Bertukar Sekretaris..

Asha tersadar, dia langsung menurunkan pandangannya dan melepaskan dokumen yang dipegangnya.

"Saya bilang istirahat dulu.." Ucap Devan sambil menyimpan dokumen yang baru saja diambilnya dari Asha.

"Iya Pak..." Jawab Asha pelan sambil menunduk.

Seperti kehilangan akal, Devan tetap menatap Asha yang terlihat salah tingkah, dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya, terus menikmati wajah cantik sekretarisnya yang terlihat kikuk dan serba salah.

Keduanya terdiam cukup lama, sesekali Asha melihat Devan yang terus melihatnya, membuat jantungnya berdegup kencang.

"Kenapa dia terus melihatku..?"

"Apa karena marah karena aku tidak mendengarkan perintahnya tadi..?" Gumam Asha dalam hati.

Hingga akhirnya Devan segera tersadar, segera memalingkan wajahnya dan menyesali perbuatannya.

Dia segera melanjutkan pekerjaannya, kembali melihat layar komputer di depannya.

Kali ini giliran Devan yang terlihat salah tingkah.

"Bapak mau saya buatkan kopi..? sekalian saya mau ke pantry buat teh manis.." Ucap Asha sambil beranjak dari duduknya.

"Iya..kopi seperti biasanya.." Jawab Devan tetap sambil melihat layar komputer.

Asha mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Sepeninggal Asha, Devan menghentikan aktivitasnya, menghembuskan napas panjang sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi.

Devan memijat keningnya perlahan sembari memejamkan matanya.

Asha.

Devan menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, berusaha menyingkirkan pikirannya yang kini dipenuhi oleh gadis itu, karena tadi secara tidak sengaja sesaat dia terlena dengan pesona sekretarisnya.

Angel.

Devan segera mengambil ponselnya, terlihat langsung menghubungi tunangannya.

Cukup lama, dia terlihat melakukan percakapan mesra dengan wanita di ujung telepon.

"Aku mencintaimu.." Ucap Devan sebelum menutup teleponnya.

Devan melihat ponsel yang baru saja dimatikan.

Merenung sambil memastikan diri bahwa dirinya memang benar benar mencintai Angel, meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia pria yang setia yang tidak akan mudah tergoda oleh wanita lain, siapapun itu termasuk Asha, sekretarisnya.

Walaupun tidak bisa dia pungkiri jantungnya berdegup kencang saat tadi mereka saling bertatapan sejenak.

Asha datang dengan kedua tangannya memegang cangkir gelas, untung saja pintu sudah terbuka lebar dari tadi, Devan langsung pura pura kembali sibuk dengan pekerjaannya, melihat layar komputer di depannya.

"Ini kopinya pak.." Ucap Asha sembari meletakkan cangkir kopi diatas meja.

"Terima kasih.." Jawab Devan.

Tak lama Nando datang dengan membawa beberapa kantong plastik berisi makanan.

Mereka bertiga langsung menyantap makanan dengan lahap, mengisi daya agar kembali bertenaga agar bisa secepatnya menyelesaikan pekerjaan.

Pukul 22.30

Akhirnya semua pekerjaan telah diselesaikan, semua keperluan untuk rapat besok telah disusun dengan rapi.

"Akhirnya selesai juga.." Ucap Nando sambil menggeliatkan tubuhnya dan melihat Asha dengan senang.

Devan melihat jam tangannya.

"Nando..kamu antar Asha pulang.." Perintah Devan.

"Tidak usah..saya bisa pulang naik taksi.."

"Kamu akan pulang diantar Nando.." Jawab Devan sambil membereskan meja.

"Tapi pak..mobil saya lagi di bengkel, dan saya sudah ada yang menunggu di bawah.." Ucap Nando ragu ragu.

"Maaf Asha.." Lanjutnya melihat Asha dengan tatapan rasa bersalah.

Asha tersenyum.

"Tidak apa apa..saya bisa pulang naik taksi kok.."

"Baiklah..saya yang akan antar kamu pulang.." Ucap Devan sambil berjalan melewati Asha dan Nando.

Asha kaget, dia melihat Nando.

"Tidak apa-apa.." Ucap Nando sambil menepuk pundak Asha.

"Pak Devan memang seperti itu, dia tidak akan membiarkan sekretarisnya pulang sendiri..dia sering melakukan itu juga pada sekretaris sebelumnya.." Lanjut Nando sambil menggiring Asha berjalan mengikuti Direktur mereka.

Mereka bertiga menaiki lift, Nando turun di lantai satu, setelah berpamitan kepada Asha dan Devan, Nando menghampiri seseorang yang sudah menunggunya di lobby kantor, sedangkan Asha dan Devan masih berada di dalam lift menuju ke basemen.

Asha terlihat kikuk, dia merasa tidak enak kalau harus pulang dengan diantarkan oleh Pak Devan.

Mereka telah sampai di basemen, Devan berjalan dengan diikuti oleh Asha di belakangnya.

"Maaf pak.. sebaiknya saya pulang naik taksi saja.." Ucap Asha ketika mereka sampai di depan mobil Devan.

"Masuklah.." Jawab Devan sambil menunjuk pintu mobil dengan wajahnya,tidak menghiraukan perkataan sekretarisnya.

Asha menyerah, Pak Devan tetap bersikukuh akan mengantarnya pulang, akhirnya walaupun dengan rasa tidak enak hati, dia masuk ke dalam mobil direkturnya.

"Kamu tinggal dimana..?" Tanya Devan sembari menghidupkan mesin mobilnya.

Asha segera menjawab memberi tahu alamat rumahnya.

Dengan segera Devan melajukan kendaraannya, setelah tahu pasti alamat yang dituju.

Selama dalam perjalanan, keduanya terlihat diam membisu, Devan fokus menyetir tanpa menghiraukan Asha yang duduk dengan terus melihat kearah jendela.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di depan sebuah ruko yang tepat berada di pinggir jalan.

"Terima kasih pak.." Ucap Asha sebelum turun dari mobil.

Devan hanya mengangguk tanpa melihat Asha yang kini sudah berada di luar mobil.

Sekali lagi Asha mengucapkan terima kasih dibalik kaca mobilnya.

Devan kembali mengangguk dan langsung melajukan kendaraannya.

Asha berjalan perlahan meniti anak tangga dengan sesekali menguap, matanya sudah terasa sangat berat karena kantuk yang sudah tidak bisa ditahan lagi, hingga akhirnya dia sampai di lantai paling atas, dirinya langsung terkaget melihat kakeknya telah berada di kursi depan kamarnya.

"Kakek.." Asha menghampiri kakeknya.

"Kenapa kakek disini, ini sudah malam.."

"Kakek ingin menunggu kamu pulang.."

"Aku kan sudah bilang akan pulang malam hari ini, kenapa kakek masih menungguku..?"

"Kakek tidak tenang kalau kamu belum sampai kerumah.."

Asha memeluk kakeknya.

"Sekarang masuklah kedalam kek..diluar dingin, nanti kakek sakit.."

Kakeknya mengangguk.

"Kamu juga istirahatlah.."

Kakek menuruni tangga satu-persatu, hingga di lantai dua di masasuki sebuah pintu.

Kakek melihat Asha yang masih melihatnya.

"Besok saja aku mengatakan kepadanya, kalau hari Minggu nanti aku ingin mengajaknya untuk menemui seseorang.."

***

Devan sampai di apartemen mewah miliknya, menghempaskan badannya ke atas sofa, mengendurkan dasinya sambil mencoba membuka sepatu dengan kakinya bergantian, setelah sepatu terlepas, mengangkat kakinya satu persatu untuk membuka kaos kaki dan melemparkannya dengan asal.

Dia langsung merogoh ponsel di kantong celananya, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam di layar ponselnya, namun itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap menghubungi seseorang

"Besok kita bertukar sekretaris.." Devan langsung berbicara ketika Gio mengangkat teleponnya.

"Apa..!?" Tanya Gio di ujung telepon keheranan.

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

devan khawatir pindah ke lain hati 🤭

2024-12-24

0

Siti Afifah

Siti Afifah

pak gio ber jingkrak jingkrak

2023-06-30

3

Enung Samsiah

Enung Samsiah

waahhh,, dah roboh pendirian devan nih,,,, benteng hatinya dah runtuh

2023-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Asha..
2 Persahabatan..
3 Devan..
4 Bertukar Sekretaris..
5 Rentenir..
6 Menjual..
7 Ibu..
8 Menikah..
9 Kakek..
10 Rahasia..
11 Cemburu..
12 Suka..
13 Cincin..
14 Cinta..
15 Jantung..
16 Bertunangan..
17 Istri Rahasiaku..
18 Kewajiban..
19 Nando..
20 Tekad Nando..
21 Pelukan..
22 Dena..
23 Memasak..
24 Kotak Bekal..
25 ATM..
26 Pesta..
27 Ciuman..
28 Rangga..
29 Lisptik..
30 Trik..
31 Memilih..
32 Cerai..?
33 Pelukan Dena..
34 Jessica dan Diana..
35 Terjebak..?
36 Jujur..
37 Kemarahan Ibu..
38 Babak Belur..
39 Menginginkanmu..
40 Penderitaan Nando..
41 Lagi..?
42 Aku bosnya..
43 Bayi..
44 Tangisan Fenny..
45 Menggoda..
46 Hina..
47 Sandiwara..
48 Perampok..
49 Dena dan Nando..
50 Sertifikat.
51 Desi dan Gunawan..
52 Gangster..
53 Tamu..
54 Uang..
55 Surat Peringatan..
56 Akting..
57 Sayap..
58 Curiga..
59 Keputusan..
60 Mabuk..
61 Lift..
62 Terjebak Berdua..
63 Satu Sama..
64 Detektif..
65 Lobby RS..
66 Berlutut..
67 Sandiwara Angel..
68 Sakit..
69 Misi Dena dan Nando..
70 Pil..
71 Ketahuan..
72 Dingin..
73 Restoran..
74 Berbaikan..
75 Sepatu..
76 Makan Siang..
77 Gagal..
78 Upaya Rangga..
79 Minyak..
80 Kasihan..
81 Operasi
82 Muntah-muntah..
83 Rujak..
84 Restu..
85 Testpack..
86 Gosip..
87 Nasihat Nando..
88 Sudah Menikah..
89 High heels...
90 Kemarahan Devan..
91 Pengumuman Penting..
92 Pengakuan Tiwi..
93 Tugas Lapangan..
94 Rencana Angel..
95 Dibuntuti..
96 Aisha..
97 Jebakan..
98 Menjaga..
99 Menantu..
100 Keguguran?
101 Akhirnya..
102 Hikmah..
103 Memulai Kembali..
104 Sekretaris Baru..
105 Mangga..
106 Nilam..
107 Trauma Nilam..
108 Hendra.
109 Di Depan Pusara..
110 Penculikan..
111 Penculikan 2..
112 Penculikan 3..
113 Rumah Sakit..
114 Pasangan..
115 Dijebak..
116 Angel dan David..
117 Angel dan David 2..
118 Angel dan David 3..
119 Maaf..
120 Persiapan..
121 Melahirkan..
122 Baby Allisya..
123 Pengumuman Novel Terbaru
124 My Love My Babysitter
125 Di Balik Cadar Aisha
126 DI BALIK CADAR
127 Demi Yumna
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Asha..
2
Persahabatan..
3
Devan..
4
Bertukar Sekretaris..
5
Rentenir..
6
Menjual..
7
Ibu..
8
Menikah..
9
Kakek..
10
Rahasia..
11
Cemburu..
12
Suka..
13
Cincin..
14
Cinta..
15
Jantung..
16
Bertunangan..
17
Istri Rahasiaku..
18
Kewajiban..
19
Nando..
20
Tekad Nando..
21
Pelukan..
22
Dena..
23
Memasak..
24
Kotak Bekal..
25
ATM..
26
Pesta..
27
Ciuman..
28
Rangga..
29
Lisptik..
30
Trik..
31
Memilih..
32
Cerai..?
33
Pelukan Dena..
34
Jessica dan Diana..
35
Terjebak..?
36
Jujur..
37
Kemarahan Ibu..
38
Babak Belur..
39
Menginginkanmu..
40
Penderitaan Nando..
41
Lagi..?
42
Aku bosnya..
43
Bayi..
44
Tangisan Fenny..
45
Menggoda..
46
Hina..
47
Sandiwara..
48
Perampok..
49
Dena dan Nando..
50
Sertifikat.
51
Desi dan Gunawan..
52
Gangster..
53
Tamu..
54
Uang..
55
Surat Peringatan..
56
Akting..
57
Sayap..
58
Curiga..
59
Keputusan..
60
Mabuk..
61
Lift..
62
Terjebak Berdua..
63
Satu Sama..
64
Detektif..
65
Lobby RS..
66
Berlutut..
67
Sandiwara Angel..
68
Sakit..
69
Misi Dena dan Nando..
70
Pil..
71
Ketahuan..
72
Dingin..
73
Restoran..
74
Berbaikan..
75
Sepatu..
76
Makan Siang..
77
Gagal..
78
Upaya Rangga..
79
Minyak..
80
Kasihan..
81
Operasi
82
Muntah-muntah..
83
Rujak..
84
Restu..
85
Testpack..
86
Gosip..
87
Nasihat Nando..
88
Sudah Menikah..
89
High heels...
90
Kemarahan Devan..
91
Pengumuman Penting..
92
Pengakuan Tiwi..
93
Tugas Lapangan..
94
Rencana Angel..
95
Dibuntuti..
96
Aisha..
97
Jebakan..
98
Menjaga..
99
Menantu..
100
Keguguran?
101
Akhirnya..
102
Hikmah..
103
Memulai Kembali..
104
Sekretaris Baru..
105
Mangga..
106
Nilam..
107
Trauma Nilam..
108
Hendra.
109
Di Depan Pusara..
110
Penculikan..
111
Penculikan 2..
112
Penculikan 3..
113
Rumah Sakit..
114
Pasangan..
115
Dijebak..
116
Angel dan David..
117
Angel dan David 2..
118
Angel dan David 3..
119
Maaf..
120
Persiapan..
121
Melahirkan..
122
Baby Allisya..
123
Pengumuman Novel Terbaru
124
My Love My Babysitter
125
Di Balik Cadar Aisha
126
DI BALIK CADAR
127
Demi Yumna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!