Hari baru telah tiba.., segala kesibukan hari ini seperti biasanya aku lalui sebagai rutinitas keseharian ku.., tidak terlalu banyak pekerjaan selain menunggu pengumuman kelulusan penerimaan mahasiswa baru di Universitas Swasta yang ku pilih.., sebenarnya sebelum mendaftar di Universitas Swasta ini, aku sudah lulus ujian PMDK masuk Universitas Swasta dengan jurusan Kedokteran di kota Surabaya, hanya saja kedua orang tuaku saat itu tidak mampu membayar uang sumbangan yang di minta dan kewajiban untuk masuk ke Fakultas kedokteran pilihanku.
Fakultas dengan program studi Kedokteran sudah menjadi rahasia umum yaitu membutuhkan modal yang besar, sumbangan sukarela pada jaman ku saja di patok minimal seratus juta rupiah, di luar uang gedung dan uang program Rencana Kuliah per semester.
Belum lagi persiapan ujian praktek dan buku - buku penunjang, segalanya tidaklah murah, penghasilan orang tua ku bisa dikatakan bukanlah penghasilan tetap yang menerima gaji setiap bulan, semua upah di dapat tidak menentu, tergantung proyek yang dikerjakan oleh papaku saat itu. Aku pun sempat berpikir, sekalipun aku bisa mendaftar dan membayar uang awal itu bukanlah jaminan aku akan menyelesaikan kuliahku yang tentu saja akan ada banyak pengeluaran - pengeluaran lainnya di luar biaya yang memang sudah baku tertulis di brosur bukan?
Rasa kecewa??? jelas saja kekecewaan sangat melanda hati dan pikiranku.., jika saja saat itu kedua orang tua ku sanggup membiayai kuliahku dan memberikan jaminan mampu menguliahkan ku sampai selesai, hari ini nasibku akan sangat baik, Namun sekalipun aku mengalami masa kelam, Tapi aku tetap mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidupku.
Sejak kelulusan sekolah menengah atas aku lebih banyak menghabiskan waktuku di dalam kamar, mendengarkan musik merupakan obat terbaik untuk jiwaku dan menulis puisi maupun sajak curahan isi hatiku merupakan pelampiasan terbaik bagiku, ingin rasanya aku mengambil Kuliah di bidang Kesenian.. pikirku saat itu.. Jika aku belajar segala sesuatu yang merupakan kegemaran dan hobi ku rasanya semua tidak akan terasa sebagai beban, aku searching di Google tentang informasi Universitas yang ada program studi Seni Music atau Seni Rupa ternyata ada di Solo dan di Yogyakarta, tapi lagi - lagi kedua orang tuaku menentangnya habis habisan, terutama mamaku,
"Kalo kamu kuliah keluar pulau, lalu siapa yang akan membantu papa untuk bekerja menafkahi keluarga ini?!! kamu jadi anak jangan terlalu egois yah!!, yang tau diri lah sedikit dan tau terima kasihlah pada orang tua.., sudah dibesarkan tau balas jasa sedikit, walaupun sampai mati kamu tidak akan pernah bisa membalas apa yang sudah mama berikan untuk kamu!!" bentak mama dengan gusar ketika aku ingin sekali mendaftar di Universitas tersebut.
"Kamu itu loh, ambil jurusan Seni music besok - besok mau jadi apa???!!! Hah?!!" sambungnya lagi.
Hatiku remuk redam.., jika kedokteran ditolak karena kemampuan finansial dari kedua orang tua ku terbatas, aku sangat mengerti dan memahami keadaan kedua orang tuaku, namun kuliah pilihanku di jurusan Seni di tolak karena aku harus bekerja membantu papa demi menafkahi seluruh keluargaku, baiklah aku mengalah lagi.., akhirnya ku putuskan untuk mengambil jurusan Ekonomi Manajemen di salah satu Universitas swasta yang ada di kota ini. Tidak ada sedikitpun semangat belajar dalam diriku, semua bagaikan rutinitas wajib jika semua berjalan.
Entahlah apa karena aku yang sangat lemah dengan semua kalimat pamungkas dari mamaku.. atau karena aku memang takut dibenci oleh keluargaku sendiri, rasanya tidak ada sedikitpun dari keinginanku yang mampu ku ucapkan secara gamblang, semua terasa seperti serba di atur, semua terasa seperti serba terprogram, dan semua adalah keinginan dari kedua orangtuaku ku serta tuntutan untuk diriku dengan label aku adalah anak tertua, anak yang patut menjadi tulang punggung dan menjadi contoh untuk adik - adiknya.
Dan mari kita kembali pada kisah asmara ku?
Hari ini aku akan bertemu dengan Nio, dan yah.., benar sekarang semua tumpukan baju - baju baru telah berada di atas tempat tidurku, bagaikan akan mengikuti sebuah kontes kecantikan, mama sangat sibuk mengatur dandanan ku untuk nanti malam.
Terkadang sikap mama sangat membuatku bingung, terkadang aku merasa sangat disayang, terkadang aku merasa hanyalah alat pengais rejeki untuknya. Tapi aku tidak mau berpikiran negatif karena bagaimanapun dia adalah ibu yang telah mengandung dan melahirkan aku.
>> Pukul 19.00
"Selamat malam tante..." Sapa Kak Ayi..,
"Malam Ayi.., Eh.. siapa ini??" tanya mama dengan ramah kepada Kak Ayi dan jelas ada seorang pria saaaangggaaatttt tampan yang sedang tersenyum berdiri dibelakang Kak Ayi..,
"Malam tante.. saya Antonio, bisa di panggil Nio, maaf saya datang nggak bawa apa - apa ini tante, cuman ini.." seraya memberikan bingkisan kue untuk mama.., Nio begitu sempurna malam itu.
Aku melihat kak Ayi tersenyum lebar dengan bangga, begitu juga dengan mama, sedangkan aku masih fokus dengan komputer yang ada di hadapanku, kalau di bilang sengaja mengacuhkan tamu yang baru saja datang? jawabannya yah benar Aku sengaja mengacuhkan tamu ini, tamu yang belum aku harapkan secepat ini datang ke rumahku.
"Indah..., ada tamu loh..., sini nak.." panggil mama kepadaku,
Tanpa menunggu aku langsung menyimpan data yang sudah aku kerjakan dan mematikan komputer di hadapan ku, serta beranjak dan menghampiri mereka yang sudah menungguku,
"Selamat malam" sapa ku.., seraya memeluk kak Ayi yang terlihat sangat anteng kali ini, lalu aku berpaling ke Pria tampan, putih, bersih dan wangi di depanku.. dengan seksama aku memperhatikan alogaritma bentuk wajah lelaki di hadapanku, mata yang bulat dan tajam, alis yang tebal, hidung yang Oh Lord.... mancung sekali, dan Bibir yang berwarna merah seperti artis K-Pop, tentu saja dia tidak merokok, tidak ada seorang perokok yang memiliki Bibir secerah seperti Bibirnya batinku, itulah kesan pertama ketika aku bertemu dengan Nio,
Begitu juga dengannya, seolah menyelidik Nio menatap satu per satu segala yang ada pada wajahku, dalam hatiku ' jangan berani - berani kau menilai hidungku ini, jelas jika di bandingkan dengan hidungmu, hidungku seperti hidung badut, tidak seberapa lama Nio tersenyum cerah menatapku.
"Hai.., aku Indah" sapa ku seraya memperkenalkan diri, kami saling berjabat tangan satu sama lain, terlihat Kak Ayi tersenyum bahagia, begitu juga dengan mama, mereka bahkan saling pandang dan memainkan alis satu sama lain, Oh Lord... Rasanya aku ingin segera lari ke kamar dan membenamkan wajahku di bantal saat melihat tingkah konyol mama dan kak Ayi di hadapan Nio.
"Malam Indah, perkenalkan aku Nio" sahutnya dengan ramah membalas ucapan ku, Nio tidak berpaling sedikitpun, terus saja memandang lekat wajahku sambil tersenyum.
Entah apa yang ada di pikiran Nio saat itu, tapi kesan pertama ini begitu baik, Nio terlihat sopan sebenarnya, tidak banyak ngomong, Termasuk Lelaki yang terlihat tenang.
*
*
*
*
Dear readers...
maaf banget aku baru bisa update setelah berbulan - bulan ini, pertama karena aku emang lagi sibuk banget di dunia nyata,
dan juga posisi mbk Indah yang sekarang juga sibuk bangeetttt, kita sama - sama gak sempat untuk berkomunikasi untuk melanjutkan novel ini beberapa waktu lalu, tapi Alhamdullilah akhirnya hari ini bisa bersua lagi..
InsyaAllah Novel Aku adalah Indah part 2 akan aku update rutin lagi..
walaupun per episodenya nggk sepanjang Novel sebelumnya..
happy reading all...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Mona Lina
Seru thorrr 🥰
2022-12-28
0
Astri Saraswati
Semangat thor
2020-04-14
0