20. Terjebak di Toilet

Akhirnya, mereka berempat memutuskan pergi ke pameran setelah habis sholat magrib. Tapi sebelumnya, ke empat gadis itu memilih menghabiskan waktu sorenya di apartemen Tyara setelah pulang kuliah.

Petang pun menjelma saat mereka memasuki sebuah gedung yang sangat ramai oleh pengunjung, pameran elektronik mempunyai daya tarik sendiri, selain menampilkan produk yang baru realist, moment itu juga menawarkan harga yang cukup fantastis murah.

Jingga merasa tidak nyaman, ketika waktu sudah bergulir semakin malam. Apalagi kepalanya merasa nyut-nyutan karena berada diantara banyak orang yang berjalan tak beraturan.

"Sebenarnya kalian mau cari apa? " tanya Jingga ketika melihat temannya yang hanya berjalan menghampiri beberapa stand ponsel dan laptop merk ternama. Dari tadi mereka hanya berjalan berkeliling tanpa tujuan.

"Cari gebetan, Ngga! " bisik Nelly membuat Jingga memutar bola matanya.

"Nelly... " lirih Jingga dengan mengerucutkan bibir mungilnya. Baru kali ini Jingga pulang sampai malam tanpa Alan. Dia yakin akan terkena marah Alan jika tidak segera pulang. Tapi mau bagaimana lagi, dia juga tidak enak dengan teman-temannya yang masih terlihat asyik.

Jingga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, pukul tujuh malam, "Mungkin Mas Alan sudah berada di rumah. " pikir perempuan berhidung mungil itu terlihat sangat gusar.

"Eh, gimana nih? Kita pulang sekarang, yuk! Nyokap dan bokapku udah sampai di apartemenku,nih!" ujar Daniah mengajak teman-temannya untuk pulang. Orang tua gadis tomboy itu sudah mengabari kedatangannya

untuk berkunjung.

"Lo, biar diantar Tyara! Aku sama Jingga nunggu di jemput saudaraku saja. Gimana, Ngga? " tanya Nelly dengan tatapan memohon.

"Kenapa kita tidak sekalian pulang bareng saja, Nel?" tanya Jingga yang sudah merasa gelisah, takut Alan akan marah jika dia pulang terlambat.

"Aku udah telanjur meminta saudaraku menjemput kita, Ngga! Lagian kasian Tyara, rumah kita kan berlawanan arah dengan apartemen Tyara dan Daniah.

" Okelah...nanti anterin, ya! Masalahnya ponselku batrenya habis, jadi tidak bisa menghubungi siapapun. " jelas Jingga menjelaskan sesuatu yang sedari tadi membuatnya gelisah.

Kesepakatan mereka pun terjadi, saat ini tinggal Nelly yang masih di temani Jingga berkeliling dan berhenti lagi di beberapa stand. Nelly memang berniat membeli sebuah Macbook, sedari tadi gadis itu sudah melirik macbook yang ada di salah satu stand produk IP***e, tapi gadis itu belum juga bisa memutuskan mana yang akan dia pilih.

"Nelly, aku akan ke toilet sebentar ya! "

"Ok, aku tunggu di sini saja ya? " jawab Nelly yang kemudian bersandar di salah satu pilar besar yang ada di dalam bangunan mewah itu. Sedangkan Jingga kini berjalan menuju sebuah lorong kecil yang ada di bagian belakang gedung itu.

"Duch, gimana ini? " gerutu Jingga saat melihat tulisan 'Maaf Rusak' yang tertempel di pintu toilet wanita.

"Mbak, di belakang ada toilet! Kalo mbaknya bersedia. Tapi memang nggak sebagus di sini." tawar seseorang yang melihat Jingga kebingungan di depan toilet.

Gegas, Jingga berjalan ke belakang gedung, di sana memang ada sebuah bangunan kecil yang sedikit menjauh dari bangunan mewah itu. Tak masalah bagi Jingga, perempuan itu kemudian mempercepat langkahnya untuk masuk di ruangan kecil yang sempit dan terkesan jarang terpakai.

Batinnya sedikit horror melihat bangunan kecil itu. Jika bukan karena dia sudah tidak tahan ingin buang air, Jingga tak ingin berlama-lama di sana, perempuan yang saat ini terserang rasa takut itu pun dengan gerak cepat menyelesaikan tujuannya.

"Ceklek...!" Jingga sedang membuka pintu toilet.

"Ceklek..." Tapi pintu tidak bisa dibuka.

"Ceklek... ceklek.. ceklek!" Beberapa kali jingga berusaha membuka pintu dengan sedikit dipaksa. Tapi, tetep saja pintu tidak bisa terbuka. Wajahnya mulai menegang, saat menyadari dirinya terkunci.

"Tolong...! Apa ada orang? " teriak Jingga dengan suara terkuatnya.

" Tolong... aku terjebak! " ulang Jingga tak ingin menyerah.

"Tolong....!" Beberapa kali pula jingga berteriak kencang, tapi tidak ada siapapun yang datang.

"Tolong...! " berlahan suaranya berubah parau dan terdengar lirih. Nafasnya terasa sesak, ruangan toilet yang cukup sempit membuatnya susah untuk meraup oksigen yang dibutuhkan. Keringat dingin yang sedari tadi mengucur kini semakin membuat basah baju yang dia kenakan, bahkan saat ini tubuh kecil itu mulai gemetaran.

"Tolong...! " Masih dengan suara lirihnya, dia berusaha meminta pertolongan.

"Ngga, ... Jingga! " teriakan Alan terdengar di telinga perempuan yang tubuhnya mulai melemah. Dari tadi lelaki itu sudah ke sana kemari mencari istrinya.

"Tolong...! " teriak jingga yang terdengar lemah, sambil memukul pintu pelan. Berangsur tubuhnya mulai tak bertenaga.

"Minggir, Ngga! Menjauh dari pintu ! " teriak Alan membuat Jingga memepetkan tubuhnya di dinding lembab kamar mandi.

"Bruk...! " Alan merobohkan pintu itu dengan beberapa kali tendangan.

"Jingga..! pekiknya saat melihat keadaan Jingga yang terlihat lemas. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, bahkan wajahnya sudah terlihat memucat.

" Mas Alan! " melihat Alan, Jingga langsung mendekap kuat tubuh Alan dengan tenaga yang masih tersisa. Nafasnya kini tersengal karena ketakutan yang sempat membuatnya kehilangan kendali diri.

"Tidak apa-apa, Ngga! Ada aku bersamamu! " ujar Alan masih mengelus punggung basah istrinya. Menenangkan ketakutan yang nampak menguasai istrinya.

Alan membawa Jingga menjauh dari ruangan sempit itu dan duduk sebentar untuk menormalkan keadaannya. Melihat jingga yang masih gemetaran, lelaki yang sebenarnya menahan kesal tidak ingin menanyai alasan Jingga hingga bisa berada di toilet yang kurang layak.

Flash Back

Alan, merasa gelisah saat berada di ruangannya, padahal niatnya untuk lembur malam ini. Beberapa laporan memang harus segera dia periksa dan tanda tangani. Otaknya sudah tidak bisa fokus sepenuhnya, saat berada di belakang meja karena memikirkan jingga. Terakhir kali istrinya menghubungi untuk mengatakan jika dia akan pulang sedikit terlambat, itu yang membuat alan sedikit gusar.

Beberapa kali Alan menghubungi Jingga, tapi ponselnya sudah tidak aktif. Lelaki yang seharusnya masih memeriksa beberapa laporan itu pun, terpaksa menundanya sementara.

Alan mencoba menelpon rumah, matanya melirik jam yang ada di pergelangan tangannya ternyata sudah pukul depan lebih.

"Jingganya sudah pulang? " tanya Alan saat Bi Murti mengangkat teleponnya. Mendengar jawab Jingga belum pulang, gegas Alan meyahut kunci mobilnya dan mencari Jingga di pameran.

Suasana tempat pameran memang masih ramai, tapi saat akan memarkir mobilnya mata perak itu sempat melihat Nelly masuk kedalam sebuah mobil.

Tanpa banyak berfikir, lelaki dengan rambut klimisnya itu memasuki gedung. Pandangannya mengedar, menyapu ruangan, seolah membelah kerumunan masa yang ada di seluruh penjuru, tapi tidak di jumpai juga istrinya.

"Jingga, di mana kamu? " gumamnya sambil meraup wajahnya dengan kasar. Merasa kebingungan saat lautan orang di gedung mulai menyusut tapi belum menemukan Jingga. Alan memutuskan untuk mencari ke belakang, karena hanya toilet ruang di dalam gedung yang belum di jangkau olehnya.

"Sial... di mana kamu jingga? " ujar Alan dengan menendang pintu toilet saat melihat tulisan "Maaf Rusak" yang tertempel di toilet perempuan.

Hatinya semakin cemas, bingung mencari keberadaan Jingga, hingga lelaki itu memutuskan mencari udara segar ke belakang gedung sebelum memutuskan lagi ke mana dia akan mencari Jingga.

Sambil menyugar rambutnya, Alan membawa langkahnya ke kebelakang, sepi... suasana memang berbanding balik dengan di dalam gedung.

"Tolong...! "sayup sayup terdengar suara seseorang wanita dengan pintu yang di gedor beberapa kali membuat Alan berjalan mendekatinya.

Semakin didengarnya, suara itu mirip dengan suara milik istrinya, tapi terdengar lemah. Dia mencoba memanggil nama Jingga, tapi suara itu malah menghilang. membuatnya mencoba membuka pintu kamar kecil yang masih terkunci. Ya, kali ini dia tidak punya pilihan lain kecuali mendobraknya meski dia tak yakin jika yang berada di dalam adalah Jingga.

Flash On

Melihat Jingga yang ketakutan, Alan tak kuasa untuk meluapkan kekesalannya. padahal dari tadi dia sudah menahan rasa kesalnya karena Jingga tidak bisa dihubunginya. Alan memilih membawa Jingga untuk segera pulang.

TBC

jangan lupa vote ya gengs, dukung author dengan like atau vote... kalo punya point jangan lupa berikan di' Merindukan Jingga' hehehe jnagan disimpan saja.

Terpopuler

Comments

Umi Asmarani

Umi Asmarani

udah aku boomlike kak...semangat...

2021-03-28

0

Dwidwi

Dwidwi

neli jahat

2021-03-18

0

Isna Eni

Isna Eni

super hiro alan anjut thor

2021-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!