Bab 4 Menerima Bantuan

Sebenarnya Naya belum ingin bertemu orang, hanya ingin diam di kamar, menunggu malaikat pencabut nyawa menjemputnya dan mengantarnya ke tempat bapak ibunya berada. Tapi mengingat lagi kebaikan pak Indra kepada keluarganya, membuat Naya berubah pikiran.

Naya menatap Laras dan menganggukkan kepalanya. “Nah, itu baru Naya. Rapikan dulu penampilanmu, lalu kita temui mereka bersama.”

Naya melakukan permintaan Laras, dia menyisir rambutnya, membubuhkan sedikit bedak pada wajahnya dan memakai cardigan untuk menutupi bajunya yang sedikit kusut. Mereka berdua melangkah bersama menuju ruang tamu panti.

Di sana sudah duduk tiga orang pria yang sama sekali belum pernah Naya lihat. Dua orang pria muda dan satu lagi sudah berumur. Naya tertarik pada penampilan pria yang paling tua, dia menggunakan celana kain, kemeja lengan panjang dan sebuah syal berbahan rajut melingkar di lehernya. Persis seperti yang sering dilakukan bapaknya bila sedang tidak enak badan.

“Ayo kita duduk, Nay.” Laras menggandeng lengan Naya agar duduk. “Maaf pak, sudah menunggu. Ini Kanaya Basuki, putri tunggal almarhum pak Basuki dan almarhumah bu Wati.” Laras memperkenalkan Naya pada tamunya.

“Halo Naya, saya Indra, ini Alan anak sulung saya dan dia Haris sekretaris saya.” Sapa Indra ramah.

“Saya Kanaya.” Sahutnya singkat.

“Maksud kedatangan saya ke sini, yang pertama adalah untuk mengucapkan belasungkawa saya atas meninggalnya kedua orangtuamu. Kedua kalinya, saya ingin memberikan kamu beasiswa untuk kuliah di Australia. Saya tahu saat ini kamu masih berduka, tapi menata masa depan juga penting.” Indra diam sejenak menyadari Naya hanya diam dan menatap kosong ke arahnya.

“Saya harap kamu pikirkan baik-baik sebelum memberikan jawaban. Nanti kamu bisa sampaikan ke bu Laras bila sudah memutuskan.”

“Nay, apa kamu mendengar perkataan pak Indra?” Laras merasa tidak enak pada tamunya, karena Naya hanya diam tanpa ekspresi.

“Biarkan saja dia, sepertinya dia masih butuh waktu. Kalau begitu saya pamit dulu.” Ujar Indra seraya berdiri dari kursinya.

Indra berjalan keluar ruangan diikuti Haris dan Laras di belakangnya. Sedangkan Alan masih duduk di kursinya memperhatikan Naya yang hanya diam seperti patung batu sejak tadi.

Lama mereka diam, akhirnya Alan berdiri dan berjalan mendekati Naya seraya membungkukkan badannya hingga bibirnya berada dekat dengan telinga gadis itu.

“Pria tua itu adalah pilihan tepat bila kamu ingin hidup mewah dan mapan. Gadis sepertimu tentu tahu bagaimana cara memanfaatkan kasih sayang seorang kakek tua yang kaya raya.” Setelah mengatakan itu, Alan berdiri memandang Naya sebentar dan bergegas menyusul ayahnya.

Naya tetap mematung, namun airmatanya mengalir turun di pipinya. Siapa pria tadi yang begitu berani menghina kesedihannya? Apa maksud perkataannya barusan?

“Beruntung banget kamu, Nay. Kehilangan kasih sayang orangtuamu, tapi kamu berhasil mendapatkan kasih sayang pak Indra. Hebat kamu, Nay.” Celetuk Rini yang sejak tadi menguping pembicaraan tamunya dari luar pintu.

“Apa hebatnya mendapat kasih sayang pak Indra kalau Naya harus kehilangan orangtua Naya, Mbak?” Naya berdiri dan berlari menuju kamarnya tadi sambil menangis.

“Naya kenapa, Rin?” tanya Bagas yang baru saja masuk setelah melihat mobil tamunya meninggalkan halaman panti.

“Entahlah, masih teringat orangtuanya mungkin.” Sahut Rini seraya melenggang meninggalkan Bagas yang masih bengong.

****

“Apa tidak ada gadis lain selain gadis culun yatim piatu itu?” tanya Alan memecah keheningan.

“Kenapa?” tanya Indra datar.

“Dia terlalu kampungan dan mengenaskan untuk papa jadikan istri. Dan terlalu muda, bahkan usianya sama dengan Dante.” Protesnya.

“Istri? Papa tidak terpikir hal itu, tapi terima kasih padamu yang sudah memberikan ide cemerlang.” Ujar Indra dingin.

“Aku mohon, jangan membuatku semakin jijik menjadi anakmu.” Alan memandang ke arah ayahnya dengan tatapan sinis.

“Kalau kamu jijik menjadi anakku, dengan senang hati aku akan mencoretmu dari daftar ahli warisku.” Sahut Indra tenang.

“Aku yakin Dante dan Aletha sependapat denganku. Mereka tidak akan setuju dengan keputusanmu, Pa.”

“Aku tidak butuh persetujuan mereka. Dan perlu kamu tahu, aku mengajakmu ke panti hari ini bukan untuk meminta pendapat atau persetujuanmu. Tapi karena secara hukum, namamu yang tertulis sebagai Ketua

Yayasan Rumah Singgah Destiny, tidak lebih.” Tukas Indra tegas.

“Ishh, sial.” Umpatnya lirih.

“Secara silsilah, kamu memang anak tertua. Bukan berarti kamu yang akan menjadi penerusku sebagai pemimpin ID grup. Jadi jangan bersikap seenak jidatmu.” Ucap Indra penuh penekanan.

“Apa wanita itu sudah setuju untuk menikahimu, pria tua yang seumuran ayahnya? Come on, Dad. Don’t be crazy.” Alan terus berusaha membuat ayahnya merubah keputusannya.

“Dia tidak tahu, dan jangan coba-coba memberitahunya. Kalau kamu masih ingin menjadi ahli warisku.” Ancaman itu selalu berhasil membuat Alan diam.

Indra tahu betul seperti apa putranya, Alan bukan sosok gila harta, tapi dia tidak akan membiarkan Dante menjadi ahli waris dan menghamburkan semua harta ayahnya untuk bersenang-senang. Harta yang dikumpulkan ayahnya dengan meneteskan keringat dan darah, bahkan mengorbankan nyawa mamanya.

“Pa, apa papa masih ingin melihat seorang wanita muda depresi dan bunuh diri atau menjadi pembunuh orang di keluarga kita?!” Alan mulai tidak sabar menghadapi ayahnya.

“Tutup mulutmu, Alan!” Indra menengok ke pria di sampingnya dengan tatapan marah, terluka lebih tepatnya. “Hentikan ocehan tidak bergunamu!”

“Ishh!” Alan menonjok kursi di depannya.

“Ada apa denganmu? Apa kau menyukai gadis muda tadi? Hingga bersikeras begini. Seperti yang biasa kamu lakukan terhadap gadis muda lainnya.” Tuduh Indra.

Alan hanya diam tak menjawab. Dia membuang mukanya ke luar jendela, hingga senyuman lembut ayahnya tak tertangkap matanya.

Alan tidak pernah bisa menahan amarahnya bila berhadapan dengan ayahnya. Pria yang sangat dia cinta sekaligus benci dalam waktu yang bersamaan. Alan bisa meluapkan segala emosinya hanya di depan ayahnya, Indra Hartawan. Bahkan Alan bisa tertawa, marah dan menangis hanya bersama ayahnya, pria yang selalu dia hormati dan lindungi dalam diam.

Alan sangat mengenal sifat ayahnya. Pria tua itu tidak segan mengangkat anak jalanan seperti Haris untuk menjadi orang kepercayaannya. Namun dia sangat perhitungan kepada semua anaknya, dalam hal apapun.

Alan juga tahu bahwa ayahnya dengan perawakan tinggi dan tampan khas keturunan blesteran Indo-Jerman miliknya, masih tetap menawan dan mempesona walau usianya sudah lebih setengah abad. Ditambah dengan kekuasaan dan harta yang dimilikinya, sering membuat wanita muda hingga berumur berlomba mendapatkan cintanya.

Seringkali para wanita penggali emas, bersandiwara dan meminta belas kasihan ayahnya hanya untuk menguras isi dompetnya. Dan menurut kacamata Alan, ayahnya menikmati semua itu tanpa ada rasa jera.

Dasar pria tua bodoh, tidak ada kapoknya dimanfaatkan wanita-wanita genit dan matre. Sangat melelahkan!

Alan adalah pria yang selalu berhasil menjauhkan wanita penggali emas yang ingin mendekati ayahnya hanya untuk mencari keuntungan, bila ayahnya tidak lebih dulu mengetahui dan menghentikan tindakannya. Hampir sepuluh tahun Alan melakukan aksi penyelamatan itu tanpa diketahui ayahnya.

Haris adalah pria yang selalu melakukan perintah ayahnya tanpa penolakan. Hampir setiap tindakan Alan, tidak luput dari pantauan Haris, termasuk usahanya mengusir wanita-wanita penghisap darah di dekat ayahnya. Hingga Alan dicap sebagai saingan ayahnya sendiri karena selalu mendekati wanita yang sama.

****

Terpopuler

Comments

✰͜͡v᭄pit_hiats

✰͜͡v᭄pit_hiats

jd hayang ka #bapana s alan🙄🙄🙄

2021-11-06

1

Fitri Lin

Fitri Lin

ada kemungkinan gak ya klo sebenernya pak indra ingin jodohin naya dgn alan.?klo mau diperistri sendiri agak gimanaaaa gitu ya.?

2021-03-02

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kanaya Basuki
2 Bab 2 Keinginan Bapak
3 Bab 3 Sebatang Kara
4 Bab 4 Menerima Bantuan
5 Bab 5 Masa Lalu Alan
6 Bab 6 Tidak Setuju!
7 Bab 7 Wasiat Bapak
8 Bab 8 Aku Harus Bertindak
9 Bab 9 Opa Frans
10 Bab 10 Pemuda Songong
11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian
12 Bab 12 Rencana Dante
13 Bab 13 Pangeran Berjaket Kulit
14 Bab 14 MONDAY (MONster DAY)
15 Bab 15 Jepang Terlalu Dingin
16 Bab 16 Gadis Penurut
17 Bab 17 Janji Dara
18 Bab 18 Luka Bakar
19 Bab 19 Monster
20 Bab 20 Hukuman Berat
21 Bab 21 Penyesalan Terbesar
22 Bab 22 Bayu Saputra
23 Bab 23 Mimpi Buruk
24 Bab 24 Penghinaan Terbesar
25 Bab 25 Bertamu
26 Bab 26 Terpaksa Memilih
27 Bab 27 Maaf, Aku Makin Membencimu
28 Bab 28 Hidup Sendiri dan Bekerja
29 Bab 29 Berpamitan
30 Bab 30 Menyelamatkan Harga Diriku
31 Bab 31 Gayung Bersambut
32 Bab 32 Mengawasimu
33 Bab 33 Menunggu Waktu
34 Bab 34 Tertahan Gengsi
35 Bab 35 Kebohongan Yang Salah
36 Bab 36 Di Atas Kertas
37 Bab 37 Satu Hari Empat Puluh Delapan Jam
38 Bab 38 Terbang
39 Bab 39 Dendam Seorang Francois Enrico Voerman
40 Bab 40 Pemotongan Paru
41 Bab 41 Bahaya Lainnya
42 Bab 42 Fokus
43 Bab 43 Perjodohan
44 Bab 44 Pengakuan Dante
45 Bab 45 Pria Aneh Lainnya
46 Bab 46 Mengigau
47 Bab 47 Ulang Tahun Lusi (1)
48 Bab 48 Ulang Tahun Lusi (2)
49 Bab 49 Pria Pembohong
50 Bab 50 Jurus Ampuh
51 Bab 51 Kejutan Sebelum Pergi
52 Bab 52 Aku Mohon, Lepaskan Aku
53 Bab 53 Minggu (Tidak) Tenang
54 Bab 54 Kebohongan Lainnya
55 Bab 55 Tempat Bersandar
56 Bab 56 Merindu
57 Bab 57 CLBK (Cerita Lama Belum Kelar)
58 Bab 58 Selamat Tinggal Masa Lalu
59 Bab 59 Menjadi Manusia Baru
60 Bab 60 Hadiah Ulang Tahun
61 Bab 61 Melepasnya Pergi
62 Bab 62 Tak Sanggup Berdiri
63 Bab 63 Bertemu Bapak
64 Bab 64 Belenggu Baru
65 Bab 65 Penyesalan
66 Bab 66 Pengakuan Alan (1)
67 Bab 67 Pengakuan Alan (2)
68 Bab 68 Pengakuan Alan (3)
69 Bab 69 Pengakuan Alan (4)
70 Bab 70 Proklamasi Cinta
71 Bab 71 Ujian Cinta (1)
72 Bab 72 Ujian Cinta (2)
73 Bab 73 Ujian Cinta (3)
74 Bab 74 Firework
75 Bab 75 Kencan Pertama
76 Bab 76 Kencan Petaka
77 Bab 77 Apakah Ini Saatnya?
78 Bab 78 Bersamanya, Saling Mencinta
79 Bab 79 Rugi Besar
80 Bab 80 Jauhi Dia!
81 Bab 81 Hubungan Darah
82 Bab 82 Sebuah Kebenaran (1)
83 Bab 83 Sebuah Kebenaran (2)
84 Bab 84 Mengatur Siasat
85 Bab 85 Akhir Cerita Cinta
86 Bab 86 Melepaskanmu
87 Bab 87 Pertemuan Indah
88 Bab 88 Kesempurnaan Cinta
89 Bab 89 Sangkar Emas Francois Voerman
90 Bab 90 Duniaku Runtuh
91 Bab 91 Goresan Luka
92 Bab 92 Kenangan (1)
93 Bab 93 Kenangan (2)
94 Bab 94 Tetaplah Bersamaku
95 Bab 95 Bertemu Lagi (1)
96 Bab 96 Bertemu Lagi (2)
97 Bab 97 Bertemu Lagi (3)
98 Bab 98 Paul Vanhoutten (1)
99 Bab 99 Paul Vanhoutten (2)
100 Bab 100 Pilihan Sulit
101 Bab 101 Menjemput Kanaya
102 Bab 102 Buku Tanpa Cover
103 Bab 103 Terlambat Datang
104 Bab 104 Tanpa Batas Waktu
105 Bab 105 Ingatan Yang Terkunci
106 Bab 106 Salju Pertama (1)
107 Bab 107 Salju Pertama (2)
108 Bab 108 Salju Pertama (3)
109 Bab 109 Salju Pertama (4)
110 Bab 110 Kembali Pulang
111 Bab 111 Merindukanmu
112 Bab 112 Aku Lelakimu
113 Bab 113 Dia (Hidup) Kembali
114 Bab 114 Teman Baik Tidak Berbohong
115 Bab 115 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (1)
116 Bab 116 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (2)
117 Bab 117 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (3)
118 Bab 118 Memilih Bahagia
119 Bab 119 Benarkah? (1)
120 Bab 120 Benarkah? (2)
121 Bab 121 Benarkah? (3)
122 Bab 122 Benarkah? (4)
123 Bab 123 Menghadapi Kenyataan
124 Bab 124 Berdamai Dengan Takdir
125 Bab 125 Membayar Utang
126 Bab 126 Kalah Telak
127 Bab 127 Almost Done
128 Bab 128 The Day Before Tomorrow
129 Bab 129 The Door of Happiness
130 Bab 130 Akhir Cerita Cinta (End)
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kanaya Basuki
2
Bab 2 Keinginan Bapak
3
Bab 3 Sebatang Kara
4
Bab 4 Menerima Bantuan
5
Bab 5 Masa Lalu Alan
6
Bab 6 Tidak Setuju!
7
Bab 7 Wasiat Bapak
8
Bab 8 Aku Harus Bertindak
9
Bab 9 Opa Frans
10
Bab 10 Pemuda Songong
11
Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian
12
Bab 12 Rencana Dante
13
Bab 13 Pangeran Berjaket Kulit
14
Bab 14 MONDAY (MONster DAY)
15
Bab 15 Jepang Terlalu Dingin
16
Bab 16 Gadis Penurut
17
Bab 17 Janji Dara
18
Bab 18 Luka Bakar
19
Bab 19 Monster
20
Bab 20 Hukuman Berat
21
Bab 21 Penyesalan Terbesar
22
Bab 22 Bayu Saputra
23
Bab 23 Mimpi Buruk
24
Bab 24 Penghinaan Terbesar
25
Bab 25 Bertamu
26
Bab 26 Terpaksa Memilih
27
Bab 27 Maaf, Aku Makin Membencimu
28
Bab 28 Hidup Sendiri dan Bekerja
29
Bab 29 Berpamitan
30
Bab 30 Menyelamatkan Harga Diriku
31
Bab 31 Gayung Bersambut
32
Bab 32 Mengawasimu
33
Bab 33 Menunggu Waktu
34
Bab 34 Tertahan Gengsi
35
Bab 35 Kebohongan Yang Salah
36
Bab 36 Di Atas Kertas
37
Bab 37 Satu Hari Empat Puluh Delapan Jam
38
Bab 38 Terbang
39
Bab 39 Dendam Seorang Francois Enrico Voerman
40
Bab 40 Pemotongan Paru
41
Bab 41 Bahaya Lainnya
42
Bab 42 Fokus
43
Bab 43 Perjodohan
44
Bab 44 Pengakuan Dante
45
Bab 45 Pria Aneh Lainnya
46
Bab 46 Mengigau
47
Bab 47 Ulang Tahun Lusi (1)
48
Bab 48 Ulang Tahun Lusi (2)
49
Bab 49 Pria Pembohong
50
Bab 50 Jurus Ampuh
51
Bab 51 Kejutan Sebelum Pergi
52
Bab 52 Aku Mohon, Lepaskan Aku
53
Bab 53 Minggu (Tidak) Tenang
54
Bab 54 Kebohongan Lainnya
55
Bab 55 Tempat Bersandar
56
Bab 56 Merindu
57
Bab 57 CLBK (Cerita Lama Belum Kelar)
58
Bab 58 Selamat Tinggal Masa Lalu
59
Bab 59 Menjadi Manusia Baru
60
Bab 60 Hadiah Ulang Tahun
61
Bab 61 Melepasnya Pergi
62
Bab 62 Tak Sanggup Berdiri
63
Bab 63 Bertemu Bapak
64
Bab 64 Belenggu Baru
65
Bab 65 Penyesalan
66
Bab 66 Pengakuan Alan (1)
67
Bab 67 Pengakuan Alan (2)
68
Bab 68 Pengakuan Alan (3)
69
Bab 69 Pengakuan Alan (4)
70
Bab 70 Proklamasi Cinta
71
Bab 71 Ujian Cinta (1)
72
Bab 72 Ujian Cinta (2)
73
Bab 73 Ujian Cinta (3)
74
Bab 74 Firework
75
Bab 75 Kencan Pertama
76
Bab 76 Kencan Petaka
77
Bab 77 Apakah Ini Saatnya?
78
Bab 78 Bersamanya, Saling Mencinta
79
Bab 79 Rugi Besar
80
Bab 80 Jauhi Dia!
81
Bab 81 Hubungan Darah
82
Bab 82 Sebuah Kebenaran (1)
83
Bab 83 Sebuah Kebenaran (2)
84
Bab 84 Mengatur Siasat
85
Bab 85 Akhir Cerita Cinta
86
Bab 86 Melepaskanmu
87
Bab 87 Pertemuan Indah
88
Bab 88 Kesempurnaan Cinta
89
Bab 89 Sangkar Emas Francois Voerman
90
Bab 90 Duniaku Runtuh
91
Bab 91 Goresan Luka
92
Bab 92 Kenangan (1)
93
Bab 93 Kenangan (2)
94
Bab 94 Tetaplah Bersamaku
95
Bab 95 Bertemu Lagi (1)
96
Bab 96 Bertemu Lagi (2)
97
Bab 97 Bertemu Lagi (3)
98
Bab 98 Paul Vanhoutten (1)
99
Bab 99 Paul Vanhoutten (2)
100
Bab 100 Pilihan Sulit
101
Bab 101 Menjemput Kanaya
102
Bab 102 Buku Tanpa Cover
103
Bab 103 Terlambat Datang
104
Bab 104 Tanpa Batas Waktu
105
Bab 105 Ingatan Yang Terkunci
106
Bab 106 Salju Pertama (1)
107
Bab 107 Salju Pertama (2)
108
Bab 108 Salju Pertama (3)
109
Bab 109 Salju Pertama (4)
110
Bab 110 Kembali Pulang
111
Bab 111 Merindukanmu
112
Bab 112 Aku Lelakimu
113
Bab 113 Dia (Hidup) Kembali
114
Bab 114 Teman Baik Tidak Berbohong
115
Bab 115 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (1)
116
Bab 116 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (2)
117
Bab 117 Tahun Baru, Hidup Baru, Semangat Baru (3)
118
Bab 118 Memilih Bahagia
119
Bab 119 Benarkah? (1)
120
Bab 120 Benarkah? (2)
121
Bab 121 Benarkah? (3)
122
Bab 122 Benarkah? (4)
123
Bab 123 Menghadapi Kenyataan
124
Bab 124 Berdamai Dengan Takdir
125
Bab 125 Membayar Utang
126
Bab 126 Kalah Telak
127
Bab 127 Almost Done
128
Bab 128 The Day Before Tomorrow
129
Bab 129 The Door of Happiness
130
Bab 130 Akhir Cerita Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!