🍁🍁🍁
#Flaaback#
Masih Di Rumah Sakit
Dua anak tampan dan cantik itu untuk ketiga kalinya mereka bertemu masih di taman rumah sakit. Jasline membawa pensil rayon warna dan dua lembar kertas kosong. Dia mau melukis sesuatu.
"Hai....," sapa anak cantik menghampiri anak tampan itu dan duduk di samping kursi roda.
"Hai juga....," bagaimana kabar papa mu?"
"Papa masih berbaring lemah" sahutnya sedih. Kamu sendiri apakah sudah baikan? sebenarnya kamu sakit apa? tanya Jasline bertubi-tubi.
"Ya....kamu lihat sendirilah, kata orang tua ku sakit ku parah." Susah sekali mendapat donor yang cocok. Ucap anak tampan itu lirih.
"Oh yang sabar ya...semoga segera mendapatkan donor yang cocok, kamu harus kuat," ucapnya tersenyum manis.
"Hemmm....apa yang kamu bawa?" seru anak tampan itu.
"Oh ini...aku mau melukis diri kita, pemandangan pelangi dan langit,"
"Kenapa harus melukis pelangi dan langit?" tanya penasaran anak tampan.
"Ya....karena sudah 3 kali kita berjumpa di sini pelangi selalu muncul."
Anak perempuan cantik itu mulai mencoret-coret pensil si kertas putih. Butuh waktu 15 menit dia sudah menyelesaikan lukisan yang satu, anak cantik itu memberikannya kepada anak tampan supaya dapat di lihat.
"Wah kamu hebat....lukisan mu persis seperti asli, lihatlah aku sangat tampan di sini dan kamupun sangat cantik." Ujar anak tampan itu memuji.
"Oke semua sudah selesai, kamu simpan yang itu dan aku simpan yang ini," serunya.
"Oya kita belum tau nama kita masing-masing, gimana...."
"Gimana kalau kita kasi nama mu di sini Pelangi dan aku Sky?" tanya anak tampan.
"Wah...nama yang bagus." Sahut anak cantik.
Deal....ucap mereka serempak. Janji mereka menautkan kelingking. Simpan baik-baik dan bawa kemanapun akan pergi, semoga suatu saat kita dipertemukan lagi Pelangi dan Sky. Itulah janji anak tampan dan cantik itu.
Di lukisan itu tertera seorang anak lelaki tampan duduk di kursi roda dan anak perempuan cantik berdiri dihadapannya. Mereka saling menautkan jari kelingking. Di saksikan oleh pelangi dan langit, serta area taman rumah sakit. Nama Pelangi dan Sky, serta nama rumah sakit Januar di tulis di lukisan itu dan tidak lupa tanggal/bulan/tahun hari dimana dibuat lukisan ini.
"Mari Tn. Muda....sudah cukup," ucap suster sembari memutar kursi roda.
"Pelangi, aku masuk duluan ya...ingat dengan janji kita selalu simpan lukisan ini," ucap anak tampan.
"Iya Sky, semoga lekas sembuh ya...," sahut anak cantik tersenyum.
Suster menautkan alisnya mendengar panggilan nama dari anak-anak kecil ini.
Da....da....ucap mereka serempak sembari melambai tangan.
🍁🍁🍁
Di Ruang Perawatan
Seorang wanita beranak satu sedari tadi hanya mondar mandir tidak jelas, kelihatan berpikir keras. Gimana tidak, wanita itu pusing dan bingung memikirkan darimana mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit dan biaya santunan untuk nyawa dua orang. Itu bukan jumlah uang yang sedikit.
"Permisi bu, harap menghadap bagian administrasi," ujar salah satu perawat.
Wanita itupun keluar dari ruangan menuju bagian administrasi sembari mengandeng tangan putrinya.
"Selamat siang mbak,,,"
"Iya...bisa saya bantu," sahut seorang petugas administrasi.
"Coba cek perawatan atas nama Alex, berapa semua biayanya mbak?" ucap pelan wanita itu.
"Sekian, sekian....bu"
"Apa sebesar itu?" wanita itu kaget dan lemas mendengar.
"Iya bu....ibu harus membayar Setengahnya"
"Tapi saya belum punya uang sebanyak itu mbak," sahut sedih wanita itu.
"Kalau begitu dengan terpaksa perawatan suami ibu tidak bisa di teruskan, ini sudah prosedur yang berlaku." Ucap petugas itu merasa kasian.
Wanita itu diam sesaat, air matanya mulai membendung di pelupuk matanya. Wanita itu menggenggam tangan putrinya.
"Mama mengapa menangis? tanyanya.
"Aku bersumpah pada hari ini, suatu saat aku akan menjadi dokter hebat." Dengan begitu aku bisa menolong, menyembuhkan, bahkan membantu orang yang kurang berada, seperti kami ini. Inilah janji ku Pama dan Mama....Tuhanlah menjadi saksinya." Gumam anak kecil itu dalam hati.
Di balik itu ada seorang wanita mendengar semua yang di bicarakan. Wanita itu tersenyum dan punya rencana. Wanita itupun menghampiri kedua orang yang sedang duduk sedih.
"Permisi....boleh saya duduk?" ucap wanita itu.
Wanita itu menoleh kearah suara sembari mengangguk.
"Saya tau masalah yang sedang kalian hadapi, gimana jika saya menawarkan sesuatu?" ucapnya. Saya akan membiayai semua yang menjadi beban anda, tapi ada syaratnya.
"Maksudnya anda apa? saya tidak mengerti" sahutnya.
"Begini...." Wanita itu berbisik menyampaikan apa yang menjadi syarat, karena mereka tidak mau pembicaraannya di dengar oleh anak kecil.
Deg...
Wanita itu kaget mendengar penuturan yang sangat sulit. Tidak mungkin dia mengorbankan putrinya. Ini pilihan yang sangat sulit.
"Gimana...apakah anda setuju?"
Wanita itu menoleh menatap putrinya.
"Ada apa mah...?" tanya putrinya.
Wanita itu diam tidak mampu mengeluarkan suara, lidahnya keluh.
"Begini sayang....tante ini teman mama mu, tante butuh bantuan mu untuk membantu menolong anak tante yang sedang sakit parah, apa kamu mau membantu tante sayang?" ucap lembut wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
"Apa yang bisa saya bantu tante? jika itu bisa membantu menyembuhkan anak tante saya bersedia," jawab anak kecil itu.
Deg...
Kedua wanita itu tersentak kaget.
"Begini sayang anak tante butuh donor ginjal secepatnya," ucap lirih wanita itu.
"Maksud tante mau mengambil ginjalku? ucap polosnya.
Wanita itu mengangguk.
"Saya mau membantu tante," ucap polosnya.
Deg....
"Sayang....ini bukan masalah kecil, resikonya besar bahkan mengancam kesehatan mu dikemudian hari," ucap lirih wanita itu.
"Tidak masalah Mah, aku sudah berjanji pada diri ku sendiri akan menolong atau membantu orang yang membutuhkan," ucap polosnya lagi.
"Oke jika sudah menyetujui, segera bawa cek anak cantik ini," ucap wanita itu pada suster.
"Nanti saya dan suami mendatangi ruang rawat suami anda, dan ada sedikit perjanjian yang akan di buat."
🍁🍁🍁
Kedua wanita itu sudah saling menceritakan rencana kepada para suami. Di satu sisi suami itu tersenyum dan senang telah mendapat pendonor yang cocok, sedangkan di satu sisi terlihat wajah sedih yang tak bisa terbaca raut wajahnya. Suami itu merasa bersalah dan menjadi orang tidak berguna, yang tega menukar ginjal putrinya dengan uang untuk membayar biaya perobatan dan biaya santunan.
Singkat cerita mereka membuat perjanjian. Syarat pertama\= Antara anak tidak boleh tau siapa yang jadi pendonor atau orang yang donor.
Syarat kedua\= Jika si anak perempuan menginjak usia 25 tahun mereka akan dijodohkan dan dilangsungkan pernikahan.
Inilah kesepakatan yang mereka buat 20 tahun lalu.
Bersambung....
🌷🌷🌷
Jangan lupa like dan comenya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Dee Na
koq enak yg dpt donor yak, SDH anak smbuh trs dpt calon mantu jg
2023-01-29
0
Heni Heni
karakter anak nya terlalu dewasa,
2022-03-21
0
Maira Maira
bukan jantung tpi ginjal yg d donorkan
2022-02-13
0