Ckkklleek.
Selesai merapikan kembali ranjangnya, Sigit membuka pintu.
"Bu Lurah?"
"Ya nak Sigit. Ibu kesini memanggil nak Sigit untuk sarapan dulu, setelah itu segeralah bersiap-siap. Sebentar lagi bajunya akan diantar mbak Susi kesini." kata bu Lurah.
"Ya bu terimakasih." jawabnya.
"Baiklah kalau begitu ibu mau melanjutkan pekerjaan ibu lagi. segera menyusul diruang makan nak." bu Lurah baru saja membalikkan badannya suara Sigit menghentikan langkahnya.
"Mmmmm.... sebentar bu, saya cuma sekedar ingin tau bagaimana keadaan Winda sekarang bu." tanya Sigit
"Alhamdulillah keadaannya sudah membaik, tadi malam sebenarnya sudah siuman tapi cuma sebentar. Kemungkinan saat ini masih dalam pengaruh obatnya nak, jadi sepertinya dia tertidur lagi." jelas bu Lurah.
"Syukur kalau begitu bu." balasnya
"Nak Sigit, apa kamu sudah menanyakan ke orang tua kalian jam berapa mereka sampai kesini, karena jam 9 nanti harus sudah di mulai, penghulunya jam 10 sudah harus menikahkan orang lagi." pak lurah datang menghampirinya dan bu Lurah
"Ibu menyusul mbak Susi dulu pak. mau menyiapkan bajunya nak Sigit." sela bu Lurah menyampaikan maksudnya, dan segera berlalu.
"Ya bu." pak Lurah menjawab istrinya, dan kembali menatap kearah Sigit.
"Waduh kalau sekarang belum saya telpon lagi pak, lupa.Tadi malam sih saya sudah menghubunginya, tapi papi mengatakan bisanya datang pagi ini." jelasnya.
"Sampai sekarang kok belum datang juga?"
"Mungkin sebentar lagi pak."
"Maaf pak Lurah, saya disuruh mengantarkan baju ini buat masnya." kata Susi dengan menyodorkan setelan jas untuk Sigit.
"Ya, terimakasih mbak Susi." kata pak lurah.
"Sama-sama pak, permisi." Susi menjawab dengan anggukan kepalanya dan berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Pak, didepan ada mobil yang baru datang, sepertinya orangtuanya nak Sigit." bu Lurah memberi tau pak Lurah.
"Baiklah bapak segera kedepan. nak Sigit, kamu segera siap-siap dan sarapan, bapak mau menemui mereka dulu." perintah pak Lurah kepada Sigit lalu meninggalkannya sendirian dengan diiringi langkah istrinya dibelakangnya.
❄❄❄
Drrrttt drrrtt drrrrttt
suara deritan Hp Sigit bergetar diatas nakas. dia segera mengambilnya dan melihat nama panggilan Willy, diapun segera memencet tombol hijau.
"Hmmm hallo Wil, ada apa nelpon."
"Mendung sekali jawabannya bro... ngumpul yuk seperti biasa dibasecame trus cabut ke konser music sekalian nyari yang bening-bening, malam minggu." suara enteng willy mengajaknya.
.
.
.
diam tidak ada suara dari Sigit
"Git Sigit... woooe... lu denger gue kan? "
"Iya gue denger, tapi sorry Will gue tidak bisa ikut."
"Emang kenapa lu? lu sakit? apa gue samperin saja ke rumah lu sekarang."
"Tidak, tidak usah, lagi pula gue lagi tidak dirumah. gue lagi ada acara keluarga sekarang."
"Emang ada acara apa bro? penting??."
"Kepo lu, mau tau urusan orang aja."
"Ok deh kalau begitu, semoga acaranya berjalan dengan lancar bro."
"Terimakasih doanya Will."
❄❄❄
Ruang Tamu Pak Lurah
"Assalamualaikum..." suara papi Winata dan rombongannya berbarengan.
"Waalaikumsalam..." sahut pak Lurah dan istrinya serta beberapa warga yang semalam membawa Sigit dan Winda, sambil berjabat tangan.
"Silahkan masuk bapak ibu." suara pak Lurah.
"Iya terimakasih pak."
"Dan silahkan duduk dulu bapak, ibu..." kini suara bu lurah mempersilahkan para tamunya.
Mereka disambut dengan hangat oleh sang tuan rumah dan berkenalan satu sama lain. Sudah beberapa saat mereka berbincang-bincang dan berkenalan, suasanapun semakin hangat.
"Silahkan di cicipi kuenya pak, bu." bu lurah membantu Susi meletakkan kue dan minuman diatas meja, dan mempersilahkan tamunya.
"Terimakasih bu" jawab Mami lia dan bu Arini, ibunya Winda. berbarengan.
Beberapa saat mereka menyicipinya, setelah itu suasana sudah agak tenang.
"Begini bapak Winata dan bapak Idris beserta keluarga besar, sebelumnya saya mohon maaf atas kelancangan kami mengambil keputusan seperti ini, karena sesuatu hal dan memang peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan didaerah kami seperti ini, sehingga kami harus mengundang bapak untuk menikahkan putra putri bapak hari ini." pak lurah membuka inti pembicaraannya.
"Ya pak Lurah, kami memaklumi dan menerima peraturan didaerah ini, karena saya sudah mengetahui masalah ini ketika para warga memergoki anak saya mau membantu Winda. Waktu itu kebetulan sekali asisten saya baru pulang dari kantor cabang untuk mengambil dokumen penting. lalu dia mendengarkan pembicaraan para warga sampai anak-anak kami dibawa kerumah pak Lurah ini." ucap papi Winata.
"Setelah itu saya langsung ke rumah pak Ibrahim dan kebetulan juga pak Idris dan istrinya berada disana, karena mereka akan menghadiri acara keluarga di rumah saudaranya lusa hari." lanjut papi Winata.
"Tidak taunya acara mantunya malah didahului om Idris." candaan Ibrahim sepupu Winda.
"ha ha ha ha..." gelak tawa mereka memenuhi ruang tamu.
"Mohon maaf pak, bu Lurah kami minta izin untuk menemui putra putri kami sebentar sebelum acaranya dimulai." suara mami Lia meminta izin setelah gelak tawa mereda.
"Oh iya silahkan bu, lewat sini." bu Lurah berdiri memberi arahan dimana anak mereka berada.
sementara orang-orang yang berada diruang tamu masih melanjutkan perbincangan yang lain, dengan sesekali menikmati hidangan yang ada diatas meja dan disertai gelak tawa ringan.
"Silahkan masuk bu Arini, disini ruangan yang dipakai untuk merawat nak Winda." penjelasan bu Lurah kepada bu Arini dan mami Lia.
"Kalau nak Sigit kamarnya ada didepan sana." lanjut bu Lurah sambil menunjuk kamar tamu di samping ruang sidang.
"Iya bu terimakasih, saya akan menemui anak saya dulu bu." ucap bu Arini sambil melangkahkan kakinya masuk didalam ruang rawat putrinya dan diikuti mami Lia dibelakangnya.
"Ya Allah, Winda..." dengan raut wajah sedih bu Arini mendekati Winda. lalu mengelus-elus tangan putrinya.
"Winda bangun nak." katanya sambil mencium tangan putrinya.
"Ini ibu nak." tanpa disadari wanita setengah baya itu sudah menitikkan air matanya.
"Tadi malam sebenarnya nak Winda sudah siuman bu, tapi cuma sebentar. kemungkinan masih dalam pengaruh obatnya, jadi dia masih tertidur lagi." dokter Susan menjelaskan keadaan Winda.
"Yang sabar bu Arini, kita doakan saja mudah-mudahan Winda cepat siuman dan cepat pulih kembali." kata mami Lia menenangkan calon besannya.
"Mohon maaf bu, penghulunya sudah datang, acara akan segera dimulai. Dan pak Lurah meminta tolong panggilkan nak Sigit dulu. dan bu Arini, bu lia dipersilahkan ke ruangan yang sudah dipersiapkan." kata mang Udin kepada bu lurah dan kedua ibu calon pengantin.
"Tapi Winda belum siuman, apa tidak menunggu dia siuman dulu pak?." kata bu Arini kepada mang udin.
"Tidak bisa bu, penghulunya sudah ada jadwal setelah ini." jawab mang udin.
"Itu berarti Winda tidak bisa menyaksikan dan mendengarkan calon suaminya mengucapkan ijab-qabulnya." tutur bu Arini lagi.
"Iya bu, karena sudah ada wali nikahnya, jadi pernikahan tetap sah jika pengantin perempuannya tidak ikut hadir disamping pengantin laki-laki." jelas mang Udin.
"Iya saya tau pak kalau itu, maksud saya dimomen penting seperti ini anak saya menikah tanpa mengetahui apa-apa, dan ketika dia siuman nanti tiba-tiba dia sudah bertanggung jawab sebagai seorang istri." mata bu Arini berkaca-kaca lagi mengingat nasib putrinya.
"Sudah sudah bu Arini diikhlaskan saja, kita sebagai orang tua mendoakan semoga keluarga mereka nanti sakinah mawaddah wa rahmah dan untuk Sigit semoga menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab." kembali mami Lia menguatkan bu Arini.
"Mari bu silahkan keruangan." kata mang Udin membuyarkan pikiran kedua ibu calon pengantin..
.
.
.
. Bersambung...🤗🤗
siap siap ya bawa amplop di pernikahan bang Sigit dan mbk Winda....😍😍
eh salah, bawa like, komen, follow aja deh biar semangat bang Sigit ngucapin ijab-qabulnya.
Jadi deg degan nih....💞💞
yang mau nikah siapa....
yang deg degan siapa....😂😂
Ayo divote vote vote vote 👈
Saranghe...💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
ririn puji rahayu
zumpah itu pak lurahnya ngawur banget.
2022-04-13
0
Mien Mey
masa iya sih orng lg pingsan dinikahin wl ktnya ngehormti adat tpk ad etika kn ga keperogi nglkuin maaf meseum jg ..ah sudahlah duni halu mh bebas😅😅
2022-03-15
0
Siti Masithoh
di video donk..
2021-07-12
0