NovelToon NovelToon

Terlanjur Cinta

Ciuman pertama di hari pertama kerja

** Pengumuman!! Bijaklah dalam membaca ya readers??Bagi readers yang belum cukup umur di skip aja ya??

Lanjut...

Gadis itu melangkah dengan sangat cepat, karena hari ini merupakan hari pertama ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota M, Kota kelahirannya dimana ia bertumbuh dan berkembang di kota itu.

Karena takut terlambat akhirnya ia berlari lari menuju ke halte dekat rumahnya itu.

Dari kejauhan tampaklah sebuah angkot menuju ke arah halte dimana Erlyen berdiri sambil menunggu angkot.

"Neng, ayo neng!" ucap kenek angkot itu sambil melambaikan tangannya pada orang orang yang sementara berdiri menunggu bus atau angkot yang lewat.

"Pak angkotnya lewat jalan bumi asri gak Pak?" tanya Erlyen pada kenek angkot itu.

"Lewat neng, ayo!"ajak kenek itu lagi dan langsung disambut oleh Erlyen.

Erlyen pun memasuki angkot itu dan langsung berangkat menuju tujuan yang di tuju.

Di dalam Angkot, Erlyen merasa aneh karena semua orang menatap kearahnya sambil manggut manggut.

"Neng kenapa gak pakai taksi aja ini kan angkot umum, bau dan dekil apa neng gak jijik dengan angkot ini?" tanya seorang penumpang pada Erlyen.

"Gak apa apa mbak, yang penting tiba dengan selamat sampai tujuan dan gak mogok di jalan aja mbak!" ucap Erlyen pada si mbak yang tanya tadi.

"Neng,sudah sampai Neng silahkan turun!"ucap Kenek angkot itu dan angkot pun berhenti tepat di depan sebuah gedung bertingkat seperti gedung gedung pencakar langit yang biasa Erlyen lihat di televisi.

"Ongkosnya berapa Pak?" tanya Erlyen pada kenek angkot itu.

"Tiga ribu rupiah saja Neng?"ucap Kenek itu lagi.

"Ini Pak."ucap Erlyen sambil menyerahkan selembar uang Lima ribuan pada kenek angkot itu.

"Maaf Neng, uang kembaliannya cuma ada seribu soalnya baru keluar dari rumah," ucap Sang kenek lagi.

"Gak apa apa Pak, ambil aja sisanya Pak, makasih ya Pak sudah antar saya sampai disini." ucap Erlyen lagi.

"Makasih ya Neng semoga hari ini menyenangkan ya, sukses selalu Neng?" ucap Kenek itu lagi.

Dan angkot itu pun kembali melaju menuju tujuan yang dituju.

"Selamat pagi Bu, saya Erlyen kemarin saya dapat panggilan kerja di Perusahaan Jhonatan Corporindo."ucap Erlyen memperkenalkan dirinya.

"Pagi juga Bu Erlyen, silahkan menuju ke ruang HRD untuk melaporkan diri, lewat sini ya lurus terus nanti ketemu plang bertuliskan HRD disana Ibu Erlyen akan bertemu dengan seorang wanita bernama Ibu Susianti." ucap Resepsionis itu dan mempersilahkan Erlyen ke ruang HRD.

Ia pun melangkah menuju ruang HRD, yang jaraknya sekitar 100 meter dari resepsionis.

Tok...tok...tok... " Permisi selamat pagi" ucap Erlyen lagi.

"Masuk aja pintu gak dikunci!" ucap suara dari dalam ruangan itu.

"Selamat Pagi Bu Susi, perkenalkan nama saya Erlyen saya mendapat panggilan kerja dua hari yang lalu," ucap Erlyen lagi.

"Oo, silahkan duduk Mbak, saya panggil Mbak aja ya?" ucap Bu Susi langsung akrab.

Erlyen pun sangat senang dengan sebutan Mbak pada dirinya oleh Bu Susi.

"Makasih Bu, terserah Ibu panggil saya Mbak atau Erlyen aja gak apa apa kok Bu, secara umur kita sangat jauh, ibu seperti ibuku." ucap Erlyen lagi.

"Baiklah Mbak Erlyen hari ini anda akan di wawancarai langsung oleh Presiden direktur PT Jonathan Corporindo jadi tolong persiapkan dirimu sebaik mungkin dan Ibu berharap semoga kamu di terima di kantor ini Nak."ucap Bu Susi memberikan semangat pada Erlyen.

"Makasih banyak Bu untuk supportnya,saya akan berusaha sebaik mungkin agar saya bisa diterima kerja di kantor ini." ucap Erlyen pada Bu Susi.

"Baik Nak, kamu ke lantai 10 ya di sana sudah ada yang menunggu untuk ikut wawancara, silahkan pakai lift karyawan atau pakai tangga juga gak apa apa." ucap Bu Susi memberikan pilihan.

"Makasih Bu, saya pamit dulu ya Bu?" ucap Erlyen sambil berlalu dari ruangan HRD.

Ketika sampai di antara tangga dan lift, Erlyen berpapasan dengan tiga orang gadis cantik yang centil, ketiga gadis itu terlihat sangat cantik dan tidak punya sopan santun, mereka langsung memanggil Erlyen.

"Hei, sini kamu!" panggil salah seorang gadis yang bertato di kaki dan memakai sebuah rok span hitam diatas lutut.

"Iya Mbak ada apa ya Mbak?" tanya Erlyen pada gadis gadis itu.

"Kamu mau apa kesini?Mau ikut interview juga ya?"tanya gadis yang satunya lagi yang berambut ikal.

"Iya Mbak saya mau ikut wawancara kerja di sini juga, Mbak juga mau Wawancara?" tanya Erlyen pada ke tiga gadis itu.

"Iya kita bertiga juga mau wawancara, dan kita pasti di terima karena kita lulusan terbaik dari luar negeri, dan kamu ngaca dulu dong sebelum diusir dari kantor ini!" ucap gadis berambut pendek itu sambil bergelayut pada lengan gadis rambut pirang.

"Eh, kamu gak boleh lewat lift ya kamu lewat tangga biasa aja dengar?" ujar Si rambut pirang ketus.

"Penampilan norak kayak gitu kok masih mau datang melamar pekerjaan di perusahaan ternama di kota ini!" ujar gadis pirang itu lagi.

Erlyen pun hanya terdiam dan akhirnya ia memutuskan untuk melewati tangga biasa saja.

Dan tanpa mereka sadari ternyata percakapan mereka tadi terlihat oleh Presiden direktur perusahaan itu karena di setiap sudut dan setiap ruangan kantor itu ada CCTV, yang tak terlihat oleh siapapun karena modelnya yang kecil seperti anting anting magnet.

"Kurang ajar sekali ya gadis gadis itu, belum apa apa sudah menindas orang!" Albert geram melihat kelakuan mereka sambil mengepalkan tangannya.

"Awas aja mereka!Aku akan datang dengan sebuah penyamaran yang sempurna." ucap Albert pada dirinya sendiri.

"Stephen, tolong siapkan kemeja putih dan celana hitam aku agar aku mewawancarai calon karyawan karyawati yang melamar disini cepat ya?" ucap Albert pada Stephen sang sekretaris pribadinya itu.

"Baik Pak! saya mengerti maksud Pak Boss!" ucap Stephen sambil berlalu dari hadapan Boss nya itu.

"Ini Boss pakaian yang Bisa minta." ujar Stephen sambil memberikan sepasang baju hitam putih untuk Boss nya.

"Makasih ya nanti saat aku perlu bantuan kamu baru aku telepon ya?" ucap Albert pada Stephen lagi.

"Baik Boss semoga berhasil!" ucap Stephen lagi sambil memberi jempol pada Boss nya itu.

Akhirnya Albert pun berjalan melewati tangga biasa menuju ke lantai sepuluh.

Karena terburu buru akhirnya ia pun menabrak sosok seorang gadis kecil di lantai ke delapan dan si gadis pun terhuyung huyung hampir jatuh, dengan cepat langsung di tangkap oleh Albert dan tanpa sengaja bibir Albert menempel pada bibir Erlyen.

Mata Erlyen melotot, karena kaget dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan dan ciuman Albert.

"Maafkan saya!" ucap Erlyen sambil menunduk malu.

Albert merasakan jantungnya hampir copot sehingga ia pun melepaskan ciuman dan pelukannya pada gadis itu.

"Silahkan anda duluan saja, saya masih ke Toilet dulu." ucap Erlyen sambil menunduk dan berjalan ke arah Toilet yang tak jauh dari tangga itu.

Sesampainya di toilet betapa kagetnya ia karena dasi dari pria itu tersangkut pada jepit rambutnya, entah bagaimana caranya sampai dasi itu tersangkut yang jelas itu membuat tingkat kepanikan Erlyen bertambah 100°.

Setelah memperbaiki rambutnya yang berantakan dan lipstiknya yang belepotan akibat ciuman Pria tadi ia pun segera menuju ke lantai sepuluh.

**

Tiba di lantai sepuluh ke tiga gadis itu sudah menduduki tempat yang disediakan oleh pihak perusahaan tersebut.

Gadis gadis itu terlihat sangat angkuh dan sombong serta arogan.

Tiba tiba dari arah pintu masuklah Albert sambil terengah-engah.

"Pagi," sapa Albert.

"Pagi juga!" jawab Erlyen sambil tetap berdiri berjauhan dari gadis gadis itu.

"Hei, kamu sudah terlambat langsung nyelonong masuk aja emang ini perusahaan milik pribadimu sehingga masuk seenaknya saja" ucap gadis berambut pirang yang terlihat sangat sombong itu.

"Maaf mbak!" ucap Albert lagi pada gadis itu.

"Kamu mau kan di terima di Perusahaan ini, sekarang kamu harus membersihkan sepatuku ini dan juga sepatu teman temanku ini, ayo teman teman bersiap siap agar si gembel ini membersihkan sepatu kita." ucap Si pirang yang bernama Jihan Paramitha.

"Hei, mbak kamu keterlaluan banget menyuruh orang tanpa kesalahan, apa maksud kamu menyuruhnya membersihkan sepatumu itu?" tiba tiba Erlyen maju ke depan gadis gadis itu sambil melotot matanya.

"Jangan sok sok jadi pahlawan ya, ini urusanku sama pria gembel itu kamu gak usah ikut campur atau aku akan membuatmu menyesal!" ancam gadis itu lagi.

"Ancaman kamu tidak mempengaruhi aku sedikitpun, aku gak takut karena aku gak bersalah aku hanya membela orang yang gak bersalah, jadi tolong singkirkan niat jahat kamu itu pirang!" ucap Erlyen sambil tetap menatap tajam ke arah gadis gadis itu.

"Kamu!" seru gadis pirang itu dan tangannya hendak memukul Erlyen tetapi tidak jadi karena dari arah pintu sekertaris pribadi Albert sudah datang.

"Pagi semuanya nanti kalian akan diwawancarai langsung oleh Presiden direktur PT Jonathan Corporindo ya dan tolong isi formulir ini sambil menunggu beliau datang." ucap Stephen si sekertaris pribadi Albert.

Albert pun keluar sebentar ke arah dimana Stephen pergi.

"Boss, bagaimana menurut Boss?" tanya Stephen pada Albert si Presdir cool itu.

"Aman!" ucap Albert sambil tersenyum.

"Hari ini aku akan mengulur waktu agar aku bisa melihat seberapa uletnya mereka menunggu saat wawancara itu tiba." ucap Albert lagi.

"Baiklah Boss aku ikuti aja permainan Boss!" jawab Stephen lagi.

"Baiklah sekarang kamu pergi dan kerjakan tugasmu sampai aku menyuruhmu untuk datang." Perintah Albert pada Stephen.

"Baiklah Boss, permisi ya?" ucap Stephen seraya melangkah pergi.

Albert pun kembali ke ruangan dimana gadis gadis itu menunggu.

Mereka lagi asyik mengisi formulir yang dibagikan oleh Stephen tadi.

"Maaf boleh pinjam pulpen kamu?" ucap Albert pada Erlyen.

"O iya boleh, kamu tulis aja duluan nanti setelah kamu baru saya." ucap Erlyen pada Albert.

"Gak apa apa saya tulis duluan?" tanya Albert lagi.

"Iya gak apa apa lagian tulisan saya sudah hampir selesai, kamu tulis dulu saja biar gak telat." ucap Erlyen lagi.

"Baiklah makasih ya?" ucap Albert lagi pada Erlyen dan di jawab Erlyen dengan anggukan kepala.

"Maaf Mas, ini dasi kamu tadi tersangkut di jepit rambutku, maaf ya untuk yang tadi di tangga?" ucap Erlyen sambil menyerahkan dasi itu pada Albert.

"Makasih ya, aku yang seharusnya minta maaf bukan kamu!" ucap Albert lagi.

"Makasih Mas!" ucap Erlyen lagi.

"Sama sama!" ucap Albert lagi.

Ketika Albert mulai mengisi formulir yang di berikan oleh Stephen tadi tiba tiba seseorang merampas kertasnya dan di sobek oleh si gadis pirang bernama Jihan Paramitha itu.

"Sebaiknya kamu pergi sajalah, jualan bakso sana ngapain si gembel kayak kamu datang mengotori kantor yang bersih dan mewah seperti ini apa kamu gak malu datang ke kantor ini?" ucap Jihan sambil berkacak pinggang di depan Albert lagi.

"Kamu keterlaluan banget, formulirnya kenapa kamu sobek, dan satu hal lagi buat kamu apapun status sosial kamu tidak boleh menghina orang lain seenaknya saja, kamu itu seharusnya malu seorang sarjana yang berpendidikan tetapi kelakuan kamu seperti preman sampah!" hardik Erlyen sambil berdiri di depan Jihan.

"Jangan karena kamu kaya terus kamu mau seenaknya menyiksa orang lain." ucap Erlyen lagi sambil memungut sobekan sobekan kertas yang dibuang oleh Jihan.

"Mas, kamu gak apa apa kan?" tanya Erlyen pada Albert lagi.

"Nggak apa apa kok Mbak, aku harus meminta formulir yang baru saja biar aku bisa mengisinya lagi." ucap Albert pada Erlyen.

"Mas kamu sebagai pria harus lebih kuat dari saya, saya ini hanya modal nekad membela kebenaran dan saya yakin Mas pasti bisa melakukannya, tetap semangat ya Mas?" ucap Erlyen lagi.

"Baiklah Mas, silahkan ke ruangan sekertaris pribadinya Presiden direktur PT Jonathan agar Mas bisa mendapatkan lagi formulir baru"ucap Erlyen lagi.

"Baiklah makasih ya?" ucap Albert sekali lagi dan pergi dari hadapan Erlyen.

Setelah ia pergi ke ruangannya, ia pun bertemu Stephen.

"Step, kamu tolong ke ruang dimana gadis gadis itu berada dan tolong katakan pada mereka kalau interview hari ini di tunda karena mendadak saya ada rapat di luar kota" ucap Albert sambil tersenyum tipis.

"Tapi untuk gadis yang berambut panjang yang memakai jepit mutiara disisi kanan rambutnya kamu suruh menghadap ke ruangan saya sekarang ya?" ucap Albert dan langsung di iyakan oleh Stephen.

"Permisi, maaf hari ini interviewnya ditunda karena mendadak Presiden direktur kami ada rapat mendadak di luar kota dan ia meminta untuk saudara saudari datang lagi besok pagi jam sembilan, terimakasih." ucap Stephen pada gadis gadis itu.

Ketiga gadis itu pun langsung mengumpat dan melangkah pergi.

"Dan kamu sekarang ikut saya!" ujar Stephen sambil melangkah keluar dari ruangan itu.

"Mari Mbak!" Stephen mempersilahkan Erlyen masuk ke dalam ruangan Presiden direktur PT Jonathan Corporindo.

Albert sementara duduk dengan membelakangi Meja sehingga Erlyen benar benar tidak mengenali Albert.

"Permisi! Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Erlyen Suherman saya disuruh oleh Pak sekertaris untuk menemui Bapak di sini." ucap Erlyen pada Albert sambil tetap berdiri di depan pintu menunggu perintah dari Pemilik ruangan itu.

Next ya tolong bantu like, komentar dan vote ya serta jangan lupa memberikan hadiah bagi author agar author rajin update tiap hari.

Terima kasih 🙏

"Aku Bossnya"

Ingatlah untuk selalu bijak dalam membaca ya Guys??

"Baiklah Erlyen Suherman, silahkan duduk dulu."Ucap pria itu sambil membalikkan badannya dan apa yang terjadi?

Erlyen melotot matanya sambil berusaha untuk tidak keluar dari ruang itu.

"Kamu?"Ucap Erlyen terbata bata.

"Iya aku, apa kamu kaget dengan penampilan aku?"Tanya pria itu berusaha untuk membuka percakapan dengan Erlyen.

"Maafkan aku,permisi?"Ucap Erlyen hendak pergi.

"Mau kemana kamu, hari ini kamu diterima kerja di perusahaanku karena kamu lulus dengan nilai terbaik."Ucap Albert sambil berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Erlyen.

"Kamu tenang aja aku gak akan ngapa ngapain kamu kok?"Ucap Albert lagi.

"Aku boss di perusahaan ini, dan hari ini sudah kutemukan sekretaris yang cocok dengan kriteriaku yaitu kamu Erlyen Suherman," ujar Albert sambil tersenyum

"Tapi,kenapa kamu harus berbohong?"Ucap Erlyen lagi.

"Kamu mau tahu apa alasannya?Duduklah biar aku jelaskan."Ucap Albert sambil mempersilahkan Erlyen duduk.

"Flashback On"

Saat itu Albert keluar untuk bertanya pada Stephen langkah apa yang harus diambil karena peserta yang akan mengikuti interview kali ini benar benar orang orang dengan nilai tertinggi dan cumlaude sehingga ia harus membuat sebuah misi agar ia bisa mendapatkan orang yang benar benar layak bekerja di perusahaan tersebut.

"Aku punya ide Stephen, untuk mengantisipasi hal hal buruk terjadi biarkanlah aku yang turun langsung untuk mewawancarai mereka dengan caraku sendiri."Ucap Albert pada Stephen.

"Baiklah boss saya paham maksud anda,dan saya akan mempersiapkan apa saja yang boss butuhkan?"Tanya Stephen lagi pada Albert.

"Flashback off"

"Maaf ya mungkin aku ada salah kata atau perbuatan aku minta maaf pak,"ucap Erlyen sambil menunduk.

"Aku udah maafin kamu kok,makanya aku menerima kamu menjadi sekretaris aku hari ini, jadi mulai hari Senin kamu sudah bisa kerja disini,aku harap kamu mau menerima pekerjaan ini dan bekerja dengan baik sesuai harapan aku!"ucap Albert panjang lebar.

"Baik pak,terimakasih karena telah percaya padaku dan mau menjadikan aku bagian dari perusahaan bapak."Ujar Erlyen lagi.

"Mari saya tunjukkan ruangan anda nona,"ucap Stephen sambil mempersilahkan Erlyen menuju ke ruangannya.

"Permisi pak,"ucap Erlyen pada Albert.

"Baiklah selamat ya semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."Ucap Albert pasti.

"Makasih pak atas kesempatan ini,"ucap Erlyen sambil tersenyum dan melangkah mengikuti Stephen yang sudah dahulu pergi ke ruangan Erlyen di depan pintu lift.

Erlyen merasa sangat bahagia karena ia akhirnya bisa diterima di perusahaan terbesar di kota itu.

Setelah melihat lihat keadaan ruangannya ia pun pamit pulang karena ia harus ke butik untuk berbelanja keperluan yang akan dia pergunakan saat kerja nanti.

"Pak Stephen terimakasih banyak ya saya mau pamit pulang dulu."Ucap Erlyen sambil menjabat tangan pria itu.

"Bu Erlyen jangan lupa hari Senin nanti jangan terlambat ya, dan satu hal lagi yang harus saya kasih tau ke Bu Erlyen tolong jaga sikap dan jaga penampilan agar pak boss tidak ilfil dan akhirnya ia memecat anda, terima kasih!" ujar Stephen sambil mempersilahkan Erlyen untuk keluar dari ruangan itu.

**

Di ruang Albert

"Gadis yang baik,di jaman seperti sekarang ini susah kita menemukan gadis sebaik Erlyen, tapi namanya juga manusia ya pasti ada sisi baik dan sisi buruknya tergantung ia menjalaninya," gumam Albert pada dirinya sendiri Albert sambil mengelus janggutnya yang tipis tumbuh rapi di dagunya itu.

"Erlyen Suherman selamat datang di perusahaan aku,aku jamin kamu bakal betah apabila kamu benar benar mengikuti setiap aturan yang aku buat."Ujar Albert bermonolog lagi.

**

Sepulangnya dari perusahaan terbesar di kota itu,Erlyen langsung menuju ke butik tempat ia biasa berbelanja.

"Siang mbak mau lihat gaun atau dress,ini ada gaun terbaru yang baru saja launching semoga mbak Erlyen menyukainya,"ujar karyawati butik itu merayu.

"Maaf mbak, saya kesini cari pakaian formal atau pakaian kantor untuk Ukuran saya, apa boleh saya melihat lihat dulu?" tanya Erlyen lagi.

"Boleh dong, mari silahkan lewat sini," ujar karyawati itu sambil menunjuk ke arah pakaian yang dimaksud.

Setelah mendapatkan beberapa potong pakaian yang dimaksud ia pun berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Kemudian ia pun bergegas memesan taksi untuk balik ke rumah karena hari semakin siang ia harus cepat cepat pulang untuk membantu ibunya mengantar kue basah yang sudah dipesan oleh kenalan ibu dan bapaknya.

Beberapa menit kemudian ia pun tiba di rumah dan dengan secepat kilat ia menuju ke kamarnya berganti pakaian dan langsung mandi karena gerah.

Setelah mandi dan berganti pakaian ia pun berjalan menuju ke dapur untuk menemui ibunya.

"Shalom Mama, tau gak Mama hari ini Erlyen sangat bahagia karena hasil wawancara hari ini Erlyen sudah di terima kerja di perusahaan terbesar di kota ini Mama pasti tidak percaya kan dengan apa yang Erlyen bilang?" ucap Erlyen sambil memeluk Mamanya dan mengecup kening wanita paruh baya itu.

"Selamat ya Nak, Mama turut bahagia mendengar berita ini, semoga kamu bisa bekerja dengan baik dan semoga sukses ya Nak, jangan lupa selalu bersyukur dan andalkan Tuhan dalam segala hal," ucap Mama sambil tersenyum.

"Mama sudah bikin berapa pan kuenya biar Erlyen antar sekarang Mam?" tanya Erlyen pada Mamanya.

"Udah dua puluh pan kue basah, hari ini kamu cukup antar saja ke rumah Bu Diffa, Bu Margareth, Bu Listiani," ucap Mama pada Erlyen.

"Siap Mam, Erlyen pasti mengantarkan semua kue tepat waktunya, sekarang Erlyen packing dulu ya Mam?" ucap Erlyen sambil memasukkan kue kue basah itu ke dalam kotak kardus kecil yang sudah disediakan.

Setelah semuanya beres, ia pun mencari sepeda motornya yang kebetulan sudah bisa digunakan karena sudah diambil oleh Papa dari bengkel pagi tadi.

"Mam, Erlyen berangkat ya Mam? Shalom!" pamit Erlyen sambil tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ibunda tercintanya.

Ia pun melakukan motornya dengan kecepatan sedang.

Jalanan sangat sepi karena memang lagi ada PPKM level 4 yang dilakukan di setiap wilayah di seluruh Indonesia untuk mengurangi penyebaran Covid 19 yang sangat merajalela selama hampir dua tahun belakangan ini.

Gadis itu tetap semangat menjalani kehidupan sederhana mereka, ia tak pernah merasa bosan dalam melewati kehidupan yang dialaminya.

Ia bersyukur dalam keadaan susah maupun senang.

Tepat di depan gang hijau ia menepikan motornya, dengan senang hati ia pun turun dari motor dan memencet bel sang empunya rumah.

"Sebentar ya?" sapa suara dari balik pintu rumah mewah itu.

"Shalom Bu Diffa, saya dari Erlyen Bakery mengantar pesanan kue basah ibu!" ucap Erlyen ketika sang empunya rumah membuka pintu.

"Oo, Nak Erlyen terimakasih ya Nak ini uangnya ibu tambahkan sepuluh ribu ya buat bensinnya," ucap Bu Diffa lagi.

"Nggak apa apa Bu, segini aja udah cukup!" jawab Erlyen menolak dengan halus.

"Nggak apa apa Nak tolong di terima ya? Namanya rezeki itu gak boleh di tolak ya Nak?" ucap Bu Diffa lagi.

Karena dipaksa oleh Bu Diffa akhirnya Erlyen menerima pemberian tip itu dan memasukkannya ke dalam saku celana miliknya.

"Baik Bu terima kasih ya , Erlyen pamit dulu mau lanjut antar ke Bu Listiani dan Bu Margareth, Shalom Bu Diffa!" ucap Erlyen memberi salam pamit pada Bu Diffa.

Erlyen pun menghidupkan lagi mesin motornya dan melakukannya dengan kecepatan sedang.

Setelah mengantarkan semua kue basah titipan ibunya ia pun pulang kembali ke rumah.

Di tengah jalan dekat taman kota ada sebuah got kecil saluran air yang jernih melewati got got yang berada di tepi jalan.

Tiba tiba ia mendengar suara teriakan minta tolong, entah dari mana suara itu Erlyen merasa seperti halusinasi saja, tetapi semakin ia melajukan. motornya melewati jalanan itu semakin jelas ia mendengar suara merintih itu dan ternyata ia menemukan sebuah mobil yang menabrak pohon akasia tepat 500 meter dekat Erlyen.

Dengan secepatnya ia pun memarkir motornya dan menuju ke arah suara erangan itu.

Ia pun berusaha membuka pintu mobil yang terkunci dari dalam itu dengan sekuat tenaga pun tak bisa dibuka, akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari batu dan dengan sekuat tenaga di hancurkannya kaca mobil itu kemudian ia memasukkan tangannya dan memutar kenop buka pintu mobil itu dan seketika pintu pun terbuka.

Dengan susah payah ia pun berusaha menggendong pria yang berada di dalam mobil itu dan menidurkan di atas rerumputan hijau dan ia pun kembali ke mobil itu dan berusaha mengeluarkan seorang wanita setengah baya yang juga pingsan di sana.

Setelah kedua orang itu ia keluarkan dari dalam mobil ia pun mengambil tas dan ponsel serta barang barang berharga milik kedua orang itu dan memasukkan ke dalam tas selempang milik si ibu.

Ia pun menelepon taksi dan seketika taksi datang menjemput mereka setelah menaikkan mereka ke dalam taksi ia pun mengemudikan motornya mengikuti taksi itu menuju ke arah klinik terdekat.

**

Di ruang IGD dengan secepat kilat ia menandatangani formulir yang diberikan kepadanya oleh perawat di bagian administrasi.

Setelah mengisi dan meminta melakukan tindakan pada kedua orang tua itu ia pun duduk dan menelepon ibunya.

📞 "Shalom Mam, maaf Erlyen masih di rumah sakit nanti Erlyen telepon lagi ya Mama gak usah khawatir Erlyen hanya mengantarkan orang yang kecelakaan di jalan ke rumah sakit sebentar juga Erlyen pulang kok Mam?" ujar Erlyen panjang lebar.

📞" Baiklah Nak, jangan lama lama ya Nak?" ucap ibunya lagi dari seberang sana.

📞"Baik Mam, shalom!" ucap Erlyen dan memutuskan hubungan ponselnya.

Tiba tiba seorang dokter keluar dari ruangan itu dan mencari Erlyen.

"Mbak terimakasih ya atas bantuannya, kalau gak apa yang akan terjadi pada kedua orang tuaku itu, mereka adalah ibu dan ayahku" ucap Dokter Fransisco Jhonatan pada Erlyen.

"Syukurlah akhirnya ada yang mengenal kedua orang tua itu," ucap Erlyen sambil mohon pamit pada Dokter itu.

"Mbak, tunggu dulu ya tolong tulis dan tanda tangan disini serta nomor ponsel yang bisa dihubungi." ucap seorang perawat yang merawat wanita dan pria itu lagi.

"Baik Mbak tapi saya hanya menemukan ibu dan bapak itu saja, dan lagi sudah ada anaknya yang langsung menangani pasien Sus," ucap Erlyen lagi.

"Iya tapi kan ini aturan dari rumah sakit Mbak, gak apa apa kok Mbak," Ucap perawat itu lagi.

"Baiklah Mbak!" ucap Erlyen sambil membubuhkan tanda-tangannya dan menuliskan nomor ponselnya pada bagian bawah tanda tangannya.

"Ini Sus, saya pamit pulang dulu ya kasian ibu saya sendiri saja dirumah!" ucap Erlyen sambil tersenyum dan hendak melangkah tetapi tiba tiba di cegah oleh Dokter Fransisco Jhonatan.

"Ayah dan ibuku sudah sadar dan mereka ingin bertemu denganmu Mbak!" ucap Dokter Fransisco sambil mempersilahkan Erlyen untuk masuk ke dalam ruang perawatan.

"Permisi Ibu, Bapak maaf hampir saja saya pulang tadi untung di panggil sama Dokter Fransisco," ujar Erlyen pada kedua orang tua setengah baya itu.

"Nak, siapa namamu?" tanya wanita paruh baya itu pada Erlyen.

"Nama saya Erlyen Suherman biasa dipanggil Erlyen, saya tinggal di jalan Anggrek nomor 27 Bu!" ucap Erlyen lagi.

"Terima kasih ya Nak, sudah menolong kami tadi semoga Nak Erlyen sekeluarga sehat sehat selalu dan dilindungi oleh Tuhan Amin" ucap Wanita separuh baya itu lagi.

"Nak Erlyen perkenalkan ini anak ibu namanya Dokter Fransisco Jhonatan." ucap wanita setengah baya itu yang tak lain adalah ibu dari Albert Jhonatan sang Boss di kantornya.

"Ngomong ngomong saya pamit dulu ya mau periksa pasien di ruang sebelah," ucap Dokter Fransisco undur diri.

"Baiklah Dok, selamat beraktivitas!" ucap Erlyen lagi.

Erlyen sendiri tidak tahu kalau Albert dan Fransisco adalah saudara kandung, mereka mempunyai seorang adik perempuan tetapi sudah lama menghilang entah kemana dan mereka sudah berusaha mencari cari tapi tak ditemukannya juga akhirnya mereka pun pasrah.

"Nak, perkenalkan nama Ibu Maureen dan ini suamiku namanya Bapak Scott Parker Jhonatan," ucap ibu Maureen pada Erlyen sambil tersenyum.

"Ibu dan Bapak cepat sehat ya, biar bisa beraktivitas lagi!" ucap Erlyen sambil tersenyum tipis dan memohon pamit pada kedua orang tua itu untuk pulang.

"Bapak dan Ibu saya pamit pulang dulu ya nanti besok saya kesini lagi untuk menjenguk semoga cepat sembuh ya !" ucap Erlyen lagi.

"Baiklah Nak, salam kenal buat ibu dan bapakmu ya Nak?" ucap Bu Maureen lagi.

"Baik Bu selamat sore, mari Pak mari Bu!" ujar Erlyen sambil membuka pintu dan pergi dari kamar tempat kedua orang tua Dokter Fransisco dirawat.

Setelah berjalan melewati koridor rumah sakit itu sampailah ia di parkiran motor dimana ia menitipkan motornya di tempat parkir.

Tanpa sadar Sepasang mata menatap tajam kearahnya tetapi ia tak peduli apa yang terjadi di sekitarnya karena yang ada di otaknya ia harus cepat kembali ke rumah karena ibunya sudah khawatir menunggu kedatangannya.

Ia pun menghidupkan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju ke jalanan besar, dan tanpa di sadari ada yang mengikuti dirinya entah siapa itu ia pun tak tahu.

** Next **

Tolong bantu like, komentar dan vote ya teman temanku agar author semangat dalam berkarya terimakasih 🙏🥰

Tak terduga

Sampai di jalanan besar ia pun merasa seperti ada yang mengikuti dirinya tetapi ia tak hiraukan karena hari belum malam, matahari juga belum terbenam.

"Siapa sih yang ngikutin aku, bikin merinding aja nih orang siapa sih?"gumam Erlyen dalam hati.

Tiba tiba sebuah mobil sport Lamborghini mendekati dirinya, ia pun semakin kencang mengemudikan motornya.

"Wah nih cewek bisa celaka kalau seperti ini mendingan aku panggil aja deh biar dia gak takut," gumam Albert pada dirinya sendiri.

"Erlyen!" panggil Albert sambil memarkir mobilnya ke tepi jalan.

Gadis itu merasa kalau ada yang memanggil namanya akhirnya ia pun menepi ke trotoar dan berhenti disitu.

"Pak Albert? Apa yang Pak Albert lakukan disini?" ucap Erlyen beruntun.

"Maaf kalau saya membuat kamu takut, saya hanya kebetulan lewat sini saja Erlyen kamu dari mana? kenapa buru buru jangan takut ada aku disini!" ucap Albert pada Erlyen yang terlihat ketakutan dan Mukanya sedikit pucat karena memang dia belum makan dari tadi pagi hingga sekarang sudah malam hari.

"Mari aku antar pulang, gak boleh nolak aku benci penolakan dan lagi aku atasan kamu anggap aja aku lagi memberi perintah." ucap Albert sedikit memaksa.

"Kamu duluan nanti aku sorot dari belakang ya biar kamu merasa nyaman," ujar Albert lagi.

"Terima kasih Pak Albert atas bantuannya, maaf kalau saya sudah berpikir negatif tentang bapak." ucap Erlyen sambil tersenyum tipis.

"Iya gak apa apa kok, ayo!" ucap Albert sambil mempersilahkan Erlyen untuk mengemudi motornya dari depan.

Erlyen pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Erlyen masih berpikir panjang kenapa Pak Albert muncul secara tak terduga? Bukannya Pak Albert tadi masih di kantornya?

"Ah, kenapa aku jadi kepikiran seperti ini ya? aduh perutku sakit banget rasanya mau pingsan aja tetapi kalau aku berhenti berarti Pak Albert akan bertanya lagi dan lagi sebaiknya aku tahan aja nih rasa sakit lagian rumah sudah dekat kok," ujar Erlyen pada dirinya sendiri.

Tetapi Erlyen benar benar tidak kuat sehingga ketika sampai depan warung langganannya yang berada di tepi jalan dekat kantor lurah desa M akhirnya ia pun memutuskan untuk membeli makanan dulu disana.

Ia pun memperlambat motornya dan menepi di depan warung itu.

"Ngapain Erlyen?" tanya Albert.

"Mau beli makanan dulu biar gak ribet nanti saat tiba dirumah lagian orang orang dirumah pasti udah pada tidur pak?" ucap Erlyen lagi sambil memarkir motor beatnya itu.

"Bagaimana kalau kita makan bareng aja terus kamu bungkus lagi buat orang orang di rumah kamu?" Albert memberi ide.

"Boleh juga tuh Pak, makasih ya untuk idenya?" ucap Erlyen sambil tersenyum dan melangkah menuju warung.

"Neng pesan apa Neng, tumben malam malam Neng?" tanya pemilik warung itu pada Erlyen.

"Malam Pak, seperti biasa saya pesan nasi pecelnya 2 piring, sayurnya kangkung dan lauknya mujair goreng dua ya Pak?" ucap Erlyen sambil menarik kursi untuk di duduki nya.

"Mari Pak! Sudah saya pesan makan malamnya sama kayak pesanan saya aja gak apa apa ya Pak?" Erlyen bertanya pada Albert.

"Iya samain aja gak apa apa kok?" ujar Albert santai.

"Ngomong ngomong tadi habis dari mana dan kenapa kamu seperti sangat ketakutan begitu Erlyen?" Albert duduk bersandar di kursinya sambil bertanya pada Erlyen.

"Karena udah malam saya takut sendirian di jalanan makanya saya kencangkan laju motornya Pak!" ujar Erlyen masih belum tanggap pertanyaan Albert.

"Iya saya ngerti, tapi maksud saya dari mana tadi soalnya saya menyuruh Anda pulang saat masih jam 1 siang kan Erlyen kenapa sampai malam baru pulang?" Albert bertanya lagi.

"Maaf Pak tadi saya sempat menolong dua orang tua yang kecelakaan makanya saya masih sempat ke RS untuk mengantar mereka agar cepat mendapatkan perawatan, kasian gak ada yang melihat kalau ada kecelakaan di jalanan tadi," ucap Erlyen lagi.

"Terus kedua orang tua itu apakah baik baik saja?" tanya Albert sengaja memancing dengan pertanyaan lain karena ia sudah tahu orang yang menolong mama papanya adalah Erlyen.

"Puji Tuhan kedua orang tua itu baik baik saja, dan ketika saya mengantar mereka ke RS ternyata nih Pak Dokter yang merawat mereka adalah anak mereka sendiri Pak jadi syukurlah

akhirnya mereka sudah tertolong," ujar Erlyen sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian, Pak Hadi membawakan makanan pesanan mereka ke meja tempat dimana mereka duduk.

"Selamat menikmati makan malamnya Neng!" ucap Pak Hadi sambil meletakkan piring berisi makanan yang telah dipesan.

"Makasih ya Pak?" ucap Erlyen sambil memberikan piring yang berisi mujair goreng pada Albert.

"Ayo makan Pak Albert, maaf ya makannya hanya ini!" ujar Erlyen sambil tersenyum.

"Nggak apa apa yang penting halal dan nikmat!" ucap Albert sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya.

"Hmm, nikmat sekali rasanya.

Selama ini aku gak tahu kalau makan di warung pinggir jalan begini nikmat Erlyen." ucap Albert sambil terus semangat memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Erlyen besok Senin jangan lupa bawa piagam penghargaan yang pernah kamu dapat saat kuliah dulu ya?" ujar Albert sambil menatap intens wajah cantik Erlyen.

"Baik Pak saya usahakan untuk membawa semua piagam nya," ucap Erlyen pada Albert.

"Kenapa jantungku serasa mau copot, dag-dig-dug dari tadi ada apa ini?" gumam Albert sambil menuang air ke dalam gelasnya.

Di teguk nya air itu sedikit demi sedikit dan mencoba bernafas perlahan lahan tanpa menghiraukan tatapan dari gadis cantik yang duduk tepat dihadapannya itu.

"Maaf, Pak Albert kenapa ya tiba tiba seperti itu apa Pak Albert sakit?" ucap Erlyen seolah menutupi apa yang tengah melanda hatinya.

Jantung Erlyen pun bergemuruh dengan sangat cepat seolah ia tengah berlari maraton saja.

"Aduh dada ini terasa sesak, ada apa gerangan yang membuat jantungku berdetak dengan cepat seperti ini?" gumam Erlyen dalam hati.

"Apakah yang kurasakan juga dirasakan gadis ini?" gumam Albert dalam hati sambil terus mengunyah makanan dalam mulutnya.

**

Di pinggiran kota itu, seorang pria muda tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya, matanya tak lepas dari laptop yang ia pegang.

"Sial benar benar sial, kenapa mereka selalu memojokkan aku padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin dihadapan para dewan direksi saat rapat kemarin," gumam pria berkacamata hitam itu sambil terus memandangi laptop yang berada tepat dihadapannya.

Pria itu menelepon seseorang entah siapa itu yang pasti ia tampak sangat marah.

"Kenapa kamu gak bilang kalau semua dewan direksi hadir saat rapat kemarin Hans?" ucap pria itu sambil tangannya terus meremas ujung kemejanya.

"Maaf Boss ini semua bukan kehendak aku tetapi kehendak Tuan Presdir PT Jayadi racing." ucap Hans sang sekretaris pada pria itu yang tak lain adalah putra tunggal dari Jayadi Racing Corporindo, dialah pemegang saham tertinggi di perusahaan milik keluarga Jayadi.

Ia adalah seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan dada bidang dan seksi, suara baritonnya itu kadang membuat banyak wanita tergila gila padanya.

Pria tampan itu bernama Adrian Bonaventura Jayadi, putra tunggal dari Presdir Abraham Jayadi dan ibu Alexa Marry Jayadi.

Ia terlahir dari keluarga kaya tetapi ia tak pernah merasa kaya karena ia menganggap dirinya sebatang kara.

Kenapa demikian karena ia lahir seorang diri tanpa saudara ataupun saudari.

Sebenarnya ia memiliki seorang adik perempuan satu satunya tetapi karena adiknya itu sering sakit akhirnya ia di kirim ke Australia untuk tinggal bersama adik dari ibunya, karena adik dari ibunya tidak memiliki anak.

Padahal Mama Alexa sangat menyayangi anak perempuan kecilnya itu.

Karena saling merampas anak gadis itu akhirnya mereka mis komunikasi dan lost kontak hingga sekarang.

Adrian sangat merindukan adik kecilnya itu tetapi adik kecilnya itu seperti hilang ditelan bumi hingga 19 tahun telah berlalu.

Adik kecilnya itu mereka namai Evelyn Berlian Jayadi.

Entah dimana kini adiknya berada ia tak tahu, perbedaan umur mereka terpaut 10 tahun sangat jauh kan, karena Mama Alexa mengalami pendarahan saat melahirkan Adrian sehingga membuat trauma pada Papa Abraham, sehingga mereka memilih untuk tidak mempunyai anak lagi tetapi ketika Adrian berusia 8,5 tahun sebuah mukjizat terjadi Mama Alexa kembali hamil dimana saat diperiksa ia di vonis mengidap kista ovarium, sempat ia ditegur oleh dokter untuk tidak meneruskan kehamilannya tetapi ia bersikeras untuk tetap melahirkan.

Dengan susah payah dan puasa ini itu akhirnya ia pun bisa melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik, bayi itu memiliki sebuah tanda lahir di atas pusarnya terdapat dua buah tompel sebesar biji jagung yang menghiasi perutnya.

Sempat terpikirkan untuk dioperasi tetapi Mama Alexa tidak menyetujuinya.

Mama Alexa tetap mempertahankan hingga ia mengalami koma saat melahirkan bayi perempuan yang cantik jelita seperti bidadari itu.

Ketika bayi itu berusia enam bulan ia terserang sebuah penyakit aneh yang membuat badannya penuh dengan bulu bulu halus, padahal saat lahir ia tak memiliki buluh apapun kecuali lanugo yang tumbuh dibelakangnya.

Lanugo akan hilang saat bayi berusia 1 bulan atau 2 bulan.

**

Lagi asyik mengetik di ponsel ia tak tahu kalau seorang gadis tengah mengikat tali sepatunya di hadapannya tanpa sadar ia menabrak gadis itu.

"Brakk...!!" suara orang terjerembab ke atas rumput laut yang terhampar di pinggir pantai itu.

"Punya mata gak sih, masa orang sebesar ini gak bisa kamu lihat?" ucap gadis itu yang tak lain adalah Erlyen.

"Maaf ya mbak saya salah!" ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya ke arah Erlyen.

"Iya gak apa apa !" ucap Erlyen sambil tersenyum dan kembali duduk untuk mengikat lagi tali sepatunya.

"Mari saya bantu mengikat tali sepatu kamu, " ujar Adrian sambil menunduk dan membantu mengikat tali sepatu gadis itu.

"Maaf ya sudah merepotkan!" ucap Erlyen sambil mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan namaku Erlyen Suherman, biasa dipanggil Erlyen," ucap Erlyen memperkenalkan namanya.

"Saya Adrian Jayadi!" ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya.

Kedua orang itu akhirnya saling memperkenalkan dirinya masing masing.

"Hmm, Bang Adrian gak apa apa kan saya panggil Abang? saya pamit ya pasti ibu saya sudah mencari saya soalnya saya gak ijin tadi kesini," ucap Erlyen sambil tersenyum dan berbalik hendak melangkah.

"Erlyen!" ucap Adrian lagi.

"Iya ada apa?" Erlyen balik bertanya.

"Nggak apa apa, nama kamu sangat cantik, cantik seperti orangnya!" ucap Adrian sambil tersenyum.

"Makasih ya Abang tukang gombal!" ucap Erlyen sambil berlalu dari hadapan Adrian.

Adrian tersenyum sambil menatap kepergian gadis itu.

"Akhirnya aku punya teman baru di tempat ini juga, ah tapi sial aku kenapa gak minta nomor ponselnya atau alamatnya?" gumam Adrian pada dirinya sendiri.

Damn...!!

**

Pagi ini Erlyen bangun sangat pagi sekali karena hari ini ia mulai bekerja di perusahaan Jonathan Corporindo.

Setelah berkutat di depan cermin selama hampir setengah jam akhirnya selesai juga.

" Mama, Erlyen berangkat dulu ya Mam?" ucap Erlyen sambil tersenyum tipis dan mengecup pipi ibunya dan berlalu dari hadapan ibunya itu.

"Papa? Erlyen pamit kerja dulu ya Pak?" ucap Erlyen sambil tersenyum dan mengecup pipi pria setengah baya itu sambil tersenyum kemudian melangkah pergi keluar rumah menuju tempat parkir motornya.

Pria setengah baya itu pun melanjutkan membaca koran paginya lagi.

Ia pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju ke kantornya.

Di tengah jalan ada sedikit masalah dengan lalu lintas sehingga Erlyen terlambat masuk kantor.

"Selamat pagi Pak Albert maaf saya terlambat!" ucap Erlyen sambil menunduk di hadapan Pak Albert.

"Kan sudah saya bilang jauh jauh hari agar jangan sampai kamu terlambat, kenapa kamu gak tepat waktu padahal kamu tahu kan aku gak suka dengan orang yang melanggar aturan, kamu tahu kan saya paling gak suka itu!" ujar Pak Albert dengan nada tinggi.

Erlyen pun hanya terdiam karena ia takut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Presiden direktur di tempat ia bekerja.

"Saya gak mau dengar alasan apapun itu sekarang mana piagam kamu yang saya minta?" ucap Albert lagi.

"Maaf Pak saya lupa !!" ucap Erlyen semakin ketakutan.

"Kok bisa ya kamu lupa dengan piagam piagam itu padahal kemarin saya baru saja menelepon kamu untuk mengingatkan soal piagam piagam itu, kok kamu seperti gak mengindahkan perintah dari saya? kenapa Erlyen? hari pertama kerja langsung bikin masalah!" ujar Albert dengan suara baritonnya yang makin membuat dirinya semakin seksi.

"Maaf Pak, saya akan mengambilnya," ucap Erlyen mencoba berdamai dengan kerasnya Pak Albert tetapi tak digubris oleh Pak Albert.

"Kamu pikir gak sekarang sudah jam berapa? kalau kamu kesana balik lagi buang buang waktu di jalan saja!" ucap Albert sedikit keras.

"Sekarang kamu ke ruanganku karena tugas sudah menumpuk diatas meja, dan tolong kooperatif karena dokumen dokumen itu akan saya bawa saat meeting besok pagi dengar gak?" ucap Albert sedikit kasar pada Erlyen.

"Terima kasih Pak !" ucap Erlyen sambil tersenyum tipis dan melangkah pergi menjauh dari hadapan Albert.

Dengan senyum yang dipaksa akhirnya ia pun melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Albert kembali duduk di kursi kebesarannya, sambil sekali sekali tersenyum.

"Gadis aneh, kau telah mencuri hatiku entah sejak kapan itu terjadi " gumam Albert pada dirinya sendiri.

**

Next ya teman temanku tolong di like, komey, dan kasih hadiah biar author rajin update terus.Terima Kasih🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!