...- APA LAGI SIH VANO ALKANZA?!?”-Syasya...
...----...
Satu minggu sebelum pelaksanaan Ujian Akhir Semester genap. Mungkin jika dilihat sekilas semua siswa tengah mempersiapkan ujiannya dan juga menyelesaikan tugas yang belum sempat selesai. Begitu juga Syasya, dia belajar dengan giat sangat giat hingga dia rela begadang sampai malam untuk menguasai semua materi yang akan diujikan.
Sementara untuk tugasnya, dia sudah menyelesaikannya dari jauh-jauh hari. Dia memang seorang siswi rajin dan patuh, dia juga berturut-turut mendapat peringkat satu di sekolahnya mulai dari kelas 1. Dia memang sangat candu dengan Kpop atau sesuatu yang berbau korea, tapi dia juga bisa membagi waktu dan memilah apa yang lebih penting dan apa yang harus di nomor duakan.
Seperti sekarang, pukul 20.00 biasanya dia bergelut dengan laptop, selimut dan beberapa camilan di kasurnya. Tapi hari ini dia sedang berkutat dengan buku-buku tebal yang sudah menumpuk dan mengantri ingin dibaca pemiliknya. Dia memiliki waktu sendiri. Waktu belajarnya dimalam hari adalah pukul 19.00 sampai pukul 22.00 dan sisanya dia habiskan untuk menonton idolanya di gadget atau laptopnya bahkan hingga pagi menjelang.
Itu bukan hal yang jarang Syasya lakukan, bahkan hampir setiap hari dia selalu tidur diatas jam 12 malam. Tapi dia selalu bisa bangun dan melaksanakan sembahyang walaupun dia tidur lagi setelahnya.
“sya udah tidur?” suara lembut yang selalu bisa menenangkannya menyapa di luar kamarnya.
“belum mi, masih belajar. Masuk aja” ucap Syasya dengan lembut pula.
Maminya masuk dengan senyum tulus yang sangat hangat. Syasya membalas senyum itu dan sepersekian detik gadis manis itu memeluk tubuh maminya dengan posisi masih duduk di kursi belajarnya sementara maminya berdiri. Tania mengusap surai putrinya dengan lebut.
“tidur sya, jangan terlalu memaksakan” dapat dirasakan jika putrinya menggelengkan kepala dalam pelukannya.
“Syasya gak memaksakan diri kok, mi. Emang Syasya pengen hasil yang memuaskan aja, dan lagi Syasya suka belajar kok. Seru tahu mi mecahin soal-soal itu” Tania tersenyum mendengar penuturan anaknya. Dia sangat bersyukur memiliki anak seperti Syasya dan Tristan. Mereka sama-sama suka belajar hal baru.
Tania melepaskan pelukannya dan mengelus pipi anaknya.
“yaudah kamu lanjutin belajarnya, jangan malam-malam” kecupan sang mami mengakhiri percakapan tersebut. Sesaat setelah maminya keluar dari kamar, Syasya meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku dan kebas. Dilanjutkannya lagi belajar beberapa bab. Getaran handphone menjadi alarm baginya untuk mengakhiri sesi belajar kali ini.
“yess waktunyaaa!!” Syasya merapikan buku-bukunya dan dengan segera melompat ke atas kasur, memasangkan earphone untuk siap-siap menonton acara yang dinanti-nantinya. Tentu saja hal tersebut berhubungan dengan kpop. Jika kalian penasaran dengan bagaimana Syasya sangat menyukai hal-hal tersebut, maka kalian wajib tahu jika tak ada satu barangpun dikamarnya yang tidak berbau kpop. Bahkan sampai sampul buku pelajarannyapun dia hias dengan foto idolanya. Maniak, mungkin itu kata yang tepat untuknya. Oh dan jangan lupakan poster-poster dan juga foto-foto yang tertempel di dinding kamarnya.
Belum ada setengah jam Syasya menonton, notifikasi masuk pada handphonenya. Awalnya dia mengabaikan pesan itu seperti biasanya. Dia akan membalasnya nanti jika telah selesai dengan urusanya. Tapi lagi-lagi notifikasi itu terus berdatangan tak ada hentinya.
“iiisshh apaan sih!! Ganggu aja!” tangannya bergerak membuka ikon hijau di layar handphonenya. Dan dia dibuat ternganga dengan siapa yang menghubunginya sampai-sampai notifikasinya tak henti-henti. Dan parahnya kali ini telepon masuk tertera di layar handphonenya.
Syasya mengangkat telpon tersebut dengan kesal.
“Apaa!!!??” ucapnya.
“Bantuin gue kerjain tugas ekonomi” ucap orang disebrang sana.
“emang apa salah dia sampe mau dikerjain segala!!” dia bercanda tapi dengan nada yang masih tinggi.
“gue serius” dingin. Itulah gambaran orang yang sedang berbicara dengan Syasya. Kalian pasti tahu kan dia siapa? Ya betul sekali. Vano.
“dihh butuh lo sama gua? Gak ada, kerjain aja senndiri. Bye” Syasya menutup telponya sepihak dan melanjutkan apa yang sedang dikerjakaannya tadi. Tapi ketenangannya tak berlangsung lama. Vano menelponnya lagi. Beberapa kali gadis itu mereject panggilan Vano dan berulang kali pula panggilan itu terus masuk dalam ponselnya.
“APA LAGI SIH VANO ALKANZA?!?” emosinya sudah memuncak. Inilah akibat bagi mereka yang berani mengganggu kegiatan seorang kpopers.
“gue bilang bantu gue”
“dan gue bilang gak mau. Titik”
“gak ada penolakan, besok pulang sekolah di lab fisika”
Belum sempat menjawab, panggilan terputus secara sepihak.
“iihhh apaan sih nih orang bikin kesel aja malam-malam. Gak, gak ada. Gak ada namanya gue bantuin dia. Biar aja dia nunggu sampai lumutan besok” Syasya kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda.
Sementara seorang pria di sebrang sana sedang terkekeh mendengar penolakan dari gadis pecinta Korea itu.
“lucu” tanpa sadar, mulutnya bergumam. Tentu saja kata itu ditujukan pada gadis yang baru saja ia telpon.
Entah keberanian dari mana seorang Vano bisa menelpon gadis setelah sekian lama dirinya mengacuhkan para wanita bahkan tak sedikit wanita yang sakit hati karena penolakan Vano.
Hatinya benar-benar membeku setelah kejadian dulu. Bahkan dia sempat hanya mempercai bundanya saja diantara para wanita di dunia ini.
Namun pemikirannya agak terbuka setelah dia mengenal Syasya, lebih tepatnya saat mereka berada di tingkat pertama SMA. Sejak saat itulah Vano mulai sedikit memperhatikan Syasya.
“masih ada banyak wanita baik di dunia ini, kenapa harus terpaku hanya pada dia?” itulah pemikirannya saat dia menyadari bahwa Syasya adalah salah satu wanita baik yang ada di dunia ini.
...***...
Pagi-pagi sekali Syasya dibuat dongkol karena notifikasi yang terus masuk pada ponselnya. Mungkin jika itu notifikasi “kim taehyung baru saja memposting foto” dia akan melompat kegirangan dengan senyum tak henti-henti. Tapi kali ini notifikasi itu sangat menyebalkan dimatanya.
“bukannya gue udah bilang gak mau bantu!! Isshhh” gadis itu menghentakkan kakinya sembari menuruni tangga.
“kenapa sayang? Kok mukanya ditekuk?” mami Tania bertanya, sementara papi dan abangnya menunggu jawaban dari gadis manis itu.
“ga tau ah kesel pokonya” senyuman terukir diwajah wanita paruh baya itu. Dia menghampiri putrinya dan mengelus surai hitam itu.
“yaudah kalau gak mau cerita, sekarang sarapan dulu yah” Syasya mengangguk dan menghabiskan sarapannya.
Beruntunglah hari ini dia tidak telat jadi dia bisa jalan-jalan dulu ke area kantin. Salah satu tempat favoritnya di sekolah, karena disinilah dia saat pagi-pagi menghabiskan waktunya dengan makanan ringan yang melimpah ditemani gadget dan earphonenya. Sungguh surga dunia pikirnya.
Ketika pagi-pagi begini suasana di kantin memang terbilang sepi sebelum akhirnya musik yang sangat nyaring terdengar dari ponsel Syasya.
“mianhae billboard, mianhae worldwide” begitulah kiranya lirik lagu yang terdengar.
“RESE BANGET SIH” yap. Syasya ngamuk karena seseorang melepas earphone dari ponselnya sehingga bunyi nyaring itu terdengar ke seluruh penjuru kantin.
Syasya menolehkan pandangannya pada seseorang yang mengganggunya, dan lihatlah wajah itu. Sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Miss haluu🌹
Syasa K-Pop'ers sejati.
Sama ky aku...🤪
2021-04-03
1