KESUCIAN CINTA NAYA

KESUCIAN CINTA NAYA

Bab 1 Kanaya Basuki

Seorang gadis belia usia delapan belas tahun dengan perawakan tinggi semampai, rambut panjang lurus dan kepribadian yang menyenangkan, sedang memimpin rapat di ruang OSIS SMA Tunas Bangsa. Dia terpilih menjadi ketua OSIS karena kemampuan akademik dan kepribadiannya yang tegas dan mandiri.

Saat ini Kanaya Basuki sedang duduk di bangku kelas sebelas. Ini adalah rapat terakhir yang dipimpinnya sebelum lengser dari jabatannya sebagai ketua OSIS. Sesuai peraturan sekolah, bahwa siswa-siswi kelasdua belas tidak diperkenankan aktif dalam organisasi sekolah, agar tidak mengganggu konsentrasi dalam menghadapi ujian nasional.

“Sekian rapat kita hari ini, semoga acara perpisahan untuk kakak kelas kita minggu depan berjalan lancar.” Ucapnya mengakhiri rapat.

Semua peserta rapat segera beranjak dari kursinya masing-masing dan kembali ke kelasnya. Lusi dan Tigor berjalan menghampiri Naya yang terduduk lesu.

“Kenapa kamu, Nay? Lesu amat? Detik-detik menjelang lengser terasa berat ya?” tanya Lusi.

“Bukan, Lus. Bapak.” Jawabnya singkat.

“Kenapa lagi bapakmu?” Tigor menyahut.

“Biasa, asmanya kambuh. Aku harus segera pulang nanti, untuk urusan dekorasi aku serahkan pada kalian berdua ya, maaf.” Sesalnya.

“Tenang, kita berdua selalu siap untuk membantumu.” Tigor menepuk bahunya.

Naya, Lusi dan Tigor sudah bersahabat sejak awal masuk SMA karena mereka bertiga dinobatkan sebagai Trio Ngeyel karena selalu membantah perintah senior apabila dirasa permintaannya ngadi-ngadi alias di luar akal sehat dan tidak mendidik, saat masa ospek berlangsung.

“Terima kasih ya, Temanku.” Memonyongkan bibirnya seperti akan mencium.

“Nay, kebiasaan deh! Pantes gak ada cowok yang naksir sama kamu. Walaupun bodi oke, wajah cantik, kalau kelakuan minus ya males lah cowok mau deketin kamu.” Tigor menegur Naya yang suka melakukan tindakan-tindakan konyol dan menjijikkan.

“Aku melakukannya agar tidak ada cowok yang mendekatiku. Bikin pusing aja.” Ucapnya sombong.

“Idih, mulai deh sombongnya.” Lusi menarik lengan Tigor untuk keluar ruangan meninggalkan Naya.

Naya hanya tersenyum melihat dua sahabatnya itu melangkah keluar ruangan. Diambilnya buku agenda miliknya dan menyusul dua temannya menuju ke kantin sekolah.

****

Ketika bel tanda pulang sekolah berbunyi, Naya segera bergegas ke parkiran sekolah dan mengambil sepeda bututnya. Naya tidak pernah merasa malu megendarai sepeda pemberian bu Laras, karena itu akan membuatnya lebih cepat sampai rumah tanpa mengeluarkan tambahan ongkos. Sesimpel itu jalan pikiran Naya, begitu jauh dari kesan anak SMA yang kebanyakan ingin tampil modis.

Naya mengayuh sepedanya di bawah teriknya sinar matahari yang membakar kulit dengan penuh semangat. Dia ingin lekas sampai rumah dan bertemu dengan bapak. Butuh waktu dua puluh menit baginya untuk sampai rumah dengan kecepatan penuh sesuai kemampuannya.

Banyak teman sekolahnya yang menawarkan tumpangan, tapi Naya selalu menolak. Dia bukan tipe orang yang suka berhutang budi. Namun, karena kondisi ekonomi keluarganya, Naya dan orangtuanya terpaksa menerima kebaikan pemilik panti untuk tinggal di rumah kecil di bagian belakang panti. Itupun tidak mereka terima secara cuma-cuma, keluarga Naya bekerja di panti sebagai imbalannya.

“Naya pulang,” sapanya pada wanita paruh baya yang sedang menjemur pakaian penghuni panti.

“Eh, Naya sudah pulang. Apakah kamu beli obat asma punya bapak?” wanita itu Wati, ibu Naya.

“Iya bu, sudah Naya belikan.” Naya memarkir sepedanya dan mencium tangan ibunya yang kurus dan keriput.

“Segera cuci tangan dan ganti bajumu. Tadi bu Laras bilang ke ibu, kalau ada yang mau bu Laras sampaikan padamu.” Naya mengangguk dan masuk ke dalam rumah.

Rumah yang Naya tempati bersama bapak dan ibunya itu, dulunya sebuah gudang penyimpanan logistik panti karena berdekatan dengan dapur. Sejak lima tahun lalu, Naya tinggal di sini karena kebaikan pemilik panti yang mau menerima bapak dan ibunya sebagai tukang kebun dan tukang cuci di sini.

Tugas Naya sepulang sekolah adalah membantu pengurus panti menyelesaikan pekerjaannya, mengajak adik-adik bermain atau membantu membersihkan panti. Panti sosial ini adalah rumah singgah untuk anak yatim piatu, penyandang difabel, tuna wisma dan para lansia (jompo).

Naya sebagai anak tunggal, merasa betah tinggal di panti bersama banyak orang sehingga dia tidak kesepian lagi. Namun terkadang hatinya perih ketika melihat ada bayi baru yang dikirim dengan sengaja untuk diserahkan pada Laras dan lainnya.

“Pak, ini obatnya. Naya bantu minumkan ya.” Naya masuk ke kamar bapak setelah berganti pakaian dan makan siang.

“Hmm, makasih.” Basuki sudah seminggu ini terbaring lemah karena sakit asmanya kambuh.

Bila sedang kambuh begini, Basuki menjadi lebih pendiam dari biasanya. Mungkin karena napasnya akan sesak bila terlalu banyak bicara dan bergerak. Selesai membantu bapaknya minum obat, Naya bergegas menemui Laras di kantornya.

“Permisi, Bu. Boleh Naya masuk?” Naya masuk ke ruangan Laras yang pintunya sedang terbuka.

“Silahkan, Naya.” Laras menjawab dari balik meja kerjanya. “Duduk, Nay.”

Naya duduk di kursi yang biasanya dipakai untuk menerima tamu panti. Mata Naya berkeliling, melihat sekeliling ruangan dan menilai kapan sebaiknya dia membersihkan ruangan itu lagi.

“Sudah, jangan terus mencari pekerjaan. Sekali-kali, kamu boleh hanya bermain dan membantu menjaga adik-adik.” Rupanya Laras tahu apa yang sedang Naya pikirkan. “Naya, ada yang ibu ingin sampaikan padamu.” Laras

duduk di dekat Naya. “Apa Naya bersedia menjadi pengurus panti, membantu ibu dan yang lain?” tanya kepala panti itu.

“Maksudnya bagaimana, Bu? Naya tidak mengerti.”

“Jadi, ibu berpikir untuk merekrut Naya menjadi pengurus panti. Melakukan pekerjaan seperti yang biasa Naya lakukan, tapi mendapatkan gaji. Memang tidak besar, tapi bisa Naya jadikan uang saku atau tabungan. Gimana?”

“Wahh, Naya bersedia sekali, Bu.” Sahut Naya dengan mata berbinar senang.

Selama ini dirinya dengan tulus melakukan berbagai pekerjaan sebagai ucapan terima kasih pada pengurus dan pemilik panti, yang Naya tidak pernah temui, karena sudah bersedia menerima bapak dan ibunya bekerja di sini dan memberikan mereka tempat tinggal secara cuma-cuma.

“Selama lima tahun ini, Naya tidak pernah berubah dan selalu tulus membantu kami mengurus penghuni panti. Karena itulah pak Indra ingin merekrut Naya sebagai pengurus. Mengingat usia Naya sekarang sudah lebih dari tujuh belas tahun.”

Oh, jadi pemilik panti ini pak Indra namanya. Seperti apa ya orangnya? Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberkati beliau karena sudah mendirikan panti ini untuk tempat kami berlindung, doanya dalam hati.

“Naya?” Laras membuyarkan lamunannya.

“I-iya, Bu.” Sahutnya tergagap.

“Ini kamu baca dulu, tidak perlu terburu-buru. Tanyakan bila ada yang tidak dimengerti, baru kamu bisa tandatangani.” Laras menyodorkan amplop cokelat yang bersi satu bendel surat kontrak dan ketentuannya.

“Ini Naya bawa dulu ya, Bu. Mau disampaikan ke ibu dan bapak dulu.” Setelah mengatakannya, Naya pamit pulang.

“Wah, aku akan punya uang untuk membantu bapak dan ibu membeli keperluan mereka. Wah, senangnya…” sepanjang koridor, tak hentinya Naya tersenyum dan menggumam bahagia.

Dia menghentikan langkahnya di depan pintu dapur, ketika dilihatnya ibu sedang mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.

“Bu, mau ambilkan makan untuk bapak?” Ibunya hanya mengangguk. “Sini biar Naya yang bawakan, ibu bantu Naya bawa amplop ini.” Naya menyerahkan amplop di tangannya dan mengambil piring dari tangan ibunya.

“Ini amplop apa, Nay?” Wati membolak-balik amplop sambil terus berjalan mengikuti langkah putrinya.

“Itu awal kebahagiaan bapak dan ibu.” Naya begitu senang dengan apa yang berhasil dia dapatkan, satu langkah untuk membahagiakan orangtuanya telah terwujud.

****

Hai, Smart readers.

Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan. Jangan lupa ritualnya tiap selesai baca ya. Like, komen, tekan simbol hati, vote dan rate bintang lima ya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Meri Marlinda

Meri Marlinda

nyimak

2023-04-23

0

Fadhilatul Maslukha

Fadhilatul Maslukha

semangat trus thor..

2021-04-10

1

Cicik Imut

Cicik Imut

aku hadir kak

2021-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kanaya Basuki
2 Bab 2 Keinginan Bapak
3 Bab 3 Sebatang Kara
4 Bab 4 Menerima Bantuan
5 Bab 5 Masa Lalu Alan
6 Bab 6 Tidak Setuju!
7 Bab 7 Wasiat Bapak
8 Bab 8 Aku Harus Bertindak
9 Bab 9 Opa Frans
10 Bab 10 Pemuda Songong
11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian
12 Bab 12 Rencana Dante
13 Bab 13 Pangeran Berjaket Kulit
14 Bab 14 MONDAY (MONster DAY)
15 Bab 15 Jepang Terlalu Dingin
16 Bab 16 Gadis Penurut
17 Bab 17 Janji Dara
18 Bab 18 Luka Bakar
19 Bab 19 Monster
20 Bab 20 Hukuman Berat
21 Bab 21 Penyesalan Terbesar
22 Bab 22 Bayu Saputra
23 Bab 23 Mimpi Buruk
24 Bab 24 Penghinaan Terbesar
25 Bab 25 Bertamu
26 Bab 26 Terpaksa Memilih
27 Bab 27 Maaf, Aku Makin Membencimu
28 Bab 28 Hidup Sendiri dan Bekerja
29 Bab 29 Berpamitan
30 Bab 30 Menyelamatkan Harga Diriku
31 Bab 31 Gayung Bersambut
32 Bab 32 Mengawasimu
33 Bab 33 Menunggu Waktu
34 Bab 34 Tertahan Gengsi
35 Bab 35 Kebohongan Yang Salah
36 Bab 36 Di Atas Kertas
37 Bab 37 Satu Hari Empat Puluh Delapan Jam
38 Bab 38 Terbang
39 Bab 39 Dendam Seorang Francois Enrico Voerman
40 Bab 40 Pemotongan Paru
41 Bab 41 Bahaya Lainnya
42 Bab 42 Fokus
43 Bab 43 Perjodohan
44 Bab 44 Pengakuan Dante
45 Bab 45 Pria Aneh Lainnya
46 Bab 46 Mengigau
47 Bab 47 Ulang Tahun Lusi (1)
48 Bab 48 Ulang Tahun Lusi (2)
49 Bab 49 Pria Pembohong
50 Bab 50 Jurus Ampuh
51 Bab 51 Kejutan Sebelum Pergi
52 Bab 52 Aku Mohon, Lepaskan Aku
53 Bab 53 Minggu (Tidak) Tenang
54 Bab 54 Kebohongan Lainnya
55 Bab 55 Tempat Bersandar
56 Bab 56 Merindu
57 Bab 57 CLBK (Cerita Lama Belum Kelar)
58 Bab 58 Selamat Tinggal Masa Lalu
59 Bab 59 Menjadi Manusia Baru
60 Bab 60 Hadiah Ulang Tahun
61 Bab 61 Melepasnya Pergi
62 Bab 62 Tak Sanggup Berdiri
63 Bab 63 Bertemu Bapak
64 Bab 64 Belenggu Baru
65 Bab 65 Penyesalan
66 Bab 66 Pengakuan Alan (1)
67 Bab 67 Pengakuan Alan (2)
68 Bab 68 Pengakuan Alan (3)
69 Bab 69 Pengakuan Alan (4)
70 Bab 70 Proklamasi Cinta
71 Bab 71 Ujian Cinta (1)
72 Bab 72 Ujian Cinta (2)
73 Bab 73 Ujian Cinta (3)
74 Bab 74 Firework
75 Bab 75 Kencan Pertama
76 Bab 76 Kencan Petaka
77 Bab 77 Apakah Ini Saatnya?
78 Bab 78 Bersamanya, Saling Mencinta
79 Bab 79 Rugi Besar
80 Bab 80 Jauhi Dia!
81 Bab 81 Hubungan Darah
82 Bab 82 Sebuah Kebenaran (1)
83 Bab 83 Sebuah Kebenaran (2)
84 Bab 84 Mengatur Siasat
85 Bab 85 Akhir Cerita Cinta
86 Bab 86 Melepaskanmu
87 Bab 87 Pertemuan Indah
88 Bab 88 Kesempurnaan Cinta
89 Bab 89 Sangkar Emas Francois Voerman
90 Bab 90 Duniaku Runtuh
91 Bab 91 Goresan Luka
92 Bab 92 Kenangan (1)
93 Bab 93 Kenangan (2)
94 Bab 94 Tetaplah Bersamaku
95 Bab 95 Bertemu Lagi (1)
96 Bab 96 Bertemu Lagi (2)
97 Bab 97 Bertemu Lagi (3)
98 Bab 98 Paul Vanhoutten (1)
99 Bab 99 Paul Vanhoutten (2)
100 Bab 100 Pilihan Sulit
101 Bab 101 Menjemput Kanaya
102 Bab 102 Buku Tanpa Cover
103 Bab 103 Terlambat Datang
104 Bab 104 Tanpa Batas Waktu
105 Bab 105 Ingatan Yang Terkunci
106 Bab 106 Salju Pertama (1)
107 Bab 107 Salju Pertama (2)
108 Bab 108 Salju Pertama (3)
109 Bab 109 Salju Pertama (4)
110 Bab 110 Kembali Pulang
111 Bab 111 Merindukanmu
112 Bab 112 Aku Lelakimu
113 Bab 113 Dia (Hidup) Kembali
114 Bab 114 Teman Baik Tidak Berbohong
115 Bab 115 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (1)
116 Bab 116 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (2)
117 Bab 117 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (3)
118 Bab 118 Memilih Bahagia
119 Bab 119 Benarkah? (1)
120 Bab 120 Benarkah? (2)
121 Bab 121 Benarkah? (3)
122 Bab 122 Benarkah? (4)
123 Bab 123 Menghadapi Kenyataan
124 Bab 124 Berdamai Dengan Takdir
125 Bab 125 Membayar Utang
126 Bab 126 Kalah Telak
127 Bab 127 Almost Done
128 Bab 128 The Day Before Tomorrow
129 Bab 129 The Door of Happiness
130 Bab 130 Akhir Cerita Cinta (End)
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kanaya Basuki
2
Bab 2 Keinginan Bapak
3
Bab 3 Sebatang Kara
4
Bab 4 Menerima Bantuan
5
Bab 5 Masa Lalu Alan
6
Bab 6 Tidak Setuju!
7
Bab 7 Wasiat Bapak
8
Bab 8 Aku Harus Bertindak
9
Bab 9 Opa Frans
10
Bab 10 Pemuda Songong
11
Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian
12
Bab 12 Rencana Dante
13
Bab 13 Pangeran Berjaket Kulit
14
Bab 14 MONDAY (MONster DAY)
15
Bab 15 Jepang Terlalu Dingin
16
Bab 16 Gadis Penurut
17
Bab 17 Janji Dara
18
Bab 18 Luka Bakar
19
Bab 19 Monster
20
Bab 20 Hukuman Berat
21
Bab 21 Penyesalan Terbesar
22
Bab 22 Bayu Saputra
23
Bab 23 Mimpi Buruk
24
Bab 24 Penghinaan Terbesar
25
Bab 25 Bertamu
26
Bab 26 Terpaksa Memilih
27
Bab 27 Maaf, Aku Makin Membencimu
28
Bab 28 Hidup Sendiri dan Bekerja
29
Bab 29 Berpamitan
30
Bab 30 Menyelamatkan Harga Diriku
31
Bab 31 Gayung Bersambut
32
Bab 32 Mengawasimu
33
Bab 33 Menunggu Waktu
34
Bab 34 Tertahan Gengsi
35
Bab 35 Kebohongan Yang Salah
36
Bab 36 Di Atas Kertas
37
Bab 37 Satu Hari Empat Puluh Delapan Jam
38
Bab 38 Terbang
39
Bab 39 Dendam Seorang Francois Enrico Voerman
40
Bab 40 Pemotongan Paru
41
Bab 41 Bahaya Lainnya
42
Bab 42 Fokus
43
Bab 43 Perjodohan
44
Bab 44 Pengakuan Dante
45
Bab 45 Pria Aneh Lainnya
46
Bab 46 Mengigau
47
Bab 47 Ulang Tahun Lusi (1)
48
Bab 48 Ulang Tahun Lusi (2)
49
Bab 49 Pria Pembohong
50
Bab 50 Jurus Ampuh
51
Bab 51 Kejutan Sebelum Pergi
52
Bab 52 Aku Mohon, Lepaskan Aku
53
Bab 53 Minggu (Tidak) Tenang
54
Bab 54 Kebohongan Lainnya
55
Bab 55 Tempat Bersandar
56
Bab 56 Merindu
57
Bab 57 CLBK (Cerita Lama Belum Kelar)
58
Bab 58 Selamat Tinggal Masa Lalu
59
Bab 59 Menjadi Manusia Baru
60
Bab 60 Hadiah Ulang Tahun
61
Bab 61 Melepasnya Pergi
62
Bab 62 Tak Sanggup Berdiri
63
Bab 63 Bertemu Bapak
64
Bab 64 Belenggu Baru
65
Bab 65 Penyesalan
66
Bab 66 Pengakuan Alan (1)
67
Bab 67 Pengakuan Alan (2)
68
Bab 68 Pengakuan Alan (3)
69
Bab 69 Pengakuan Alan (4)
70
Bab 70 Proklamasi Cinta
71
Bab 71 Ujian Cinta (1)
72
Bab 72 Ujian Cinta (2)
73
Bab 73 Ujian Cinta (3)
74
Bab 74 Firework
75
Bab 75 Kencan Pertama
76
Bab 76 Kencan Petaka
77
Bab 77 Apakah Ini Saatnya?
78
Bab 78 Bersamanya, Saling Mencinta
79
Bab 79 Rugi Besar
80
Bab 80 Jauhi Dia!
81
Bab 81 Hubungan Darah
82
Bab 82 Sebuah Kebenaran (1)
83
Bab 83 Sebuah Kebenaran (2)
84
Bab 84 Mengatur Siasat
85
Bab 85 Akhir Cerita Cinta
86
Bab 86 Melepaskanmu
87
Bab 87 Pertemuan Indah
88
Bab 88 Kesempurnaan Cinta
89
Bab 89 Sangkar Emas Francois Voerman
90
Bab 90 Duniaku Runtuh
91
Bab 91 Goresan Luka
92
Bab 92 Kenangan (1)
93
Bab 93 Kenangan (2)
94
Bab 94 Tetaplah Bersamaku
95
Bab 95 Bertemu Lagi (1)
96
Bab 96 Bertemu Lagi (2)
97
Bab 97 Bertemu Lagi (3)
98
Bab 98 Paul Vanhoutten (1)
99
Bab 99 Paul Vanhoutten (2)
100
Bab 100 Pilihan Sulit
101
Bab 101 Menjemput Kanaya
102
Bab 102 Buku Tanpa Cover
103
Bab 103 Terlambat Datang
104
Bab 104 Tanpa Batas Waktu
105
Bab 105 Ingatan Yang Terkunci
106
Bab 106 Salju Pertama (1)
107
Bab 107 Salju Pertama (2)
108
Bab 108 Salju Pertama (3)
109
Bab 109 Salju Pertama (4)
110
Bab 110 Kembali Pulang
111
Bab 111 Merindukanmu
112
Bab 112 Aku Lelakimu
113
Bab 113 Dia (Hidup) Kembali
114
Bab 114 Teman Baik Tidak Berbohong
115
Bab 115 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (1)
116
Bab 116 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (2)
117
Bab 117 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (3)
118
Bab 118 Memilih Bahagia
119
Bab 119 Benarkah? (1)
120
Bab 120 Benarkah? (2)
121
Bab 121 Benarkah? (3)
122
Bab 122 Benarkah? (4)
123
Bab 123 Menghadapi Kenyataan
124
Bab 124 Berdamai Dengan Takdir
125
Bab 125 Membayar Utang
126
Bab 126 Kalah Telak
127
Bab 127 Almost Done
128
Bab 128 The Day Before Tomorrow
129
Bab 129 The Door of Happiness
130
Bab 130 Akhir Cerita Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!