POV Indah :
"Hi Indah, ini aku Nio.. aku baru aja sampai rumah, apakah boleh aku telpon?" - Nio
Sebuah pesan singkat dikirimkan oleh Nio sehabis bertamu di rumahku, dan tentu saja kebiasaan mamaku yang sangat antusias dengan apa yg Dia sukai maka mama akan selalu kepo akan segala hal.
Tanpa sadar tiba - tiba mama sudah berdiri disamping ku dengan menyahut "Di balas Ndah..., bilang Boleh telpon aja gitu, ayo cepetaaann!!" Sahut mamaku menggebu tidak sabaran, Aku hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah mama.
Jujur aku sangat heran lihat mama seantusias ini, Mama bahkan lebih antusias dari pada diriku sendiri, maka aku pun membalas dengan singkat "boleh"-Indah
Melihat balasanku, mama melotot dan tiba - tiba ponselku berdering, "Syukurlah...aku tidak jadi mendengar omelan dari mama lagi.." guman ku dalam hati, Namun alisku mengernyit bingung dengan nomor baru yang tertera di layar ponselku, aku menjadi ragu mengangkatnya atau membiarkan saja, tapi bukankah sudah menjadi kebiasaan ku, tidak akan pernah menerima telpon dari nomor Asing, mengingat kejadian beberapa bulan lalu,,ketika aku di teror habis - habisan oleh wanitanya Mathew, aku pun seolah malas merespon apapun dari nomor tak di kenal.
Dari pada harus menghabiskan waktu pikiran dan tenaga untuk meladeni masalah - masalah yang tidak penting maka lebih baik aku menghindar saja.
Lalu ada suara pesan masuk di ponselku, "Indah.. ini aku Nio, kenapa telponku nggak di angkat? Aku telpon lagi di angkat yah.. - Nio"
Membaca pesan Nio aku membulatkan mataku, dan merasa sebagai orang yang konyol dan paranoid saat ini,
"Yah ampun.. kenapa aku bodoh sekali, kenapa aku tidak langsung menyimpan nomornya, sampai - sampai aku kira itu nomor asing" Tidak ingin menunda lagi segera aku menyimpan nomor ponsel Nio, dan seketika itu juga ponselku kembali berdering lagi, tapi kali ini aku tidak lagi mengabaikan telepon masuk ini, dan segera mengangkatnya,
"Halo.."
"Halo Nio,?"
"Indah.. kamu belum ngantuk?"
"Sudah lumayan, ada apa telpon aku malam - malam?" tanyaku canggung.
"Ndah.. apakah kita bisa menjadi lebih dari hanya sekedar menjadi teman?"
Aku tersenyum mendengar pertanyaan dari Nio, dan hatiku tergelitik untuk menggoda Nio, 'Toh saat ini Nio menyatakan cintanya tidak secara langsung" batinku.
"Lebih dari sekedar teman? maksudnya menjadi sahabat?? boleh - boleh saja sih Nio" jawabku kembali mengulum senyum,
"Indah.. aku bukanlah pria yang pandai untuk mengatur kata, aku suka sama kamu, aku ingin kita menjalin hubungan yang serius, bukan hanya sekedar sahabat, kamu ngerti kan maksudku?" Suara Nio terdengar mengucapkannya dengan sungguh - sungguh.
"Maaf aku nggak ngerti, aku nggak paham maksudnya kamu itu bagaimana, karena kita baru saja kenal, bagaimana mungkin kamu bisa bilang suka sama aku?" selain menggoda tapi aku sedikit terusik dengan pikiranku 'benar - benar aku tidak mengerti dengan karakter laki - laki ini.. baru juga ketemu, bahkan belum ketemu hanya sekedar lihat foto dia sudah langsung suka sama aku, ini sungguh tidak masuk akal!'. Aku tidak bisa percaya dengan yang namanya cinta pada pandangan pertama, apa lagi cinta saat melihat foto, bukankah itu termasuk perasaan yang aneh?
"Apakah kamu tidak mau mencoba atau memberikan kesempatan untuk kita Indah?"
Tanpa sadar, tiba - tiba mama sudah mencubit lenganku, dengan melotot walaupun itu tidak terlihat seperti orang melotot pada umumnya, kalian tau kan maksudku?? 😅😂 (karena mata mama hanya seperti lubang kancing, kecil sekali, jadi semelotot - melototnya mama, yah ukurannya hanya sebesar lubang kancing)
"Kamu harus terima!!" bisikkan mama cukup membuat aku pusing sekaligus bingung saat itu, dan tentu saja aku takut Nio mendengar bisikkan mama.
Tidak ingin di ganggu oleh mama, aku memilih untuk masuk saja ke kamarku dan ingin mengunci kamarku dari dalam, namun ditahan oleh dorongan kaki mama, sehingga mama saat ini berdiri dipintu sambil memegang gagang pintu agar bisa menguping pembicaraanku.
"Halo... Indah.., kenapa nggak di jawab?" Lagi Nio bertanya,
Helaan nafas keluar begitu saja dari bibirku,
"Nio.. aku baru saja patah hati, bahkan sampai sekarang mantan kekasihku masih saja mencoba menghubungiku, apakah kamu yakin ingin mencoba ketika tau keadaanku seperti ini?" tanyaku kepadanya,
mama yang ada di depanku langsung "tepok jidat" mendengar apa yang baru keluar dari bibirku, dengan wajah yang sudah di tekuk mama menatap geram.
"Iyah.., biarkan semua berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya saja Indah" Jawab Nio kepadaku,
"Baiklah.." jawabku. Jujur.. jika bukan karena semua ini adalah keinginan mamaku, dan paksaan dan dari Kak Ayi, aku belum siap memulai hubungan ini, tapi karena aku pun sadar bahwa aku tidak boleh mengharapkan Mathew atau bahkan tidak boleh lemah di hadapan Mathew maka aku harus move on, mengingat beberapa minggu lagi dia akan kembali dari Tugasnya, dan kami pasti akan bertemu ketika dia akan mengambil sepeda motornya.
"Terima kasih yah... besok aku jemput, okay?"
"Okay Nio, see you tomorrow" pamitku,
"See you Tomorrow sayang..."
Iiihhh...., belum apa - apa uda sayang.. buru - buru aku langsung mematikan ponselku, bergidik ngeri saat itu.., Baru juga kenalan, ketemuan, ditelpon uda diajak pacaran, tutup telpon uda manggil sayang..., itu sangat tidak masuk akal bagiku.., walaupun jantungku berdetak tidak beraturan dan gagal fokus karena ketampanannya, bukan berarti semua dapat aku terima dengan instan seperti saat ini.
Terlihat malam itu yang sangat berbunga - bunga adalah mamaku? mama sangat bahagia, aku pun ikut tersenyum melihat tingkah mamaku, tanpa menunggu lama, aku pamit untuk istirahat kepada mama...
Sesampai di kamar tidur, hatiku gundah gulana lagi, gelisah lagi, selalu saja perasaan ini hinggap di saat aku akan memejamkan mataku sejenak, ku putar kaset Norah Jones pada walkman ku, aku memasang headset, mematikan lampu kamar, dan mendengar alunan musik dari Norah Jones yang berjudul "December", Hatiku lirih... jantungku seakan diremas oleh tangan kokoh seseorang tapi aku tidak tau, tangan itu milik siapa..,
Mengapa tangan ini sungguh tega membuat rasa sesak di dadaku.. tiba - tiba air mataku luruh.., aku mengingat kembali masa - masa SMA ku.., "Jack..., kau adalah salah satu penyesalan terbesarku, aku sangat menyesal tidak memperjuangkan cintamu saat itu.., dan Roy.., kau pun adalah penyesalan terbesar dalam hidupku.., mengapa kita tidak bertemu sebelum aku mengenal Mathew.., dan kau Mathew, Kau adalah Cinta sekaligus Racun yang mematikan untuk hidupku..., Cintamu membunuh rasa percaya diriku, Cintamu membunuh kreativitas ku, bahkan Cintamu membunuh Masa Depanku!! Cintamu sangat jahat Mathew!! aku tidak mau lagi bertemu dengan cinta yang serupa dengan cintamu.. aku benci sama kamu Mathew!! aku benci sama kamu..."
Air mataku lagi - lagi tak tertahankan, aku menangis hingga tertidur dan berharap agar segera pulih dari rasa sakit yang tak berujung.
*
*
*
*
*
*
*
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments