Ramadhan Imamku (Menggapai Cinta Allah)
قصة نضال الأب
^^^(qisat nidal al'ab)^^^
WARNING!
Harap bijak dalam membaca novel terbaru ini.
Tidak ada niat dan hasrat menyenggol atau menyudutkan golongan manapun.
Novel ini semata-mata dibuat hanya untuk menambah wawasan diri dengan berbagai macam suku dan budaya di Indonesia.
Kita semua sama, kita hidup saling berdampingan satu sama lain.
Kita sama-sama percaya akan adanya Surga dan Neraka.
Hanya jalan yang kita tempuh yang berbeda.
Cara mencintai dan menyayangi Tuhan kita yang berbeda tapi akhir dari hidup dan tujuan kita tetap sama.
Saling melengkapi, saling membutuhkan, saling bergandengan menuju jalan akhir kepada sang Khalik.
Berharap ada setitik Surga dari seorang pendosa.
Berharap ada setitik Cinta dari seorang pembenci.
Berharap ada setitik kata Indah dari seorang yang kelam.
Bhineka Tunggal Ika
Berbeda, namun tetap satu jua.
❤️❤️❤️❤️
...PONDOK PESANTREN DARUL ULUM...
Abahku yang bernama KH. Muhammad Kholil, mendirikan sebuah pondok pesantren yang bernama Darul Ulum sejak tahun 1999.
Ibuku bernama Umi Fatimah selalu setia menemani Abah berjuang mensyiarkan agama islam di kota ini.
"Bali"
Kota yang terkenal dengan ragam pariwisatanya yang mendunia, namun umat muslim yang berada di daerah ini masuk kedalam golongan minoritas.
Jumlah pendatang muslim yang masih sedikit, membuat sebagian umat muslim disini kucing-kucingan menjalani ibadahnya.
Namun semua itu tak menyurutkan semangat Abah dalam berjuang, Abah selalu berharap dengan secercah harapan berita kebenaran yang beliau bawa. Lambat Laun akan menemukan sinar mentari didalam gelap perjalanannya.
Perjuangan tak semulus gitar spanyol, perjuangan tak selurus jalan aspal.
Abah harus jatuh bangun dalam membangun koneksi dan bisnis yang beliau rintis sendiri.
Ditipu? Pernah.
Uang pelebaran pembangunan pesantren dibawa kabur? Pernah.
Produk home brand yang kita produksi diambil secara paksa oleh aparat yang bertugas? Juga pernah, karena izin produksi kami masih dalam proses pembuatan belum final.
Namun adik kembarnya Aisyah tak pernah lelah dan habis akal, dia sangat friendly kepada siapapun. Pribadinya yang periang, parasnya yang anggun, membuat ia sangat populer dan di gemari para santri. Baik itu santri wanita maupun santri pria. Karena setelah kuliah, adikku juga sibuk mengajar para santriwati di pondok.
Dan perusahaan Home Industri yang didirikan Abah juga berkembang pesat setelah Aisyah ikut berkecimpung didalamnya.
Nama kakak adalah Adiba Khansa Az-zahra dan adiknya bernama Aisyah Khansa Az-zahra.
Orang-orang biasa memanggil kakak dengan nama Khansa sedangkan adiknya dengan Aisyah. Jarak lahir mereka kedunia hanyalah 15 menit.
Khansa juga punya semua yang dimiliki oleh adik kembarnya Aisyah. Namun satu yang Khansa tidak punya jika harus di bandingkan dengan Aisyah, kata periang tidak ada didalam kamus untuk diri Khansa.
Khansa mempunyai pribadi yang tertutup dan cenderung membangkang.
Khansa tak berjilbab seperti Aisyah jika dirumah.
Khansa akan berjilbab jika hanya akan keluar rumah.
Itu semua semata untuk menjaga harkat dan martabat Abah sebagai orang yang bergelar Kyai Haji, sekaligus pendiri pondok pesantren Darul Ulum.
Aisyah mengambil kuliah S2 jurusan Agama Islam.
Sedangkan Khansa mengambil jurusan S2 Kedokteran.
Bisa dibanggakan oleh orang tua tentu merupakan keinginan dari setiap anak, tak terkecuali pada diri Khansa.
Dr Adiba Khansa Az-zahra, SpOG.
Khansa lulus menjadi dokter spesialis kebidanan dan kandungan di usia 25 tahun.
Khansa berhasil mewujudkan impian tersebut. Dengan berbekal kecerdasan dan semangat yang ia punya. Akhirnya Khansa bisa meraih itu semua dengan mudah.
Ya, Khansa mengaku bahwa ia sudah 'jatuh cinta' dengan bidang kebidanan dan kandungan sejak masih kuliah S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.
"Saya sejak awal sudah sangat suka dengan kebidanan. Mengapa? Saya senang menjadi bagian dari proses kelahiran. Ada momen di mana satu keluarga sama-sama menunggu dan ibu berjuang untuk melahirkan. Saya ingin bisa terlibat langsung dan menjadi bagian dari kebahagiaan keluarga tersebut. Terlebih jika sang ibu melahirkan dengan selamat dan sang bayi juga sehat, itu merupakan kebahagiaan tersendiri yang tak bisa saya tuangkan dalam rangkaian kata." Khansa mengingat kata-kata itu meluncur dari bibir manisnya saat ia di wawancarai oleh Detik Health Indonesia.
Khansa menjadi dokter yang begitu Famous, nama Khansa begitu tenar di kota ini.
Bahkan dengan ketenaran yang Khansa punya, pondok pesantren Abah juga ikut menjadi terkenal. Karena di Abah juga di sangkut pautkan dalam mendidik Khansa menjadi seorang dokter yang hebat.
Ditambah dengan akreditasi A yang pondok pesantren Darul Ulum punya, dengan cepat bak sambaran kilat.
Pesantren Abah ramai dicari dan di datangi para murid dari berbagai kota.
Dari Sabang hingga Merauke, para murid itu mencoba mencari ilmu dijalan Allah melalui pondok pesantren ini. Semua orang tua menaruh harapan besar dengan menitipkan putra dan putri mereka disini. Berharap suatu saat nanti doa anak yang shaleh benar-benar mereka harapkan untuk mengurangi dosa, siksa kubur mereka di akhirat nanti.
Tuhan tidak pernah tidur. Itu benar adanya.
Perkembangan pondok pesantren Darul Ulum begitu pesat. Pelebaran bangunan dan perluasan area pondok begitu gencar dilakukan. Pondok pesantren yang tadinya hanya bisa menampung sekitar 500 santri, kini sudah bisa menampung ribuan santri.
Bahkan Abah membuat ruang lingkup bangunan terpisah antara santriwati dengan santri pria.
Setelah kejadian itu apa Abah bangga kepada Kansa?
Jawabannya No!
Setelah pondok pesantren menduduki peringkat satu di kota ini dari berbagai segi, apakah Abah sedikit menyanjung Khansa?
Jawabannya tetap tidak.
Sepertinya Abah sedikit kecewa kepada Khansa. Kepribadian Khansa yang keras, suka membantah, cetek dalam hal pengetahuan Islam berhasil membuat Abah tidak pernah memuji Khansa barang seujung kuku.
Putri kesayangannya tetap jatuh pada Aisyah.
Ibu acap kali meyakinkan Khansa, bahwa tidak ada perbedaan dalam menyayangi dan mengasihi putri-putrinya. Tapi tetap saja, lain di kata lain juga pada kenyataannya.
Abah semakin menjadi tidak peduli kepada Khansa, ketika ada seorang pria Sholeh datang melamar Aisyah.
Khansa sama sekali tidak tahu apa latar belakang dari pria itu, yang Khansa tahu pria itu hanya seorang guru Agama honorer di pondok pesantren Sidogiri yang begitu terkenal itu di wilayah Jawa. Dan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ia bahkan datang melamar Aisyah seorang diri, tanpa didampingi oleh keluarganya sama sekali.
Jika harus memberi nilai untuk mental dan keberaniannya, Khansa pasti akan memberi pria itu nilai 100.
Kedatangan ia di Bali juga semata-mata untuk berjuang dakwah di jalan Allah.
Tapi sejauh mata memandang, Khansa yakin pria itu hanya berasal dari kalangan orang biasa. Memang wajahnya tampan, tapi dengan begitu sederhananya penampilan dia. Apakah Aisyah bisa bahagia jika bersanding dengannya?
Khansa sangat meragukan itu.
Untuk pertama kalinya Abah dan Umi menanti persetujuan seorang Khansa.
Apakah Khansa memberi izin jika Aisyah menikah lebih dulu?
Khansa tak ingin berdebat dan memakan waktu lama berbicara dengan Abah.
Secara cepat dan tegas Khansa ucapkan bahwa ia memberi izin kepada Aisyah untuk menikah lebih dulu.
Umi memeluk Khansa begitu erat. Umi merasa bahwa anak pertamanya ini sebenarnya tak kalah mempunyai hati yang mulia seperti Aisyah. Hanya sifatnya saja yang keras.
Umi yakin tak sepenuhnya gagal dalam mendidik Khansa.
Memang Khansa begitu keras jika dipaksa untuk belajar SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).
Khansa merasa itu bukan passion yang dimilikinya.
Tapi Abah bersikeras bahwa agama itu jauh lebih penting. Aisyah yang merupakan anak yang penurut, langsung menuruti semua perintah dan keinginan Abah. Sedangkan Khansa? Ia tetap bersikeras kepada hal yang benar-benar ingin ia pelajari.
Bahkan sekilas Umi juga teringat kata-kata almarhum nenek, disaat ia masih memeluk erat tubuh Khansa. Dulu saat pembagian jenis kelamin mungkin saat Khansa hadir, jenis kelamin laki-laki habis. Terpaksa Khansa di beri jenis kelamin perempuan. Jadi Khansa berperilaku keras dan nakal seperti anak laki-laki.
Umi tahu jika itu hanya lelucon, tapi entah mengapa kata-kata itu masih terngiang-ngiang didalam benaknya.
Manusia tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah semata. Umi hanya bertumpu ikhlas dalam kata-kata itu, setidaknya Khansa sangat berguna bagi masyarakat dan orang disekitarnya dalam hal medis.
"Sampai kapan Umi akan memelukku? Aku hanya mengikhlaskan Aisyah menikah lebih dulu dariku Umi. Kenapa Umi sedih seolah aku hendak berangkat perang?
Tenang Umi, aku tidak akan merusak apapun lagi di rumah ini. Aku janji, jadi Umi jangan sedih lagi oke?" Dengan polosnya Khansa berkata demikian, padahal Uminya sudah melalang buana pikirannya kemana-mana.
Banyak perabotan yang sudah di rusak oleh Khansa, wanita yang satu ini benar-benar tidak cocok untuk berada di dapur. Semua alat dapur yang coba ia gunakan pasti selalu berujung dengan kata rusak.
Khansa yang merasa lelah membaringkan tubuhnya di atas kasur. Pulang praktek langsung ikut acara lamaran Aisyah, lalu adegan drama Umi yang memeluknya hampir satu jam membuat tubuh Khansa semakin lelah.
Namun bukannya memejamkan matanya, Khansa malah sibuk scroll media sosialnya di ponsel.
Ceklek.
"Kakak sudah shalat Maghrib?" Pertanyaan itu mengejutkan Khansa yang tengah memainkan ponselku diatas kasur nyamannya.
Khansa melihat Aisyah sedang melipat mukenah berwarna putihnya ketika membuka pintu kamarkmnya.
"Belum, nanti dulu tanggung." Ucap Khansa dengan santai, masih sibuk dengan ponsel di tanganya.
"Kak, Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan setiap muslim yang sudah baligh. Ibadah shalat adalah amalan yang sangat serius karena menjadi pembeda antara seorang muslim dengan non muslim.
Bahkan, urusan yang pertama dihisab pada hari kiamat adalah shalat seorang hamba. Apabila salatnya baik, maka ia akan beruntung, dan sebaliknya kak." Aisyah otomatis berceramah.
Lagi-lagi Khansa masih saja menatap ponselnya dan mengabaikan perkataannya.
Tiba-tiba Abah datang, menggebrak pintu kamar Khansa dengan keras.
Braaaghh!
Bak kecepatan sambaran petir, Abah langsung menampar wajah Khansa dengan sangat keras.
Plak!
Abah menampar pipi Khansa dengan begitu kasar.
Pipi Khansa langsung serasa terbakar, dan diujung bibir Khansa bahkan mengeluarkan darah.
Aisyah yang terkejut juga, hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Percuma Abah mempunyai anak seorang dokter yang di gadang-gadang banyak menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, tapi dia selalu lalai dalam shalatnya!
Hah! Jangankan shalat, anakku yang satu ini juga pasti sekarang sudah lupa cara membaca Al-kitab dan Alquran!
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi shalat maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya yaitu, orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu shalat.
Apa kamu paham dan mengerti itu Adiba Khansa Az-zahra?
Abah sangat kecewa kepadamu!
Jika Abah boleh memohon, Abah tak perlu punya anak kembar. Satu anak seperti Aisyah itu jauh lebih baik dan membuat Abah tenang baik di dunia maupun di akhirat!"
Hatiku begitu terbakar mendengar kata-kata yang Abah ucapkan tadi.
"Istighfar Abah. Ga boleh Abah bicara seperti itu." Ucap lembut Aisyah.
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
...“Dan beristighfarlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”...
...(QS. Al-Baqarah 2: 199)....
Entah mengapa, sejak saat itu Khansa menjadi benci kepada adiknya sendiri.
Seolah-olah ia adalah bibit utama mengapa Abah membenci Khansa, kasar kepadanya dan tak peduli dengannya.
Padahal diluar sana banyak sekali, orang tua yang menginginkan anak seperti Khansa. Terutama para orang tua dari sahabat-sahabat Khansa yang justru bangga kepadanya. Orang tua yang sama sekali tidak ada aliran darah dengan Khansa tapi begitu peduli dengan Khansa.
Khansa langsung menyambar tas kecil dan kaca mata hitamnya di nakas, lalu pergi meninggalkan Abah dan Aisyah yang masih berdiri di kamar Khansa.
Masa bodoh dengan Abah yang memang sedari dulu tak pernah menganggap Khansa ada di keluarga ini.
Khansa melajukan mobil BMWnya dengan kecepatan tinggi, kemarahan dan sakit hati ia luapkan dengan kecepatan mobil yang ia kendarai.
Tak tahu angin tornado mana yang membawa Khansa ke tempat ini, Khansa sudah berhenti di halaman parkir Bosse VVIP Clubs.
Tempat karaoke dan bar dengan teknologi cahaya dan suara yang termodern menciptakan suasana wow, menjadikan tempat ini menjadi salah satu tujuan para muda mudi kelas menengah ke atas menghabiskan malam akhir pekannya.
Khansa memesan beberapa botol Bir dan Wine sambil menunggu para sahabat-sahabatnya hadir di tempat ini.
Brugh!
Lelaki tampan, jangkung dan berkulit putih itu baru saja menyenggol pundak Khansa.
Keduanya saling tatap, perlahan namun pasti Khansa melihat dengan lekat wajah pria itu.
Tampan. Batinku bergumam.
"Hai." Dia mengulurkan tangan kepada Khansa, namun dengan santainya Khansa masih terus menatap wajahnya.
...🌹🌹🌹🌹🌹🌹...
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu.
Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).
🥀🥀🥀🥀🥀
*Jujur dalam pembuatan novel ini, saya selaku penulis juga merasakan tamparan keras pada diri saya sendiri.
Beruntung dirumah sudah ada cermin, jadi saya masih bisa berkaca diri.
Tidak ada salahnya jika kita mencoba berjalan ke arah yang lebih baik.
Kamu, aku, dia dan mereka. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya🙏*
...Cerbung....
...Hai semuanya!...
...Salam hangat dari penulis recehan, alias remahan rengginang yang masih gurih untuk jadi cemilan....
...Tolong tinggalkan jejak kalian disini ya, klik Like, comment dan Votenya. Mmm- Hadiahnya juga boleh kali ya....
...Jika berkenan jangan lupa untuk mampir juga di karyaku yang lainnya yang tak kalah serunya ya....
↘️↘️↘️↘️↘️↘️↘️
...~Terjebak Pernikahan Mr Bule Di Bali...
...~Siapakah Jodohku?...
...~Obsesi Tingkat Tinggi**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ririn hiat
mampir..
2021-10-04
1
CebReT SeMeDi
hadirku
2021-10-04
1
Isma Aji
Hai Thor aku mampir, like bintang lima 🤗
2021-06-10
0