SAHABAT YANG MENCINTAI
"Jatuh cinta itu..., Gimana rasanya, ya aku Pengin sekali ingin merasakan jatuh Cinta itu seperti apa Raga
Raga sedikit kelimpungan menanggapi pertanyaan Senja yang tidak biasa Memangnya kenapa?" Dia bertanya dengan hati-hati Senja tersenyum lebar dan memutar tubuh untuk menghadap Raga "Kayaknya, menyenangkan banget, bisa pergi berdua ke mana-mana, tukeran hadiah, ngerayain hari-hari penting sama-sama, seperti Kak Devan dan Kak Sheila " Senja menyebut nama abang Raga yang akhir-akhir ini sedang dilamun cinta dengan pacarnya
"Huh." Raga mendengus dan menekan kepalanya di bawah lengan. "Itu kan, kelihatan dari luarnya aja. Kalau lagi berantam, Kak Devan kerjaannya marah-marah terus. Cemberut sepanjang hari, atau mohon-mohon sama Kak Sheila supaya dimaafin. Kak Raga bilang, selalu Pihak Cowok yang harus ngalah, belum lagu harus inget tanggal-tanggal penting, misalnya tanggal jadian, terus mesti pusing mikirin harus beli kado apa.
Bikin kesalahan sedikit, Ceweknya bisa ngambek berhari-hari. Jatuh cinta itu ngerepotin, tau."
Senja tertawa, sudah terbiasa dengan gerutu khas Raga yang sangat sinis. "Itu kan, karena Raga belum pernah jatuh Cinta."
Raga meleletkan lidah tak peduli. "Kamu sendiri juga belum, kan?"
"Udah." senja mengerling jenaka. Sama Kak Devan
"Yeee...." Dengan gemas, Raga menepuk kening sahabatnya, ringan. "Itu sih Cinta monyet
Senja cengengesan, lalu kembali serius.
" Makanya, aku kepingin tahu, cinta yang sesungguhnya itu gimana rasanya...." Mereka berdua terdiam, larut dengan pikiran masing-masing
"Di antara kita berdua, siapa ya kira-kira yang bakal jatuh Cinta duluan? Kamu atau aku "
Raga secara otomatis menjawab pertanyaan itu. "Kamu lah ?
Senja tergelak. "Mungkin. Tapi, kamu atau aku, kita harus saling Cerita, ya? Janji ?
Raga hanya tersenyum dan mengangkat bahu, tidak ingin berjanji apa-apa. Senja yang tidak puas dengan jawaban tersebut mengulurkan tangan untuk menggelitik pinggang Raga. Dua remaja SMP itu bergulat di atas Reremputan, tertawa keras-keras sambil berusaha saling mendahului, hingga akhirnya Raga setuju untuk mengaitkan kelingkingnya dengan jari Senja. Janji dua orang sahabat untuk selamanya bersama
17 tahun kemudian
Jarum jam menunjukkan waktu lima belas menit sebelum pukul tujuh ketika terdengar bunyi gedubrak yang cukup kencang. Suara pintu dibanting, diikuti dengan langkah kaki yang cepat-cepat menuruni tangga.
Tidak lama kemudian, sesosok remaja perempuan yang baru beranjak usia tujuh belas tahun melongokkan kepala ke arah dapur dan tersenyum usil pada ibunya.Sang ibu cuma bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Hidup dengan dua putri yang sedang beranjak puber sama saja seperti hidup di medan perang, sewaktu-waktu bisa dengan tak sengaja menginjak ranjau yang meledak hebat. Senja anak pertamanya yang sudah duduk di bangku SMA sedang heboh-hebohnya melewati masa rebelling yang mengikutsertakan mood swing akut, keinginan untuk jadi seperti teman-temannya yang lain, juga mulai jatuh cinta. Setiap pagi, dia berkutat di kamar mandi setengah jam,
meluruskan rambut dengan alat catok, mengaplikasikan lipgloss penuh glitter, sampai mencoba bermacam-macam jenis diet. Belum lagi nilainya yang jeblok lantaran kebanyakan main ke mall, dan gampang melawan kalau dinasihati. Sementara, adik Senja bulan yang dua tahun lebih muda, memang cenderung lebih kalem dan dewasa daripada kakaknya. Tetap saja, sesekali kedua putrinya itu bisa bikin kepalanya mau pecah
"Ma, Senja berangkat dulu!"
Senja tampak sudah rapi. Rambutnya yang lurus sebahu dihiasi jepit kuning. Seragam putih abu-abunya sengaja dibuat model ketat zaman remaja sekarang, juga sepatu Converse bergaris kuning dengan pin kecil warna-warni di kaus kakinya. Sebelum sang ibu bisa berkata apa-apa mengenai aksesoris itu, Senja sudah mengecup pipinya dan melesat keluar, tidak lupa menyambar sarapan berupa setangkup roti gandung di atas meja makan.Mama Senja menghela napas lagi, lalu tersenyum
Senja melempar ranselnya hingga tersampit di punggung dan berdiri di bagian belakang sepeda. Kedua tangannya erat di Pundak Raga, dan dia mengkomando dengan suara lantang,
"Jalan, Bos
Raga yang sudah menunggu dua puluh menit di garasi terbuka rumahnya, menggerutu dengan kesal. "Udah telat masih nganggep gue sopir, pula."
Senja menepuk ubun-ubunnya dengan gemas. "Cuma telat sebentar aja, kok. Tadi ada emergency, Raga
Raga memalingkan wajah sekilas sambil terus mengayuh. "emergency apaan? Bad hair day ?"
Senja tertawa lepas. "Tau aja ih, Raga."
Lagi-lagi, Raga menggumam tak jelas, tak dihiraukan oleh Senja. Tentu saja Cowok gak akan ngerti, begitu pikir Senja Memangnya, enak tiba-tiba bangun pagi dengan rambut kriwil yang supermegar, atau kram perut karena datang bulan
Begitu tiba di sekolah, Senja segera ngeloyor masuk kelasnya, dengan ceria mengucapkan
Selamat Pagi. jenny sang ketua cheerleader, meneliti penampilannya dari atas sampai bawah, lalu mengangguk puas. Senja tersenyum bangga, mengambil tempat duduknya satu baris di depan Raga
Diam-diam, Senja sebenarnya ingin seperti Jenny dan teman-temannya. Mereka selalu kelihatan keren. Cantik. Lengkap dengan tas, jam tangan dan sepatu model terbaru, Cewek-cewek seperti Sheila selalu up-to-date dengan gaya fashion terbaru. Mereka juga jadi bagian elite grup pemandu sorak yang tidak bisa sembarangan merekrut anggotanya.Sejak dulu, impian terbesar Senja adalah menjadi cheerleader. Dia merengek pada Mama sampai akhirnya diperbolehkan les balet. Dia menonton setiap film tentang cheerleader dan dance dengan seksama, menghafalkan gerakan dan koreografinya. Kadang-kadang, dia latihan sendiri di kamarnya, menciptakan gaya tarian baru dan belajar dengan mengamati gerakan orang lain.Salah satu alasan Senja menyukai sekolah ini adalah karena tim cheers-nya yang jadi kebanggaan. Setiap tahun, tim cheers SMA Harapan selalu masuk kategori final kejuaraan cheerleading seluruh Jakarta, malah tidak jarang menyabet juara satu. Ada sesuatu yang magical dengan pompom--persatuan, kreativitas, disiplin ketat, latihan keras, dan kecintaan pada musik dan seni tari. Senja menghargai itu. Ia ingin jadi salah
Satu dari mereka.Dia masih ingat hari ketika dia mengikuti audisi untuk anggota baru. Kakinya bergerak begitu saja mengikuti hentakan musik, lalu tubuhnya mengikuti gerakan demi gerakan yang sudah dilatihnya selama berbulan-bulan. Lompatan maupun gerakan cartwheel yang biasanya merupakan tantangan besar bagi gadis-gadis lain tidak jadi masalah buat Senja, dia bisa melakukannya dengan mata terpejam sekali Pun. Ketika selesai, Senja tahu dia pasti berhasil. Dia bisa melihatnya dari tatapan kagum para senior, tepukan tangan Para anggota lain, dan anggukan samar Para guru. Dan sejak saat itu, akhirnya Senja berhasil menjadi bagian dari tim Pemandu sorak yang begitu diidolakannya
Eh, tau gak, hari ini ada anak baru yang masuk, lho!" Vanya, salah satu anggota geng jenny memutar kursi untuk menghadap Senja Katanya pindahan dari New York. Blasteran bule!"
"Oh ya ?" Senja mengangkat muka sekilas, walau dia sedang sibuk mengerjakan PR Matematika yang lupa diselesaikannya semalam, gara-gara begadang nonton Gossip Girl bersama Bulan, adiknya
Jenny mengangkat jari-jari lentik yang kukunya habis di Poles cat warna nude. Suaranya rendah dengan nada misterius. Denger-denger sih... anaknya model yang terkenal gak salah namanya Sandra Calthin
Kali ini, Senja langsung melupakan PR-nya. Sandra Clathin ? Model terkenal itu Senja Cinta Sandra Clathin Bahkan, dia punya posternya di kamar, tepat di atas meja belajarnya. Kalau lagi suntuk belajar, Senja akan bengong menatap poster itu sambil berkhayal. Sandra Clathin melenggak-lenggok di atas CATWALK untuk memamerkan koleksi musim gugur
Prada, launching koleksi hasil desainnya sendiri di New York tempo hari, yang masuk masalah fashion lokal maupun luar negeri. Sandra Clathin yang garis wajahnya mirip Claudia Schiffer, tapi dengan keanggunan ala Gisele Bundchen.
"Tuh, anaknya baru aja dateng
Secepat kilat, separuh isi kelas berhamburan keluar untuk melihat rupa anak tunggal Sandra Calthin yang hari ini resmi jadi murid SMA Harapan. Hanya Raga yang bermalas-malasan di mejanya, lebih senang mendengarkan musik dengan Hp nya daripada ikut bergosip.
"Raga, anaknya Sandra Clathin " Senja masih dengan bersemangat mengguncang lengannya.
"Terus kenapa...?"
" Huh. Senja cemberut, lalu menyusul Helena keluar. Raga tidak akan peduli sekalipun itu anak presiden
Dia melihat seorang gadis dalam balutan seragam merah kotak-kotak, yang menenteng tas Juicy Couture terbaru seperti yang Pernah dilihatnya di katalog fashion bulan ini. Gadis itu memang jelas-jelas Indo, dengan rambut kecokelatan sepunggung yang ditarik dengan baret hitam. Tubuhnya sangat tinggi dan sangat kurus, terlihat sedikit canggung ketika berjalan
"Ceking banget, Pasti anorexic. Bisik-bisik terdengar di antara kaum perempuan, raut iri dan kagum terlukis jadi satu di wajah mereka. Senja tidak mengindahkannya, dia sudah terbiasa mendengar komentar sinis teman-temannya.
Murid-murid laki-laki mulai bersiul dengan kurang sopan, membuat gadis itu mendongak ke atas, ke arah mereka yang sedang bergelantungan di depan kelas di lantai dua. Matanya tak sengaja bertemu Pandang dengan Raga. Raga tersenyum kikuk. Gadis itu memiringkan kepalanya sekilas, lalu kembali bergegas ke arah ruang TU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments