Terlanjur Cinta
** Pengumuman!! Bijaklah dalam membaca ya readers??Bagi readers yang belum cukup umur di skip aja ya??
Lanjut...
Gadis itu melangkah dengan sangat cepat, karena hari ini merupakan hari pertama ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota M, Kota kelahirannya dimana ia bertumbuh dan berkembang di kota itu.
Karena takut terlambat akhirnya ia berlari lari menuju ke halte dekat rumahnya itu.
Dari kejauhan tampaklah sebuah angkot menuju ke arah halte dimana Erlyen berdiri sambil menunggu angkot.
"Neng, ayo neng!" ucap kenek angkot itu sambil melambaikan tangannya pada orang orang yang sementara berdiri menunggu bus atau angkot yang lewat.
"Pak angkotnya lewat jalan bumi asri gak Pak?" tanya Erlyen pada kenek angkot itu.
"Lewat neng, ayo!"ajak kenek itu lagi dan langsung disambut oleh Erlyen.
Erlyen pun memasuki angkot itu dan langsung berangkat menuju tujuan yang di tuju.
Di dalam Angkot, Erlyen merasa aneh karena semua orang menatap kearahnya sambil manggut manggut.
"Neng kenapa gak pakai taksi aja ini kan angkot umum, bau dan dekil apa neng gak jijik dengan angkot ini?" tanya seorang penumpang pada Erlyen.
"Gak apa apa mbak, yang penting tiba dengan selamat sampai tujuan dan gak mogok di jalan aja mbak!" ucap Erlyen pada si mbak yang tanya tadi.
"Neng,sudah sampai Neng silahkan turun!"ucap Kenek angkot itu dan angkot pun berhenti tepat di depan sebuah gedung bertingkat seperti gedung gedung pencakar langit yang biasa Erlyen lihat di televisi.
"Ongkosnya berapa Pak?" tanya Erlyen pada kenek angkot itu.
"Tiga ribu rupiah saja Neng?"ucap Kenek itu lagi.
"Ini Pak."ucap Erlyen sambil menyerahkan selembar uang Lima ribuan pada kenek angkot itu.
"Maaf Neng, uang kembaliannya cuma ada seribu soalnya baru keluar dari rumah," ucap Sang kenek lagi.
"Gak apa apa Pak, ambil aja sisanya Pak, makasih ya Pak sudah antar saya sampai disini." ucap Erlyen lagi.
"Makasih ya Neng semoga hari ini menyenangkan ya, sukses selalu Neng?" ucap Kenek itu lagi.
Dan angkot itu pun kembali melaju menuju tujuan yang dituju.
"Selamat pagi Bu, saya Erlyen kemarin saya dapat panggilan kerja di Perusahaan Jhonatan Corporindo."ucap Erlyen memperkenalkan dirinya.
"Pagi juga Bu Erlyen, silahkan menuju ke ruang HRD untuk melaporkan diri, lewat sini ya lurus terus nanti ketemu plang bertuliskan HRD disana Ibu Erlyen akan bertemu dengan seorang wanita bernama Ibu Susianti." ucap Resepsionis itu dan mempersilahkan Erlyen ke ruang HRD.
Ia pun melangkah menuju ruang HRD, yang jaraknya sekitar 100 meter dari resepsionis.
Tok...tok...tok... " Permisi selamat pagi" ucap Erlyen lagi.
"Masuk aja pintu gak dikunci!" ucap suara dari dalam ruangan itu.
"Selamat Pagi Bu Susi, perkenalkan nama saya Erlyen saya mendapat panggilan kerja dua hari yang lalu," ucap Erlyen lagi.
"Oo, silahkan duduk Mbak, saya panggil Mbak aja ya?" ucap Bu Susi langsung akrab.
Erlyen pun sangat senang dengan sebutan Mbak pada dirinya oleh Bu Susi.
"Makasih Bu, terserah Ibu panggil saya Mbak atau Erlyen aja gak apa apa kok Bu, secara umur kita sangat jauh, ibu seperti ibuku." ucap Erlyen lagi.
"Baiklah Mbak Erlyen hari ini anda akan di wawancarai langsung oleh Presiden direktur PT Jonathan Corporindo jadi tolong persiapkan dirimu sebaik mungkin dan Ibu berharap semoga kamu di terima di kantor ini Nak."ucap Bu Susi memberikan semangat pada Erlyen.
"Makasih banyak Bu untuk supportnya,saya akan berusaha sebaik mungkin agar saya bisa diterima kerja di kantor ini." ucap Erlyen pada Bu Susi.
"Baik Nak, kamu ke lantai 10 ya di sana sudah ada yang menunggu untuk ikut wawancara, silahkan pakai lift karyawan atau pakai tangga juga gak apa apa." ucap Bu Susi memberikan pilihan.
"Makasih Bu, saya pamit dulu ya Bu?" ucap Erlyen sambil berlalu dari ruangan HRD.
Ketika sampai di antara tangga dan lift, Erlyen berpapasan dengan tiga orang gadis cantik yang centil, ketiga gadis itu terlihat sangat cantik dan tidak punya sopan santun, mereka langsung memanggil Erlyen.
"Hei, sini kamu!" panggil salah seorang gadis yang bertato di kaki dan memakai sebuah rok span hitam diatas lutut.
"Iya Mbak ada apa ya Mbak?" tanya Erlyen pada gadis gadis itu.
"Kamu mau apa kesini?Mau ikut interview juga ya?"tanya gadis yang satunya lagi yang berambut ikal.
"Iya Mbak saya mau ikut wawancara kerja di sini juga, Mbak juga mau Wawancara?" tanya Erlyen pada ke tiga gadis itu.
"Iya kita bertiga juga mau wawancara, dan kita pasti di terima karena kita lulusan terbaik dari luar negeri, dan kamu ngaca dulu dong sebelum diusir dari kantor ini!" ucap gadis berambut pendek itu sambil bergelayut pada lengan gadis rambut pirang.
"Eh, kamu gak boleh lewat lift ya kamu lewat tangga biasa aja dengar?" ujar Si rambut pirang ketus.
"Penampilan norak kayak gitu kok masih mau datang melamar pekerjaan di perusahaan ternama di kota ini!" ujar gadis pirang itu lagi.
Erlyen pun hanya terdiam dan akhirnya ia memutuskan untuk melewati tangga biasa saja.
Dan tanpa mereka sadari ternyata percakapan mereka tadi terlihat oleh Presiden direktur perusahaan itu karena di setiap sudut dan setiap ruangan kantor itu ada CCTV, yang tak terlihat oleh siapapun karena modelnya yang kecil seperti anting anting magnet.
"Kurang ajar sekali ya gadis gadis itu, belum apa apa sudah menindas orang!" Albert geram melihat kelakuan mereka sambil mengepalkan tangannya.
"Awas aja mereka!Aku akan datang dengan sebuah penyamaran yang sempurna." ucap Albert pada dirinya sendiri.
"Stephen, tolong siapkan kemeja putih dan celana hitam aku agar aku mewawancarai calon karyawan karyawati yang melamar disini cepat ya?" ucap Albert pada Stephen sang sekretaris pribadinya itu.
"Baik Pak! saya mengerti maksud Pak Boss!" ucap Stephen sambil berlalu dari hadapan Boss nya itu.
"Ini Boss pakaian yang Bisa minta." ujar Stephen sambil memberikan sepasang baju hitam putih untuk Boss nya.
"Makasih ya nanti saat aku perlu bantuan kamu baru aku telepon ya?" ucap Albert pada Stephen lagi.
"Baik Boss semoga berhasil!" ucap Stephen lagi sambil memberi jempol pada Boss nya itu.
Akhirnya Albert pun berjalan melewati tangga biasa menuju ke lantai sepuluh.
Karena terburu buru akhirnya ia pun menabrak sosok seorang gadis kecil di lantai ke delapan dan si gadis pun terhuyung huyung hampir jatuh, dengan cepat langsung di tangkap oleh Albert dan tanpa sengaja bibir Albert menempel pada bibir Erlyen.
Mata Erlyen melotot, karena kaget dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan dan ciuman Albert.
"Maafkan saya!" ucap Erlyen sambil menunduk malu.
Albert merasakan jantungnya hampir copot sehingga ia pun melepaskan ciuman dan pelukannya pada gadis itu.
"Silahkan anda duluan saja, saya masih ke Toilet dulu." ucap Erlyen sambil menunduk dan berjalan ke arah Toilet yang tak jauh dari tangga itu.
Sesampainya di toilet betapa kagetnya ia karena dasi dari pria itu tersangkut pada jepit rambutnya, entah bagaimana caranya sampai dasi itu tersangkut yang jelas itu membuat tingkat kepanikan Erlyen bertambah 100°.
Setelah memperbaiki rambutnya yang berantakan dan lipstiknya yang belepotan akibat ciuman Pria tadi ia pun segera menuju ke lantai sepuluh.
**
Tiba di lantai sepuluh ke tiga gadis itu sudah menduduki tempat yang disediakan oleh pihak perusahaan tersebut.
Gadis gadis itu terlihat sangat angkuh dan sombong serta arogan.
Tiba tiba dari arah pintu masuklah Albert sambil terengah-engah.
"Pagi," sapa Albert.
"Pagi juga!" jawab Erlyen sambil tetap berdiri berjauhan dari gadis gadis itu.
"Hei, kamu sudah terlambat langsung nyelonong masuk aja emang ini perusahaan milik pribadimu sehingga masuk seenaknya saja" ucap gadis berambut pirang yang terlihat sangat sombong itu.
"Maaf mbak!" ucap Albert lagi pada gadis itu.
"Kamu mau kan di terima di Perusahaan ini, sekarang kamu harus membersihkan sepatuku ini dan juga sepatu teman temanku ini, ayo teman teman bersiap siap agar si gembel ini membersihkan sepatu kita." ucap Si pirang yang bernama Jihan Paramitha.
"Hei, mbak kamu keterlaluan banget menyuruh orang tanpa kesalahan, apa maksud kamu menyuruhnya membersihkan sepatumu itu?" tiba tiba Erlyen maju ke depan gadis gadis itu sambil melotot matanya.
"Jangan sok sok jadi pahlawan ya, ini urusanku sama pria gembel itu kamu gak usah ikut campur atau aku akan membuatmu menyesal!" ancam gadis itu lagi.
"Ancaman kamu tidak mempengaruhi aku sedikitpun, aku gak takut karena aku gak bersalah aku hanya membela orang yang gak bersalah, jadi tolong singkirkan niat jahat kamu itu pirang!" ucap Erlyen sambil tetap menatap tajam ke arah gadis gadis itu.
"Kamu!" seru gadis pirang itu dan tangannya hendak memukul Erlyen tetapi tidak jadi karena dari arah pintu sekertaris pribadi Albert sudah datang.
"Pagi semuanya nanti kalian akan diwawancarai langsung oleh Presiden direktur PT Jonathan Corporindo ya dan tolong isi formulir ini sambil menunggu beliau datang." ucap Stephen si sekertaris pribadi Albert.
Albert pun keluar sebentar ke arah dimana Stephen pergi.
"Boss, bagaimana menurut Boss?" tanya Stephen pada Albert si Presdir cool itu.
"Aman!" ucap Albert sambil tersenyum.
"Hari ini aku akan mengulur waktu agar aku bisa melihat seberapa uletnya mereka menunggu saat wawancara itu tiba." ucap Albert lagi.
"Baiklah Boss aku ikuti aja permainan Boss!" jawab Stephen lagi.
"Baiklah sekarang kamu pergi dan kerjakan tugasmu sampai aku menyuruhmu untuk datang." Perintah Albert pada Stephen.
"Baiklah Boss, permisi ya?" ucap Stephen seraya melangkah pergi.
Albert pun kembali ke ruangan dimana gadis gadis itu menunggu.
Mereka lagi asyik mengisi formulir yang dibagikan oleh Stephen tadi.
"Maaf boleh pinjam pulpen kamu?" ucap Albert pada Erlyen.
"O iya boleh, kamu tulis aja duluan nanti setelah kamu baru saya." ucap Erlyen pada Albert.
"Gak apa apa saya tulis duluan?" tanya Albert lagi.
"Iya gak apa apa lagian tulisan saya sudah hampir selesai, kamu tulis dulu saja biar gak telat." ucap Erlyen lagi.
"Baiklah makasih ya?" ucap Albert lagi pada Erlyen dan di jawab Erlyen dengan anggukan kepala.
"Maaf Mas, ini dasi kamu tadi tersangkut di jepit rambutku, maaf ya untuk yang tadi di tangga?" ucap Erlyen sambil menyerahkan dasi itu pada Albert.
"Makasih ya, aku yang seharusnya minta maaf bukan kamu!" ucap Albert lagi.
"Makasih Mas!" ucap Erlyen lagi.
"Sama sama!" ucap Albert lagi.
Ketika Albert mulai mengisi formulir yang di berikan oleh Stephen tadi tiba tiba seseorang merampas kertasnya dan di sobek oleh si gadis pirang bernama Jihan Paramitha itu.
"Sebaiknya kamu pergi sajalah, jualan bakso sana ngapain si gembel kayak kamu datang mengotori kantor yang bersih dan mewah seperti ini apa kamu gak malu datang ke kantor ini?" ucap Jihan sambil berkacak pinggang di depan Albert lagi.
"Kamu keterlaluan banget, formulirnya kenapa kamu sobek, dan satu hal lagi buat kamu apapun status sosial kamu tidak boleh menghina orang lain seenaknya saja, kamu itu seharusnya malu seorang sarjana yang berpendidikan tetapi kelakuan kamu seperti preman sampah!" hardik Erlyen sambil berdiri di depan Jihan.
"Jangan karena kamu kaya terus kamu mau seenaknya menyiksa orang lain." ucap Erlyen lagi sambil memungut sobekan sobekan kertas yang dibuang oleh Jihan.
"Mas, kamu gak apa apa kan?" tanya Erlyen pada Albert lagi.
"Nggak apa apa kok Mbak, aku harus meminta formulir yang baru saja biar aku bisa mengisinya lagi." ucap Albert pada Erlyen.
"Mas kamu sebagai pria harus lebih kuat dari saya, saya ini hanya modal nekad membela kebenaran dan saya yakin Mas pasti bisa melakukannya, tetap semangat ya Mas?" ucap Erlyen lagi.
"Baiklah Mas, silahkan ke ruangan sekertaris pribadinya Presiden direktur PT Jonathan agar Mas bisa mendapatkan lagi formulir baru"ucap Erlyen lagi.
"Baiklah makasih ya?" ucap Albert sekali lagi dan pergi dari hadapan Erlyen.
Setelah ia pergi ke ruangannya, ia pun bertemu Stephen.
"Step, kamu tolong ke ruang dimana gadis gadis itu berada dan tolong katakan pada mereka kalau interview hari ini di tunda karena mendadak saya ada rapat di luar kota" ucap Albert sambil tersenyum tipis.
"Tapi untuk gadis yang berambut panjang yang memakai jepit mutiara disisi kanan rambutnya kamu suruh menghadap ke ruangan saya sekarang ya?" ucap Albert dan langsung di iyakan oleh Stephen.
"Permisi, maaf hari ini interviewnya ditunda karena mendadak Presiden direktur kami ada rapat mendadak di luar kota dan ia meminta untuk saudara saudari datang lagi besok pagi jam sembilan, terimakasih." ucap Stephen pada gadis gadis itu.
Ketiga gadis itu pun langsung mengumpat dan melangkah pergi.
"Dan kamu sekarang ikut saya!" ujar Stephen sambil melangkah keluar dari ruangan itu.
"Mari Mbak!" Stephen mempersilahkan Erlyen masuk ke dalam ruangan Presiden direktur PT Jonathan Corporindo.
Albert sementara duduk dengan membelakangi Meja sehingga Erlyen benar benar tidak mengenali Albert.
"Permisi! Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Erlyen Suherman saya disuruh oleh Pak sekertaris untuk menemui Bapak di sini." ucap Erlyen pada Albert sambil tetap berdiri di depan pintu menunggu perintah dari Pemilik ruangan itu.
Next ya tolong bantu like, komentar dan vote ya serta jangan lupa memberikan hadiah bagi author agar author rajin update tiap hari.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf•§¢•𐒉ỉɀɀỉ
mampir kam
2024-08-12
0
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
mampir thor semangat🔛🔥
2024-08-12
0
🌼⃝⭕Tunik
Neng ayo neng,kita main pacar-pacaran,🤭
2024-08-12
0