NovelToon NovelToon

Ramadhan Imamku (Menggapai Cinta Allah)

قصة نضال الأب (Cerita Perjuangan Ayah)

قصة نضال الأب

^^^(qisat nidal al'ab)^^^

WARNING!

Harap bijak dalam membaca novel terbaru ini.

Tidak ada niat dan hasrat menyenggol atau menyudutkan golongan manapun.

Novel ini semata-mata dibuat hanya untuk menambah wawasan diri dengan berbagai macam suku dan budaya di Indonesia.

Kita semua sama, kita hidup saling berdampingan satu sama lain.

Kita sama-sama percaya akan adanya Surga dan Neraka.

Hanya jalan yang kita tempuh yang berbeda.

Cara mencintai dan menyayangi Tuhan kita yang berbeda tapi akhir dari hidup dan tujuan kita tetap sama.

Saling melengkapi, saling membutuhkan, saling bergandengan menuju jalan akhir kepada sang Khalik.

Berharap ada setitik Surga dari seorang pendosa.

Berharap ada setitik Cinta dari seorang pembenci.

Berharap ada setitik kata Indah dari seorang yang kelam.

Bhineka Tunggal Ika

Berbeda, namun tetap satu jua.

❤️❤️❤️❤️

...PONDOK PESANTREN DARUL ULUM...

Abahku yang bernama KH. Muhammad Kholil, mendirikan sebuah pondok pesantren yang bernama Darul Ulum sejak tahun 1999.

Ibuku bernama Umi Fatimah selalu setia menemani Abah berjuang mensyiarkan agama islam di kota ini.

"Bali"

Kota yang terkenal dengan ragam pariwisatanya yang mendunia, namun umat muslim yang berada di daerah ini masuk kedalam golongan minoritas.

Jumlah pendatang muslim yang masih sedikit, membuat sebagian umat muslim disini kucing-kucingan menjalani ibadahnya.

Namun semua itu tak menyurutkan semangat Abah dalam berjuang, Abah selalu berharap dengan secercah harapan berita kebenaran yang beliau bawa. Lambat Laun akan menemukan sinar mentari didalam gelap perjalanannya.

Perjuangan tak semulus gitar spanyol, perjuangan tak selurus jalan aspal.

Abah harus jatuh bangun dalam membangun koneksi dan bisnis yang beliau rintis sendiri.

Ditipu? Pernah.

Uang pelebaran pembangunan pesantren dibawa kabur? Pernah.

Produk home brand yang kita produksi diambil secara paksa oleh aparat yang bertugas? Juga pernah, karena izin produksi kami masih dalam proses pembuatan belum final.

Namun adik kembarnya Aisyah tak pernah lelah dan habis akal, dia sangat friendly kepada siapapun. Pribadinya yang periang, parasnya yang anggun, membuat ia sangat populer dan di gemari para santri. Baik itu santri wanita maupun santri pria. Karena setelah kuliah, adikku juga sibuk mengajar para santriwati di pondok.

Dan perusahaan Home Industri yang didirikan Abah juga berkembang pesat setelah Aisyah ikut berkecimpung didalamnya.

Nama kakak adalah Adiba Khansa Az-zahra dan adiknya bernama Aisyah Khansa Az-zahra.

Orang-orang biasa memanggil kakak dengan nama Khansa sedangkan adiknya dengan Aisyah. Jarak lahir mereka kedunia hanyalah 15 menit.

Khansa juga punya semua yang dimiliki oleh adik kembarnya Aisyah. Namun satu yang Khansa tidak punya jika harus di bandingkan dengan Aisyah, kata periang tidak ada didalam kamus untuk diri Khansa.

Khansa mempunyai pribadi yang tertutup dan cenderung membangkang.

Khansa tak berjilbab seperti Aisyah jika dirumah.

Khansa akan berjilbab jika hanya akan keluar rumah.

Itu semua semata untuk menjaga harkat dan martabat Abah sebagai orang yang bergelar Kyai Haji, sekaligus pendiri pondok pesantren Darul Ulum.

Aisyah mengambil kuliah S2 jurusan Agama Islam.

Sedangkan Khansa mengambil jurusan S2 Kedokteran.

Bisa dibanggakan oleh orang tua tentu merupakan keinginan dari setiap anak, tak terkecuali pada diri Khansa.

Dr Adiba Khansa Az-zahra, SpOG.

Khansa lulus menjadi dokter spesialis kebidanan dan kandungan di usia 25 tahun.

Khansa berhasil mewujudkan impian tersebut. Dengan berbekal kecerdasan dan semangat yang ia punya. Akhirnya Khansa bisa meraih itu semua dengan mudah.

Ya, Khansa mengaku bahwa ia sudah 'jatuh cinta' dengan bidang kebidanan dan kandungan sejak masih kuliah S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.

"Saya sejak awal sudah sangat suka dengan kebidanan. Mengapa? Saya senang menjadi bagian dari proses kelahiran. Ada momen di mana satu keluarga sama-sama menunggu dan ibu berjuang untuk melahirkan. Saya ingin bisa terlibat langsung dan menjadi bagian dari kebahagiaan keluarga tersebut. Terlebih jika sang ibu melahirkan dengan selamat dan sang bayi juga sehat, itu merupakan kebahagiaan tersendiri yang tak bisa saya tuangkan dalam rangkaian kata." Khansa mengingat kata-kata itu meluncur dari bibir manisnya saat ia di wawancarai oleh Detik Health Indonesia.

Khansa menjadi dokter yang begitu Famous, nama Khansa begitu tenar di kota ini.

Bahkan dengan ketenaran yang Khansa punya, pondok pesantren Abah juga ikut menjadi terkenal. Karena di Abah juga di sangkut pautkan dalam mendidik Khansa menjadi seorang dokter yang hebat.

Ditambah dengan akreditasi A yang pondok pesantren Darul Ulum punya, dengan cepat bak sambaran kilat.

Pesantren Abah ramai dicari dan di datangi para murid dari berbagai kota.

Dari Sabang hingga Merauke, para murid itu mencoba mencari ilmu dijalan Allah melalui pondok pesantren ini. Semua orang tua menaruh harapan besar dengan menitipkan putra dan putri mereka disini. Berharap suatu saat nanti doa anak yang shaleh benar-benar mereka harapkan untuk mengurangi dosa, siksa kubur mereka di akhirat nanti.

Tuhan tidak pernah tidur. Itu benar adanya.

Perkembangan pondok pesantren Darul Ulum begitu pesat. Pelebaran bangunan dan perluasan area pondok begitu gencar dilakukan. Pondok pesantren yang tadinya hanya bisa menampung sekitar 500 santri, kini sudah bisa menampung ribuan santri.

Bahkan Abah membuat ruang lingkup bangunan terpisah antara santriwati dengan santri pria.

Setelah kejadian itu apa Abah bangga kepada Kansa?

Jawabannya No!

Setelah pondok pesantren menduduki peringkat satu di kota ini dari berbagai segi, apakah Abah sedikit menyanjung Khansa?

Jawabannya tetap tidak.

Sepertinya Abah sedikit kecewa kepada Khansa. Kepribadian Khansa yang keras, suka membantah, cetek dalam hal pengetahuan Islam berhasil membuat Abah tidak pernah memuji Khansa barang seujung kuku.

Putri kesayangannya tetap jatuh pada Aisyah.

Ibu acap kali meyakinkan Khansa, bahwa tidak ada perbedaan dalam menyayangi dan mengasihi putri-putrinya. Tapi tetap saja, lain di kata lain juga pada kenyataannya.

Abah semakin menjadi tidak peduli kepada Khansa, ketika ada seorang pria Sholeh datang melamar Aisyah.

Khansa sama sekali tidak tahu apa latar belakang dari pria itu, yang Khansa tahu pria itu hanya seorang guru Agama honorer di pondok pesantren Sidogiri yang begitu terkenal itu di wilayah Jawa. Dan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ia bahkan datang melamar Aisyah seorang diri, tanpa didampingi oleh keluarganya sama sekali.

Jika harus memberi nilai untuk mental dan keberaniannya, Khansa pasti akan memberi pria itu nilai 100.

Kedatangan ia di Bali juga semata-mata untuk berjuang dakwah di jalan Allah.

Tapi sejauh mata memandang, Khansa yakin pria itu hanya berasal dari kalangan orang biasa. Memang wajahnya tampan, tapi dengan begitu sederhananya penampilan dia. Apakah Aisyah bisa bahagia jika bersanding dengannya?

Khansa sangat meragukan itu.

Untuk pertama kalinya Abah dan Umi menanti persetujuan seorang Khansa.

Apakah Khansa memberi izin jika Aisyah menikah lebih dulu?

Khansa tak ingin berdebat dan memakan waktu lama berbicara dengan Abah.

Secara cepat dan tegas Khansa ucapkan bahwa ia memberi izin kepada Aisyah untuk menikah lebih dulu.

Umi memeluk Khansa begitu erat. Umi merasa bahwa anak pertamanya ini sebenarnya tak kalah mempunyai hati yang mulia seperti Aisyah. Hanya sifatnya saja yang keras.

Umi yakin tak sepenuhnya gagal dalam mendidik Khansa.

Memang Khansa begitu keras jika dipaksa untuk belajar SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).

Khansa merasa itu bukan passion yang dimilikinya.

Tapi Abah bersikeras bahwa agama itu jauh lebih penting. Aisyah yang merupakan anak yang penurut, langsung menuruti semua perintah dan keinginan Abah. Sedangkan Khansa? Ia tetap bersikeras kepada hal yang benar-benar ingin ia pelajari.

Bahkan sekilas Umi juga teringat kata-kata almarhum nenek, disaat ia masih memeluk erat tubuh Khansa. Dulu saat pembagian jenis kelamin mungkin saat Khansa hadir, jenis kelamin laki-laki habis. Terpaksa Khansa di beri jenis kelamin perempuan. Jadi Khansa berperilaku keras dan nakal seperti anak laki-laki.

Umi tahu jika itu hanya lelucon, tapi entah mengapa kata-kata itu masih terngiang-ngiang didalam benaknya.

Manusia tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah semata. Umi hanya bertumpu ikhlas dalam kata-kata itu, setidaknya Khansa sangat berguna bagi masyarakat dan orang disekitarnya dalam hal medis.

"Sampai kapan Umi akan memelukku? Aku hanya mengikhlaskan Aisyah menikah lebih dulu dariku Umi. Kenapa Umi sedih seolah aku hendak berangkat perang?

Tenang Umi, aku tidak akan merusak apapun lagi di rumah ini. Aku janji, jadi Umi jangan sedih lagi oke?" Dengan polosnya Khansa berkata demikian, padahal Uminya sudah melalang buana pikirannya kemana-mana.

Banyak perabotan yang sudah di rusak oleh Khansa, wanita yang satu ini benar-benar tidak cocok untuk berada di dapur. Semua alat dapur yang coba ia gunakan pasti selalu berujung dengan kata rusak.

Khansa yang merasa lelah membaringkan tubuhnya di atas kasur. Pulang praktek langsung ikut acara lamaran Aisyah, lalu adegan drama Umi yang memeluknya hampir satu jam membuat tubuh Khansa semakin lelah.

Namun bukannya memejamkan matanya, Khansa malah sibuk scroll media sosialnya di ponsel.

Ceklek.

"Kakak sudah shalat Maghrib?" Pertanyaan itu mengejutkan Khansa yang tengah memainkan ponselku diatas kasur nyamannya.

Khansa melihat Aisyah sedang melipat mukenah berwarna putihnya ketika membuka pintu kamarkmnya.

"Belum, nanti dulu tanggung." Ucap Khansa dengan santai, masih sibuk dengan ponsel di tanganya.

"Kak, Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan setiap muslim yang sudah baligh. Ibadah shalat adalah amalan yang sangat serius karena menjadi pembeda antara seorang muslim dengan non muslim.

Bahkan, urusan yang pertama dihisab pada hari kiamat adalah shalat seorang hamba. Apabila salatnya baik, maka ia akan beruntung, dan sebaliknya kak." Aisyah otomatis berceramah.

Lagi-lagi Khansa masih saja menatap ponselnya dan mengabaikan perkataannya.

Tiba-tiba Abah datang, menggebrak pintu kamar Khansa dengan keras.

Braaaghh!

Bak kecepatan sambaran petir, Abah langsung menampar wajah Khansa dengan sangat keras.

Plak!

Abah menampar pipi Khansa dengan begitu kasar.

Pipi Khansa langsung serasa terbakar, dan diujung bibir Khansa bahkan mengeluarkan darah.

Aisyah yang terkejut juga, hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Percuma Abah mempunyai anak seorang dokter yang di gadang-gadang banyak menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, tapi dia selalu lalai dalam shalatnya!

Hah! Jangankan shalat, anakku yang satu ini juga pasti sekarang sudah lupa cara membaca Al-kitab dan Alquran!

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi shalat maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya yaitu, orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu shalat.

Apa kamu paham dan mengerti itu Adiba Khansa Az-zahra?

Abah sangat kecewa kepadamu!

Jika Abah boleh memohon, Abah tak perlu punya anak kembar. Satu anak seperti Aisyah itu jauh lebih baik dan membuat Abah tenang baik di dunia maupun di akhirat!"

Hatiku begitu terbakar mendengar kata-kata yang Abah ucapkan tadi.

"Istighfar Abah. Ga boleh Abah bicara seperti itu." Ucap lembut Aisyah.

 وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

...“Dan beristighfarlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”...

...(QS. Al-Baqarah 2: 199)....

Entah mengapa, sejak saat itu Khansa menjadi benci kepada adiknya sendiri.

Seolah-olah ia adalah bibit utama mengapa Abah membenci Khansa, kasar kepadanya dan tak peduli dengannya.

Padahal diluar sana banyak sekali, orang tua yang menginginkan anak seperti Khansa. Terutama para orang tua dari sahabat-sahabat Khansa yang justru bangga kepadanya. Orang tua yang sama sekali tidak ada aliran darah dengan Khansa tapi begitu peduli dengan Khansa.

Khansa langsung menyambar tas kecil dan kaca mata hitamnya di nakas, lalu pergi meninggalkan Abah dan Aisyah yang masih berdiri di kamar Khansa.

Masa bodoh dengan Abah yang memang sedari dulu tak pernah menganggap Khansa ada di keluarga ini.

Khansa melajukan mobil BMWnya dengan kecepatan tinggi, kemarahan dan sakit hati ia luapkan dengan kecepatan mobil yang ia kendarai.

Tak tahu angin tornado mana yang membawa Khansa ke tempat ini, Khansa sudah berhenti di halaman parkir Bosse VVIP Clubs.

Tempat karaoke dan bar dengan teknologi cahaya dan suara yang termodern menciptakan suasana wow, menjadikan tempat ini menjadi salah satu tujuan para muda mudi kelas menengah ke atas menghabiskan malam akhir pekannya.

Khansa memesan beberapa botol Bir dan Wine sambil menunggu para sahabat-sahabatnya hadir di tempat ini.

Brugh!

Lelaki tampan, jangkung dan berkulit putih itu baru saja menyenggol pundak Khansa.

Keduanya saling tatap, perlahan namun pasti Khansa melihat dengan lekat wajah pria itu.

Tampan. Batinku bergumam.

"Hai." Dia mengulurkan tangan kepada Khansa, namun dengan santainya Khansa masih terus menatap wajahnya.

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu.

Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).

🥀🥀🥀🥀🥀

*Jujur dalam pembuatan novel ini, saya selaku penulis juga merasakan tamparan keras pada diri saya sendiri.

Beruntung dirumah sudah ada cermin, jadi saya masih bisa berkaca diri.

Tidak ada salahnya jika kita mencoba berjalan ke arah yang lebih baik.

Kamu, aku, dia dan mereka. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya🙏*

...Cerbung....

...Hai semuanya!...

...Salam hangat dari penulis recehan, alias remahan rengginang yang masih gurih untuk jadi cemilan....

...Tolong tinggalkan jejak kalian disini ya, klik Like, comment dan Votenya. Mmm- Hadiahnya juga boleh kali ya....

...Jika berkenan jangan lupa untuk mampir juga di karyaku yang lainnya yang tak kalah serunya ya....

↘️↘️↘️↘️↘️↘️↘️

...~Terjebak Pernikahan Mr Bule Di Bali...

...~Siapakah Jodohku?...

...~Obsesi Tingkat Tinggi**...

Bertemu Dengan Sahabat Lama لقاء الأصدقاء القدامى

**لقاء الأصدقاء القدامى

liqa' al'asdiqa' alqudamaa

(Bertemu dengan sahabat lama)

Happy Reading❤️

Brugh!

Lelaki tampan, jangkung dan berkulit putih itu baru saja menyenggol pundak Khansa.

Keduanya saling tatap, perlahan namun pasti Khansa melihat dengan lekat wajah pria itu.

Tampan. Batinku bergumam.

"Hai." Dia mengulurkan tangan kepada Khansa, namun dengan santainya Khansa masih terus menatap wajahnya.

"Apa kamu benar-benar tak mengingatku lagi?"

Seketika Khansa sadar dari lamunannya.

Kening Khansa berkerut, ia memang ingin mengucapkan nama seseorang. Tapi ia takut salah.

"Hafizh Alfareza Al-Jaber," Dengan sebuah bisikan yang lembut di telinga Khansa, sangat cukup untuk membuat bulu kuduk Khansa berdiri.

Kedua bola mata Khansa membulat, bagaimana tidak. Reza teman ketika ia duduk di bangku SMA terlihat begitu tampan dan membius wanita yang memandangnya.

"Re- Reza?" Khansa mengucapkan nama, dan masih membutuhkan sebuah kepastian.

Anggukan kepala sang pria cukup untuk memperjelas semuanya.

"Bagaimana bisa? Ah maksudku, sejak kapan kamu kembali ke Indonesia lagi? Lalu darimana kamu tahu jika aku berada disini?" Cecaran pertanyaan tiada hentinya Khansa lontarkan.

"Aku sudah berada didepan pondok pesantren Abah kamu selama satu jam. Setelah mendarat di bandara Ngurah Rai, aku langsung menuju pondok pesantren Abah kamu. Aku bertanya dengan warga sekitar, katanya tadi siang ada acara lamaran seorang pemuda. Pemuda yang terlihat sederhana melamar Aisyah, apa itu benar? Lalu tak berselang lama aku melihat kamu keluar membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Jadi aku langsung mengikuti kamu." Reza berusaha menyakinkan dirinya, bahwa berita itu tak benar.

Kali ini Khansa mengangguk lirih.

"Iya, Aisyah dilamar seorang pria.

Kenapa kamu tidak menghubungi ponselku?

Kan bisa saja aku keluar rumah untuk menemui mu." Plak! Tangan Khansa menepuk pundak Reza.

"Bagaimana bisa aku mengubungi kamu, nomor ponselmu saja aku tidak punya.

Aku hanya punya messenger Aisyah, tapi ia sama sekali tak membalas pesanku." Terlihat guratan kekecewaan pada raut wajah Reza.

"Sudah berapa lama kamu chatting dengannya?" Khansa mulai kepo.

"Cukup lama, ia bahkan pernah mengirim puisi ini kepadaku. Maka dari itu kedatanganku kembali ke Indonesia untuk melamarnya, tapi sepertinya aku sudah terlambat."

"Mana?" Khansa menadahkan tangannya, pertanda ia meminta melihat ponsel Reza.

Reza langsung memperlihatkan pesan Aisyah kepadanya.

**Bawa aku dalam kehidupanmu

Jadi tulang rusukmu

Ibu dari malaikat kecilmu

Lembar demi lembar kalender kita lewati

Susah dan senang selalu kita nikmati

Sejauh apa pun hubungan yang kita lalui

Di mata orang tua hubungan tak diakui

Kita perlu solusi tuk dapat direstui

Tekad kita miliki satukan dua sisi

Kesampingkan emosi berdasarkan birahi

Pemikiran labil yang kan berujung di aborsi

Gak mungkin selamanya status kita tak jelas arahnya seperti ini

Sembunyi di balik banyaknya pertanyaan

Terdiam dan penuh harapan

Harapanku

Aku ingin kau halalkanku

Segera untuk lamar aku

Jadilah imam di masa depanku

Hafizh Alfareza

Kita berdua tau

Yang orang tua mau

Beri aku waktu

Yang tepat tuk merayu

Jangan lagi kau meragukan

Semua akan aku lakukan

Yakin pasti aku temukan

Cara untuk menyatukan

Bantu aku agar bisa meyakinkan

Kita siap melangkah ke pelaminan

Tuhan tau kau dan aku punya keingingan

Niat sungguh-sungguh bukan sekedar gurauan di dunia maya**.

"Al Jaber kamu hilang kemana? Jangan bilang kalau Aisyah belum tahu siapa Ayah dan keluargamu?" Khansa menatap Reza tajam.

Reza menggelengkan kepalanya.

Nama lengkap Reza adalah Hafizh Alfareza Al Jaber

Ayahnya merupakan orang penting di Arab Saudi, Ayah Reza bernama Muhammad Al Jaber.

Ibu Reza merupakan istri ke-4 Al Jaber yang berasal dari Indonesia.

↘️↘️↘️↘️↘️

...Al Jaber adalah pendiri perusahaan hotel, makanan, dan real estate yang berbasis di London yang memiliki lebih dari 50 properti di Inggris, Prancis, Mesir, Austria, dan Portugal. ...

...Negara : Arab Saudi...

...Kekayaan bersih : USD 7,19 miliar...

...Umur : tidak diketahui...

...Sumber kekayaan : Retail...

⛔⛔⛔⛔⛔⛔

"Sejujurnya aku ingin menikah Khansa." Kata itu terucap begitu yakin, namun juga begitu sakit.

"Kenapa kamu ingin menikah?" Pertanyaan Khansa yang begitu menggelitik.

"Tidak ada yang lebih baik didunia ini bagi seorang Muslim setelah menyembah Allah, selain mendapatkan istri yang shaleh, cantik apabila dipandang, patuh apabila diperintah, memenuhi sumpah pernikahan, menjaga dirinya dan kekayaan suami disaat suami pergi, dan mengasuh anak-anaknya.

Sejujurnya semua itu sudah aku temukan pada sosok Aisyah, tapi ternyata aku terlambat."

Ya, kamu memang benar Reza. Semua yang terbaik selalu Aisyah punya. Begitu banyak orang yang menyukainya, tidak seperti aku. Wanita jahat yang berada di tengah-tengah keluarga Surga.

Aku sosok Neraka yang salah alamat lahir dari rahim Umi. Entah mengapa aku makin membenci adikku sendiri. Batin Khansa menjerit.

Tak lama kemudian, Azka dan Fitria datang.

Fitria langsung berhambur memeluk Khansa, dan Fitria begitu terkejut ketika melihat sosok Reza sedang bersama Khansa.

Begitu rumit memang cerita persahabatan di antara mereka semua.

Seolah semua saling memendam perasaan masing-masing sedari remaja.

Fitria memendam cinta kepada Reza

dan Azka memendam cinta begitu dalam kepada Khansa.

Dan Reza? Ia memendam cinta kepada Aisyah, sedari awal ia ingin mendekati Aisyah melalui Khansa. Tapi sampai saat ini itu tidak pernah berhasil.

Ternyata kamu tidak pernah berubah Khansa, didepan orang lain yang tak kamu suka bahkan didekat keluarga, kamu selalu terlihat jahat, keras kepala dan pembangkang. Tapi lihat kamu jika dengan dunia keinginanmu dan sahabat-sahabatmu, seolah kamu berubah menjadi peri.

Tapi tak tahu kenapa, aku lebih mencintai sosok Aisyah yang sangat sulit aku gapai. Sedangkan sedari remaja aku sudah dekat dan bersahabat denganmu.

Reza tertawa geli dengan pemikirannya itu.

"Hai, apa kabar Reza?" Fitria mengulurkan tangannya. Reza menyambutnya dengan simpul senyum manisnya.

"Bro! Tolong ganti minumannya dengan minuman biasa saja, untuk hari ini kita dilarang mabuk." Dengan lantang Azka menggeser deretan botol bir dan wine yang sudah di pesan Khansa.

"Kenapa begitu? Aku kesini karena memang aku mau mabuk Azka Elzafran Bagasditya!

Lancang kamu mengatur hidupku!

Kamu tak ada bedanya dengan Abah!"

Raut kebencian terlihat jelas dari wajah Khansa!

Itu yang membuat selama ini Azka mengurungkan niatnya untuk memberitahu Khansa tentang perasaannya selama ini.

Meluluhkan kerasnya batu begitu sulit, apalah daya Azka hanya setetes air. Yang harus sabar meluluhkan sang batu.

"Benar yang Azka katakan Khansa, aku juga sedang tidak ingin berada lama-lama di tempat ini. Kita ke Mall Galeria saja, kita makan-makan sepuasnya dan kalian boleh beli apa saja. Aku yang akan membayarnya, aku dengar juga ada panti jompo baru tak jauh dari sana. Besok kita juga harus kesana jika kalian semua punya waktu. Anggap saja ini sebagai kegiatan baru kita untuk hari ini dan besok." Reza menyampaikan ide.

"Aku setuju." Azka antusias dengan ide Reza, namun sejujurnya juga ia kesal dengan kehadiran Reza yang begitu mudahnya akrab dengan Khansa.

Mereka berempat menghabiskan waktu pada malam itu bersama, lalu berpisah pada pukul 22.00.

"Aku nginep di rumah kamu aja ya Fit?" Fitria merasa heran, ada apa dengan sahabatnya ini.

"Hm- baiklah, tapi aku ga akan tanggung jawab jika Abah kamu murka ya."

"Ya-" Jawab Khansa pendek.

Diliriknya ponsel berbandrol harga puluhan juta di tangannya itu. Ternyata Abah, Umi dan Aisyah menghubunginya sedari tadi.

50 Panggilan tak terjawab dari ketiga orang itu.

Khansa acuh, rasa sakit dihatinya lebih menang saat ini.

Kelembutan hati merupakan dambaan setiap insan. Begitu juga dengan bapak KH Muhammad Kholil, di setiap sujud ia selalu berharap agar Allah sedikit memberikan kelembutan hati kepada anaknya yang bernama Khansa. Dengan kelembutan hati akan dicapai keimanan yang tulus yang mampu menjadikan pribadi seseorang lembut dan berakhlak mulia seperti Aisyah.

Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia. Agama Islam meninggikan derajat seorang perempuan sehingga dia menjadi salah satu aspek penting dalam beribadah kepada Allah. Pada dasarnya, perempuan memiliki hak khusus di mana ia harus dimuliakan.

Bukti kemuliaan perempuan tersebut sering tertulis dalam Alquran, khususnya pada Surah An-Nisa. 

Bukan Nisa sabyan lo ya🤭

↘️↘️↘️↘️

...Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda:...

...“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang salihah.”...

...(HR. Muslim)....

Dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga ***********, dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau mau."

 (HR. Ahmad).

Sepenggal harapan itu yang ingin Abah wujudkan dalam diri Khansa, bukan maksud hatinya ingin membedakan antara Khansa dan Aisyah.

Tapi Khansa yang selalu membuat Abah hilang kesabaran jika menghadapinya.

Setetes air mata jatuh, saat Abah memikirkan Khansa di dalam mobil.

Abah, Umi dan Aisyah melakukan perjalanan ke Lombok untuk dakwah. Dengan diantar oleh beberapa santriwati dan santri pria yang akan ikut meramaikan dakwah Abah disana.

Dua mobil itu berjalan beriring-iringan menuju lokasi tujuan.

***

Sementara itu Khansa tengah asyik curcol bersama Fitria, setelah mengabaikan telepon keluarganya. Khansa bercerita kepada Fitria tentang pokok permasalahannya di rumah.

Ftiria tak pernah merasakan apa yang di rasakan oleh Khansa, karena kebetulan Fitria adalah putri semata wayang di keluarganya.

Bukan salah bunda mengandung, kalau Khansa tumbuh menjadi pribadi perempuan yang tomboy. Blak-blakan, cuek, dan suka ketawa-ketiwi menghibur para teman-temannya di kampus. Karena Khansa tidak pernah mendapatkan kebebasan berekspresi sesuai dengan keinginannya jika ia berada dirumah.

Batin Fitria mengambil kesimpulan demikian.

Kabut awan hitam berlalu, gelapnya malam mulai berganti dengan hadirnya sang surya.

Rasa dan asa berbaur menjadi satu, untuk melewati sedikit waktu. Di dunia yang fana ini.

Khansa yang sudah bangun sedari subuh, ia berpamitan kepada keluarga Fitria untuk segera pulang.

Khansa tak mau membuat semuanya semakin runyam nantinya.

Namun Khansa kini membelalakkan kedua bola matanya, baru saja ia memarkirkan mobilnya.

Ia di kejutkan dengan halaman Pondok pesantren telah berjejer rapi dan banyak kursi-kursi pelayat. Bendera kuning berkibar, dan ada begitu banyak orang dihalaman itu. Bahkan sangat banyak.

...Cerbung....

...Hai semuanya!...

...Salam hangat dari penulis recehan, alias remahan rengginang yang masih gurih untuk jadi cemilan....

...Tolong tinggalkan jejak kalian disini ya, klik Like, comment dan Votenya. Mmm- Hadiahnya juga boleh kali ya....

...Jika berkenan jangan lupa untuk mampir juga di karyaku yang lainnya yang tak kalah serunya ya....

↘️↘️↘️↘️↘️↘️↘️

...~Terjebak Pernikahan Mr Bule Di Bali...

...~Siapakah Jodohku?...

...~Obsesi Tingkat Tinggi...

Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat

...Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’un...

...yang artinya...

...Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah,dan sungguh kami akan kembali kepada-Nya...

...“Indeed we belong to Allah and indeed it is to Him we are to return.”...

Happy Reading

❤️❤️❤️❤️

Bendera kuning berkibar, dan ada begitu banyak orang dihalaman itu. Bahkan sangat banyak, dan orang-orang sebagian ada yang mengenakan baju hitam dengan raut wajah mereka yang begitu menggambarkan kesedihan.

Khansa langsung berhambur, berlari menuju ke rumah.

Khansa seolah tak peduli dengan beberapa pasang mata yang memandangnya dengan tatapan begitu membunuh.

Deg!

Jantung Khansa terasa berhenti berdetak.

Sungguh ia merasa jika akan pingsan saat itu juga.

Tubuhnya lunglai seakan tak bertulang seketika, Bude Aminah menghampiri Khansa. Meremas sedikit pundak Khansa, lalu memeluknya.

"Ikhlaskan Abah dan Umi, sekarang Abah dan Umi sudah tidak merasakan sakit didunia ini."

Sontak Khansa lemah dan terjatuh.

Namun Bude Aminah dan pelayat perempuan yang berada disana langsung memegang tubuh Khansa.

Dengan lembut Bude Aminah memasang jilbab di kepala Khansa yang sedari tadi polos rambut berurai.

Tatapan kosong dapat terlihat jelas oleh semua orang yang hadir. Waktu demi waktu berlalu, rumah itu semakin ramai oleh para pelayat.

Bahkan kyai dan ustad dari wilayah lain juga berdatangan untuk memberi penghormatan terakhir kepada Abah dan Umi.

Orang-orang menatap sedih Khansa yang duduk tanpa tenaga di bagian sisi kepala dua sosok Jenazah yang lebih terlihat seperti orang yang sedang tertidur. Terlihat Abah dan Umi tersenyum walaupun matanya tertutup.

Ia terus menatap tubuh 2 jenazah yang seputih kapas itu, tertututp kain serba putih serta wajah

yang berseri.

Abah dan Umi hanya sedang tidurkan?

Ayo bangun Abah, Umi!

Khansa tidak akan nakal lagi.

Khansa tidak akan membuat Abah marah lagi.

Khansa janji, Khansa Janji!

Khansa akan menurut dengan semua perintah Abah dan Umi.

Khansa tidak akan pernah membangkang, Khansa akan jadi putri yang penurut.

Khansa tidak akan menunda-nunda waktu shalat. Khansa janji!

Hu...Hu... Sesekali Khansa mengusap derai air mata yang membasahi pipinya itu.

Khansa berjanji akan belajar ilmu agama dengan baik, tapi Abah dan Umi harus bangun dulu.

Ayo bangun Abah, Umi dengarkan perintah Khansa.

Maafkan Khansa...

Khansa berjanji akan menjadi putri yang baik melebihi Aisyah.

Semua pelayat yang mendengar itu merasa semakin teriris hatinya.

Luka duka begitu mendalam, semuanya kehilangan sosok yang sangat berpengaruh di kota ini. Sangat jelas jika mereka semua dapat merasakan kehancurannya yang begitu mendalam.

Manik berwarna hitam kecoklatan milik Khansa yang berkilau itu, mengeluarkan air mata tanpa bisa di bendung lagi.

Bahkan Khansa terus berderai air mata, walau ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Seolah mengisyaratkan rasa sakit yang begitu pilu bagi siapa saja yang melihatnya.

"Tenang dan ikhlaskan Abah dan Umi, Khansa." Bude Aminah dengan lembut berusaha menguatkan Khansa, Bude Aminah dilanda kebingungan yang amat dahsyat. Ia bingung bagaimana cara menyampaikan kepada Khansa bahwa sampai saat ini Aisyah belum di temukan jasadnya di lokasi kejadian.

Setelah selesai dengan semua proses persiapan pemakaman, kedua jenazah dibawa ke Masjid yang pondok pesantren Darul Ulum punya.

Bertepatan dengan hari Jum'at, para jamaah melakukan ibadah shalat Jum'at sekaligus shalat Jenazah.

Khansa dan seluruh keluarganya lain mengantar kedua jenazah untuk beristirahat dengan tenang dan damai di pembaringan terakhirnya.

Melangkah dengan kaki terseok-seok di pelukan Bude Aminah, Khansa terus mencoba berjalan mengikuti keranda kedua orang tuanya, menuju pemakaman khusus untuk para ulama yang berjuang di jalan Allah.

Para petugas pemakaman langsung mengebumikan Jenazah Abah dan Umi dengan iringan lantunan do'a. Khansa juga melantunkan do'a didalam hati agar Abah dan Umi bisa mendapat jalan yang mudah tanpa hambatan, untuk menghadap Allah.

Setelah semuanya selesai berjalan dengan lancar, satu per satu pelayat meninggalkan pemakaman, kini hanya Khansa yang masih bersimpuh disana.

Cuaca yang menjadi mendung, dan rintik-rintik hujan mulai berjatuhan tak membuat Khansa segera beranjak dari makan Abah dan Umi.

Bude Aminah dan pak Ahmad yang tahu dengan kondisi Khansa begitu kehilangan, memutuskan untuk menantinya.

Dada yang terasa begitu sesak, seolah menyisakan Khansa yang terisak dan meraung dengan memeluk gundukan tanah yang dipenuhi oleh bunga segar itu.

Kelahiran dan kematian adalah milik Allah, tidak peduli kita itu tua atau masih muda, tak peduli kita miskin atau kaya, tak peduli kita jahat atau baik, jika janjinya sudah tiba maka tidak ada jalan untuk menolak ketetapannya. Kita semua tanpa sadar hanya sedang mengantri urutan untuk dipanggil sang khalik.

Abah Umi, kalian jahat.

Kenapa kalian meninggalkan Khansa begitu saja.

Khansa akan berjanji, Khansa akan menjadi baik seperti Aisyah.

Guyuran air hujan tak menyurutkan Khansa untuk tetap bersimpuh disana.

Sementara Pak Ahmad menerima telepon dari Ramadhan bahwa Aisyah sudah di temukan. Sekarang Aisyah sedang menjalani perawatan intensif di Rumah sakit Bali Mandara.

"Nak Khansa, ayo bangunlah. Kita harus melihat Aisyah di rumah sakit. Baru saja Ramadhan memberitahu pak De. Jika Aisyah sudah ditemukan.

Deg!

Jantung Khansa hampir berhenti berdetak, ia baru sadar jika ia tak melihat Aisyah sedari tadi.

Khansa berlari sekencang mungkin menuju pondok untuk meraih mobilnya.

Setidaknya kesalahannya kepada Abah dan Umi takkan bisa ia balas. Tapi kesalahannya kepada Aisyah? Khansa masih punya waktu dan kesempatan untuk membayarnya.

Saat Khansa hendak meraih gagang pintu mobilnya, tangannya di hentikan oleh sosok Reza.

"Pergilah untuk berganti baju dulu, aku tidak mau kamu sakit. Jika kamu sakit, siapa yang akan menguatkan Aisyah?

Aku akan mengantarmu, kemanapun kamu akan pergi."

"Tidak! Aku harus segera kesana!" Rintiknya hujan menyamarkan air mata Khansa yang terus jatuh.

"Jangan keras kepala Khansa! Sekarang kamu tidak punya hak untuk itu."

JEDER!

Bak sambaran kilat, kata-kata Reza begitu menusuk relung hatinya.

Akhirnya Khansa mengalah, mengganti baju secepat yang ia bisa, lalu berlari ke arah Reza yang sedari tadi menunggu ia di mobilnya.

Segala puji bagi Allah Subhanallahu wa ta’ala, kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa dan keburukan amal perbuatan.

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak memiliki sekutu, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Kematian adalah takdir seluruh makhluk.

Seperti dalam firman Allah Ta’ala berikut ini (yang artinya),

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

(QS. Ali Imran : 185).

...Cerbung....

...Hai semuanya!...

...Salam hangat dari penulis recehan, alias remahan rengginang yang masih gurih untuk jadi cemilan....

...Tolong tinggalkan jejak kalian disini ya, klik Like, comment dan Votenya. Mmm- Hadiahnya juga boleh kali ya....

...Jika berkenan jangan lupa untuk mampir juga di karyaku yang lainnya yang tak kalah serunya ya....

↘️↘️↘️↘️↘️↘️↘️

...~Terjebak Pernikahan Mr Bule Di Bali...

...~Siapakah Jodohku?...

...~Obsesi Tingkat Tinggi...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!