Sampai di jalanan besar ia pun merasa seperti ada yang mengikuti dirinya tetapi ia tak hiraukan karena hari belum malam, matahari juga belum terbenam.
"Siapa sih yang ngikutin aku, bikin merinding aja nih orang siapa sih?"gumam Erlyen dalam hati.
Tiba tiba sebuah mobil sport Lamborghini mendekati dirinya, ia pun semakin kencang mengemudikan motornya.
"Wah nih cewek bisa celaka kalau seperti ini mendingan aku panggil aja deh biar dia gak takut," gumam Albert pada dirinya sendiri.
"Erlyen!" panggil Albert sambil memarkir mobilnya ke tepi jalan.
Gadis itu merasa kalau ada yang memanggil namanya akhirnya ia pun menepi ke trotoar dan berhenti disitu.
"Pak Albert? Apa yang Pak Albert lakukan disini?" ucap Erlyen beruntun.
"Maaf kalau saya membuat kamu takut, saya hanya kebetulan lewat sini saja Erlyen kamu dari mana? kenapa buru buru jangan takut ada aku disini!" ucap Albert pada Erlyen yang terlihat ketakutan dan Mukanya sedikit pucat karena memang dia belum makan dari tadi pagi hingga sekarang sudah malam hari.
"Mari aku antar pulang, gak boleh nolak aku benci penolakan dan lagi aku atasan kamu anggap aja aku lagi memberi perintah." ucap Albert sedikit memaksa.
"Kamu duluan nanti aku sorot dari belakang ya biar kamu merasa nyaman," ujar Albert lagi.
"Terima kasih Pak Albert atas bantuannya, maaf kalau saya sudah berpikir negatif tentang bapak." ucap Erlyen sambil tersenyum tipis.
"Iya gak apa apa kok, ayo!" ucap Albert sambil mempersilahkan Erlyen untuk mengemudi motornya dari depan.
Erlyen pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Erlyen masih berpikir panjang kenapa Pak Albert muncul secara tak terduga? Bukannya Pak Albert tadi masih di kantornya?
"Ah, kenapa aku jadi kepikiran seperti ini ya? aduh perutku sakit banget rasanya mau pingsan aja tetapi kalau aku berhenti berarti Pak Albert akan bertanya lagi dan lagi sebaiknya aku tahan aja nih rasa sakit lagian rumah sudah dekat kok," ujar Erlyen pada dirinya sendiri.
Tetapi Erlyen benar benar tidak kuat sehingga ketika sampai depan warung langganannya yang berada di tepi jalan dekat kantor lurah desa M akhirnya ia pun memutuskan untuk membeli makanan dulu disana.
Ia pun memperlambat motornya dan menepi di depan warung itu.
"Ngapain Erlyen?" tanya Albert.
"Mau beli makanan dulu biar gak ribet nanti saat tiba dirumah lagian orang orang dirumah pasti udah pada tidur pak?" ucap Erlyen lagi sambil memarkir motor beatnya itu.
"Bagaimana kalau kita makan bareng aja terus kamu bungkus lagi buat orang orang di rumah kamu?" Albert memberi ide.
"Boleh juga tuh Pak, makasih ya untuk idenya?" ucap Erlyen sambil tersenyum dan melangkah menuju warung.
"Neng pesan apa Neng, tumben malam malam Neng?" tanya pemilik warung itu pada Erlyen.
"Malam Pak, seperti biasa saya pesan nasi pecelnya 2 piring, sayurnya kangkung dan lauknya mujair goreng dua ya Pak?" ucap Erlyen sambil menarik kursi untuk di duduki nya.
"Mari Pak! Sudah saya pesan makan malamnya sama kayak pesanan saya aja gak apa apa ya Pak?" Erlyen bertanya pada Albert.
"Iya samain aja gak apa apa kok?" ujar Albert santai.
"Ngomong ngomong tadi habis dari mana dan kenapa kamu seperti sangat ketakutan begitu Erlyen?" Albert duduk bersandar di kursinya sambil bertanya pada Erlyen.
"Karena udah malam saya takut sendirian di jalanan makanya saya kencangkan laju motornya Pak!" ujar Erlyen masih belum tanggap pertanyaan Albert.
"Iya saya ngerti, tapi maksud saya dari mana tadi soalnya saya menyuruh Anda pulang saat masih jam 1 siang kan Erlyen kenapa sampai malam baru pulang?" Albert bertanya lagi.
"Maaf Pak tadi saya sempat menolong dua orang tua yang kecelakaan makanya saya masih sempat ke RS untuk mengantar mereka agar cepat mendapatkan perawatan, kasian gak ada yang melihat kalau ada kecelakaan di jalanan tadi," ucap Erlyen lagi.
"Terus kedua orang tua itu apakah baik baik saja?" tanya Albert sengaja memancing dengan pertanyaan lain karena ia sudah tahu orang yang menolong mama papanya adalah Erlyen.
"Puji Tuhan kedua orang tua itu baik baik saja, dan ketika saya mengantar mereka ke RS ternyata nih Pak Dokter yang merawat mereka adalah anak mereka sendiri Pak jadi syukurlah
akhirnya mereka sudah tertolong," ujar Erlyen sambil tersenyum.
Beberapa menit kemudian, Pak Hadi membawakan makanan pesanan mereka ke meja tempat dimana mereka duduk.
"Selamat menikmati makan malamnya Neng!" ucap Pak Hadi sambil meletakkan piring berisi makanan yang telah dipesan.
"Makasih ya Pak?" ucap Erlyen sambil memberikan piring yang berisi mujair goreng pada Albert.
"Ayo makan Pak Albert, maaf ya makannya hanya ini!" ujar Erlyen sambil tersenyum.
"Nggak apa apa yang penting halal dan nikmat!" ucap Albert sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya.
"Hmm, nikmat sekali rasanya.
Selama ini aku gak tahu kalau makan di warung pinggir jalan begini nikmat Erlyen." ucap Albert sambil terus semangat memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Erlyen besok Senin jangan lupa bawa piagam penghargaan yang pernah kamu dapat saat kuliah dulu ya?" ujar Albert sambil menatap intens wajah cantik Erlyen.
"Baik Pak saya usahakan untuk membawa semua piagam nya," ucap Erlyen pada Albert.
"Kenapa jantungku serasa mau copot, dag-dig-dug dari tadi ada apa ini?" gumam Albert sambil menuang air ke dalam gelasnya.
Di teguk nya air itu sedikit demi sedikit dan mencoba bernafas perlahan lahan tanpa menghiraukan tatapan dari gadis cantik yang duduk tepat dihadapannya itu.
"Maaf, Pak Albert kenapa ya tiba tiba seperti itu apa Pak Albert sakit?" ucap Erlyen seolah menutupi apa yang tengah melanda hatinya.
Jantung Erlyen pun bergemuruh dengan sangat cepat seolah ia tengah berlari maraton saja.
"Aduh dada ini terasa sesak, ada apa gerangan yang membuat jantungku berdetak dengan cepat seperti ini?" gumam Erlyen dalam hati.
"Apakah yang kurasakan juga dirasakan gadis ini?" gumam Albert dalam hati sambil terus mengunyah makanan dalam mulutnya.
**
Di pinggiran kota itu, seorang pria muda tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya, matanya tak lepas dari laptop yang ia pegang.
"Sial benar benar sial, kenapa mereka selalu memojokkan aku padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin dihadapan para dewan direksi saat rapat kemarin," gumam pria berkacamata hitam itu sambil terus memandangi laptop yang berada tepat dihadapannya.
Pria itu menelepon seseorang entah siapa itu yang pasti ia tampak sangat marah.
"Kenapa kamu gak bilang kalau semua dewan direksi hadir saat rapat kemarin Hans?" ucap pria itu sambil tangannya terus meremas ujung kemejanya.
"Maaf Boss ini semua bukan kehendak aku tetapi kehendak Tuan Presdir PT Jayadi racing." ucap Hans sang sekretaris pada pria itu yang tak lain adalah putra tunggal dari Jayadi Racing Corporindo, dialah pemegang saham tertinggi di perusahaan milik keluarga Jayadi.
Ia adalah seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan dada bidang dan seksi, suara baritonnya itu kadang membuat banyak wanita tergila gila padanya.
Pria tampan itu bernama Adrian Bonaventura Jayadi, putra tunggal dari Presdir Abraham Jayadi dan ibu Alexa Marry Jayadi.
Ia terlahir dari keluarga kaya tetapi ia tak pernah merasa kaya karena ia menganggap dirinya sebatang kara.
Kenapa demikian karena ia lahir seorang diri tanpa saudara ataupun saudari.
Sebenarnya ia memiliki seorang adik perempuan satu satunya tetapi karena adiknya itu sering sakit akhirnya ia di kirim ke Australia untuk tinggal bersama adik dari ibunya, karena adik dari ibunya tidak memiliki anak.
Padahal Mama Alexa sangat menyayangi anak perempuan kecilnya itu.
Karena saling merampas anak gadis itu akhirnya mereka mis komunikasi dan lost kontak hingga sekarang.
Adrian sangat merindukan adik kecilnya itu tetapi adik kecilnya itu seperti hilang ditelan bumi hingga 19 tahun telah berlalu.
Adik kecilnya itu mereka namai Evelyn Berlian Jayadi.
Entah dimana kini adiknya berada ia tak tahu, perbedaan umur mereka terpaut 10 tahun sangat jauh kan, karena Mama Alexa mengalami pendarahan saat melahirkan Adrian sehingga membuat trauma pada Papa Abraham, sehingga mereka memilih untuk tidak mempunyai anak lagi tetapi ketika Adrian berusia 8,5 tahun sebuah mukjizat terjadi Mama Alexa kembali hamil dimana saat diperiksa ia di vonis mengidap kista ovarium, sempat ia ditegur oleh dokter untuk tidak meneruskan kehamilannya tetapi ia bersikeras untuk tetap melahirkan.
Dengan susah payah dan puasa ini itu akhirnya ia pun bisa melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik, bayi itu memiliki sebuah tanda lahir di atas pusarnya terdapat dua buah tompel sebesar biji jagung yang menghiasi perutnya.
Sempat terpikirkan untuk dioperasi tetapi Mama Alexa tidak menyetujuinya.
Mama Alexa tetap mempertahankan hingga ia mengalami koma saat melahirkan bayi perempuan yang cantik jelita seperti bidadari itu.
Ketika bayi itu berusia enam bulan ia terserang sebuah penyakit aneh yang membuat badannya penuh dengan bulu bulu halus, padahal saat lahir ia tak memiliki buluh apapun kecuali lanugo yang tumbuh dibelakangnya.
Lanugo akan hilang saat bayi berusia 1 bulan atau 2 bulan.
**
Lagi asyik mengetik di ponsel ia tak tahu kalau seorang gadis tengah mengikat tali sepatunya di hadapannya tanpa sadar ia menabrak gadis itu.
"Brakk...!!" suara orang terjerembab ke atas rumput laut yang terhampar di pinggir pantai itu.
"Punya mata gak sih, masa orang sebesar ini gak bisa kamu lihat?" ucap gadis itu yang tak lain adalah Erlyen.
"Maaf ya mbak saya salah!" ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya ke arah Erlyen.
"Iya gak apa apa !" ucap Erlyen sambil tersenyum dan kembali duduk untuk mengikat lagi tali sepatunya.
"Mari saya bantu mengikat tali sepatu kamu, " ujar Adrian sambil menunduk dan membantu mengikat tali sepatu gadis itu.
"Maaf ya sudah merepotkan!" ucap Erlyen sambil mengulurkan tangannya.
"Perkenalkan namaku Erlyen Suherman, biasa dipanggil Erlyen," ucap Erlyen memperkenalkan namanya.
"Saya Adrian Jayadi!" ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya.
Kedua orang itu akhirnya saling memperkenalkan dirinya masing masing.
"Hmm, Bang Adrian gak apa apa kan saya panggil Abang? saya pamit ya pasti ibu saya sudah mencari saya soalnya saya gak ijin tadi kesini," ucap Erlyen sambil tersenyum dan berbalik hendak melangkah.
"Erlyen!" ucap Adrian lagi.
"Iya ada apa?" Erlyen balik bertanya.
"Nggak apa apa, nama kamu sangat cantik, cantik seperti orangnya!" ucap Adrian sambil tersenyum.
"Makasih ya Abang tukang gombal!" ucap Erlyen sambil berlalu dari hadapan Adrian.
Adrian tersenyum sambil menatap kepergian gadis itu.
"Akhirnya aku punya teman baru di tempat ini juga, ah tapi sial aku kenapa gak minta nomor ponselnya atau alamatnya?" gumam Adrian pada dirinya sendiri.
Damn...!!
**
Pagi ini Erlyen bangun sangat pagi sekali karena hari ini ia mulai bekerja di perusahaan Jonathan Corporindo.
Setelah berkutat di depan cermin selama hampir setengah jam akhirnya selesai juga.
" Mama, Erlyen berangkat dulu ya Mam?" ucap Erlyen sambil tersenyum tipis dan mengecup pipi ibunya dan berlalu dari hadapan ibunya itu.
"Papa? Erlyen pamit kerja dulu ya Pak?" ucap Erlyen sambil tersenyum dan mengecup pipi pria setengah baya itu sambil tersenyum kemudian melangkah pergi keluar rumah menuju tempat parkir motornya.
Pria setengah baya itu pun melanjutkan membaca koran paginya lagi.
Ia pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju ke kantornya.
Di tengah jalan ada sedikit masalah dengan lalu lintas sehingga Erlyen terlambat masuk kantor.
"Selamat pagi Pak Albert maaf saya terlambat!" ucap Erlyen sambil menunduk di hadapan Pak Albert.
"Kan sudah saya bilang jauh jauh hari agar jangan sampai kamu terlambat, kenapa kamu gak tepat waktu padahal kamu tahu kan aku gak suka dengan orang yang melanggar aturan, kamu tahu kan saya paling gak suka itu!" ujar Pak Albert dengan nada tinggi.
Erlyen pun hanya terdiam karena ia takut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Presiden direktur di tempat ia bekerja.
"Saya gak mau dengar alasan apapun itu sekarang mana piagam kamu yang saya minta?" ucap Albert lagi.
"Maaf Pak saya lupa !!" ucap Erlyen semakin ketakutan.
"Kok bisa ya kamu lupa dengan piagam piagam itu padahal kemarin saya baru saja menelepon kamu untuk mengingatkan soal piagam piagam itu, kok kamu seperti gak mengindahkan perintah dari saya? kenapa Erlyen? hari pertama kerja langsung bikin masalah!" ujar Albert dengan suara baritonnya yang makin membuat dirinya semakin seksi.
"Maaf Pak, saya akan mengambilnya," ucap Erlyen mencoba berdamai dengan kerasnya Pak Albert tetapi tak digubris oleh Pak Albert.
"Kamu pikir gak sekarang sudah jam berapa? kalau kamu kesana balik lagi buang buang waktu di jalan saja!" ucap Albert sedikit keras.
"Sekarang kamu ke ruanganku karena tugas sudah menumpuk diatas meja, dan tolong kooperatif karena dokumen dokumen itu akan saya bawa saat meeting besok pagi dengar gak?" ucap Albert sedikit kasar pada Erlyen.
"Terima kasih Pak !" ucap Erlyen sambil tersenyum tipis dan melangkah pergi menjauh dari hadapan Albert.
Dengan senyum yang dipaksa akhirnya ia pun melangkah masuk ke dalam ruangannya.
Albert kembali duduk di kursi kebesarannya, sambil sekali sekali tersenyum.
"Gadis aneh, kau telah mencuri hatiku entah sejak kapan itu terjadi " gumam Albert pada dirinya sendiri.
**
Next ya teman temanku tolong di like, komey, dan kasih hadiah biar author rajin update terus.Terima Kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Risa Yayang Married
Albert jangan menakut nakuti Erlyen dong masa membuntuti Erlyen dari belakang
2024-04-30
0
Risa Sangat Cuantik
Albert mau makan di warung pinggir jalan padahal dia itu seorang CEO dan orang kaya
2024-04-30
0
Yayang Loph3 Risa
Albert pasti kamu cari tahu tentang Erlyen makanya kamu tahu kalau Erlyen yang menolong kedua orang tua kamu
2024-04-30
0