Jodoh Yang Tak Terduga

Jodoh Yang Tak Terduga

Part 1

Rintik-rintik gerimis manja masih turun dari sore hari sampai malam ini membasahi jalanan, dengan terpaksa Winda melangkahkan kakinya menyusuri jalan yang lenggang, setelah 2 jam dia menunggu mobil online yang telah dipesannya tak kunjung datang.

Jalan begitu sepi, sunyi tidak seperti malam-malam biasanya yang begitu ramai dengan pengguna jalan. Diliriknya Alexander yang melingkar di tangannya menunjukkan angka 9 lebih 10 menit. Malam semakin sepi, ada rasa hawatir berkecamuk dalam hati dengan sesekali Winda menoleh kearah kanan, belakang, berharap ada kendaraan atau orang yg melintas, nihil. Sudah 10 menit dia berjalan, namun tidak ada kendaraan maupun pejalan kaki satupun.

Sepintas dia melihat 2 orang membuntutinya.

"Cantik...." sebuah suara laki-laki berambut gondrong membuka kebisuan.

"Hai cantik...." kini suara laki-laki yang berjaket hitam mengimbangi langkah kakinya.

"Jalan sendirian aja cantik..." kembali laki-laki berambut gondrong mulai genit, tetap saja Winda tidak hiraukan mereka. Winda percepat laju langkahnya, Winda melirik mereka, menangkap ada gelagat yang tidak baik.

"Wah sayang sekali cantik-cantik tuna rungu bro...."

"Ha ha ha ha ha...." mereka tertawa yang tidak jelas menurut Winda.

"Tenang win tenang, ya Allah ya Malik lindungi hambamu dari orang-orang yang berniat buruk ini ya Allah" gumamnya dalam hati dengan menambah kecepatan langkahnya, merekapun tak kalah cepat dengan langkahnya.

Shittt

Tiba-tiba tangan sijaket hitam berusaha menarik tangan winda. Windapun menghentikan langkahnya.

"Maaf om saya mau lewat, dan saya mohon jangan mengganggu perjalanan saya, silahkan lanjutkan perjalanan om, permisi!" ucap Winda sambil menangkis tangan si jaket hitam.

"Eit dah, oke juga sicantik"

Tangan si jaket hitam tak kalah cepat mencengkram dagu Winda dengan tangan kiri menarik jilbab panjangnya.

Pushhh bugh bugh bugh

Winda tangkis tangannya, dan menendang kelemahan sijaket hitam secara bertubi-tubi

"Ouggghhhh.... sialan!!" diapun meringis kesakitan dengan memegang bagian tubuhnya yang kesakitan.

"Bima !!" Teriaknya memanggil temannya yang berambut gondrong dengan tatapan elangnya.

"Sudah om izinkan saya pergi melanjutkan perjalanan saya" kata Winda sambil menepuk-nepukan kedua tangannya dengan kuda-kuda persiapan lari.

Hyaaaa.... bugh....

sebuah kepalan mendarat di kepala Winda, tanpa kesiapan mendapat serangan, Windapun terhuyung-huyung beberapa langkah mundur kehilangan keseimbangannya.

"Astaghfirullahal adziim ya Allah tolonglah winda, jangan biarkan Winda berahir seperti ini tolong berikan bantuan seseorang untukku ya Allah" lirihnya.

Kembali Winda berdiri berusaha melawan kedua preman didepannya.

Pertarunganpun semakin sengit yang tidak seimbang sama sekali dengan 2 laki-laki lawan 1 wanita.

Apalagi dimalam selarut ini memang tidak sepantasnya seorang gadis sendirian berjalan kaki ditempat sepi.

Windapun kewalahan melakukan pembelaan dirinya, tubuhnya semakin lemah, ilmu silat yang pernah digeluti dulu, kini sudah lama tidak terlatih, membuatnya kalah telak.

Ciiiiiiiiiiiiiiittttttttt.......

Suara decitan mobil terhenti dibawah lampu temaram pinggir jalan.

"Tolooooooonggg......tolooooooonggg.….....toooooloooooooooong.........."

Winda berusaha menjerit sekeras mungkin agar didengar orang lain. Dengan wajah sumringah bak bunga matahari yang mendapatkan sinar mentari disiang hari, Windapun bersemangat untuk berlari meminta tolong.

"Hei mau kemana kamu cantik" lagi-lagi suara laki-laki yang dipanggil Bima membuat Winda tersentak dengan berusaha mengejarnya.

"Hentikan !!" suara seorang lelaki yang keluar dari mobilnya yang tidak begitu jelas wajahnya karena teramnya cahaya lampu.

"Kejar Bim, jangan sampai dia kabur !"

Winda mempercepat larinya, dengan sesekali menoleh kebelakang hawatir tertangkap Bima.

Winda terus berlari meminta bantuan.

Sementara kedua preman itu masih jauh tertinggal dibelakang Winda.

"Aaaaaaaaaa......."

Brugh "auwww....."

Karena terlalu bersemangatnya Winda berlari, sampai tidak diperhatikan jalan didepannya, kakinya tersandung sebuah benda entah apa itu, dan malangnya lagi kepalanya terbentur besi dipinggir jalan. Dan saat itu juga gelap..... gelap.… oh gelapnya.... bruggggh.

"Behenti bung!"

Ucap Sigit, ya dia adalah Sigit Andra Winata. Seorang mahasiswa fakultas hukum semester ahir.

Sigit berhenti didepan kedua lelaki itu, sambil memegang pundak Bima.

"Minggir!!." Bima mendorong tubuh Sigit.

"Tunggu dulu bung. Jangan beraninya dengan seorang wanita, apalagi ditempat sepi begini" ucap Sigit dengan mata melirik kearah lelaki berjaket hitam.

"Tau apa kamu! Jangan ikut campur!"

Ucap Bima dengan menepis tangan sigit dari pundaknya, Bima berjalan melewati Sigit dengan sinis bergegas kearah Winda yang yang tergelatak diatas aspal. Namun tangan Sigit mencekal lengan Bima.

"Asal kalian tau, itu akan jadi urasan saya juga jika keadaannya seperti sekarang!"

Sanggah Sigit dengan smirk yang menakutkan.

"Ha ha ha tenang bung, sabar, kita bagi bareng saja gimana? Digilir? Setuju kan???"

Sijaket hitam mendekati Sigit, berusaha membujuk dengan mata genitnya.

"Kurang ajar! Sebegitu rendahnya kalian memandang wanita??"

Dengan geramnya Sigit melayangkan bogemnya kewajah sijaket hitam secara bertubi-tubi.

Perkelahianpun tidak dapat dielakkan lagi, dengan gesitnya Sigit membalas serangan-serangan mereka. Sampai-sampai kedua preman itu kewalahan melawannya, sehingga mereka pergi meninggalkannya.

"Sudah Bim, kita cabut! Tidak ada gunanya."

Laki-laki berjaket hitampun mengangkat tangannya sebagai kode meninggalkan Sigit.

Setelah kepergian kedua preman tadi, Sigit segera menghampiri tubuh gadis yang masih tergeletak dan tidak bergerak sama sekali, perasaan hawatir tiba-tiba menggelayut dihatinya.

Dengan terburu-buru dia mengangkat tubuh gadis itu, namun belum saja dia mengangkatnya, matanya terbelalak seolah tidak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya.

"Winda???"

Lirihnya dengan menautkan kedua alisnya.

"Kenapa dia kelayapan malam-malam begini?, apa yang dia lakukan ditempat seperti ini? sendirian lagi."

Sigit masih berpikir sendiri dengan alasan kenapa Winda sampai bisa ditempat ini, Winda seorang temannya satu kelas dengannya, dan entah kenapa dia juga sering satu kelompok dengannya ketika presentasi, dan bahkan satu bimbingan di Fakultas hukum. Dia pun segera mengangkat tubuh Winda dengan niat akan dibawa kedalam mobil.

"Hayo ketahuan kamu anak muda."

"Sedang apa kalian disini ha...."

"Hayo kita bawa saja mereka mang Udin di rumah pak Lurah."

"Ketangkap basah kamu ya... gerimis-gerimis ditempat sepi lagi."

Sigit terperanjat dengan datangnya beberapa warga yang sedang patroli, sama sekali dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini.

"Maaf bapak-bapak kalian salah paham, saya hanya menolongnya saja dari preman yang tadi mengganggunya."

Sigit menyanggah tuduhan para warga, dia membalikkan badannya dengan masih mengangkat tubuh Winda yang masih belum sadarkan diri.

"Hai anak muda, sudah jangan berkelit. ditempat ini sudah biasa ada kejadian seperti ini."

"Iya, kalau ketangkap basah jawabnya pasti salah faham." celetuk bapak-bapak yang memakai sarung dengan membawa senter ditangannya.

"iya atuh mang Udin mana ada maling ngaku, itu si enengnya saja sampai pingsan."

"Sudah sudah ayo mang Darso, dibawa saja mereka sekarang kerumah pak Lurah." para warga sekarang sudah mengepung Sigit dan Winda yang masih dibopongnya.

"Sekali lagi bapak-bapak saya tegaskan bahw..."

"Sudah anak muda percuma kamu berdebat disini, kalau anak muda mau menjelaskan silahkan nanti dijelaskan diruang sidang rumah pak Lurah, kasihan juga itu ceweknya kalau kenapa-kenapa." kata mang Udin memutus perkataan Sigit.

"Ya Tuhan.... Tadi kalian kemana ketika ada preman itu menggoda Winda" gumam Sigit dalam hatinya, tidak terima dengan apa yang mereka tuduhkan terhadapnya.

"Mang Udin yang bawa mobilnya, mang darso, dan pak soleh ikut mengawal mereka berdua didalam mobil, saya dan yang lain menyusul saja. Disana sudah ditunggu pak Lurah dan bu dokter." kata bapak yang berbaju merah.

😍😍😍

kira-kira apa yang akan terjadi pada mereka berdua ya??? 😊😊

Terpopuler

Comments

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

mampir thor

2022-10-01

0

Toni Hartono

Toni Hartono

tenang novel...aku tak bercanda jawara NKRI itu di iming imingi ndusun....

2022-08-23

0

Retno Wijayanti

Retno Wijayanti

mampir

2022-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139 Penyesalan Renaldi
140 Part 140 Brian mendadak sakit
141 Part 141 Kepergian Brian
142 Part 142 Berduka
143 Part 143 Tangisan Tengah Malam
144 Part 144. Bram kembali
145 Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146 Part 146. Tania
147 Part 147. Pertempuran mengesankan
148 148. I love you more than you know.
149 Part 149. Sikap aneh Renaldi
150 Part 150. Apa? Aku hilang?
151 Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152 Part 152. Rencana Sigit 1
153 Part 153. Rencana Sigit 2
154 Part 154 Halusinasi
155 Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156 Part 156. Lebah Betina
157 Part 157. Hadiah istimewa
158 Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159 Part 159. Di Pusat belanjaan
160 Part 160. Bertemu masa lalu
161 Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162 Part 162. Cuma drama
163 Part 163. Luka tak berdarah
164 Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165 Part 165. Rasa kasihan.
166 166. Kesibukan Renaldi
167 Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168 168. Sebuah keputusan
169 169. Aksi Sebuah Rencana
170 170. Aku sudah ada yang punya
171 171. Pasangan Baru
172 172. Maafkan aku
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Part 1
2
part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139 Penyesalan Renaldi
140
Part 140 Brian mendadak sakit
141
Part 141 Kepergian Brian
142
Part 142 Berduka
143
Part 143 Tangisan Tengah Malam
144
Part 144. Bram kembali
145
Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146
Part 146. Tania
147
Part 147. Pertempuran mengesankan
148
148. I love you more than you know.
149
Part 149. Sikap aneh Renaldi
150
Part 150. Apa? Aku hilang?
151
Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152
Part 152. Rencana Sigit 1
153
Part 153. Rencana Sigit 2
154
Part 154 Halusinasi
155
Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156
Part 156. Lebah Betina
157
Part 157. Hadiah istimewa
158
Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159
Part 159. Di Pusat belanjaan
160
Part 160. Bertemu masa lalu
161
Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162
Part 162. Cuma drama
163
Part 163. Luka tak berdarah
164
Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165
Part 165. Rasa kasihan.
166
166. Kesibukan Renaldi
167
Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168
168. Sebuah keputusan
169
169. Aksi Sebuah Rencana
170
170. Aku sudah ada yang punya
171
171. Pasangan Baru
172
172. Maafkan aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!