Sudah hampir sepuluh hari ia menunggu panggilan kerja, tapi tidak ada satupun yang diterima. Sudah banyak ia menaruh berkas pekerjaan tapi belum ada yang menerima dirinya.
Vanesha yang sedang sarapan, Tiba-tiba saja handphonenya berbunyi. Ia langsung mengambil benda pipih tersebut di atas meja komputernya. Di sana ia melihat sebuah nomor telepon yang tidak kenal, ia langsung mengangkatnya.
“Halo selamat siang, apa benar ini dengan Vanesha anggraini putri.” ucap seseorang dari dalam telepon.
“Iya benar,” ucap Vanesha.
“Saya dari perusahaan X ingin memberitahu bahwa anda hari ini datang ke perusahaan,” ucap seseorang dari dalam telepon.
“Saya diterima kerja.” ucap Vanesha senang.
“Lebih baik anda langsung ke perusahaan biar lebih jelasnya,” ucap seseorang dari dalam telepon.
“Baik. Saya segera ke sana,” ucap Vanesha. Vanesha langsung menghabiskan sarapannya, dan bergegas ke perusahaan yang ia impikan.
Tiba saatnya di perusahaan ia langsung bertanya kepada resepsionis.
“Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu,” ucap resepsionis yang bernama Putri A.
“Pagi mba. Saya diberitahu bahwa saya menerima telepon untuk datang ke perusahaan ini,” ucap Vanesha.
“Dengan mba Vanesha,” ucap Putri.
Vanesha pun mengangguk.
“Kalo begitu mba langsung aja ke ruangan HRD buat tanda tangan kontrak,” ucap Putri.
“Baik. Terima kasih,” ucap Vanesha.
Vanesha langsung menuju ke lantai atas, tepat di ruangan HRD ia tidak lupa mengetuk pintu ruangan tersebut, selesai tanda tangan kontrak vanesha keluar.
“Mau ngapain lagi iya, sarapan tadi gue udah. Nongkrong aja kali iya di cafe,” batin Vanesha.
Vanesha akhirnya menuju cafe terdekat, ternyata cafe tersebut banyak dijumpai banyak orang sampai-sampai tidak ada tempat duduk sama sekali. Ia celingak-celinguk mencari tempat duduk kosong tapi nihil tidak ada satupun yang tersedia, cuman satu tempat paling pojok yang ditempatkan oleh satu orang pria, dia tidak yakin untuk duduk di sana.
Akhirnya Vanesha memutuskan untuk memesan kopi dan cemilan dan langsung menuju bangku paling pojok, dia berjalan melewati orang-orang tepat dihadapan laki-laki itu ia pun meminta izin kepada laki-laki tersebut.
“Permisi mas, saya boleh duduk di sini,” ucap Vanesha hati-hati.
Laki-laki itu tidak memperdulikan vanesha malah laki-laki itu asik dengan aktivitasnya, vanesha yang melihat laki-laki itu hanya bisa menghela nafasnya.
Kenapa gue harus nemuin Cowok kaku kaya ini orang, mimpi apa gue nemuin Cowok kaya gini. batin Vanesha
laki-laki itu adalah Aric. Yang awalnya Aric sibuk dengan handphone yang ada ditangannya, ia melirik kearah samping kanannya ternyata seorang perempuan.
“Kenapa perempuan ini ada disini, bukannya duduk malah berdiri. Emang dia patung yang harus berdiri di samping gue,” batin Aric.
“Ngapain lo berdiri disini,” ucap Aric. Aric tidak peduli dengan ucapannya kepada perempuan ini.
Vanesha melihat laki-laki yang ada di sampingnya, kesal. Kata itulah yang ia rasakan saat ini, gimana gak kesal ketemu cowok modelnya kaya gini, gak punya perasaan.
“Lagi nungguin duit jatuh,” Gerutu Vanesha.
Aric bingung dengan ucapan wanita ini, mana ada duit jatuh dari langit yang ada kerja buat mendapatkan uang.
“Kalo nunggu duit jangan disini. Disini tempat makan bukan tempat minta-minta,” ucap Aric asal.
Vanesha yang dibuat kesal dengan cowok yang satu ini, ingin rasanya ia membuang cowok yang ada di hadapannya kehutan Amazone, biar dia tidak menemukan laki-laki seperti dia.
“Saya bukan pengemis, saya masih mampu cari uang. Saya disini untuk nyari tempat duduk, apakah anda boleh memberikan tempat duduk anda, soalnya sudah penuh bangku yang ada ditempat ini,” ucap Vanesha dengan sopan sambil menahan emosinya. Walaupun laki-laki ini sudah bikin dia kesal, tapi dia harus sabar dengan pria yang satu ini.
“Duduk tinggal duduk. Ngapain juga harus minta izin ke saya, saya bukan tukang tempat duduk yang harus minta izin,” ucap Aric.
Sabar Vanesha.. sabar. Batin Vanesha sambil mengusap dadanya pelan.
Akhirnya vanesha duduk dihadapan laki-laki itu, tapi aktivitasnya berbeda. Selesai sarapan aric langsung pergi meninggalkan vanesha, vanesha yang melihat laki-laki itu pergi akhirnya bernafas lega.
Untung tuh cowok pergi, coba kalo belum pergi gue acak-acak tuh muka yang sok ganteng. Batin Vanesha.
Selesai sarapan ia langsung pergi dari cafe itu dan menuju kerumahnya.
*******
Disisi lain seorang laki-laki yang memakai pakaian serba hitam dan tidak lupa topi yang ia tutupi wajahnya, ia memang sengaja menutupi wajahnya takut ia ketahuan orang. Beberapa jam ia menunggu begitu lama akhirnya orang yang membuat dia menunggu akhirnya datang juga.
Tanpa basa-basi ia langsung ke inti permasalahannya, “Saya ingin kamu melakukan pekerjaan yang saya suruh, besok pagi kamu harus menyamar jadi karyawan di perusahaan X yang melakukan penggelapan dana. Saya tidak mau rencana saya gagal apalagi kamu berbuat ceroboh, kamu tahu resikonya kalo kamu main-main dengan saya,” ucap Aric.
Lucky yang mendengar ucapan bosnya ngeri sampai-sampai bulu ditangan berdiri.
“Baik Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Saya tidak akan mengecewakan bapak,” ucap Lucky. Lucky hanya bisa pasrah dengan ucapan bosnya yang satu ini, dia tidak mau macam-macam dengan atasannya.
“Kamu harus mendapatkan info dari perusahaan X, saya tidak mau tahu kamu harus berhasil gimanapun caranya,” ucap Aric tegas.
Emang kata seperti mengupas kulit kacang yang langsung terbuka. Menurut lo tugas kaya gini gampang, lo enak tinggal menerima hasil lah gue menerima resikonya. Gerutu Lucky dalam hati. Andai saja dia bisa berkata seperti itu, tapi ia tidak bisa yang ada nanti hidup dan matinya akan terancam.
“Baik Pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin,” ucap Lucky.
“Bagus, kalo begitu saya pergi dulu. Ingat pesan saya baik-baik, kalo kamu sampai gagal dengan rencana ini saya akan menghancurkan kamu,” ucap Aric dengan nada dingin.
Lucky hanya bisa mengangguk, akhirnya Aric pergi dari hadapannya. Lucky akan memulai aksinya besok, dia tidak ingin mengecewakan bosnya, kalo sampai rencananya gagal habislah dia.
Aric langsung pergi menuju istananya, istana yang selalu menemaninya selama bertahun-tahun. Dia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan badannya, selesai mandi ia turun dari kamar menuju ruang makan. Di sana ia sudah melihat asisten rumah tangga yang sudah menyiapkan sarapan untuknya.
Lagi asik dengan sarapan yang ada dihadapannya tiba-tiba saja ART yang satu lagi menghampirinya, “Maaf den bibi ganggu. didepan ada nyonya yang sedang menunggu aden di ruang tamu.” ucap ART sambil membungkuk badannya sedikit
“Bilang ke dia, saya tidak ingin diganggu. Saya juga tidak ingin menemukan siapa-siapa, kalo dia memaksa usir dia dari sini,” ucap Aric dengan tegas.
“Baik den,” ucap ART. ART itu pergi dari hadapan Aric menuju ruang tamu.
“Maaf nyonya, den Aric lagi sibuk. Jadi dia tidak bisa menemukan nyonya malam ini,” ucap ART.
“Berani-beraninya dia tidak ingin menemukan saya, emang dia siapa yang memerintahkan seperti itu kepada saya. Bilang ke atasan kamu besok saya akan datang lagi ke sini,” ucap Jasmin selaku istri dari ayahnya.
Jasmin dengan cepat pergi dari rumah yang menyebalkan ini, dengan kesal diperlakukan seperti itu ia langsung pergi dari hadapan ART dan petugas rumah lainnya.
Setelah kepergian jasmin Aric langsung menuju kantor pribadinya dan mengerjakan tugas kantor. Dia memang selalu memfokuskan urusan kantor yang nomor satu, karena inilah yang ia lakukan setiap hari, dia tidak mementingkan urusan perempuan bagi dia perempuan hanya pembuat masalah dan mencari gara-gara membuat dia pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fahmiatus Sifa Zaien
kok sepuh sih di sini?
2021-05-31
1