Aku merasa tidak nyaman setelah dimarahi oleh Pak Albert, selama ini aku tidak pernah dimarahi oleh siapapun karena aku tak pernah berbuat hal fatal seperti ini.
Pak Albert pria yang tampan dan keren itu ternyata tidak seperti yang aku duga, ternyata dia sangat tegas dalam bekerja dan tidak main main dengan karyawan atau karyawati yang membuat masalah atau melanggar aturan.
📞📞 Ponselku berdering dengan nyaring ternyata Pak Albert yang menelepon.
"Tolong bawa masuk berkas berkas yang tadi ke ruangan aku gak pake lama?" ucap suara bariton dari pria tampan itu yang tak lain adalah Boss di tempat kerjaku.
"Baik Pak!" ucapku dan langsung ponselku,ku matikan.
"Sial gadis itu mematikan ponsel secara sepihak padahal aku belum selesai berbicara," ucap Albert sambil mengelus janggutnya.
"Tok tok...permisi Pak," ucap suara dari luar ruangan itu.
"Iya masuk!" ucapku mempersilahkan Erlyen untuk masuk.
"Ini dokumen dokumen yang bapak minta!" ucap Erlyen sambil menyodorkan dokumen dokumen itu.
Albert pun memeriksa setiap detail isi dokumen dokumen itu.
"Pak apa saya boleh kembali ke ruangan saya?" tanya Erlyen padaku.
"Lho siapa yang suruh kamu untuk kembali kan aku belum menyuruh kamu untuk balik lagi ke ruangan kamu?" ucapku dengan nada sedikit keras.
"Maaf Pak!" ucap Erlyen lagi sambil menunduk.
"Untung saja aku memerlukan pekerjaan ini kalau tidak,mendingan aku resign saja daripada tersiksa seperti ini," gumam Erlyen dalam hati.
"Heh! Kenapa kamu berdiri disitu apa yang aku katakan tadi tidak jelas?" ujar Albert sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Maaf Pak apa yang bapak bilang tadi?" ucap Erlyen bingung padahal benar benar Pak Albert tidak mengatakan apa apa tetapi ia sengaja bertanya agar karyawannya itu tidak sibuk dengan isi kepalanya sendiri.
"Makanya dengar jangan menghayal terus emang kamu memikirkan apa?" ucap Albert pada Erlyen lagi.
"Maaf Pak saya tidak memikirkan apa apa!" ucap Erlyen lagi.
"Sekarang kamu siapkan dokumen nomor 7 karena kita akan meeting siang ini dengan investor kenalan apa aku di restoran Jepang dekat pantai?" ucap Albert sambil tersenyum.
"Kamu boleh pergi!" ucap Albert lagi sambil mengelus elus janggutnya yang tumbuh sedikit di bawah dagunya.
"Sekarang Pak?"Tanya Erlyen lagi.
"Iya sekarang,masa tahun depan?" ucap Albert tegas.
"Maaf Pak, permisi!" ucap Erlyen sambil berjalan keluar ruangan Boss dinginnya itu.
"Awalnya sangat baik berjalannya waktu kok menakutkan ya?"gumam Erlyen dalam hati.
"Ah gak penting yang penting aku tetap bekerja karena aku sangat membutuhkan pekerjaan ini," ucap Erlyen pada dirinya sendiri.
**
"Ayo!" ajak Albert yang tiba tiba masuk ke ruangan ku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Baik Pak segera!" ucapku dan langsung ku raih tasku dan aku pun langsung berjalan mengikuti langkah kakinya Pak Albert.
**
Kami pun mulai meeting di room yang sudah di sediakan oleh panitia.
Dalam meeting itu untungnya aku sempat membaca sedikit sehingga bisa menjawab semua pertanyaan dari klien kami, dalam waktu dua puluh menit akhirnya kesepakatan di sahkan dan kami benar benar mendapatkan tender proyek yang sudah diajukan berbagai perusahaan tapi baru kami yang bisa mendapatkannya.
Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya dengan segala kalimat yang aku susun dalam dokumen itu akhirnya di tandatangani oleh klien kami yang menjadi investor terbesar di negara M.
"Baiklah Pak kita akhiri meeting kita kali ini, dan tolong persiapkan segala dokumen dokumen yang dibutuhkan karena dalam Minggu ini semua material akan segera turun dan pekerjaan akan segera dimulai," ucap Pak Jayadi selaku investor yang tertarik dengan pekerjaan kami ini.
Sesekali Pak Jayadi menatap ke arahku, sambil tersenyum tipis.
"Aku menjadi kaku seketika, saat kulihat senyuman manis yang tersungging di bibirnya."
"Pak Albert bolehkah kita dinner nanti malam di restoran milik anakku di jalan matahari no.7 ?" tanya Pak Jayadi pada Pak Albert.
"Ooo, boleh sekali Pak!" jawab Pak Albert menerima tawaran itu.
"Sekretaris Pak Albert boleh ikut juga kok," ujar Pak Jayadi lagi sambil melirik ke arah Erlyen yang sedari tadi hanya diam membisu.
"Baik Pak!" jawabku sambil tetap menunduk.
"Kebelet banget nih gadis, main jawab jawab aja!"gumam Albert dalam hati.
"Kami pamit pulang dulu ya Pak, sampai jumpa nanti malam!" ucap Albert sambil berdiri dan menunduk tanda hormat pada Pak Jayadi.
**
Anak gadis itu, akan aku jodohkan dengan Adrian, aku yakin Adrian pasti akan menyetujuinya.
Malam ini akan aku ajak putra tunggal ku untuk ikut dinner bersama Presdir Jonathan Corporindo, aku yakin Presdir Albert pasti belum mengungkapkan isi hatinya pada sekertaris pribadinya itu dan aku akan meminta Adrian untuk cepat melamar gadis itu.
"Hem, semoga semua berjalan sesuai rencana," gumam Pak Jayadi.
Tiba di kantor sudah pukul lima sore, cepat cepat Erlyen merapikan ruangan kerjanya dan hendak melangkah pergi tapi tiba-tiba ada tangan yang menariknya dari samping sehingga ia terjatuh dengan posisi telungkup di atas dada bidang milik pria tampan itu yang tak lain adalah Albert sang Presdir PT Jonathan Corporindo.
"Maaf Pak saya gak sengaja," ucap Erlyen sambil berusaha bangun dari atas dada Albert.
"Iya gak apa apa kok, apa kamu serius mau balik ke rumah kamu?" tanya Albert penuh selidik.
"Iya Pak, kan nanti acara dinnernya jam tujuh malam kan Pak?" jawab Erlyen lagi tanpa menoleh ke arah Pak Albert.
"Gak usah pulang, nanti bisa telat loh dek?" ucap Albert tanpa sadar mengucapkan kata dek.
"Waktunya gak nutup dek, ayo kita ke Mall cari pakaian untuk kamu nanti kamu boleh ganti di kantor ini saja lagian ini udah mau jam enam ntar lagi jam tujuh," ucap Albert lagi.
"Ayo cepat!!" ajak Albert pada Erlyen dan ia pun menarik tangan gadis itu mengikutinya ke arah tempat parkir mobilnya.
"Kamu itu kok lelet banget sih, kalau jalan sama aku harus semangat dan jangan lelet aku paling benci dengan orang lelet buang buang waktu saja, bagiku time ia money kamu itu gak? kalau gak seperti itu mana bisa aku menggaji banyak karyawan seperti sekarang ini?" ucap Albert dengan nada tinggi.
Erlyen hanya diam saja sambil terus mencerna ucapan Albert.
"Mm, ucapan Albert ada benarnya juga!" gumam Erlyen dalam hati.
Setelah masuk ke dalam mobil, Albert menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
"Kamu gak usah pulang biar gak telat," ucap Albert tanpa sadar ia pun meraih tangan Erlyen.
Dengan cepat Erlyen menarik tangannya dari genggaman tangan Albert.
"Maaf Pak," ucap Erlyen seakan menggantung ucapannya dan tak bisa diteruskannya.
"Maaf !!" ucap Albert sambil tersenyum tipis.
Mereka pun tiba di halaman parkir mobil depan Mall terbesar di pulau itu, Mall itu berada tepat di pinggir pantai membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta.
"Ayo dek!!" ajak Albert sambil menarik tangan Erlyen lagi.
"Ini yang kedua kalinya Pak Albert memegang tanganku, tapi aku gak sudi karena aku gak mau dibilang cewek gampangan," gumam Erlyen dalam hati.
Sesampainya di dalam Mall, semua mata tertuju pada kedua insan itu.
Mereka terlihat sangat serasi, berjalan beriringan dan bersenda gurau membuat banyak mata memandang yang iri dengan kehadiran mereka.
"Menyebalkan!"ucap Erlyen perlahan.
"Ayo dek, coba dress ini pasti cocok dengan kamu!" ujar Albert sambil memberikan sebuah dress warna merah maroon yang sangat cantik, di bagian dada terdapat payet payet yang indah menambah keindahan dan kemewahan dress itu.
"Ayo dicoba dulu," ujar Albert sambil mempersilahkan Erlyen masuk ke ruangan ganti.
Setelah berganti dan melihat dirinya di cermin betapa kagetnya ia ternyata ia kelihatan sangatlah cantik dengan dress itu.
Dress merah maroon yang panjangnya sampai di lutut itu membuat Erlyen tampil memukau.
Akhirnya Albert mengetuk pintu ruangan ganti.
"Ayo dek kok lama banget sih?" ucap Erlyen sambil mengetuk pintu itu.
"Iya ntar Pak!" ucap Erlyen sambil membuka pintu kamar ganti itu dan berjalan keluar.
"Wow amazing, kamu benar benar sangat cantik, bagaimana kamu suka dek?" tanya Albert tiba tiba.
"Kalau menurut bapak ini bagus saya ikut aja," ucap Erlyen lagi.
"Sangat bagus!" ucap Albert sambil tersenyum.
"Dek gak usah ganti langsung pakai saja, nih ambil tas belanjaannya untuk menyimpan pakaian kantormu dek!" ucap Albert sambil menyodorkan tas belanja itu pada Erlyen.
"Makasih ya Pak, maaf sudah merepotkan bapak!"ucap Erlyen sambil melepaskan rambutnya yang panjang di gerai saja rambutnya.
"Pak boleh saya minta sesuatu lagi?" ucap Erlyen pada Albert.
"Iya boleh mau minta apa?" tanya Albert sambil tersenyum tipis.
"Boleh gak beli lagi sebuah kardigan warna hitam biar lebih sopan lagi Pak ini agak terbuka pakaiannya ini," ucap Erlyen dengan suara lembut.
"O, baiklah silahkan kamu cari sendiri mana yang kamu sukai," ucap Albert sambil menatap wajah cantik gadis itu penuh dengan sebuah makna.
"Ini semua gak gratis loh Erlyen, karena aku telah jatuh cinta padamu saat ciuman pertama kita di tangga itu," gumam Albert dalam hati.
Setelah memilih Kardigan yang dimaksud akhirnya ia pun kembali ke tempat dimana Albert masih setia menunggunya.
"Sudah Pak, gimana penampilanku ini udah sopan kan?" ucap Erlyen sambil berdiri di hadapan Albert.
"Iya sudah itu sangat cocok dengan warna kulitmu," ucap Albert kemudian mereka menuju kasir dan membayar semua belanjaan Erlyen.
Setelah membayar mereka kembali ke dalam mobil dan mereka menuju ke restoran yang sudah mereka sepakati bersama pak Jayadi tadi.
Ketika memasuki restoran itu Pak Jayadi telah menunggu mereka berdua, dengan senyum khasnya itu Pak Jayadi tersenyum dan menyapa kedua insan itu.
"Malam Pak, maaf terlambat!" ucap Erlyen sambil menarik kursi untuk duduk.
Tiba tiba muncul Adrian dari belakang dan menyapa mereka semua dengan sangat kagum menatap gadis yang berada di samping Albert.
"Mm, perkenalkan ini putraku bernama Adrian Bonaventura Jayadi," ucap Pak Jayadi memperkenalkan nama anak sulungnya itu.
"Boleh tahu siapa nama anda?" tanya Pak Jayadi pada Erlyen.
"Mm, saya... mm nama saya Erlyen Suherman," ucap Erlyen terbata.
"Siapa? Suherman?" ucap Pak Jayadi mengulang menyebut nama belakang Erlyen.
"Iya benar Pak nama saya Erlyen Suherman," ucap Erlyen untuk kedua kalinya.
"O, baiklah kalian mau pesan apa? silahkan dilihat lihat menunya!" tanya Pak Jayadi lagi pada Erlyen dan Albert.
Nama ini mengingatkan aku pada 19 tahun lalu dimana anakku di bawa oleh adik istriku ke Australia, adik kandung aku alias paman anakku itu bernama David Suherman semoga saja Tuhan mempertemukan aku dengan putriku di saat usiaku sudah semakin renta seperti ini," gumam Pak Jayadi lagi dalam hatinya.
Mereka pun memesan makanan yang akan mereka makan.
Setelah selesai makan, mereka pun pamit pulang.
**
"Dek kita singgah temanku dulu ya mau ambil buku aku yang ketinggalan kemarin!" ujar Albert pada Erlyen.
"Baik Pak!!" Jawab Erlyen lagi.
Mobil itu memasuki pekarangan rumah yang sangat luas.
Ketika mereka turun dari mobil tepat di halaman rumah itu, mereka di sambut oleh seorang pria tampan dan wanita cantik di samping pria itu dengan ramah.
"Dek Albert, ini pacar kamu dek?" tanya wanita itu yang tak lain adalah sepupu kandung Albert.
"Mau ambil buku kemarin mbak!" ucap Albert sengaja tak menanggapi pertanyaan kakak sepupunya itu.
"Ayo silahkan masuk dulu," ajak pasangan suami isteritri itu dengan ramah pada Erlyen dan Albert.
"Setelah mereka duduk si perempuan menuju ke belakang membuat minuman dan tak lupa ia mencampur minuman Erlyen dengan obat perangsang dan obat tidur, sehingga hanya dua kali tegukan langsung teler.
"Mbak kenapa kamu menaruh obat perangsang dalam gelas minumannya mbak!!" ucap Albert sambil tersenyum.
"Biar kamu bisa memilikinya, mbak tahu dari sorot matamu kamu menyukai gadis itu kan beth?" ucap wanita itu yang bernama Delia.
"Tapi mbak gak seperti ini caranya, aku ingin perlahan lahan dia menyukaiku mbak biar lebih indah," ucapku lagi.
"Ah, mbak sudah terlanjur memasukkan obatnya, kamu buang aja deh kalau gitu" ucap mbak Delia pada Albert.
"Nggak apa apa mbak biar aku aja yang minum mungkin dengan cara ini aku benar benar bisa mendapatkannya," ujar Albert tiba tiba membuat Delia kaget.
"Lho bukannya tadi kamu menolaknya beth?" ucap Delia penuh selidik.
"Emang aku menolaknya, tetapi aku pun tak ingin dia menjadi milik orang lain karena aku telah jatuh cinta pada saat pertama kali bertemu dengannya, dia gadis yang baik dan dia tidak mengincar kekayaanku dia benar benar natural dan apa adanya mbak makanya aku sangat menyayanginya walau kadang aku terlalu egois di hadapannya dan ia tak pernah memarahiku mbak, itu yang aku suka darinya dan satu hal lagi mbak gadis itu selalu tampil sederhana." ucap Albert panjang lebar.
Aku aja yang minum minumannya, biar aku yang merasakan rangsangan itu mbak Del.
Setelah berkata seperti itu Delia mengantarkan minuman itu ke ruang tengah dimana Erlyen sementara duduk sambil utak atik ponselnya.
Ia tak menyadari apa yang akan terjadi pada dirinya dan Boss nya itu.
Ia tak menyadari apapun yang akan terjadi padanya setelah ia meneguk minuman itu.
Tetapi dengan cepat kilat Albert langsung menyambar minuman yang di letakkan Delia di depan Erlyen dengan sekali teguk langsung ludes seketika.
Erlyen hanya ternganga, dan menatap wajah tampan pria itu.
"Pak Albert baru habis lari maraton ya Pak kok seperti orang yang gak pernah melihat air di padang gurun saja Pak?" ucap Erlyen sambil tersenyum.
"Eh, Beth lanjut ceritanya ya buku dan jaket kamu yang kemarin ambil aja dikamar mbak sama suami mbak segera ke dokter kandungan dulu, "ucap mbak Delia sambil memainkan matanya pada Albert.
Delia dan Remon pun pergi dari hadapan Albert dan Erlyen.
** Next **
Hai readers tolong di like, komentar dan vote ya Author sangat mengharapkan like, komentar dan vote dari kalian semua terima kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
.
kamu jahat banget pak Albert
2023-01-15
1
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
jahat banget si km pak Albert..
2022-02-14
1
pͮiᷠpᷨit✰͜͡v᭄🦁⃟☣️ΜC⃝🦇🎀☀
#sad
2022-01-27
0