Pertama kali bertamu ke rumah Indah, dan sekedar tanya jawab ringan satu sama lain, Nio berinisiatif untuk mengajak Indah pergi ke salah pantai.
Tempat yang romantis adalah tujuan pertama dari Nio untuk mengambil hati sang Gadis di hadapannya, awalnya Indah menolak dengan halus dan tentu saja Nio tidak menerima sebuah penolakan, akhirnya Indah meminta agar Nio ijin saja sama mamanya, siapa tau Nio enggan dan mengurungkan niatnya.
"Hmmm..., kamu ijin aja sama mamaku, kalau mamaku ijinkan aku akan pergi" jawab Indah kepada Nio sambil sedikit menahan nafasnya karena merasa teramat sangat gerogi.
"Yang aku ajak jalan - jalan kan kamu Ndah.., kalau kamu mau, baru aku ijin sama mamamu" Ucap Nio dengan pasti sambil terus menatap lekat kedua manik hitam mata Indah.
Bahasa itu cukup membuat Indah tersanjung sehingga tidak mampu menahan bibir yang kini sedang tersenyum simpul, "Baiklah.. besok jam tujuh malam" sahut Indah sambil mengulum senyumnya,
"Okay deal.. besok jam tujuh malam, aku jemput yah.." Sahut Nio sumringah dan Indah menjawab dengan anggukkan ringan sambil kembali mengulum senyum ,
"Indah..., kamu sekarang punya pacar nggak?" lagi!! Nio bertanya sambil memberikan tatapan hangat yang mampu membuat es di belahan dunia manapun akan meleleh seketika,
"Minumanmu belum kamu minum, diminum dulu.." jawab Indah tapi tidak untuk menjawab pertanyaannya, berusaha untuk mengganti topik pembicaraan yang semakin membuat Indah deg degan, namun tanpa bergeming Nio hanya tersenyum dan menyesap teh hangat buatan mama Indah,
"Kamu belum menjawab pertanyaanku Ndah..., apakah kamu punya pacar?" Nio mengulang kembali pertanyaan itu dengan jelas dan lugas. Indah memperbaiki posisi duduknya dan menghela nafas panjang, lalu memberanikan diri untuk menatap wajah Nio dengan seksama,
"Sudah putus." jawab Indah singkat sambil terus menatap Nio, ingin menyelidik apa yang akan dia katakan selanjutnya setelah mendengar jawaban dari Indah.
"Baguslah..." sahutnya tidak kalah singkat, sambil menahan senyum di bibirnya.
"Apakah aku bisa minta nomor handphone mu?" lanjut Nio sambil mengeluarkan ponselnya, menunggu Indah akan menyebutkan nomor ponselnya.
"Kemarikan ponselmu, biar aku simpankan saja" sahut Indah sambil menengadahkan tangannya ke arah Nio, Dan seketika Nio memberikan ponselnya kepada Indah, lalu sambil sesekali mencuri - curi pandang Indah mengetik nomor ponselnya dan segera mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya,
Sumringah wajahnya saat itu, dengan semangat Nio kembali membaca nomor ponsel Indah dan memastikan semua sudah tersimpan dengan baik.
"Terima kasih yah.., Oh iyah satu lagi.., jam berapa biasanya kamu tidur Ndah?" Nio kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Aku sedikit mengernyit heran dengan pertanyaan terakhir dari Nio, "Entahlah.. sangat tidak pasti, dan tergantung moodku, yang jelas di atas jam dua belas malam" jawab Indah dengan suara yang sedikit terdengar malas di telinga orang yang mendengarnya,
"Okay Good!, Ini sudah jam sembilan, aku harus pamit sama mama mu, apakah bisa tolong kamu panggilkan Ndah?" Pintanya dengan sopan,
Mendengar Nio ingin pulang rasanya hati Indah begitu lega, Indah tidak perlu menahan rasa gerogi berhadapan dengan cowok seganteng ini, dan walaupun Indah tergagap juga merasakan adanya sedikit percikkan namun pembicaraan ini terdengar cukup membosankan bagi Indah, semuanya terlalu lazim dalam proses pendekatan ini tapi lagi - lagi Indah sadar semua ini terasa membosankan karena hatinya yang belum sepenuhnya move on dari Mathew sang mantan kekasih.
Setelah Indah memanggil mama, dengan basa basi yang sangat sopan Nio akhirnya berpamitan, tapi Ini Indah melihat sepertinya Nio bukanlah orang yang suka basa basi, dia hanya terlihat sopan, dan dari pembicaraan mereka berdua, Nio tidak terlalu bertanya sesuatu hal yang tidak penting, mungkin pertanyaan yang dilontarkan oleh Nio adalah pertanyaan penting untuk di ketahui oleh dirinya sendiri.
Seketika kembali Indah membandingkan Nio dan Mathew, pribadi yang cukup berbeda diawal perjumpaan pun memiliki kesan yang sangat berbeda. Setelah Indah melihatnya berpamitan dengan mama, kini memandang Indah dengan senyuman khasnya, Nio segera menyalahkan motor Fizz-R miliknya, hmmmm... motornya sama persis dengan motor pertama Mathew, sejenak memori tentang Mathew sekelebat hinggap di kepala Indah, dan Indah menoleh berguman dalam hatinya 'Bahkan motor Kuning design Chamel bak Valentino Rossi milik Mathew masih terparkir rapi di garasi rumahku, apa - apa'an kamu Ndah?!' seraya menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan isi pikirannya saat ini.
Setelah kendaraan Nio menjauh dan sudah tidak terlihat lagi, seketika itu juga Indah kembali melihat motor kuning milik Mathew sambil memijit pelipisnya yang tidak pusing sama sekali, "Ma.. aku harus berhadapan dengan Mathew lagi, jika dia mengambil motornya dirumah kita" Indah tiba - tiba membuka pembicaraan tentang Mathew sama mama sambil menunjukkan betapa resah kini hatinya.
" Itu nanti mama yang hadapi, lalu gimana soal Nio? Anak itu sopan dan bersih banget, mama suka kamu jadian sama dia" tanpa basa basi kini lagi lagi mama yang lebih bersemangat dari pada Indah sendiri,
" Iyah.. tapi Indah belum tau perasaan Indah, lagian Nio juga nggak ada ngomong apa - apa soal perasaan kok ma... ma.." ujar Indah sembarang agar sang mama tidak terlalu berharap lebih kepadanya,
"Hmmmm...., awas aja kalo dia menyatakan cintanya kamu tolak, mama gak bakal kasih kamu uang jajan selama satu tahun!!!" ancam mama sungguh - sungguh, seolah tau isi kepalaku, padahal belum tentu juga aku melakukan apa yang mama katakan, sungguh mama selalu memberikan kejutan - kejutan di setiap perkataannya.
"WHaaTT??!!! ancaman macam apa ini?!!" gumanku dalam hati tidak menyangka akan ada sebuah ancaman lagi untuknya,
" Indah ke kamar yah ma.." pamit Indah tanpa mau memperpanjang pembicaraan dengan mama, Indah tau jika semakin lama berdiri dan berbicara dengan mamanya maka pembicaraan ini tidak akan ada ujungnya lagi.
"Tunggu!!" tiba - tiba mama menghentikan langkah Indah sambil menarik pergelangan tangan kanan Indah dan sedikit manarik untuk mendekat,
"Iyah ma??" tanya Indah menatap curiga kepada sang mama.
"Duduk dan ceritakan tadi kalian ngobrol apa aja?, mama penasaran" ucap mama dengan serius namun juga menahan tawanya saat itu,
"Ma--" sahutanku terhenti dengan suara pesan masuk,
"Hi Indah, ini aku Nio.. aku baru aja sampai rumah, apakah boleh aku telpon?" - Nio
Tanpa sadar tiba - tiba mama sudah berdiri disampingku dengan menyahut "Di balas Ndah..., bilang Boleh telpon aja gitu, ayo cepetaaann!!" Sahut mamaku menggebu
Jujur aku sangat heran lihat mama seantusias ini, aku pun membalas dengan singkat "boleh"-Indah
Melihat balasanku, mama melotot dan tiba - tiba ponselku berdering, "Syukurlah...aku tidak jadi mendengar omelan dari mama lagi.." gumanku dalam hati,
*
*
*
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments