Jatuh Hati

2 tahun lalu...

"Sayang, Aku sudah bilang sama papa dan mama, Aku mau kita bertunangan"

"Kok kamu tidak membahas masalah sepenting itu sama Aku Ka? “

" Karena Aku percaya kamu tidak akan menolaknya sayang"

"Tapi Aku keberatan Ka. Emangnya belum cukup hubungan kita berjalan seperti ini? " Vanny nampak kesal

Arka tidak menyangka Vanny akan berkata seperti itu, dengan dahi berkerut Ia memegang pundak Vanny, dan menatap mata gadis yang dicintainya itu.

"Apa alasannya kamu keberatan kita bertunangan sayang? "

"Yah karena Aku tidak ingin terikat Ka. Sejauh ini hubungan kita baik-baik saja kok tanpa harus ada pertunangan"

"Aku ingin lebih serius Sayang, Kamu tidak ingin kita serius? memikirkan masa depan, menikah dan hidup bersama? "

"OMG Ka,, Aku masih ingin bebas Ka, Kita jalani seperti ini saja dulu, ok? “ rayu Vanny sambil mencubit pipi Arka

Arka melepaskan pegangannya di bahu Vanny.

Wajahnya menggambarkan kekecewaan.

" Ok. Aku akan bicara ulang sama Papa dan Mamaku"

"Maaf ya Sayang" ujar Vanny dan mencium pipi Arka.

"Kamu mau ku antar atau? "

"Aku pulang sama Inez Sayang, nih lagi tunggu Inez"

"Ya Sudah, Aku duluan ya Sayang" Arka memeluk dan mengecup kening Vanny sebelum masuk ke mobilnya. Terlihat sangat jelas bahwa Ia sangat kecewa karena Vanny keberatan untuk bertunangan.

Selama ini mereka sangat romantis sehingga Arka yakin untuk bertunangan dengan kekasihnya. Arka masih bingung apa yang membuat Vanny keberatan. Jika alasannya karena masih ingin bebas, toh mereka cuma bertunangan belum menikah.

Tiba-tiba bunyi tanda pesan WhatsApp masuk mengagetkan nya, buru-buru Ia membukanya.

Namun, nyaris saja Ia menabrakkan mobilnya saking terkejut membaca pesan tersebut. buru-buru discreenshot nya pesan tersebut sebelum dihapus oleh Vanny.

Arka menepikan mobilnya dan membaca kembali pesan yang sudah discreenshot tadi, karena benar saja Vanny sudah menghapus pesan yang tadi tidak dimaksudkan untuk Arka.

"Nez buruan jemput Aku, Aku di taman depan kantor. Arka baru saja ngajak Aku tunangan, gila apa ya? Aku kan cuma mau menjadikannya cadangan, kamu kan tahu Aku sudah bertunangan sama Gio, kalo Gio balik dari Singapura gimana dong?"

Arka menggenggam ponselnya sampai buku jarinya memutih.

Dibacanya berulang-ulang pesan tersebut sampai kepalanya pening.

dering ponsel tidak dihiraukan nya. Melihat nama Vanny tertera di layar ponsel membuat amarahnya memuncak. Ditinjunya setir mobil sehingga klakson mobil berbunyi.

Arka melaju dengan kecepatan tinggi karena amarah yang membuat dadanya terasa sesak. Gadis yang selama ini dicintainya dengan tulus ternyata hanya mempermainkan nya. Tidak ada yang kurang pada dirinya, Ia tampan, punya perusahaan sendiri, dan selama ini Ia selalu memanjakan Vanny.

Arka minum di club malam sampai Reno sahabatnya, harus memapah dan memasukkannya ke mobil.

Reno mengantarkan Arka ke rumahnya.

seisi rumah dibuat terkejut karena Arka tidak pernah menyentuh minuman beralkohol.

Pak Ray pun menginterogasi Reno.

"Ada masalah apa sebenarnya ini Ren? coba ceritakan ke Om" tanya Pak Ray gusar.

"Itu Om, Arka lagi patah hati" jawab Reno gugup, ia sangat tahu watak Om Ray yang keras, untuk itu ia sangat berhati-hati dalam berbicara.

"bukannya hubungan Arka dan Vanny baik-baik saja Ren? “ tanya Bu Riri, ia kelihatan mencemaskan putra satu-satunya.

" Biar Arka saja yang menjelaskannya Tante" jawab Reno tidak enak hati.

Pak Ray nampak mondar mandir karena kesal.

Dirinya pernah muda, sehingga tidak ada alasan baginya untuk memarahi Arka tanpa mengetahui alasan Arka sampai mabuk di club malam.

"Ya sudah Ren, kamu boleh pulang biar Tante yang urus Arka"

"baik Tante, Om, Reno pamit dulu"

"Hati-hati Kak Ren, makasih sudah mengantar Kak Arka pulang" kata Zara yang juga sangat kuatir melihat kondisi Kakaknya.

"Iya Ra, Aku pamit".

 

\*

 

"Esoknya setelah Kakak berhasil mengatasi rasa frustasinya, Kakak pun menceritakan semuanya pada Papa dan Mama, bahwa rencananya untuk bertunangan dengan Kak Vanny batal, karena ternyata Kak Vanny sudah punya tunangan".

Cenza mendengarkan cerita Zara tentang Arka dengan serius, rasa tertariknya kepada Arka semakin besar.

"Bagaimana setelah itu, apakah Arka sempat bertemu Vanny? "

"Setahu Aku sih tidak Kak. Karena Kakak benar-benar menghindari Kak Vanny. Kak Vanny pun tidak berani menampakkan batang hidungnya ke sini. Malu kali dia"

"Pantesan Arka kok kesannya dingin banget ya"

"Kak Arka orangnya hangat Kak, tapi sejak putus sama Kak Vanny jadi dingin sama cewek, kalo di rumah biasa kok"

Jauh di dalam hatinya Cenza bertekad untuk mencoba mendekati Arka, baru mengenal Arka sudah membuat ia merasa ada yang lain dengan hatinya, ia jatuh hati pada pandangan pertama.

"Kak masih pagi jangan ngelamun kak, ntar kesambet tau" ledek Zara

"Siapa yang ngelamun Ra?"

"Jangan bilang Kak Cenza sudah tersihir pesonanya Kak Arka nih? “ kembali Zara menggoda Cenza

" Sembarangan saja kamu Ra, didengar orangnya bisa mati Aku" wajah Cenza bersemu merah

"Orangnya kan lagi keluar Kak, atau perlu Zara bilang ke orangnya"

"Zaraaaaaa" Cenza menimpuk Zara dengan bantal di kamar yang untuk sementara akan ditempati Cenza.

Zara tertawa menggoda Cenza dan berlari keluar kamar.

Cenza mulai merapikan baju-bajunya di lemari, setelah beres baru Ia bergabung bersama Zara dan Tante Riri.

 

\*

 

Reno dan Arka duduk santai di Apartemen Reno sambil ngobrol seputar kegiatan mereka selama seminggu ini.

"BTW, di rumahku ada penghuni baru" kata Arka malas-malasan

"Siapa? " Reno Penasaran

"Anak sahabat Papaku dari Bandung. Kantornya buka cabang di sini, jadi yah untuk sementara Dia tinggal di rumahku"

"Cowok apa Cewek? “

"Cewek"

"Wah Pasti cakep ya orangnya"

Arka hanya mengangkat bahu cuek dan tidak menyahut

"Kenalin ke Aku dong" kata Reno sambil tertawa jahil

"Usaha sendiri jangan minta Aku yang jadi comblang nya"

Reno terbahak-bahak mendengar jawaban Arka.

"Kok kesannya galak? biasanya kamu yang senang comblangin Aku, jangan bilang kamu naksir orangnya lagi? " Reno kembali menggoda Arka

Arka pun ikut tertawa, "Aku mah rela kamu gebukin kalo sampai semudah itu jatuh cinta Ren"

"Yang benar? kita liat saja nanti" Reno tampak tak percaya.

Sudah malam saat Arka kembali ke rumah.

"Zara pikir Kak Arka lagi malam mingguan" goda Zara sambil cekikan

"Malam mingguan palamu"

Arka tidak menegur Cenza yang juga ada di ruang tersebut bersama Zara, Ia hanya melirik sekilas dan naik ke atas menuju kamarnya.

Cenza semakin penasaran untuk mengenal Arka lebih dekat, tapi Ia harus mendekatinya dengan perlahan, Ia takut Arka malah Ilfeel jika Ia terlalu ngotot ingin mengenal cowok itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!