#Istriku_Kumel
#Bab3
#Rate_17+
"Bisa engga sih kamu jadi istri, sehari ajah gak ceroboh, aku cape mah, lelah penat seharian kerja, belum ngurusin rumah yang berantakan setiap hari." teriaku memarahi wanita bekulit putih berambut lurus itu.
Dia terdiam, dan menangis.
Ah, kenapa sih bukanya merubah ke adaan malah nangis. Gumamku dalam hati.
Dia menunduk pandangan tanpa menoleh sedikit pun ke arahku, ada apa dengan wanita yang aku nikahi selama ini. Aku sangat mencintainya.
Sebeneranya aku tak kuasa terus memarahi sang istri, ada rasa sesak ketika mulut ini terus membentak wanita yang menjadi ibu dari anakku, tapi apa daya hatiku sudah kesal di buatnya.
Ahh, tak terasa aku mengayun anakku.
Dan akhirnya jagoan kecilku tertidur lagi di pangkuan papahnya ini. Huh, rasanya semua otot-otot tanganku sakit, bekerja dan membereskan rumah seakan tiada hentinya. ku lihat Ami yang sedang membereskan pecahan gelas yang tak sengaja ia jatuhkan.
Segera ia membereskan pecahan piring itu sedikit demi sedikit, Karna emosi, sudah ku hiraukan dia.
Biarkan lah dia membereskannya sendiri, masa segitu juga masih harus aku yang membereskan.
Aw ...
Terdengar Ami kesakitan, sekilas ku lirik dia dan terlihat darah mengalir dari tangannya.
Aku menggeleng-geleng kepala, sembari berkata.
"Makanya jangan ceroboh, sekarang papah mau pergi ke kantor, hari ini papah lembur, karna pekerjaanku masih banyak." ucapku bergegas meninggalkan istriku yang membereskan pecahan beling.
Dia tak berkata apa-apa, hanya fokus dengan pecahan beling yang ia bereskan.
Dengan sigap aku berusaha untuk mandi dan mengganti pakaianku, gara-gara panik aku lupa ijin, dengan terpaksa harus lembur hari ini juga.
Jam sudah menunjukan pukul 12:00 siang, seharusnya, waktunya jam kantor istirahat, Ah, sial hidupku, malah mengerjakan pekerjaan rumah, jadinya harus lembur di kantor.
Karna kesal, aku lupa mengisi perutku yang sudah keroncongan, dari tadi pagi aku belum mengisi perutku, karna Ami yang pemalas itu, tidak pernah menyediakan sarapan untuk suaminya ini.
Emosi sudah mengenai seluruh otak dan hatiku, kesal dan teramat kesal.
Bodo amat, dia sudah makan apa belum, memang dari tadi aku lihat dia belum memasak makanan apapun. Apa saja sih yang dia lakukan di rumah, sebegitunya istriku.
Apa harus aku yang menyediakan semuanya. Dari sarapan dan pekerjaan rumah, sedangkan dia hanya duduk bersantai begitu.
akhirnya jalanan tak sebegitu macet, aku memberhentikan mobil, di warung nasi dekat rumah. Sehingga aku bisa memesan makanan, dan menyuruh pelayan untuk mengantarkanya.
Bagaimana pun aku emosi kesal pada Ami, aku selalu ingat tentang kesehatannya. Apa lagi Dodi anakku. Aku takut mereka kenapa-napa.
Akhirnya perutku sudah keyang.
Saat sampai di kantor, keadaan sepi mungkin mereka pergi untuk beristirahat.
Ku rebahkan tubuh ini di atas kursi yang selalu aku duduk_ki saat bekerja.
Mengatur nafas karna rasa lelah yang begitu melanda tubuh ini.
"Heh, Rud, loe kemana ajah?" Tanya luky, menghampiri ruang kerjaku. Mahluk ini entah kenapa dia selalu datang tiba-tiba. Tanpa ku suruh juga dia selalu datang dan mengagetkanku.
"Habis bab!" Jawabku ketus, malas sekali berbicara tentang kejadian tadi pagi.
"Yah elah loe, bawaanya marah-marah saja, Ah ampun nih anak." ucap Luky menepuk-nepuk pundakku.
Aku yang tadi hanya fokus menatap layar leptop, menghiraukan ocehan pria bertubuh gendut di sampingku ini.
"Rud, loe liat ," ucap Luky menunjuk salah satu dari wanita yang tengah mengobrol.
"Emh." Mataku masih fokus melihat layar leptop di depan. Mengabaikan perkataanya.
"Loe taukan Si Sisi dan Si Sela, bodinya aduh_hay, liat bokongnya montong dan tetenya, uhuy mantap." ucap Luky sembari mengusap air liurnya, entah itu jatuh atau engga.
Mulut buayanya semua ke luar, parah juga nih anak, sudah punya bini. Matanya masih jelalatan.
"Emh." Aku terus saja menggabaikan ucapanya.
Biarkan dia berbicara sendiri.
"Eh loe, dari tadi emh ah emh, loe ambeien apa gimana? Dikit-dikit cuci mata lah, jangan kerja terus." teriaknya seakan tak suka kalau aku mengabaikannya.
"Adeuh, Ky, loe bikin gue darting dah, gue lagi pusing nih," kedua tanganku menjambak rambut seakan aku gila di buat ocehannya.
Wajahnya mendekat dan berbisik.
"Ya makanya, pas loe pusing gini, bukanya lebih enak menatap, cewek-cewek seksi kaya mereka, bikin segar mata."
Tawanya begitu renyah, seakan dia menikmati apa yang dia lihat.
"Ah loe, Asu ..." Bener-bener luky sahabatku ini memang otaknya harus diperbaiki. Sudah rusak parah. .
"Eh, emang benerkan." tawanya menggema di seluruh ruangan.
*******
"Sini deh." mulutku hampir mendekat ketelinganya. Membisikan dia agar sadar dari mata jelalatan dan pikiran kotornya
"Apa."
"Loe liat si Sisi dan si Sinta, kata loe mereka cewek seksi dan aduh_hay bodinya," ucapku sedikit tertawa kecil.
Luky hanya mengangguk-ngangguk kepala.
"Bibir merah, muka putih, baju ketat kaya gitu, kaya ondel-ondel tau."
"Astaga, mata loe, Rud, Cuman mata loe yang bermasalah di kantor ini." sahabatku Luky tertohok dengan perkataan yang aku lontarkan.
Dia mengeleng-geleng kepala, sembari memegang jidatku.
Ku hempaskan tanganya yang memegang jidat ini.
"Sudah pergi bikin gue pusing saja,"
Akhirnya Luky Pergi. Setelah ku usir, cuman dia sahabatku yang selalu ingin menghibur hati ini ketika lelah, karna masalah di rumah.
Hatiku sedikit lega, karna ucapan Luky sedikit menghibur, walau tidak sepenuhnya.
Jujur saja.
Aku tidak pernah membicarakan urusan rumah tanggaku pada orang lain, biarlah aku yang menyelesaikan semua masalah ini.
Pekerjaan yang menumpuk sedikit demi sedikit terselesaikan. Akhirnya.
Dan tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 07:21 malam, sebentar lagi berkas-berkas ini selesai dan bisa segera rehat di rumah.
Mulutku terus saja menguap. Menahan rasa kantuk. Lelah, letih yang kini tengah badan ini rasakan.
Ingin segera rehat di rumah, dan merebahkan tubuh di kasur. Apa daya jam yang belum menunjukan angka di mana waktunya untuk pulang ke rumah.
Karna rasa kantuk yang tak tertahankan, kaki ku melangkah menghampiri dapur kantor. Dengan sedikit malas, aku terus memaksakan diri. Ketika aku hendak pergi ke dapur kantor, untuk segera membuat kopi , baru saja langkah kaki melewati kamar mandi terdengar desahan dari dalam kamar mandi.
Siapakah itu
*********
Siapakah yang ada di dalam kamar mandi, apa Rudi akan mendobrak pintu kamar mandi itu.
Atau dia akan mengabaikan walau dia sudah mengetahui orang yang ada di dalam kamar mandi.
Jangan lupa like komen, ceritaku. Agar makin seru ceritanya. Dan penuh Rahasia.
Ikuti terus ceritanya, semakin seru dan semakin menghibur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Kusmiati
lanjut.ami semangat
2022-03-09
0
anggrymom
22nya salah, si suami hobinya marah sedangkan istrinya trlu tertutup menyembunyikan sesuatu yg ada kalau dipertahankan lama2 rumah tangganya ambyar
2021-06-19
2
AMORA
Terasa spesial banget buku ini , kejutan khusus buat suami bahwa menjadi seorang ibu itu tidak mudah dilakukan oleh suami tidak percaya coba saja 1 hari 24 jam sanggup tidak melakukannya ! .😅
2021-06-14
0