Dear Angela

Dear Angela

Ayah

Erwin berlari kecil sepanjang koridor gedung bertingkat delapan yang tepat berdiri di depan Restauran miliknya dan ketiga sahabatnya. Siang Ini Erwin sudah memiliki janji dengan Burhan Komarudin pemilik Burhan Company yang dikenalnya sebulan yang lalu ketika menangani keluhan Nyonya Burhan saat makan siang bersama dengan suaminya di Restauran milik Erwin. Kebetulan hanya Erwin dan Mario yang sedang berada di Restauran saat itu, sementara Reza dan Andi melakukan survey pembangunan cabang kelima.

Komplen membawa berkah untuk Erwin karena kejadian tersebut membuat Erwin menjadi akrab dengan Bapak dan Ibu Burhan, bukan hanya itu dengan sukarela Erwin juga dikenalkan dengan putrinya Angela yang selalu dibatasi ruang geraknya dalam memilih teman oleh Nyonya Burhan.

"Mas Erwin, silahkan lewat sini mas." sambut Hutomo, nama yang tertulis di dada kiri pemuda yang menyambut kedatangan Erwin. Erwin masuk ke dalam lift sesuai arahan pemuda tersebut.

"Saya Tomi asisten pak Burhan." katanya memperkenalkan diri ketika berada didalam lift yang sama dengan Erwin.

"Sibuk Mas Tom?" tanya Erwin berbasa basi. Tomi menggelengkan kepalanya sambil melirik jam dipergelangan tangannya.

"Telat lima menit mas. Biasanya bapak tak suka menunggu," katanya pada Erwin sambil tersenyum, membuat Erwin tak enak hati. Tadi suasana di Restauran sangat ramai, tiba-tiba saja ada rombongan pengunjung, sekumpulan anak muda sekitar dua puluh orang, ketika Erwin hendak menuju kantor pak Burhan, mereka yang sedang mengerubungi Andi meminta Erwin juga untuk berfoto bersama. Seperti selebriti saja padahal bukan.

"O iya tadi ada keriuhan sedikit." kata Erwin menjelaskan pada Tomi walaupun mungkin tak ada artinya buat Tomi.

Sampailah mereka dilantai delapan, Tomi memimpin didepan lalu mengenalkan Erwin pada Viena sekretaris pak Burhan. Baru saja Viena hendak mengetuk pintu ruangan Pak Burhan, terdengar suara dari dalam.

"Masuk win." terdengar teriakan pak Burhan, Erwin segera menganggukan kepalanya pada Viena dan melangkah masuk. Tampak pak Burhan sedang ada tamu, Hmm sepertinya Erwin kenal langsung saja ia membulatkan bola matanya.

"Papa juga disini?" tanya Erwin pada Permana ayahnya, tak menyangka Permana mengenal Burhan Komarudin.

"Ya kami baru saja tanda tangan MOU, nanti kamu ikutlah bantu papa tangani proyek ini." Kata permana pada putra sulungnya yang masih berdiri terpaku melihat ayahnya ada diruangan tersebut. Burhan terkekeh melihat reaksi Erwin.

"Duduk Win." katanya mempersilahkan Erwin duduk.

"Kita ngobrol santai, mumpung papa kamu ada disini sekalian menunggu makan siang." kata burhan lagi.

"Jadi begini Win, papa tadi ngobrol dengan Pak Burhan. Kami sepakat menjodohkan kamu dengan Enji putri pak Burhan. Papa harap kamu tak menolaknya. Seperti kata mama, kamu ribut ingin dijodohkan begitu melihat Reza dan Mario sahabatmu menikah karena perjodohan." Kata Permana apa adanya.

Erwin terdiam tak percaya, memang Erwin menyukai Enji anak pak Burhan, bahkan ajakan Enji untuk menikah saat acara resepsi Monik sabtu lalu selalu terngiang ditelinga Erwin, tapi Erwin meragukan kesungguhan Enji, mungkin saja Enji mengajaknya menikah supaya bisa bebas dari kekangan orang tuanya. Seperti yang Erwin tau, Enji tak diijinkan berteman dengan siapapun, kecuali dengan Erwin dan rombongannya.

"Gimana Win? Enji malam itu serius, dia tak pernah main-main dengan ucapannya. Kamu tau apa yang ada diotaknya langsung dikeluarkan tanpa disaring lagi. Kalau kamu setuju, satu dua bulan kedepan kalian akan menikah." Kata Burhan menatap Erwin tajam. Mimpi apa Erwin, ia dipinang oleh konglomerat ternama untuk menjadi menantunya.

"Boleh minta waktu dua minggu pak, ada beberapa hal yang harus saya bahas dengan Enji, agar kami bisa saling mengenal."

"Boleh."

"Apa boleh selama dua minggu ini saya mengajak Enji ikut saya beraktifitas, pagi saya jemput dan sore saya antar lagi kerumah." Erwin mengajukan permohonan.

"Silahkan, tapi asal kamu tau Win, pengawal selalu ada dimanapun Enji berada meskipun tak terlihat. Selama dua minggu kami akan mengawasi kalian."

"Siap pak." jawab Erwin Kaku, tiba-tiba saja lidahnya kelu untuk berbicara dengan calon mertua impiannya.

"Jangan bikin malu keluarga Win." Permana mengingatkan anaknya.

"Iya pa." katanya pelan nyaris tak terdengar.

"Santai saja Win, kamu jadi tegang begini." Burhan terkekeh melihat Erwin.

Salah satu anak muda yang ia kagumi dan juga ia pantau sudah sejak lama. Semangat Erwin dan sahabatnya Mengingatkan Burhan akan masa muda saat ia masih merintis usahanya.

"Saya tegang pak, ini seperti Mimpi, kok rasanya tak pantas saya menjadi menantu bapak." kata Erwin apa adanya sesuai dengan apa yang ia rasakan.

"Ah kamu jangan begitu Win, Saya juga manusia biasa, seorang Ayah yang ingin anaknya mendapatkan yang terbaik dan semoga pilihan saya tidak salah, Saya merasa kamu orang yang tepat buat enji." Burhan mengerjapkan matanya, pikirannya menerawang, teringat anak dan istrinya yang ada dirumah.

"Apa ada syarat untuk jadi suami Enji pak?" tanya Erwin.

"Emosi Enji mudah sekali meledak, kamu lihat kemarin dengan mudah Enji menyiram orang dengan air segayung. Padahal itu lagi di acara resepsi, tugas kamu meredam emosinya Win. Ajaklah Enji bergaul dengan temanmu dan istrinya."

"Enji anak yang mudah akrab dengan siapapun, saya rasa Enji ga akan kesulitan mencari teman atau dekat dengan orang lain."

"Iya tapi kami membatasi Enji bergaul karena selama ini belum ada orang yang tulus berteman dengannya, selalu ada maunya bahkan menjerumuskan."

"Alhamdulillah Erwin dapat teman yang tulus, Reza , Mario, Andi mereka sudah tak usah diragukan lagi. Mereka juga anak berbakti dan penurut pak Burhan. Seperti yang kita tau dua orang temannya sudah menikah karena dijodohkan." Permana ikut membanggakan sahabat Erwin.

"Bapak kenapa pilih saya, diantara berempat yang single kan saya sama Andi, Bapak juga pasti mengamati Andi."

"Iya Win, Saya merasa kamu lebih cocok karena kamu perhatian. Kamu tau saja saya mempelajari kalian berempat, sepak terjang kalian menyita perhatian saya. Bangga ya pak Permana melihat mereka ini."

"Iya Alhamdulillah saya sangat bangga dan bersyukur."

"Jangan terlalu dipuji pak, saya juga banyak kekurangan, sampai sekarang saya belum pernah pacaran loh pak, Ga berani dekati cewek, padahal kan kalau sukses cewek antri katanya."

"Hahaha saya juga tau win kamu naksir Sheila, junior kamu dikampus. Saya tau semua tentang kamu Win. Sudah saya pelajari semuanya." Burhan terkekeh

"Sejak kapan Bapak mengamati kami pak?"

"Sejak anak saya bilang mau ke club yang ga ada minuman kerasnya. Saya kira dimana ternyata didepan kantor saya."

Asik ngobrol tak lama makanan yang sudah dipesan Erwin untuk diantar sebelum jam dua belas pun datang. Salah satu pegawai Erwin mengantarkan dan menyajikannya dimeja yang sudah ditunjuk oleh Viena, piring sendok dan juga air mineral sudah ikut tertata rapi, mereka makan bersama termasuk Viena dan Hutomo.

Terpopuler

Comments

Flying-pan

Flying-pan

Salam kenal thor ✨

Itu Enji nyiram orang di acara resepsi pake air segayung, niat amat bawanya 🤣🤣🤣

Lanjutt thorrr!!

2021-06-07

1

auliasiamatir

auliasiamatir

nyimak dulu Thor, sepertinya menarik..

2021-04-13

1

TK

TK

semangat terus
salam Lelaki Berkacamata 🤗🙏

2021-03-12

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 92 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!