Kewajiban..

"Aku tidak ingin menjadikan kamu istri rahasiaku.."

Mereka saling bertatapan.

"Tidak apa apa.." Asha memalingkan wajahnya.

"Semua ini terjadi karena kakekku, aku seharusnya berterima kasih karena kamu sudah banyak menolongku, itu saja sudah terlalu banyak untukku, bagaimana bisa aku meminta lebih dari itu kepadamu.." Ucap Asha sambil menundukkan kepalanya.

Dia melihat tangan Devan yang masih erat memegang tangannya.

"Aku melakukannya selain karena kakek, juga karena memang aku menginginkannya, karena aku mencintaimu.."

Asha memejamkan matanya, setiap Devan mengucapkan itu, kenapa jantungnya selalu berdetak sangat kencang.

Mereka diam beberapa saat, kembali menikmati langit malam yang bertabur bintang, cahaya lampu yang berkelap-kelip dan semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi.

"Aku mengecek kartu yang kuberikan padamu.."

"Kamu belum mengambil uang sepeser pun dari sana.." Devan kembali melihat Asha.

Asha kaget, dia memang belum menggunakannya, bahkan tidak berniat sama sekali untuk menggunakannya, yang ada malah dia tetap ingin mengumpulkan uang untuk membayar semua hutang rentenir itu kepadanya.

"Kenapa..?" Tanya Devan mengagetkan Asha.

"Aku sudah gajian, jadi aku sudah punya uang sendiri.." Jawab Asha ragu ragu.

Devan terlihat kesal mendengar jawaban Asha.

"Setidaknya biarkan aku melaksanakan kewajibanku sebagai seorang suami untuk menafkahimu.." Ucap Devan kesal.

Asha diam tidak menjawab.

"Pakailah uang yang berada didalamnya, itu adalah kewajibanku untuk memberimu nafkah.."

"Tapi aku tidak membutuhkannya..gajiku saja sudah lebih dari cukup untuk aku hidup seorang diri.."

Devan melihat Asha.

"Baiklah.. berarti kamu memaksaku untuk memecatmu, sehingga kamu tidak punya penghasilan sendiri.." Devan mengancam

"Jangan..!" Jawab Asha cepat.

"Aku malu kalau harus memakai uangmu terus.."

"Kenapa..?"

"Karena.."

"Apa..?"

"Karena aku sudah banyak memakai uangmu, bayar hutang ke rentenir itu, biaya rumah sakit kakek, juga cincin ini.." Asha melihat cincin di jari manisnya.

"Itu lagi yang dibahas..." Ucap Devan kesal.

"Juga karena.."

"Apa..?"

"Karena aku saja tidak pernah menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri kepadamu.."Jawab Asha cepat memberanikan diri. Dia langsung menundukkan wajahnya karena malu.

Devan diam terpana mendengar perkataan Asha.

Dia tersenyum kecil.

"Kewajiban seorang istri..? benar juga, aku tidak pernah memikirkannya.." Devan tersenyum senang.

Asha kaget. Memejamkan matanya menyesali perkataannya barusan.

"Kamu sudah makan..?" Tanya Asha mengalihkan perhatian.

Devan melihat Asha.

"Aku belum makan apapun dari pagi.." Jawab Devan menahan senyum, mengetahui maksud Asha yang ingin mengalihkan perhatiannya.

"Mau aku masakan sesuatu..?"

"Boleh.."

Asha terdiam, memasak untuknya?

Itu berarti dia harus masuk kedalam kamarnya.

"Aku lupa..tidak ada apapun yang bisa dimasak.."

"Aku belum berbelanja.."

Devan kembali tersenyum. Seolah mengetahui isi pikiran Asha.

"Aku berbohong, aku sudah makan kok.."

"Hah..?" Asha kaget.

"Mengenai kewajiban seorang istri tadi..." Devan mendekatkan badannya pada Asha.

Asha spontan mundur dengan cepat.

"Apa.." Asha terlihat ketakutan.

Devan kembali mencoba mendekati Asha lagi. Berjalan perlahan mendekatinya.

"Maksud aku kewajiban seorang istri itu seperti mencuci baju suami, memasak untuk suami.." Asha terbata-bata sambil mundur perlahan karena Devan yang terus mendekatinya.

"Terus.." Devan menatap Asha lembut.

"Merawat suami jika sakit.." Asha terus melangkah mundur.

"Ada lagi.." Devan terus mendekati Asha.

"Tidak ada.." Asha semakin ketakutan karena dibelakangnya ada banyak pot bunga, sehingga dia tidak bisa lagi melangkah mundur.

"Kamu yakin..?" Tanya Devan yang kini berada dekat dengan Asha yang sudah bisa lagi bergerak lagi.

Asha mengangguk pelan.

Devan mendekatkan wajahnya pada Asha.

Jantung Asha berdebar kencang.

"Tidurlah..sudah malam.." Bisik Devan lembut.

"Aku pulang dulu.." Devan mundur, dia merasa sudah cukup membuat Asha ketakutan.

Asha mengeluarkan napas panjang, merasa lega.

"Sampai jumpa besok di kantor.."

Asha mengangguk.

Devan melihat Asha sejenak, kemudian berjalan mendekati tangga dan menuruninya.

Asha memegang dadanya. Merasakan jantungnya yang masih berdebar kencang.

***

"Ikuti anak saya kemana saja dia pergi.." Perintah Fenny kepada dua orang lelaki di depannya.

"Saya ingin kalian melaporkan semuanya, dia pergi kemana, bertemu siapa, saya ingin kalian melaporkannya dengan detail.."

Dua orang lelaki di hadapannya mengangguk mengerti.

"Pergilah.."

Fenny melihat kepergian mereka.

"Aku harus mengetahui siapa wanita itu.." Gumam Fenny dalam hati.

"Akan kubuka mata anakku lebar lebar, sehingga dia menyadari kesalahannya karena telah tergoda wanita lain sehingga berniat mencampakkan wanita sebaik Angel.."

Seseorang membuka pintu ruangannya.

"Siapa mereka Bu, dua orang lelaki yang baru saja keluar dari sini..?"

"Mereka keamanan di perusahaan kakakmu, ibu ada perlu dengan mereka.."

Wanita itu, yang ternyata adik Devan yang baru saja datang dari luar negeri mengerutkan keningnya.

"Sudah..kamu tidak usah banyak bertanya.." Perintah sang ibu.

"Bagaimana keadaanmu, apakah sudah lebih baik..?"

Dena menganggukkan kepalanya.

"Jet lag membuatku malas pulang pergi Indonesia - London.."

"Maafkan ibu nak.. seharusnya kakakmu tidak cepat cepat menghubungimu semalam.."

"Padahal ibu tidak apa-apa.."

Dena melihat ibunya tajam.

"Apa yang sebenarnya terjadi Bu..?"

"Kenapa bisa ibu tiba tiba terkena serangan jantung..?"

Fenny diam, dia merasa kalau Dena tidak perlu mengetahui penyebab dirinya bisa sampai di rumah sakit ini.

"Mungkin karena ibu kecapaian sayang.. sebelumnya ibu baru pulang dari jalan jalan ke Singapore bersama kakakmu dan Angel.."

Dena menganggukan kepalanya.

"Aku pikir karena kak Devan karena aku dengar pernikahannya diundur.."

"Diundur karena penyakit ibu, bukan karena hal lain.."

Dena kembali menganggukan kepalanya.

***

Devan berjalan dengan semangat menyusuri koridor kantor, dia ingin segera melihat Asha di mejanya, membayangkan dia akan tersenyum manis menyambutnya, seperti yang selalu dia lakukan setiap hari.

Namun, kenyataan tidak sesuai dengan dengan ekspektasinya, sesampainya di sana, Devan melihat Asha yang sedang mengobrol dengan beberapa karyawan sampai-sampai tidak ada satupun dari mereka yang menyadari kedatangannya.

Kalau bukan Nando yang akhirnya melihat Devan berdiri di belakang mereka.

"Selamat pagi Pak Devan.." Ucap Nando keras agar semua orang mendengarnya.

Serentak membuat semua orang kaget dan langsung membubarkan diri dengan teratur, ada beberapa orang yang memberanikan diri menyapanya dengan hanya dibalas anggukan oleh Devan.

Devan akhirnya bisa melihat wajah Asha dengan jelas, perasaan kesal hilang seketika ketika Asha berdiri menyapanya.

"Selamat pagi pak.." Asha tersenyum manis (Menurut Devan karena sebenarnya Asha tersenyum biasa saja)

"Pagi.." Jawab Devan berusaha untuk datar sambil memasuki ruangannya.

Sesampainya Devan di dalam ruangan, dia menutup pintu dan langsung tersenyum senang mengingat Asha yang baru saja menyapanya.

"Ya tuhan..jadi begini rasanya jatuh cinta.."

Terpopuler

Comments

Hayati Nufus

Hayati Nufus

😁😁😁

2023-12-19

1

Sinta darmawati

Sinta darmawati

siap2 Asha kalo udh pake sewa2 detektif Asha harus siap kan mental buat bisa kuat untk manghadapi ibu Fenny..

2023-03-14

2

@m££R@

@m££R@

hadeuuh efek obat buchin ya om dev🙊🤣

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Asha..
2 Persahabatan..
3 Devan..
4 Bertukar Sekretaris..
5 Rentenir..
6 Menjual..
7 Ibu..
8 Menikah..
9 Kakek..
10 Rahasia..
11 Cemburu..
12 Suka..
13 Cincin..
14 Cinta..
15 Jantung..
16 Bertunangan..
17 Istri Rahasiaku..
18 Kewajiban..
19 Nando..
20 Tekad Nando..
21 Pelukan..
22 Dena..
23 Memasak..
24 Kotak Bekal..
25 ATM..
26 Pesta..
27 Ciuman..
28 Rangga..
29 Lisptik..
30 Trik..
31 Memilih..
32 Cerai..?
33 Pelukan Dena..
34 Jessica dan Diana..
35 Terjebak..?
36 Jujur..
37 Kemarahan Ibu..
38 Babak Belur..
39 Menginginkanmu..
40 Penderitaan Nando..
41 Lagi..?
42 Aku bosnya..
43 Bayi..
44 Tangisan Fenny..
45 Menggoda..
46 Hina..
47 Sandiwara..
48 Perampok..
49 Dena dan Nando..
50 Sertifikat.
51 Desi dan Gunawan..
52 Gangster..
53 Tamu..
54 Uang..
55 Surat Peringatan..
56 Akting..
57 Sayap..
58 Curiga..
59 Keputusan..
60 Mabuk..
61 Lift..
62 Terjebak Berdua..
63 Satu Sama..
64 Detektif..
65 Lobby RS..
66 Berlutut..
67 Sandiwara Angel..
68 Sakit..
69 Misi Dena dan Nando..
70 Pil..
71 Ketahuan..
72 Dingin..
73 Restoran..
74 Berbaikan..
75 Sepatu..
76 Makan Siang..
77 Gagal..
78 Upaya Rangga..
79 Minyak..
80 Kasihan..
81 Operasi
82 Muntah-muntah..
83 Rujak..
84 Restu..
85 Testpack..
86 Gosip..
87 Nasihat Nando..
88 Sudah Menikah..
89 High heels...
90 Kemarahan Devan..
91 Pengumuman Penting..
92 Pengakuan Tiwi..
93 Tugas Lapangan..
94 Rencana Angel..
95 Dibuntuti..
96 Aisha..
97 Jebakan..
98 Menjaga..
99 Menantu..
100 Keguguran?
101 Akhirnya..
102 Hikmah..
103 Memulai Kembali..
104 Sekretaris Baru..
105 Mangga..
106 Nilam..
107 Trauma Nilam..
108 Hendra.
109 Di Depan Pusara..
110 Penculikan..
111 Penculikan 2..
112 Penculikan 3..
113 Rumah Sakit..
114 Pasangan..
115 Dijebak..
116 Angel dan David..
117 Angel dan David 2..
118 Angel dan David 3..
119 Maaf..
120 Persiapan..
121 Melahirkan..
122 Baby Allisya..
123 Pengumuman Novel Terbaru
124 My Love My Babysitter
125 Di Balik Cadar Aisha
126 DI BALIK CADAR
127 Demi Yumna
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Asha..
2
Persahabatan..
3
Devan..
4
Bertukar Sekretaris..
5
Rentenir..
6
Menjual..
7
Ibu..
8
Menikah..
9
Kakek..
10
Rahasia..
11
Cemburu..
12
Suka..
13
Cincin..
14
Cinta..
15
Jantung..
16
Bertunangan..
17
Istri Rahasiaku..
18
Kewajiban..
19
Nando..
20
Tekad Nando..
21
Pelukan..
22
Dena..
23
Memasak..
24
Kotak Bekal..
25
ATM..
26
Pesta..
27
Ciuman..
28
Rangga..
29
Lisptik..
30
Trik..
31
Memilih..
32
Cerai..?
33
Pelukan Dena..
34
Jessica dan Diana..
35
Terjebak..?
36
Jujur..
37
Kemarahan Ibu..
38
Babak Belur..
39
Menginginkanmu..
40
Penderitaan Nando..
41
Lagi..?
42
Aku bosnya..
43
Bayi..
44
Tangisan Fenny..
45
Menggoda..
46
Hina..
47
Sandiwara..
48
Perampok..
49
Dena dan Nando..
50
Sertifikat.
51
Desi dan Gunawan..
52
Gangster..
53
Tamu..
54
Uang..
55
Surat Peringatan..
56
Akting..
57
Sayap..
58
Curiga..
59
Keputusan..
60
Mabuk..
61
Lift..
62
Terjebak Berdua..
63
Satu Sama..
64
Detektif..
65
Lobby RS..
66
Berlutut..
67
Sandiwara Angel..
68
Sakit..
69
Misi Dena dan Nando..
70
Pil..
71
Ketahuan..
72
Dingin..
73
Restoran..
74
Berbaikan..
75
Sepatu..
76
Makan Siang..
77
Gagal..
78
Upaya Rangga..
79
Minyak..
80
Kasihan..
81
Operasi
82
Muntah-muntah..
83
Rujak..
84
Restu..
85
Testpack..
86
Gosip..
87
Nasihat Nando..
88
Sudah Menikah..
89
High heels...
90
Kemarahan Devan..
91
Pengumuman Penting..
92
Pengakuan Tiwi..
93
Tugas Lapangan..
94
Rencana Angel..
95
Dibuntuti..
96
Aisha..
97
Jebakan..
98
Menjaga..
99
Menantu..
100
Keguguran?
101
Akhirnya..
102
Hikmah..
103
Memulai Kembali..
104
Sekretaris Baru..
105
Mangga..
106
Nilam..
107
Trauma Nilam..
108
Hendra.
109
Di Depan Pusara..
110
Penculikan..
111
Penculikan 2..
112
Penculikan 3..
113
Rumah Sakit..
114
Pasangan..
115
Dijebak..
116
Angel dan David..
117
Angel dan David 2..
118
Angel dan David 3..
119
Maaf..
120
Persiapan..
121
Melahirkan..
122
Baby Allisya..
123
Pengumuman Novel Terbaru
124
My Love My Babysitter
125
Di Balik Cadar Aisha
126
DI BALIK CADAR
127
Demi Yumna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!