Cemburu

Tidak terasa sudah tiga bulan Cenza tinggal di rumah keluarga Ray Adijaya. Selama ini semuanya berjalan baik-baik saja. Cenza masih menyimpan rasa sukanya pada Arka, namun tidak lagi berusaha untuk mendekatinya, karena Arka selalu jutek jika didekati.

Pekerjaan dan teman-teman di kantor pun menyenangkan. Meskipun kadang harus lembur jika pekerjaan sudah menumpuk.

"Za, pulang bareng Aku ya" ajak Kevin, teman satu kantornya.

"Boleh Vin, kalo tidak keberatan"

"Ok, apa sih yang tidak untuk Cenza Putri? " goda Kevin

"Kumat, sono gombalin mbak kunti"

"Jangan bawa-bawa kunti Za, ntar beneran muncul kapok kamu"

"Aku mah santai, paling yang ditaksir kamu" sahut Cenza sambil tertawa

"Aku batalin nih, biar mbak kunti saja yang antar kamu balik" Kevin pura-pura mengancam

"Masa kamu tega melakukan itu pada dirikuuuhhh" balas Cenza pura-pura centil

Kevin hanya tertawa dan mulai membereskan meja kerjanya.

Cenza diantar menggunakan motor Kevin, Kevin memang lebih senang menggunakan Motor gedenya yang keren daripada harus macet-macetan dengan mobil.

Kevin berhenti di depan rumah bertepatan dengan mobil Arka yang hendak masuk ke dalam.

"Thanks Vin, sampai jumpa besok ya" kata Cenza

"See you... besok mau dijemput tidak?" tawar Kevin

"Nanti Aku kabarin deh Vin"

"Ok bye"

"bye"

Cenza masuk setelah Kevin hilang di tikungan.

"Selamat sore" Cenza menyapa Arka yang baru turun dari mobilnya

"Sore juga" balas Arka

Arka benar-benar tampan, Cenza heran kok bisa-bisanya cowok sekeren ini dibikin patah hati sama si Vanny, sekece apa sih cewek itu, pikir Cenza penasaran.

"Ka kalo tidak sibuk kita keluar cari makan yuk? "

"Sorry Za, Aku sedikit sibuk, kamu sama pacar kamu saja, yang barusan pacar kamu kan? " pancing Arka

Cenza tidak menyahut hanya mengangkat bahunya dan terus masuk ke dalam.

"Baru pulang sayang? " tanya Bu Riri melihat Cenza masuk.

"Iya Tan" jawab Cenza dan memeluk dan mencium pipi Tante Riri. Mereka memang dekat, itulah yang menjadi alasan Cenza betah tinggal di rumah keluarga Adijaya.

"Eh Sayang, hari ini kan Valentine Day, kamu tidak jalan-jalan sama pacar kamu, Zara lagi jalan-jalan sama teman-teman nya"

Saat bersamaan Arka masuk.

Karena masih kesal ajakannya ditolak Arka, Cenza akhirnya dapat ide untuk panas-panasin Arka.

"Cenza mandi dulu Tan, nanti Cenza ijin buat jalan-jalan ya Tan. Nanti pacar Cenza jemput Cenza Tan"

"Yang benar? kok tidak kenalin ke tante sih Za"

"Ih Tante Kepo deh" kata Cenza sambil tertawa

"Gagal deh jadi menantu tante" Bu Riri melirik Arka, Arka pura-pura tuli. Meskipun ia heran menyadari ada rasa tidak suka mengetahui Cenza sudah punya kekasih dan akan keluar jalan-jalan pula.

"Gimana mau jadi mantu Tan, Cenza kan tidak secakep mantan mantu Tante" sindir Cenza

"Kata siapa sayang? Kamu cantik kok, Tante benar-benar serius ingin kamu jadi mantu Tante, Om Ray juga sama"

"Mama ngomong apa sih? " Arka nampak kesal

"Sebenarnya Cenza juga pengen jadi mantu Tante kok, sayangnya yang bersangkutan kurang peka" ucap Cenza dan berlalu ke kamarnya.

Arka cukup terkejut mendengar Cenza blak-blakan,

"Tuh kan Ka, kamu sih kurang peka, akhirnya digaet orang" gerutu mamanya

Arka tidak menyahut.

Satu jam kemudian Cenza sudah nampak cantik dengan rok pendek dan T-shirt ketat. Ia segera turun mengetahui Kevin sudah menunggu di bawah. Kevin kali ini menjemput Cenza dengan mobilnya.

"Sorry Vin, sudah lama ya? "

"Baru kok Za"

"bentar ya Aku ke dalam dulu pamit sama Tante Riri"

Cenza mengetuk pintu kamar Tante Riri, "Tan, Cenza pamit ya Tan"

"Sudah mau jalan ya sayang?, yuk tante antar ke depan"

Bu Riri menggandeng Cenza.

Melihat Bu Riri Kevin segera berdiri

dan menyalami Bu Riri

"kenalkan, saya Kevin Tante"

"Pacar Cenza ya? "

"Bukan Tan, Cenza nya jual mahal sih Tante" canda Kevin

"oh teman kantor, tolong jaga anak saya ya" Bu Riri berkata penuh arti sambil memeluk Cenza. Cenza cuma bisa tersenyum malu karena ketahuan bohong sama Tante Riri.

"Cenza jalan dulu ya Tan" pamit Cenza mengecup pipi Bu Riri.

"Hati-hati sayang, pulangnya jangan kemalaman ya"

"Siap Tan"

Setelah Cenza pergi Bu Riri bergegas ke kamar Arka mengetuk sebentar dan langsung masuk karena Arka tidak mengunci kamarnya.

Arka sedang tidur dengan tangannya di belakang kepala seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa Ma? Arka lagi pusing Ma, jangan ngomel yang macam-macam lagi, makin pusing nanti Arka nya"

"Mama bukannya mau omelin kamu Ka, Mama cuma pengen kasih info ke kamu"

"Info apa Ma? " tanya Arka kurang antusias

"Ternyata yang menjemput Cenza barusan bukan pacarnya, cuma teman kantor"

"Sudahlah Ma, Mama sok tau deh"

"Mama serius, serius banget, kan tadi mama kenalan tuh sama Orangnya. Namanya Kevin, Kevin sendiri yang bilang kalau mereka cuma berteman. Katanya Cenza jual mahal".

" Terus? hubungannya sama Arka apa Ma? "

"Aduh Kaaaaaa, kamu kok gitu banget sih jadi cowok. Ya ditembak atuh Cenza nya, tadi sore kan kamu dengar sendiri kalau sebenarnya dia juga naksir sama kamu? "

"Arghh sudahlah Ma, Arka pusing, tinggalin Arka sendiri deh Ma"

"Ya sudah, awas kamu kalau Cenza jadian sama Kevin, jadi bujang lapuk kapok kamu" gerutu mamanya kesal.

Arka mondar-mandir di kamarnya, ia bingung mau melakukan apa.

Zara pulang jam sudah menunjukkan pukul 20.46, Cenza belum juga balik.

Arka merasa tidak tenang, sebentar ia keluar kamar, sebentar masuk, yah seperti setrikaan, mondar-mandir tidak jelas.

Zara yang melihat Kakaknya ikut-ikutan pusing

"Kakak kenapa sih? kesal tau liatnya, mondar-mandir saja kerjanya, mau saingan sama setrikaan Bi Inah Kak? "

"Anak kecil tau apa? lagi pusing ni, mikirin kerjaan di kantor"

"Mikirin kerjaan atau mikirin Kak Cenza yang lagi merayakan Valentine Day nih? "

belum selesai Zara menggodanya Arka sudah mengejar hendak menjitak adiknya, namun Zara buru-buru masuk ke kamar sambil tertawa keras.

Beberapa menit kemudian Cenza pulang diantar Kevin. Ia masuk dan segera naik ke atas karena melihat tidak ada orang di bawah. Bu Riri memang lebih banyak menghabiskan waktu di kamar karena Pak Ray sedang melakukan perjalanan bisnis ke Jepang.

"Malam" tegur nya sekilas pada Arka yang berdiri memperhatikan Ia datang.

Karena tidak mendapat balasan Cenza pun segera membuka pintu dan hendak masuk ke kamar, namun Ia sangat terkejut karena tiba-tiba Arka pun ikut masuk dan mengunci pintu.

Arka menarik Cenza, menyandarkan nya ke pintu dan mendaratkan bibirnya di bibir Cenza yang manis dan menggoda. Cenza yang terkejut terlambat menyadari, ia mencoba mendorong Arka namun Arka semakin menekan bibirnya.

Setelah Arka melepas ciumannya Cenza mendorongnya menjauh.

"Apa-apaan kamu Ka?" tanya Cenza bingung dan masih terkejut.

Arka tidak menjawab. Ia menjatuhkan diri di tempat tidur dan duduk dengan menggunakan pahanya sebagai tumpuan kedua siku, Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Arka tidak menjawab, Cenza masih bersandar di pintu kamarnya. Ia masih lemas karena mendapat ciuman dari Arka. Ciuman pertamanya.

Kebisuan yang tercipta dikejutkan dengan ketukan di pintu kamar Cenza.

"Kak, Kak Cenza buka pintunya dong, Zara boleh masuk bentar ya Kak"

Mendengar Zara hendak masuk, Arka dan Cenza sama-sama kalang kabut. Arka segera berlari dan masuk ke kamar mandi Cenza.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!