BosQ Pemikat Hati
Dari kejauhan seorang perempuan yang berpenampilan rapih sambil membawa berkas ditangannya, berkas tersebut adalah berkas buat ngelamar kerja. Perempuan tersebut adalah Vanesha, dia sekarang sudah lulus di tempat kuliahnya dan hari ini ia akan ngelamar kerja di perusahaan yang ia inginkan.
Dia berjalan memasuki pintu perusahaan, ia melihat perusahaan tersebut sangat besar. Ia langsung memasuki pintu itu menuju resepsionis, ia bertanya ruangan HRD berada di lantai berapa. Setelah ia mengetahui ruangan HRD, ia langsung ke lantai empat ruang HRD berada. Tepat di pintu ruangan HRD, ia tidak lupa mengetuk pintu.
Tok.. tok
“Masuk.” ucap seorang perempuan yang berpenampilan kantor.
Vanesha langsung membuka pintu tersebut, dan langsung menghampiri meja HRD.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya HRD.
“Permisi mba, saya ingin mengajukan lamaran kerja dan ini berkas yang saya bawa.” kata Vanesha
Bagian HRD langsung melihat berkas untuk lamaran kerja, setelah ia melihat berkas tersebut secara detail. Akhirnya yang bikin menegangkan yaitu sesi tanya jawab atau psikotes pertanyaan yang diajukan.
Setelah melakukan psikotes pertanyaan ia langsung berpamitan kepada HRD.
“Sudah cukup tes psikotes hari ini, kamu tinggal menunggu selama seminggu untuk mengetahui apakah kamu layak di perusahaan kami atau tidak.” ucap Intan selaku bagian HRD.
“Baik mba, Terima kasih.” ucap Vanesha menjabarkan tangannya ke HRD.
Vanesha pun keluar dari ruangan HRD. “Akhirnya selesai juga, semoga saja aku diterima di perusahaan ini.” batin Vanesha.
Vanesha langsung menuju cafe, dan ia memesan minuman dan makanan kepada pelayan cafe. Lagi asiknya dengan santapan yang ada di hadapannya, dia tidak sengaja bertemu kakak seniornya pas dia kuliah dulu.
“Vanesha.” panggil kakak senior.
“Kak zu,” ujar Vanesha.
“Tidak disangka kita bisa ketemu lagi, gimana kabar kamu?” kata Zulfikar sambil menarik kursi.
“Aku baik. gimana kabar kakak, kakak bisa ada di sini!” ucap Vanesha.
“Iya, aku bekerja di perusahaan yang kamu lamar.” ucap Zulfikar.
“Sure.” ujar Vanesha terkejut.
“Yes. Tadi kakak tidak sengaja ketemu kamu, tapi kakak tidak yakin kalo itu kamu.” kata Zulfikar.
Zulfikar langsung memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan. “Gimana, apa kamu sudah di terima bekerja di perusahaan yang kamu impikan?” tanya Zulfikar.
“Aku belum tahu, kata HRD aku harus menunggu keputusannya selama seminggu.” ujar Vanesha
“Iya sudah, kamu harus banyak-banyak berdoa semoga lolos di perusahaan yang kamu impikan." ucap Zulfikar.
Vanesha hanya mengangguk, mereka berdua bercanda gurau. Akhirnya vanesha memutuskan untuk pulang kerumahnya. Sampai di kos-kosan ia langsung menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Ia membuka pintu kamarnya, saking buru-buru ia lupa membereskan kamarnya. Dan lihat kamarnya yang sudah kaya kapal pecah, sangat berantakan.
Tidak terasa sudah semakin larut akhirnya ia memutuskan untuk merapikan semuanya, dan berlanjut besok.
..._ _ _ _ _...
Di dalam ruangan kantor yang memiliki wangi khas ketenangan yang membuat semua orang ingin berlama-lama di dalam, Aric Art Sanjaya Artharama laki-laki tersebut sekarang sudah menjadi seorang CEO. Walaupun ia seorang CEO tapi tidak ada perempuan yang bisa mendekatinya. Sudah banyak karyawan perempuan yang ingin mendekatinya, tapi tidak ada satupun yang mampu bertahan dengan sifat seorang Aric.
Aric lebih suka menyendiri, dia seorang laki-laki yang angkuh, cuek, dingin, kadang dia memiliki sifat tegas, galak dan kejam. Sudah banyak perempuan yang ingin mendekati aric tapi tidak ada yang berhasil satupun. Makanya dia dijuluki Jomblo abadi, sebenarnya ia tidak ingin jomblo seumur hidup tapi inilah nasibnya, nasib yang harus ia jalani seumur hidup. Dia lebih suka mempermainkan wanita dari pada serius dengan wanita.
“Akhirnya tugas kantor gue selesai juga.” ucap Aric sambil meregangkan otot tangannya.
Belum sempat ia memejamkan mata, tiba-tiba pintu ruangan kerjanya ada mengetuk.
Tok.. tok..
“Masuk.” ucap Aric dari dalam.
Orang tersebut masuk, tanpa meminta izin dari pemilik perusahaan ia langsung duduk dengan santai. Seperti kantornya sendiri.
“Enak banget lo, datang-datang main nyelonong aja. Emang ini kantor bapak moyang lo.” ujar Aric kesal.
Laki-laki itu tersenyum, dia senang ngerjain sahabat akrabnya yang satu ini. “Santai dong bro. Kita udah lama kenal, masa lo sama gue kaya gitu. Gue sedih kalo lo ngomong kaya gitu, hati gue bagaikan diiris pisau.”
Aric yang mendengar ucapan sahabatnya pun jengah. Kenapa dia harus di pertemukan sama satu orang yang bikin dia muak. “Gak usah drama lo, di sini bukan ajang pentas drama. Jadi gak usah banyak drama, jijik gue ngeliatnya.”
David yang mendengar ucapan Aric tertawa terbahak-bahak.
“Sudah lo jangan kebanyakan ketawa, Lama-lama mulut lo gue lakban juga.” ucap Aric dengan asal.
“Santai dong, lu gak pernah berubah dari dulu sampai sekarang ucapan lo tetap sama. Pantesan aja gak ada yang tahan sama sikap lo.” ucap David.
“Berisik lo. Kalo lo gak ada keperluan lebih baik lo pulang sana, gak usah ke sini lagi.” ucap Aric.
“Oke, gue gak bakal ganggu lu. Gue kesini ada hal penting yang gue ingin bicarakan sama lo,” kata David.
“Kalo pembicaraan lo gak penting gak usah bicara, kalo penting silakan bicara. Gue gak mau pakai basa-basi. Karena lo sudah tahu kalo gue gak suka basa-basi.” ucap Aric sambil menyenderkan posisinya ke sofa yang berada di ruangannya.
Tanpa bas-basi David langsung membicarakan hal penting mengenai kasus pendanaan perusahaan gelap. Dari awal sampai akhir ia memberitahu semuanya tanpa ada yang di kurangi apalagi di lebih-lebihkan ceritanya.
Aric yang mengamati dan mendengar cerita dari David hanya bisa mengangguk, yang awalnya posisinya santai bersandar di sofa sekarang tidak. Malah ia dengan serius mendengarkan pembicaraan sahabatnya yang satu ini.
“Oke. Gue ngerti maksud lo, gue bakal tanganin ini semua. Lo harus bantu gue untuk ngurusin semuanya, jangan sampai orang mengetahui rencana kita.” ucap Aric.
“Baik. Kalo gitu gue pamit ke kantor, jangan lupa lo harus ngatur semuanya.” ucap David.
Aric hanya mengangguk, dia memikirkan sejenak kelanjutan rencana yang ia buat. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi seseorang.
“pagi Pak, ada yang bisa saya bantu.” ucap seseorang di balik layar handphone.
“Nanti malam kamu temuin saya ditempat biasa, saya punya tugas untuk kamu. Saya harap kamu ke sana sendiri, saya tidak mau sampai orang tau tentang tempat yang kamu datangi bersama saya.” ucap Aric tegas.
“Baik Pak. Saya mengerti, saya akan segera ke sana.” kata Lucky. Lucky adalah orang kepercayaan Aric, jadi ia sudah tahu gimana sifat bosnya.
Aric memutuskan sambungan telepon dan pergi menuju tempat biasa yang ia janjikan bersama lucky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Etik Etik
aku mmpir
2022-12-21
0
Desi Ramadani
mampir thor
2021-08-23
1
Lasmi Kasman
awal yg bagus
2021-07-19
0