab 290 Suami Simbok
291 Bab 291 Rudi mencari keberadaan Sarah
292 Bab 292 Si Mbok yang terbata-bata
293 Bab 293 Kagetnya Ami
294 Bab 294 perdebatan
295 Bab 295 pecahan leptop
296 Bab 296 simbok gelisa
297 Bab 297 Wajah cemberutnya Ami
298 Bab 298 Rencana sudah di mulai
299 Bab 299 Rencana yang mulus
300 Bab 300 Tertangkap polisi
301 Bab 301 Debatnya Sarah dan Rudi.
302 Bab 302 Ami datang
303 Bab 303
304 Bab 304
305 Bab 305
306 Bab 306
307 Bab 307 Tama meminta Tolong
308 Bab 308
309 Bab 309 Sarah berusaha kabur
310 Bab 310 Di Tarik Paksa
311 Bab 311
312 Bab 312 Pelayan baru
313 Bab 313
314 Bab 314
315 Bab 315
316 Bab 316 Kesalnya Ami pada Tama.
317 Bab 317
318 Bab 318 Menyamar.
319 Bab 319 Hal yang sedikit lucu di mata Rudi.
320 Bab 320
321 Bab 321 Dendam Pak Andre di masa dulu
322 Bab 322
323 Bab 323 Delia melahirkan
324 Bab 324 Debatnya Deni dan Ane.
325 Bab 325 Perkataan Deni
326 Bab 326 Debatan
327 Bab 327 Tamparan ber tubi tubi
328 Bab 328 ssbuah Ancaman
329 Bab 329 Rencana jahat Deni
330 Bab 330 Bayi Delia Hilang
331 Bab 331 Aksi kejar kejaran.
332 Bab 332 meminta pertanggungjawaban hilangnya bayi Delia
333 Bab 333 Kesalnya Alan
334 Bab 334 Sebuah kebohongan.
335 Bab 335 Delia yang tak percaya akan bayinya yang hilang
336 Bab 336 Jubah merah itu.
337 Bab 337 Putra yang menekan Ane untuk menjelaskan.
338 Bab 338 Suara yang membuat Lita penasaran.
339 Bab 339 Lita yang berada di gudang
340 Bab 340 Memastika siapa orang yang memakai jubah merah.
341 Bab 341 Suster Ayuni mendapatkan ancaman lagi
342 Bab 342 kedatangan Delia dan Alan ke rumah Ane
343 Bab 343 Delia ke rumah Ane.
344 Bab 344 Perlakuan Pak Andre.
345 Bab 345 Alan kebingungan.
346 Bab 346 Menderitanya Delia.
347 Bab 347 Lelahnya Ane
348 Bab 348 penjelasan Putra
349 Bab 349 Ane kaget.
350 Bab 350 Bayi Delia hampir terkubur.
351 Bab 351 Pertolongan.Tamat.
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Bab 1 Hilangnya Dodi
2
Bab 2 Gelas Terjatuh
3
Bab 3 Suara Di Kamar mandi
4
Bab 4 Sisi mengirim Vidio
5
Bab 5 Siapa Yang Membawa Ami
6
Bab 6 Siapa Lelaki Yang Membawa Ami
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10 Pov Ami
11
Bab 11 Pov Ami
12
Bab 12 PoV Ami
13
Bab 13 pov Ami
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23 Vidio yang Sisi simpan
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Teror.
50
Bab 50 Pembunuh itu ternyata.
51
Bab 51 Memanfaat kan Sisi
52
Bab 52 Terjebak
53
Bab 53 Merecanakan sesuatu
54
Bab 54 Sepuluh orang mengepung Luky
55
Bab 55 Pak Hendra datang
56
Bab 56 Kasus belum selesai
57
Bab 57 Alan dan Delia
58
Bab 58 Teror itu ternyata
59
Bab 59 Aurora Datang
60
Bab 60 Apa yang di lakukan Pak Hendra
61
Bab 61 Menikahi Sisi?
62
Bab 62 Sisi Di Larikan ke Rumah sakit
63
Bab 63 Cinta baru tumbuh dalam hati Delia dan Alan
64
Bab 64 Nasib Alan.
65
Bab 65 Karma datang begitu saja
66
Bab 66 Isi surat???
67
Bab 67 Isi surat!!
68
Bab 68 Mengerjai Sisi.
69
Bab 69 Siapa yang datang.
70
Bab 70 Keadaan Sisi
71
Bab 71 Pak Hendra menceraikan Sisi
72
Bab 72 Berubahnya Sisi.
73
Bab 73 Pak Hendra Berulah
74
Bab 74
75
Bab 75 Terungkapnya kebusukan Pak Hendra Oleh sang istri
76
Bab 76 Nasib Alan dan Delia.
77
Bab 77
78
Bab 78 Kanyataan pahit Dipa meninggal
79
Bab 79 Menerima Lamaran
80
Bab 80 Keraguan Hati Sisi.
81
Bab 81 Wanita itu?
82
Bab 82 Tetangga Rese
83
Bab 83 Tetangga Oh Tetangga
84
Bab 84 Sisi memakai hijab
85
Bab 85 Penolakan seorang teman.
86
Bab 86 Luntang lantung.
87
Bab 87 Di bawanya Bu Ira oleh Ami ke rumah Arpan.
88
Bab 88 Kedatangan Sisi dan Arpan.
89
Bab 89 Menyusun Rencana
90
Bab 90 Mengerjai Arsyla di mulai
91
Bab 91 Sakit perutnya Arsyla.
92
Bab 92 Pesan Arpan yang kocak
93
Bab 93 Hitam Muka Arsyla
94
Bab 94
95
Bab 95 Shoping.
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 Jeritan Arsyla
107
Bab 107 Kejujuran Arsyla.
108
Bab 108 Mimpi Arsyla
109
Bab 109
110
Bab 110 Bayangan Arsyla.
111
Bab 111 Bu Ira menemui Rafa
112
Bab 112 Membaca Buku Usang
113
Bab 113 Sisi bersiap-siap
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118 Istriku kumel akan masuk seson 2
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 Keberuntungan Rudi
122
122
123
Bab 123 Bingbang mengatakan kejujuran pada Dodi
124
Bab 124 Mimpi Dodi yang menyeramkan
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127 Cicin permata
128
Bab 128 Arsyla yang egois
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131 Rasa senang kian menjadi kesedihan
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
137
138
Bab 138 Sakit hati.
139
Bab 139 Doa untuk mama
140
Bab 140 Cahaya terang
141
Bab 141 Semua tampak sewot.
142
Bab 142
143
Bab 143
144
144
145
145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158 sesor 3. Apakah Ami masih hidup.
159
Bab 159 seasor 3 Delia yang mengamuk
160
Bab 160 season 3 Keadaan Dodi
161
Bab 161 Season 3 membujuk Dodi
162
Bab 162 season 3 teragedi
163
Bab 163 season 3 Dodi.
164
Bab 164 season 3. bertemu Delia.
165
Bab 165 Season 3 Luka yang teramat Sakit
166
Bab 166 Season 3. Hati kecil.
167
Bab 167 Season 3 Tangisan Dodi untuk Delia
168
Bab 168 Season 3 Perpisahan Delia dan Dodi
169
Bab 169 season 3 Bu Sumyati curiga
170
Bab 170 season 3 obrolan Alan dan Rudi.
171
Bab 171 season 3 sebuah guncangan pesawat
172
Bab 172 season 3 Ketakutan Ane
173
Bab 173 season 3 kenyaatan tak terduga
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178 Pesawat
179
Bab 179
180
Bab 180 Pak Tejo Menemui Alan Di pesawat.
181
Bab 181 keresahan Ane.
182
Bab 182 Pertanyaan Ami yang membuat Rudi harus berbohong.
183
Bab 183 Suara gedoran pintu.
184
Bab 184 Putra curiga. Pada Ane.
185
Bab 185 Ketegasan Putra
186
Bab 186 Mata merah menyala
187
Bab 187 Delia jadi korban
188
Bab 188 Tarikan kuat pada kaki Alan.
189
Bab 189 Nyayian di hutan.
190
Bab 190 Panggilan Telepon.
191
Bab 191
192
Bab 192 terhipnotis
193
Bab 193 Ane mengatakan kejujuran.
194
Bab 194 Ami mulai tenang.
195
Bab 195 Dodi Yang Berusaha Menyelamatkan Diri.
196
Bab 196
197
Bab 197 Flasblack Ami dan Sarah
198
Bab 198 Falsblack Ami dan Sarah 2
199
Bab 199 Flasback Ami dan Sarah 3
200
Bab 200 Flasblack Ami dan Sarah 4
201
Bab 201 Falsblack Ami dan Sarah 5
202
Bab 202 Falsblack Ami dan Sarah 6
203
Bab 203 Rasa sesal Ami.
204
Bab 204 Ami menelpon Sisi.
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207 Ane tak menyangka
208
Bab 208 Rencana Ane.
209
Bqb 209 Ane yang kesal
210
Bab 210 Marahnya Delia
211
Bab 211 penyesalan
212
Bab 212 Mobil yang membawa Alan dan Dodi.
213
Bab 213 Dendamnya Delia
214
Bab 214 Delia tak menerima
215
Bab 215Suster Ainun syok
216
Bab 216 Delia membersihkan bukti
217
Bab 217 Ita yang kebingungan.
218
Bab 218 Kelicikan wanita misterius.
219
Bab 219 Alan berusaha bebas.
220
Bab 220 Gemercik sungai.
221
Bab 221perdebatan Riri dan Dina.
222
Bab 222 Dina dan Riri yang membuat Alan kesal.
223
Bab 223
224
Bab 224 Penyamaran Sisi dan Rudi.
225
Bab 225 Jebakan Sarah.
226
Bab 226 Masa lalu Tama
227
Bab 227 Masa lalu Tama, keyataan dari Pak Anton
228
Bab 228 Tawaran Pak Anton untuk Sarah( Masa lalu Tama)
229
Bab 229Masa lalu Tama. Berubahnya Sarah
230
Bab 230 Masa lalu Tama. Sarah yang menikah.
231
Bab 231 Tertangkapnya Tama.
232
Bab 232 Jebakan Alan berusaha ke luar dari hutan
233
Bab 233 Bebasnya Alan dari hutan.
234
Bab 234 Dina. yang dipengaruhi Sarah
235
Bab 235 Bisikan Sarah
236
Bab 236 Apakah Alan dan Riri akan selamat
237
Bab 237 Polisi mengepung rumah Sarah
238
Bab 238 Drama Sarah
239
Bab 239 Selamatkah Dodi
240
Bab 240 Rasa curiga Sarah.
241
Bab 241 Menyelamatkan Arpan
242
Bab 242 ketegangan yang di rasakan Riri.
243
Bab 243 Egoisnya Dina
244
Bab 244 Sarah yang marah besar
245
Bab 245 Ruangan kosong
246
Bab 246Aksi kejar- kejaran.
247
Bab 247 Sebuah jebakan Rudi untuk Sarah
248
Bab 248 Sarah yang mencari informasi.
249
Bab 249 pengawet mayat
250
Bab 250 Keinginan Tama
251
Bab 251 Masa Lalu Sarah ( Berusaha Kabur)
252
Bab 252 Drama yang di buat Tama.
253
Bab 253 Drama berhasil.
254
Bab 254 Tama yang terlalu agresip
255
Bab 255 Aksi Meri
256
Bab 256 Pukulan Tama yang salah sasaran
257
Bab 257 Terkurungnya kedua istri Pak Anton
258
Bab 258 Membusuknya sebuah Mayat
259
Bab 259 Sebuah Palu
260
Bab 260 Penyesalan Sarah
261
Bab 261 Kebahagian Terpancar dari Alan.
262
Bab 262 Air mata Alan.
263
Bab 263 Bertemunya Dodi dengan sang mama. plus Kembalinya Alan menemui Delia
264
Bab 264 Tangan Ita yang ngemetar.
265
Bab 265 Masa kritis telah berakhir
266
Bab 266 Kebohongan yang di lontarkan Ane pada Alan
267
Bab 267 berlarian
268
Bab 268 Ane yang menyuruh Delia berbohong
269
Bab 269 Polisi datang.
270
Bab 270 Alan yang sudah menyadari dari awal
271
Bab 271 pergi dari rumah sakit
272
Bab 272 Tamparan.
273
Bab 273
274
Bab 274 Mengusir Ane
275
Bab 275 Bersikukuhnya Ane
276
Bab 276 Berusaha kaburnya Dina dan Riri
277
Bab 277 Hal yang menjijikan
278
Bab 278 sebuah pilihan.
279
Bab 279 Sarah terjebak
280
Bab 280
281
Bab 281
282
Bab 282 Sarah marah besar.
283
Bab 283 Keluhan Sisi.
284
Bab 284 sang adik.
285
Bab 285 Menelepon Rudi
286
Bab 286 Aksi Sarah.
287
Bab 287 Sarah kabur.
288
Bab 288 Di dalam Rumah.
289
Bab 289 Meminta bantuan
290
Bab 290 Suami Simbok
291
Bab 291 Rudi mencari keberadaan Sarah
292
Bab 292 Si Mbok yang terbata-bata
293
Bab 293 Kagetnya Ami
294
Bab 294 perdebatan
295
Bab 295 pecahan leptop
296
Bab 296 simbok gelisa
297
Bab 297 Wajah cemberutnya Ami
298
Bab 298 Rencana sudah di mulai
299
Bab 299 Rencana yang mulus
300
Bab 300 Tertangkap polisi
301
Bab 301 Debatnya Sarah dan Rudi.
302
Bab 302 Ami datang
303
Bab 303
304
Bab 304
305
Bab 305
306
Bab 306
307
Bab 307 Tama meminta Tolong
308
Bab 308
309
Bab 309 Sarah berusaha kabur
310
Bab 310 Di Tarik Paksa
311
Bab 311
312
Bab 312 Pelayan baru
313
Bab 313
314
Bab 314
315
Bab 315
316
Bab 316 Kesalnya Ami pada Tama.
317
Bab 317
318
Bab 318 Menyamar.
319
Bab 319 Hal yang sedikit lucu di mata Rudi.
320
Bab 320
321
Bab 321 Dendam Pak Andre di masa dulu
322
Bab 322
323
Bab 323 Delia melahirkan
324
Bab 324 Debatnya Deni dan Ane.
325
Bab 325 Perkataan Deni
326
Bab 326 Debatan
327
Bab 327 Tamparan ber tubi tubi
328
Bab 328 ssbuah Ancaman
329
Bab 329 Rencana jahat Deni
330
Bab 330 Bayi Delia Hilang
331
Bab 331 Aksi kejar kejaran.
332
Bab 332 meminta pertanggungjawaban hilangnya bayi Delia
333
Bab 333 Kesalnya Alan
334
Bab 334 Sebuah kebohongan.
335
Bab 335 Delia yang tak percaya akan bayinya yang hilang
336
Bab 336 Jubah merah itu.
337
Bab 337 Putra yang menekan Ane untuk menjelaskan.
338
Bab 338 Suara yang membuat Lita penasaran.
339
Bab 339 Lita yang berada di gudang
340
Bab 340 Memastika siapa orang yang memakai jubah merah.
341
Bab 341 Suster Ayuni mendapatkan ancaman lagi
342
Bab 342 kedatangan Delia dan Alan ke rumah Ane
343
Bab 343 Delia ke rumah Ane.
344
Bab 344 Perlakuan Pak Andre.
345
Bab 345 Alan kebingungan.
346
Bab 346 Menderitanya Delia.
347
Bab 347 Lelahnya Ane
348
Bab 348 penjelasan Putra
349
Bab 349 Ane kaget.
350
Bab 350 Bayi Delia hampir terkubur.
351
Bab 351 Pertolongan.Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!