Indah yang saat ini sedang menunggu pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru di Universitas Swasta pada kotanya, masih merasakan mendung pada hatinya, sebelumnya sudah di patahkan hati oleh sang mantan kekasih, juga harus menelan pil kekecewaan karena tidak dapat pergi ke Surabaya untuk melanjutkan studinya pada salah satu kampus dengan program studi kedokteran karena alasan biaya, Namun ternyata Pil kekecewaan itu harus bertambah ketika Indah sudah memilih ingin melanjutkan kuliah di Universitas yang ada di Solo atau Jogja dengan mengambil program studi Seni Musik, Namun kali ini bukan biaya menjadi alasannya melainkan karena Kedua orang tuanya tidak ingin Indah jauh dari mereka, dan alasan utamanya adalah Indah adalah tulang punggung keluarga.
Tapi sementara berbagai macam drama terjadi hari itu, tidak bisa kita melewatkan memori perkenalkan Indah dan Nio, tentu saja si Mak Comblang kak Ayi saat itu sudah berhasil membawa Nio untuk masuk ke rumah Indah malam itu,
"Hai.., Indah" sapa Indah seraya memperkenalkan diri,
"Malam Indah, aku Nio" sahut lelaki tampan di hadapannya.
Sungguh aku tidak mengada - ada, Antonio adalah pria yang sangat tampan, sungguh sempurna secara fisik, dan sangat bersih, bahkan Nio tidak merokok dan tidak minum alkohol, menurut cerita dari Kak Ayi sebelumnya,
"Yah uda Nio.. aku kan sudah ngantar kamu, aku mau pergi dulu sama Irfan yah.." pamit kak Ayi, sambil mengerlingkan matanya kepadaku dan Nio.
"Irfan???" tanya ku menatap heran kepada Kak Ayi, karena aku tau bahwa kekasih Kak Ayi bukanlah lelaki yang bernama Irfan,
"Iyah Irfan..," Tegas Kak Ayi kembali mengulang nama lelaki yang ajan pergi dengannya secara pasti.
"Bye.. Indah..., Tante..., Ayi pergi dulu yah.., Nio... ingat yah yang tadi aku bilang, awas aja kamu macam - macam sama sepupuku" pamit kak Ayi sambil mengancam Nio.
Sontak Nio terlihat mengulum senyum menahan tawanya mendengar ancaman dari Kak Ayi,
"Thanks yah Yi..." jawab Nio sambil menganggukkan kepalanya.
"Your welcome broo" jawab Kak Ayi dengan penuh rasa bangga,
"Hati - hati yah sayang..." sahut mama dari dalam dan berjalan mengantarkan Kak Ayi sampai kedepan pagar rumah kami.
"Bye.. tante ..." Lalu Kak Ayi beranjak pergi dengan motornya bersama Irfan dan kini tinggallah aku dan Nio duduk di ruang tamu berdua,
Jujur.., aku sangat gerogi saat itu, belum pernah ada seorang pria setampan itu naksir denganku, selama ini jika aku memandang fisikku sendiri di cermin yang kutemukan hanyalah sosok gadis yang kurus, body pecundang banget kurus, kering, gepeng kayak tripleks, hidungku memang tidak masuk kategori pesek tapi aku memiliki hidung khas turunan keluarga mamaku, hidungku memiliki cuping yang lebar dan aku merasa memiliki hidung yang besar lagi, duh.. rasanya jika dilihat satu per satu tidak ada bagusnya ornamen - ornamen pada wajahku ini, juga tinggi badanku yang rasanya tanggung alias kurang tinggi, segalanya yang ada pada diriku rasanya untuk ukuran gadis remaja beranjak dewasa gak ada bagusnya! hanya sedikit terlihat oriental karena mamaku asli chinese, sedangkan papaku orang Indonesia bagian timur blasteran Belanda, tapi hidungku bener - bener made in china seperti yang sudah kukatakan lebih dominan ke keluarga mama, sedangkan jika di bandingkan dengan Nio... segala ornament yang ada pada dirinya terlihat SEMPURNA!!!!
Aku diam seribu bahasa bukan karena aku bosan tapi aku benar - benar tidak tau mau membuka pembicaraan dengan pertanyaan apa, dan setelah lima belas menit aku terdiam, tiba - tiba mamaku datang sambil membawa minuman segar dan kue yang dibawa oleh Nio tadi,
"Terima kasih tante, maaf merepotkan, kuenya buat Tante dan Indah, Nio sudah ada dirumah" ucap Nio sambil tersenyum dan sopan!
"Nggak apa - apa, kalian makan sama - sama aja" jawab mama, "Tante tinggal yah.." pamit mama, lalu mama masuk kedalam kamarnya, kini tinggal kami berdua lagi.
Keheningan dan kecanggungan melanda saat itu, namun "Indah.., kapan kamu dengar kelulusan masuk di universitas?" tiba - tiba Nio bertanya kepadaku dengan ramah serta memecahkan segala keheningan yang ada, Tapi rasanya dadaku deg - deg an, bukan karena aku suka pada Nio, tapi Aku nggak kuat sama gantengnya wajah Nio dihadapanku, dan benar - benar membuat aku salah tingkah dan canggung pada saat itu.
"Eehhmm... Senin depan ini.." jawabku singkat, sambil memegang dadaku, jantungku seolah olah mau copot dan melompat ke gelas di meja biar saat itu, aku pun merasakan kalau wajahku seolah memanas,
"Ndah.., apa kamu baik - baik saja?" kembali Nio bertanya sambil memandang lekat wajahku,
"I..iyah..., kenapa?" tanyaku gugup sedikit menundukkan wajahku ketika mendapati sedang di pandang dengan seksama.
"Wajahmu kayak udang rebus" jawab Nio sambil menahan tawa,
Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa malu, tapi aku tetap berusaha menguasai diri agar tidak terlalu malu - maluin di depan Nio,
"Ehmmm.. Masa sih? alergi ku kumat kayaknya" jawabku asal, karena aku benar - benar tidak tau mau menjawab apa saat itu,
"Oh... gitu... ada alergi yah?" Tanya Nio lagi, dan Aku menjawab dengan anggukan kepala saja,
"Indah, kalau boleh tau kamu sekarang umur berapa?, kalau aku sekarang dua puluh satu tahun" ucap Nio,
"Ooh.... Berarti kita selisih empat tahun" jawabku,
"Apa kamu sudah tau, dengan apa yang aku sampaikan di Ayi?" tanya Nio,
"Ehmm kak Ayi, bilang kalo kamu mau kenalan sama aku, itu aja" jawabku, padahal bukan hanya itu yang di sampaikan oleh kak Ayi sama aku, tidak mungkinkan? aku menyampaikan dengan lengkap apa yang di sampaikan Kak Ayi kepadaku, bisa - bisa mukaku berubah warna seperti Hellboy sangking malunya,
"Besok ada acara nggak?" Nio bertanya dengan sangat tenang,
"Besok aku banyak kerjaan, aku free jam tujuh malam" jawabku jujur,
"Besok kita jalan - jalan yah., nanti aku pamit sama tante, aku yang minta ijin sama mama kamu," Aku sangat terkejut mendengar ajakan dari Nio,
"Emang mau kemana?" tanyaku penasaran,
"Aku mau ngajak kamu lihat pantai," sambung Nio,
"Malam - malam??" tanyaku penuh selidik,
"Kan romantis" sambung Nio sambil tersenyum, dan lagi - lagi aku salah tingkah melihat senyuman itu,
"Maaf...,aku kurang suka sesuatu yang berbau romantis saat ini" sambung ku, tiba - tiba aku teringat akan Mathew,
"Nanti kamu pasti suka..," Nio seakan tidak mau menerima apapun bentuk penolakan dariku,
"Hmmm..., kamu ijin aja sama mamaku, kalau mamaku ijinkan aku akan pergi" jawabku ke Nio,
"Yang aku ajak jalan - jalan kamu Ndah.., kalau kamu mau, baru aku ijin sama mamamu" Ucap Nio,
Bahasa itu cukup membuatku tersenyum simpul, "Baiklah.. besok jam tujuh malam" sahutku,
*
*
*
*
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments