Complicated Love

Complicated Love

Chapter 1

...“Bisa gak, sehari aja lo gak liatin plastik-plastik itu?”- Tristan...

...---...

“SYAFIERA AGATHA!! LO GAK MAU BANGUN?”

“IYA IYA INI GUE BANGUN” Syasya, yap gadis yang sering dipanggil Syasya itu menendang-nendang udara kosong. Dia kesal dengan suara yang beberapa kali membangunkannya.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok tampan yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Beberapa detik kemudian netranya tertuju pada pria itu.

“Apa lo liat-liat? Cepat mandi atau mau gue tinggalin?” pria pemilik mata coklat itu berucap sambil melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.

Sementara Syasya dengan kesal menyibak selimut yang menutupi bagian atas tubuhnya. Itulah kebiasaannya, tidur hanya dengan selimut yang menutupi bagian atas tubuhnya. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan sedikit melirik jam kecil yang ada di atas nakas.

Jam kecil itu menunjukkan angka 7. Itu artinya setengah jam lagi gerbang sekolah akan ditutup. Jika mayoritas gadis seumurannya akan grasak-grusuk segera menuju kamar mandi dan mempersiapkan peralatan sekolah lainnya, maka tidak dengan Syasya. Setelah selesai mandi dan persiapan lainnya, Gadis itu dengan santainya menuruni anak tangga tentu saja dengan gadget di tangannya.

Kakinya memang terus berjalan, tapi netranya tidak pernah lepas dari visual yang ada dalam gadgetnya. Bersenandung ringan mengikuti irama yang dikeluarkan gadget itu, sebelum kemudian gadget itu diambil paksa oleh Tristan Devano, abang dari seorang Syafiera Agatha.

“Lo tuh kebiasaan banget bangun tidur yang diliat handphone mulu”

“Ya udah sih, gak rugi juga kan lo?” Syasya merebut kembali ponselnya.

“Stop. Kalian ini pagi-pagi udah ribut aja”

Tania lah yang selalu melerai perdebatan kedua anaknya. Sementara papi mereka hanya diam sembari melihat-lihat koran, ritualnya sebelum sarapan. Akhirnya mereka sarapan dengan tenang setelah perdebatan kedua kakak beradik itu dilerai.

Tapi jika yang kalian pikir suasana tenang tanpa suara, maka kalian salah besar. Karena suara itu tetap ada, suara-suara para pria tampan yang bernyanyi dengan bahasa korea. Seorang fangirl atau kpopers menyebutnya ‘bias’ orang yang mereka idolakan.

Sebuah garpu hampir saja melayang jika Tania tidak segera menahan tangan putranya.

“Habisnya berisik, mi” Tristan merengek kepada maminya agar Tania menghentikan kegiatan putrinya yang menonton oppa-oppa kesayangannya.

“Sya, simpan dulu yah ponselnya. Kita makan dulu” Perintah maminya memang selalu Syasya ikuti. Keluarganya tak pernah sedikitpun membentak, jika ada masalah mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin.

“Mi, sebentar lagi kan aku lulus. Berarti bolehkan bawa kendaraan sendiri?” matanya membulat dengan binar harapan disana.

“Ijin sama papi kamu dulu yah”

Reflek pandanganya mengarah pada seorang pria berwibawa yang tengah asik mengamati percakapan putri dan istrinya. Dirga menghela nafasnya dan mengangguk pasrah. Dia memang tipe orang yang sulit menolak keinginan putra-putrinya.

“Yes!!” telapak tangan Syasya mengepal menandakan dia sangat bahagia dengan keputusan orang tuanya.

“tapi pulang sekolah jangan keluyuran” ucap Dirga mengingatkan.

Selesai dengan makanannya, Syasya pergi mandi dan bersiap pergi ke sekolah. Ini adalah bulan terakhir Syasya berangkat sekolah dengan Abangnya.

“CEPETAN SYAAA!!!” Tristan memasuki mobil. Rasanya jenuh sekali menunggu adiknya itu.

“IYAA INI JUGA UDAH CEPAT. Kenapa sih lo teriak-teriak mulu dari pagi, pms yah lo?” Syasya menurunkan nada bicaranya setelah berada di dalam mobil. Nafasnya tidak teratur karena berlari.

“kenapa lari-lari sih. Cape kan lu” Tristan memang terkesan tidak peduli kepada Syasya, tapi dibalik sikap cueknya sebenarnya dia adalah orang pertama yang sangat peduli pada Syasya setelah kedua orang tuanya.

“khan... lo..oo yhang...suruh cepat...” nafasnya tersenggal-senggal.

“gue suruh cepat bukan berarti harus lari” Tristan jengah dengan kelakuan adiknya. Syasya bisa di katakan cukup pintar dalam bidang akademik tapi jika berurusan dengan kehidupan nyata dia tergolong orang yang lemot. Tapi walaupun begitu Tristan tetap peduli pada adiknya.

Syasya mengidap penyakit asma sejak lahir. Itulah mengapa saat ini Syasya tengah berusaha menetralkan detak jantung dan menormalkan nafasnya. Walaupun sekarang penyakitnya jarang kambuh, tapi keluarganya sangat protektif padanya. Mulai dari meminta kepada guru agar Syasya tidak diikut sertakan dalam mata pelajaran olahraga, sampai menjaga tubuh Syasya agar tetap hangat.

“tarik nafas, keluarin” Syasya mengikuti arahan yang diberikan Tristan. Cara ini memang cukup ampuh untuk menghilangkan sesak di dadanya. Dulu Syasya pernah menggunakan inhaler, tapi sekarang dia tidak menggunakannya lagi karena takut ketergantungan begitu ucapnya.

“udah baikan?” tanya tristan.

“heemm” Syasya mengangguk menjawab pertanyaan abangnya. Sebenarnya dia berbohong karena rasa sesak itu masih ada. Tapi dia tak ingin membuat abangnya khawatir. Lagipula nanti akan sembuh sendiri.

Dalam perjalanan ke sekolah seperti dugaan Syasya, sesaknya mulai membaik. Dia mengeluarkan ponselnya dan kembali menonton video-video idolanya. Entah dari kapan dia menyukai hal-hal berbau korea. Tapi Syasya rasa saat dia duduk di kelas 2 SMP, minatnya tergerak ke arah korean karena ada teman yang memperkenalkanya pada hal-hal yang berbau korea.

Awalnya dia hanya sekedar suka karena visualnya. Tapi saat itu dia sempat vacum menyukai hal seperti itu karena idolanya keluar dari grup favoritnya. Syasya kembali menggila saat kelas 1 SMA, dia menemukan Idola barunya dan kali ini bukan sekedar karena visual.

“sya, bisa gak sehari aja lo gak liatin plastik-plastik itu?” Syasya memegang dadanya yang tiba-tiba nyeri mendengar penuturan abangnya. Memang dramatis, tapi kalian para kpopers mungkin mengerti kenapa Syasya merasa sakit.

“bang gue tampol juga lo lama-lama. Siapa yang lo bilang plastik? Mereka gak operasi plastik ya. Ngeselin banget lo!!” nada suara Syasya meninggi bahkan posisinya saat ini sudah jongkok di kursi mobil yang didudukinya.

Beginilah jika kalian mencari masalah dengan seorang kpopers. Jika saja Syasya tidak ingat bahwa Tristan abangnya, mungkin saat ini wajah abangnya sudah dihiasi warna biru keunguan akibat pukulannya.

“ya biasa aja kali, kan gue juga Cuma nanya” Syasya memejamkan matanya menahan amarah. Jika di teruskan ia takut emosinya meledak dan tidak bisa menjamin abangnya akan baik-baik saja.

Tepat saat mereka memasuki pekarangan sekolah, gerbang di tutup. Itu artinya mereka tidak kesiangan walau kenyataannya mepet sekali dengan waktu masuk jam pertama.

“pulang nanti, tunggu gue di gerbang. Jangan kemana-mana” kalimat yang sudah Syasya hapal di luar kepala. Kalimat yang selalu diucapkan abangnya selama 2 tahun terakhir.

“iya iya gue udah hatam sama kalimat itu” gadis itu  memutar bola matanya jengah semantara Tristan hanya menyengir mendengar penuturan adiknya.

sesaat setelah Agatha turun dari mobil dan memastikan abangnya pergi ke kelas, dia mengedarkan pandanganya untuk  sekedar mengecek apakah masih ada siswa lain di luar kelas atau tidak. Jika ada, Niatnya ingin mengajak pergi ke kelas bersama.

Tapi pandangannya saat ini tertuju ke arah benteng bagian samping sekolah. Ada yang aneh di sana. Matanya menyipit memperhatikan sebuah objek yang ada di sana.

 

Terpopuler

Comments

Eta Susanti

Eta Susanti

salam kenal juga ya🙏🤗

2022-11-16

0

Miss haluu🌹

Miss haluu🌹

Haloooo...aku mampir nih,,



udh aku tinggalin jejak ya,,😁😁


salam kenal dari Aisyah dan Haidar 🖐️


semangat ya...🤗💪

2021-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 pengumuman
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 sorry!
31 Chapter 29
32 Chapter 30
33 Chapter 31
34 Chapter 32
35 Chapter 33
36 Chapter 34
37 Chapter 35
38 Chapter 36
39 Chapter 37
40 Chapter 38
41 Chapter 39
42 Chapter 40
43 Chapter 41
44 pengumuman
45 Chapter 42
46 Pengumuman!!!
47 S2 - Keluarga Kecil
48 S2 - Jalan
49 S2 - Keluarga Aneh
50 S2 - Piknik
51 S2 - Nasihat
52 S2 - Marahan
53 S2 - Kopi Vs Kerja
54 S2 - Anak Malang
55 S2 - Bahagia Untuk Sehari
56 S2 - Anggota Baru
57 S2 - Sekolah Baru dan Baju Baru
58 S2 - Hari Pertama Sekolah
59 S2 - Manja
60 S2 - Jemput Abang
61 S2 - Jalan-Jalan Malam
62 S2 - Pasar Malam
63 S2 - Curhat dengan Ayah
64 S2 - Kedatangan Dua Anak Dakjal
65 S2 - Pertemuan Vano dan Hans
66 S2 - Lupa
67 S2 - Kumpul Lengkap
68 S2 - Alergi
69 S2 - Minum Obat
70 S2 - Aku Gak Suka Aroma Kamu
71 S2 - Rutinitas Pagi
72 S2 - Persiapan
73 S2 - Hari Ulang Tahun
74 S2 - Kerja Kelompok
75 S2 - Bullying
76 S2 - Sandiwara
77 S2 - Cerita Masa Lalu
78 S2 - Menggoda Bian
79 S2 - Menjemput Si Kembar
80 S2 - Kencan
81 S2 - Hancur
82 S2 - Cepatnya Waktu Berlalu
83 S2 - Tunangan
84 S2 - Sebuah Perbincangan
85 S2 - Mabar
86 S2 - Kampus
87 S2 - Khawatir
88 S2 - Sebuah Prestasi
89 S2 - Pamit
90 S2 - Selamat Jalan Orang Baik
91 S2 - Surat
92 Pengumuman!!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
pengumuman
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
sorry!
31
Chapter 29
32
Chapter 30
33
Chapter 31
34
Chapter 32
35
Chapter 33
36
Chapter 34
37
Chapter 35
38
Chapter 36
39
Chapter 37
40
Chapter 38
41
Chapter 39
42
Chapter 40
43
Chapter 41
44
pengumuman
45
Chapter 42
46
Pengumuman!!!
47
S2 - Keluarga Kecil
48
S2 - Jalan
49
S2 - Keluarga Aneh
50
S2 - Piknik
51
S2 - Nasihat
52
S2 - Marahan
53
S2 - Kopi Vs Kerja
54
S2 - Anak Malang
55
S2 - Bahagia Untuk Sehari
56
S2 - Anggota Baru
57
S2 - Sekolah Baru dan Baju Baru
58
S2 - Hari Pertama Sekolah
59
S2 - Manja
60
S2 - Jemput Abang
61
S2 - Jalan-Jalan Malam
62
S2 - Pasar Malam
63
S2 - Curhat dengan Ayah
64
S2 - Kedatangan Dua Anak Dakjal
65
S2 - Pertemuan Vano dan Hans
66
S2 - Lupa
67
S2 - Kumpul Lengkap
68
S2 - Alergi
69
S2 - Minum Obat
70
S2 - Aku Gak Suka Aroma Kamu
71
S2 - Rutinitas Pagi
72
S2 - Persiapan
73
S2 - Hari Ulang Tahun
74
S2 - Kerja Kelompok
75
S2 - Bullying
76
S2 - Sandiwara
77
S2 - Cerita Masa Lalu
78
S2 - Menggoda Bian
79
S2 - Menjemput Si Kembar
80
S2 - Kencan
81
S2 - Hancur
82
S2 - Cepatnya Waktu Berlalu
83
S2 - Tunangan
84
S2 - Sebuah Perbincangan
85
S2 - Mabar
86
S2 - Kampus
87
S2 - Khawatir
88
S2 - Sebuah Prestasi
89
S2 - Pamit
90
S2 - Selamat Jalan Orang Baik
91
S2 - Surat
92
Pengumuman!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!