🍁🍁🍁
Di Mansion Besar Dan Megah
"Mami....," sapa Glenn sembari menghampiri mami Ana dan memeluknya.
"Sayang....kamu sudah tiba?" ucap mami.
"Papi mana mi?"
"Papi lagi ke kantor, lagi ngecek perkembangan"
Glenn hanya manggut-manggut.
"Oke mi,,,,Glenn ke kamar dulu mau istirahat, sedikit lelah," ucap Glenn sembari menuju kamar.
Di ruang keluarga
"Glenn, Papi harap kamu setuju dengan perjodohan ini," ucap Papi memulai bicaranya.
"Walaupun Glenn menolak tapi tetap Papi paksa bukan," Glenn sudah punya kekasih Pi, dan Glenn mencintainya. Ujar Glenn kesal.
"Sayang,,,,Clara tidak cocok buat mu, dia bukan wanita yang tulus mencintai mu dan mami tidak setuju kalian menjalin kasih." Ucap lembut Mami.
"Jadi maksud Mami dan Papi, wanita yang kalian jodohkan itu yang terbaik? jika dia memang benar wanita baik tidak mungkin dia menerima perjodohan ini, apalagi kami belum kenal." Apa ini hanya demi harta??? sahut tegas Glenn.
"Cukup Glenn....dia bukan wanita yang kamu pikirkan negatif," sahut amarah Mami.
"Terserah pada mu, jika kau menolak perjodohan ini jangan harap semua perusahaan ini jatuh kepada kamu, semua ini akan papi sumbangkan ke panti-panti asuhan" Seru Papi dengan tegas.
"Papi tidak main-main dengan ucapan ini," tegasnya lagi.
"Apa kamu menyayangi Papi dan Mami Glenn? kaulah anak satu-satunya yang kami harapkan, kami semakin tua dan sebentar lagi menghadap maha kuasa tapi sebelum itu terjadi bisakah kau kabulkan permintaan kami ini? tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menderita, pilihan kami tepat buat kamu" ucap panjang lebar mami dengan mata berkaca-kaca.
"Lihatlah wanita breng**k itu sudah mencuci otak Papi dan Mami, bayangkan saja warisan perusahaan jadi taruhannya. Lihat saja akan ku kasi pelajaran." Gumam Glenn dalam hati.
"Maafkan Glenn Mi, Pi Glenn menerima perjodohan ini" ucapnya terpaksa.
Papi dan Mami tau jika Glenn terpaksa menerima perjodohan ini, mereka harus selidiki takut jika yang tidak beres.
"Baiklah besok kamu temui calon istri mu di Rumah Sakit, sekalian Papi perkenalkan diri mu sebagai penerusnya."
🍁🍁🍁
Di Rumah Sakit
Jasline baru saja selesai mengoperasi pasiennya, dan sekarang dia lagi duduk di ruang kerjanya. Tadi pagi dia di telpon oleh tante Ana, bahwa putranya akan menemuinya siang nanti. Makanya Jasline sekarang menunggu di ruang kerjanya.
Di lobi Rumah Sakit berdiri tegap pria tampan dan penuh karisma. Pesonanya bikin wanita klepek-klepek. Dia adalah Glenn Victor Januar putra tunggal pemilik perusahan terbesar "JANUAR".
Semua yang di situ memberi hormat kepada pemilik Rumah Sakit, mereka tau jika pria tampan itu anak pemilik Rumah Sakit, kecuali Jasline dia belum mengenal wajah orang tersebut.
Sebelum ke ruang aula untuk rapat, Glenn menyambangi ruang kerja Jasline.
Ceklek,,,,pintu tiba-tiba terbuka dan masuk seseorang, pintu segera kembali di tutup.
Jasline yang lagi santai di sopa menyandarkan kepalanya di sandaran sopa, terkejut mendengar pintu di buka tanpa diketuk dan tanpa suara. Jasline mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah pintu....
Deg....
"Anda siapa dan ada perlu apa? kenapa tidak ketuk pintu dulu, main nyelonong saja?" ucap Jasline bertubi-tubi.
Jasline kaget, apalagi penampilannya terbuka. Sewaktu Jasline duduk di sopa, dia melepaskan baju dinas Dokternya. Tersisalah baju terusan panjang melewati lutut, tapi atasannya bertali kecil sehingga bagian leher dan dada tampak jelas.
Dari pertama masuk pandangan Glenn langsung ke arah Jasline. Glenn menelan ludahnya lihat pemandangan indah di depan mata. Wajah cantik, rambut panjang, kaki jenjangnya putih mulus, bagian dada dan leher begitu putih mulus. Diam-diam mata Glenn menelisik seluruh tubuh Jasline. Sesaat dia terpana, tapi akal sehatnya kembali. Dia menepis pikiran itu.
"Suka-suka ku dong masuk ke ruang calon istri ku," ucapnya angkuh.
"Apa....calon istri....?" sesaat Jasline berpikir apakah ini calon suaminya.
"Iya....siapa lagi, apakah kamu tega membiarkan calon suami mu tetap berdiri?" ucap ketusnya
"Silahkan duduk," Jasline melangkah untuk mengambil baju dinasnya yang di sampirkan di kursi kerjanya.
Dug....
Jasline tersandung kaki meja sopa.
"Ahh...." ucap mereka bersamaan.
Jasline jatuh menimpa tubuh Glenn yang sedang duduk di sopa. Tanpa sadar mereka berpelukan. Mereka saling menatap cukup lama, dan irama jantung keduanyapun terasa di pompa. Bola mata mereka bertemu cukup dalam.
Deg....
"Bola matanya mengingatkan ku pada seseorang, tapi tidak mungkin ini Sky ku," Jasline menepis pikirannya.
"Bola matanya mengingatkan ku pada seseorang, tapi tidak mungkin ini pelangi ku," pelangi ku gembul dan ini kutilang. Glenn menepis pikirannya.
Dua pasangan ini masih berperang dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba....
Tok...tok...tok...
Keduanyapun tersadar dengan posisi mereka, secepatnya Jasline menghentak tangan Glenn yang melingkar di pinggang. Jasline segera berdiri dan memakai baju dinasnya.
"dokter Jas, waktunya kumpul ke aula," cepatlah. Suara rekan Jasline di luar pintu.
"Oke.... ntar saya nyusul," sahutnya.
"Maaf saya buru-buru," ucap Jasline mengabaikan Glenn karena dia takut terlambat menyambut kedatangan pemilik tempatnya bekerja.
"Apakah urusan mu lebih penting? perkenalan nama saja belum dan kau mau pergi?" serunya tegas dan tajam. "Duduk...bentaknya."
Jasline pun terpaksa duduk dan menuruti perintahnya.
"Perkenalkan nama ku Glenn,"
"Saya Jasline, panggil saja Jas,"
"Kenapa kau menerima perjodohan ini? apa karena uang dan harta?" ucapnya sinis.
Hati Jasline ngilu mendengar lontaran kata yang tidak pantas.
"Kenapa anda juga menyetujui pernikahan ini?" ucap lirih Jasline.
"Ini semua ku lakukan karena aku menyayangi kedua orang tua ku, demi mereka ku menyetujuinya. Kau jangan GR aku sudah punya kekasih. Kau bisa menipu kedua orang tua ku dengan kedok busuk mu."
Hati Jasline kembali perih, dia meremas jari-jarinya menahan amarah.
"Saya juga melakukan ini karena demi orang tua," ucapnya sedih.
"Besok kita ketemuan lagi untuk membahas masalah ini dan ada beberapa hal yang harus di patuhi." Besok datanglah ke restauran xx pas jam makan siang. Ucap Glenn cuek.
Jasline mengangguk.
Jasline tidak tenang, dari tadi melirik arloji di tangannya. Dia takut kalau sampai terlambat.
"Maaf,,,,kalau sudah tidak ada lagi yang di bicarakan, saya permisi dulu," Karena saya harus menyambut pemilik Rumah Sakit ini, saya tak mau di pecat.
"Apa kau tak mengenali siapa pemilik dan penerus Rumah Sakit ini?"
Jasline menggeleng.
"Kau juga tidak mengenali latar belakang calon suami dan mertua mu?"
Jasline kembali menggeleng.
"Bo**h," serunya tajam.
"Itu tidak penting bagi saya, yang penting mereka menerima saya apa adanya dan mereka baik, tapi saya tau kita sama-sama terpaksa menerima perjodohan ini," sahut Jasline agak meninggi.
Glenn mengeram kesal.
"Baiklah saya akan terlambat, apa anda masih tetap disini?"
"Kenapa kau begitu tak tenang dan takut terlambat?" tanya Glenn mengerjai.
"Bukannya merasa takut tapi harus menghormati dan menghargai, walaupun gosip yang beredar..." Jasline tak melanjutkan karena membuang waktu saja.
"Gosip apa?" tanya Glenn penasaran.
"Tentang putra penerus Rumah Sakit ini,"
"Memangnya kenapa dengan pemilik Rumah Sakit ini? apa kau mau menggodanya? ingat kau sudah punya calon suami,"
"Siapa juga yang suka dengan orang seperti itu, walaupun gosip yang beredar dia itu sangat gagah dan tampan, tapi kalau jahat tak ada gunanya."
Glenn mengeram menahan amarah, baru kali ini wanita dengan terang-terangan menunjukan ketidaksukaan terhadap seorang putra Januar.
Bersambung....
🌷🌷🌷
Jangan lupa like dan comennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Nana Alvionita
🤣🤣🤣🤣Gllen Gllen
asik kya nya kisah nya thoor
lanjut
2022-02-09
0
Ani Muani
penasaran..lanjut thor, rq
2022-02-09
0
Anni Saleh
heheheee
2022-02-07
0