06. Gigitan Gemas Jingga

Dari tadi Alan hanya bersandar di pintu dapur dengan tangan bersedekap, memperhatikan Jingga yang sedang memasak nasi goreng. Awalnya tidak yakin juga, jika istri belianya itu bisa memasak. Senyum tipisnya tersamar, saat merasa rumahnya lebih hidup ketika ada seseorang yang beraktifitas di dapur, biasanya banyak sepi. Menatap Jingga dengan beberapa asumsi, membuatnya sedikit memberi kekaguman pada perempuan itu.

"Bisa masak, Ngga? " tanya Alan setelah lama memperhatikan Jingga yang masih cuek saja.

"Kalo mau makan, makan dulu saja, Mas! Kan, tadi udah dapet kiriman dari pacarmu. " jawab Jingga masih menghadap pantry.

Alan berjalan mendekat ke arah Jingga, "Bukan pacar, cuma teman satu team kerja. " jelas Alan sedikit berbisik di dekat telinga Jingga.

"Apalah, Aku mau bikin nasi goreng dulu! " kilah Jingga membuat Alan tersenyum.

"Kamu cemburu, ya? " goda Alan membuat Jingga menoleh ke samping. Tatapan galaknya membuat Alan terkekeh. Berharap Alan merubah pemikirannya itu.

"Wajar si cemburuan, jika punya suami kelewat ganteng. " jawab Alan dengan seringai di bibirnya. Merasa senang bisa memprovokasi istri galaknya.

"Sombong....! cebik Jingga, kembali dengan lirikan sengitnya. Tangannya tidak tinggal diam, untuk mencubit perut keras Alan, " Aduh... sakit, Ngga. " keluh Alan sambil mengelus bekas cubitan Jingga di perutnya yang menyisakan rasa panas.

"Sana-sana... jangan menggangguku, Mas Alan!" ucap Jingga dengan mengibaskan tangannya ke arah Alan.

Alan pun kembali menyandarkan tubuh tingginya di dinding dapur yang tak jauh dari Jingga. Tatapannya tak ingin beralih dari tubuh kecil di depannya, seperti ada rasa nyaman tersendiri.

Alan's Pov

Sekali lagi kamu menyadarkanku, aku sudah menikahimu, lantas kenapa aku menjadikan perbedaan usia yang terpaut jauh membuatku membentangkan jarak diantara kita. Lantas apa hasilnya? Jika aku memberi jarak dalam hubungan ini. Semua akan sama saja, kamu tetep istriku.

Saat seperti ini, aku merasa kamu bukan gadis belia yang hanya bisa merengek dan menuntut. Tapi, cukup mampu untuk mengerti bagaimana mendampingi pasanganmu, Jingga Andini. Gadis yang akan menghabiskan masa mudanya dalam perjodohan.

"Mas Alan, tolong bawakan ini ke meja makan! Jangan cuma melamunkan pacar terus. " Jingga menyerahkan mangkuk besar berisi nasi goreng dan piring yang berisi telur ceplok.

Alan hanya menuruti perintah Jingga, membawa mangkuk nasi goreng dan piring telur ceplok ke meja makan yang diiringi Jingga dengan membawa piring dan gelas.

" Kalo udah main perintah kayak gini seperti bukan anak kecil, tapi lebih mirip Eyang Putri." Alan bermonolog sendiri dengan menggelengkan kepalanya pelan. Membayangkan dirinya dalam pengawasan Eyangnya yang otoriter.

"Boleh aku buka? " tanya Jingga dengan menunjuk kotak makanan dari gadis yang tadi pagi bertamu.

"Buka saja! kita makan bareng. " Jawab Alan dengan menunggu Jingga membuka isi kotaknya.

"Wouuu... ini kayak bulgogi gitu! " ucap Jingga saat mengetahui isi kotak makanan itu.

"Kamu anak gunung tau makanan Korea juga ya? " ledek Alan membuat Jingga mengerutkan bibirnya yang sudah mengunci.

Jingga mengambil piring Alan untuk di isi nasi goreng dan telur ceplok.

"Aku dagingnya dua atau satu potong saja. " ujar Alan saat melihat Jingga akan menambah daging bulgogi ke piringnya.

"Kenapa? " selidik Jingga.

"Nggak terlalu suka jika daging di masak gituan. " jawab Alan dengan menerima piringnya yang sudah terisi makanan.

"Ngga, jangan lupa kamu masih harus mencuci kemejaku! "

"Iya-ya..., Mas!" jawab Jingga dengan memasukan sendok makan ke mulutnya.

"Terus kamarku yang mana? " tanya Jingga mengingat dia belum menata barang barangnya.

"Di atas, di atas ada kamar kosong deket ruang kerjaku." jelas Alan dengan menyelesaikan sarapannya yang sudah kesiangan.

###

Sore itu mereka baru selesai menata kamar untuk Jingga. Perempuan berkulit putih itu mengelap keringat yang membasahi dahinya setelah selesai memasang seprai di tempat tidurnya. Jingga menghela nafas panjang, merasa lega karena kamarnya sudah terlihat rapi.

"Udah nyaman kalo kayak gini. " ucap Alan dengan melempar tubuhnya ke atas tempat tidur yang baru saja di rapikan Jingga.

"Mas Alan....! " teriak Jingga begitu kesal saat melihat hasil kerja kerasnya dirusak Alan seketika.

"Beneran, bisa nyaman ternyata kamar yang sempit ini! " lanjut Alan tanpa rasa berdosa meskipun wajah Jingga kini sudah memerah menahan amarah yang memuncak.

"Ayo, pergi...! Jangan merusak kerja kerasku! " ketus Jingga dengan menarik-narik lengan kokoh Alan.

Bukannya menuruti apa kata Jingga, tapi Alan malah menarik lengan yang hanya punya besar setengah dari lengannya, "Aaaaarrrgghhh..... " tubuh kecil itu tertarik dan terjatuh menimpa tubuh Alan yang terbaring di atas tempat tidur.

"Cobain dulu, jangan marah-marah terus! " ujar Alan kembali menarik seluruh tubuh Jingga dan mengunci tubuh kecil itu dengan melingkarkan lengan kaki dan tangannya, kelakuan Alan membuat Jingga susah untuk bergerak, meski Jingga berusaha memberontak dan meronta meminta untuk di lepaskan.

"Mas Alan... kalo aku mati sesak nafas gimana?" ucap Jingga dengan wajah menengadah, karena hanya menggerakkan wajahnya saja yang bisa dia lakukan.

"Kamu suka kamarnya? " tanya Alan yang masih tak bergeming menunduk untuk menatap lebih dalam mata hitam milik Jingga.

"Iya... suka! Tapi, aku tak bisa bernafas jika seperti ini! " ujar Jingga yang sudah tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang mulai menggila saat berdekatan dengan lelaki yang sudah lama merebut hatinya.

"Aku memang tak bisa menghindar darimu dan membuang perasaanku, maka biar saja aku jalani ini seperti air mengalir!" gumam Jingga dalam hati saat membiarkan kepalanya menempel di dada lelaki itu.

"Kamu tidak pingsan kan, Ngga? " tanya Alan saat merasa tidak ada pemberontakan dari Jingga. Lelaki bermata perak itu melepaskan tautan tangannya di tubuh Jingga dan mencari tua keadaan Jingga dengan menatapnya sekali lagi.

"Pingsan...! " teriak Jingga yang kemudian menggigit lengan Alan dengan gemas.

"Aduhhh... sakit, Ngga! " pekik Alan dengan melepaskan tubuh Jingga sepenuhnya. membuat gadis itu baru bisa bernafas lega.

"Lihat, Ngga! sampai terluka kayak gini. " ujar Alan dengan meringis kesakitan.

"Maaf... aku pikir nggak bisa lecet kulitnya! "

"Ngarang kamu ini, Ngga! Kalau rabies gimana? Ayo, tanggung jawab! " ujar Alan sambil beranjak akan mengambil salep yang ada di ruang sebelah kamar Jingga.

"Emang aku anjing? " dengus Jingga yang mengejar Alan keluar dari kamarnya menuju ruangan TV yang ada diantar kamar Jingga dan ruang kerja Alan.

"Ayo... tanggung jawab! " ujar Alan sambil menyerahkan sebuah salep dan setelah itu mendudukan tubuhnya di sofa, kemudian diikuti Jingga yang juga duduk di sampingnya.

Alan membuka kaosnya agar Jingga bisa mengoleskan salep di lengan bahunya yang sudah memerah. Lagi-lagi, lelaki itu mengekspose keseksian tubuhnya membuat Jingga semakin canggung.

"Maaf ya... habisnya greget banget sama Mas Alan yang bikin jengkel terus! " ujar Jingga dengan rasa bersalah saat melihat kulit Alan yang sedikit mengelupas karena gigitannya.

"Seharusnya digigitnya di sini, Ngga! " goda Alan sambil menunjukkan lehernya pada gadis yang wajahnya sudah merona.

Alan melirik Jingga, saat tak ada jawaban dari perempuan di sampingnya. Wajah mungil itu sudah merona seperti kepiting rebus menahan rasa malu.

"Oh ya, minggu depan aku daftarin kuliah di kampus paling dekat dengan rumah. Aku sudah menge-check, kampusnya lumayan berkualitas."

"Terserah Mas Alan saja! "

"Kamu pengen ambil jurusan apa? " tanya Alan.

"Pendidikan, Mas! "

" Oh ya..., lusa aku mulai ambil proyek lagi. Kalo kamu aku tinggal sendiri di rumah berani? " tanya Alan dengan mengamati wajah cantik istrinya. Wajah mungil yang menggemaskan.

"Malem nggak pulang, ya? " tanya Jingga dengan lirih.

"Pulang... tapi biasanya agak malam. "

"Nggak apa-apa sih! Namanya juga kerja. " suara Jingga terdengar berat, membuat Alan mengerti jika Jingga enggan di tinggal sendiri.

"Kamu mau ada Asisten rumah tangga? " tanya Alan masih dengan mengamati Jingga.

"Nggak usah mas! Aku juga nggak terlalu suka ada orang luar di dalam ruang lingkupku, kecuali Mbok Nah. Dia sudah seperti keluarga sendiri bagi kami. Aku kok jadi kangen ibu...!" gumam Jingga yang masih terdengar Alan dengan pandangannya menerawang.

"Baru satu hari lo! Udah kangen Ibu. Kita jalan saja, yuk! Kenalan dulu dengan kota ini." Alan mencoba mengalihkan kerinduan Jingga pada ibunya.

TBC...

Yuk dukung Author dengan meninggalkan jejak ya... biar semangat lagi... kasih like atau votenya ya.

Terpopuler

Comments

Nur Ainy

Nur Ainy

seru juga ceritanya karekter si jingga mirip2 hanum ya kak😁🤭😁

2022-04-02

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

Alan sosok yang cukup baik sebagai teman, klo suami blom ya...blom ada pembuktian 😁😁

2021-08-27

2

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Mas alan mw momong mb jinggaaa

2021-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!