Vanesha bangun dari tidurnya, ia melihat kearah jam ternyata sudah menunjukan pukul 06.30 dan bergegas ke kantor. Sesampainya di kantor ia langsung memarkirkan motor.
Saat ia berjalan kearah ruangan dari arah berlawanan Aulia memanggil dirinya. “Vanesha,” panggil Aulia.
Vanesha yang mendengar namanya di panggil langsung mencari kearah sumber suara ternyata Aulia yang memanggil dirinya, ia langsung menghampiri Aulia.
“Kamu baru sampai,” ucap Vanesha.
“Ya begitulah,” jawab Aulia.
Mereka berdua langsung memasuki ruangan, belum sempat Vanesha duduk di kursi tiba-tiba saja atasannya memanggil dirinya
“Vanesha kamu di panggil bos ke ruangannya,” kata salah satu karyawan.
“Baik. Terima kasih,” ujar Vanesha.
Vanesha langsung menemukan bosnya, sebelum masuk ia mengetuk pintu ruangan yang terdapat bacaan CEO.
Tok.. tok..
“Masuk,” ucap Aric dari dalam ruangan.
Vanesha pun masuk di sana ia melihat tumpukan berkas yang sangat banyak, ia langsung menghampiri bosnya.
“Permisi pak. Ada yang bisa saya bantu,” ucap Vanesha dengan sopan.
“Saya ingin kamu mengerjakan semua berkas yang ada di meja saya, sekarang sekretaris saya tidak hadir jadi kamu yang menggantikan sekretaris saya.” tegas Aric.
"Gila aja nih orang, emang gue robot harus mengerjakan berkas sebanyak ini. Dasar bos nyebelin yang gue temuin di dunia." batin Vanesha sambil memaki-maki Aric dalam hati.
“Kenapa? kamu gak mau mengerjakan berkas ini, kalo kamu tidak sanggup bekerja di sini lebih baik kamu mengundurkan diri dari perusahaan saya. Saya tidak menerima karyawan malas seperti kamu,” tegas Aric.
Vanesha menghela nafasnya. "Sabar Vanesha.. sabar, lo jangan kepancing sama bos gila yang ada di depan lo. Kalo bukan karena uang gue gak bakal kerja disini, dasar bos gila," batin Vanesha.
“Baik pak. saya akan mengerjakan berkas yang bapak mau,” ucap Vanesha.
“Bagus. Silakan bawa berkas ini keruangan kamu,” ucap Aric.
Vanesha langsung membawa berkas yang sangat banyak, diluar pintu ia memaki-maki atasannya.
“Dasar nyebelin, cowok gila, cowok rese, es batu, es mambo, es kelapa. Pokoknya sejenis es, baru kali ini gue ketemu bos kaya dia, pantesan saja gak ada yang mau. lagian siapa juga yang mau sama sifat nyebelin kaya tuh orang,” gerutu Vanesha.
Tanpa perasaan tidak suka dari bosnya ia tetap memaki-maki Aric tanpa diketahui orangnya, dia langsung membawa berkas tersebut ke ruangannya dengan wajah bete.
“Ya ampun. kamu gak salah sha, bawa berkas sebanyak ini,” ucap Aulia.
“Tau tuh cowok terkutuk nyebelin banget, ngasih gue berkas sebanyak ini emang gue robot yang harus bekerja sebanyak ini,” gerutu Vanesha.
“Cowok terkutuk? Maksud lo siapa cowok terkutuk?” tanya Aulia heran.
“Siapa lagi kalo bukan bos kita yang sok ganteng,” ucap Vanesha.
Aulia yang mendengar nama sebutan bosnya langsung tertawa lepas. “Sumpah lo berani banget ngatain bos kita dengan sebutan cowok terkutuk. Untung lo gak didenger bos coba kalo kedengaran bisa didepak lo dari sini,” ucap Aulia.
“Gak usah ngeledek gue, nyebelin banget lo,” ujar Vanesha kesal.
Tanpa ada semangat sama sekali ia terpaksa mengerjakan berkas yang diberikan Aric, dia melihat jam yang ada di pergelangan tangan ternyata sudah masuk istirahat, tapi berkas yang ada ditangannya belum selesai.
Aric yang keluar dari ruangannya tidak sengaja melihat satu perempuan yang masih aktif dengan berkas yang ada ditangannya. Ia melihat dengan cermat ternyata perempuan itu perempuan yang ia suruh mengerjakan semua berkas.
“Apa gue sekejam itu iya, sampai-sampai dia gak istirahat gara-gara gue.” batin Aric.
Aric langsung pergi dari ruangan Vanesha menuju kantin, ia memesan beberapa makanan dan minuman sekalian ia membeli sarapan untuk wanita barusan.
Selesai sarapan ia langsung menuju ruangan perempuan tadi dan kebetulan sekali ia bertemu dengan OB ia langsung memanggil OB tersebut.
“Pak sini,” ucap Aric.
“Iya pak. Ada yang bisa saya bantu,” ucap OB tersebut.
“Tolong kamu antar sarapan ini ke perempuan itu, saya tidak mau karyawan saya mati kelaparan. Jangan beritahu dia kalo saya memberikan sarapan ini untuknya bapak mengerti,” ucap Aric.
“Baik pak,” jawab OB.
“Sudah saya berikan pak,” ucap dadang selaku OB yang bekerja di perusahaannya.
Saat Vanesha fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba saja datang seorang OB sambil membawa tentengan plastik. “Permisi mba ada pesanan makanan untuk mba,” ucap dadang.
Vanesha bingung kayanya dia tidak pesan makanan sama sekali. “Maaf Pak. Saya tidak pesan makanan,” ucap Vanesha.
“Iya mba, tapi ada yang memberikan makanan ini ke saya, katanya suruh kasih ke mba,” ucap pak dadang.
“Siapa pak?” tanya Vanesha penasaran.
“Saya kurang tahu mba, tapi dia bilang ini untuk mba." ucap dadang.
“Ya sudah. Letakan saja di meja saya,” kata Vanesha.
“Kalo begitu saya permisi mba,” pamit dadang.
Pak dadang langsung pergi dan Vanesha melihat kantung plastik yang berisi makanan dan minuman. "sepertinya makanannya enak. Gue makan aja dulu kali iya, nanti gue lanjut lagi kerjaan gue." batin Vanesha.
Aric melihat Vanesha makan dengan lahap hanya bisa menggeleng kepala. “Dasar wanita rakus, gak pernah makan selama sebulan. Sampai lahap begitu,” ucap Aric asal.
Aric langsung kembali keruangan dan melanjutkan berkasnya. “Akhirnya selesai juga tugas gue. Sumpah Demi apa, ini jam sepuluh malam, pantes aja badan gue pada pegel.” ucap Aric berdialog sendiri.
Aric langsung membereskan berkas yang ada di atas meja dan pergi dari ruangan. Dia melihat kearah kantor yang sudah sangat gelap dan dia menuju parkiran, di sana ia melihat seorang wanita lagi mengecek motor. Ia menghampiri perempuan itu ternyata perempuan itu Vanesha.
“Kenapa kamu belum pulang?” tanya Aric.
Vanesha melihat kearah sumber suara ternyata bosnya. “Kalo saya sudah pulang gak mungkin saya disini.” gumam Vanesha sambil mengecek motor maticnya.
“Motor kamu mogong?” tanya Aric sekali lagi.
“Menurut bapak," ucap Vanesha.
“Coba sini saya cek, siapa tahu saya bisa benerin motor kamu,” tawar Aric.
Aric langsung mengecek motor matic Vanesha dan ternyata motornya kehabisan bensin, aric menghela nafasnya. "Dasar wanita bodoh gak ngecek bahan bakar, kalo kaya gini pasti gak bakal jalan nih motor." batin Aric.
Vanesha yang melihat wajah bosnya hanya diam. "kenapa wajah pak aric kaya gitu, kaya kesal sama orang." batin Vanesha.
“Saya heran sama kamu, kenapa di perusahaan saya ada karyawan seperti kamu,” ucap Aric.
“Karena saya pintar,” jawab Vanesha percaya diri.
“Kalo memang kamu pintar, tidak mungkin kamu lupa untuk mengisi bahan bakar motor kamu. Apa di rumah kamu gak ada uang sampai-sampai motor kamu kehabisan bahan bakar,” cetus Aric.
"What? Gue gak salah dengar dengan ucapannya, enak aja gue gak punya uang kalo gue gak punya uang gue gak mungkin bisa bertahan hidup." batin Vanesha.
“Maaf pak. Saya tidak tahu kalo bahan bakar motor saya habis,” ucap Vanesha.
Aric mengambil selembar uang di dompetnya dan memberikan uang tersebut ke Vanesha. “Ini buat kamu untuk membeli bensin motor kamu,” ucap Aric sambil memberikan tiga lembar seratus ribu.
“Saya masih mampu membeli bensin motor saya. Saya bukan orang miskin yang selalu meminta uang dari orang kaya seperti anda,” ucap Vanesha kesal.
Gimana gak kesal dia dikatain gak punya duit dan dikatain pengemis. Vanesha langsung mendorong motor maticnya dan meninggalkan bosnya.
“Wanita aneh, dikasih uang gak mau,” ucap Aric. Aric kembali kedalam mobil dengan diam-diam aric mengikuti vanesha.
“Cowok gila, cowok rese, nyebelin, gak punya hati. Dasar orang kaya sombongnya minta ampun, emang gue cewek gak benar yang gampang disogok pakai uang. nyebelin banget,” gerutu Vanesha sambil memaki-maki motornya yang tidak bersalah.
“Kalo bukan karena pekerjaan gue, gak mungkin gue kerja di perusahaan super nyebelin,” ucapnya kembali.
Lagi-lagi aric yang melihat kekesalan wanita yang ada di depannya hanya tersenyum, baru kali ini ia bertemu perempuan yang selalu gerutu dan ngomongin dia dari belakang.
Setelah Vanesha sampai di kosan ia langsung memarkirkan motor dan naik kearah kamar, dia membanting pintu kosannya dan tidur di atas tempat tidurnya. Nyaman, rasa itulah yang ia rasakan saat ini.
Aric yang melihat wanita itu masuk ke dalam rumah yang banyak pintunya dia hanya diam di dalam mobil tanpa masuk ke dalam.
"ternyata wanita itu tinggal disini," batin Aric.
Aric langsung pergi setelah sampai di istana ia langsung memarkirkan mobil dan masuk ke dalam istana menuju kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Pao Fahri
keren thor,, 😊
2021-07-17
1
Walterus
mulai seru ceritax.
2021-07-13
1
Yane Mandalika
gimana mau komen
karingan lari
2021-07-13
1