Part 5

Ckkklleek.

Selesai merapikan kembali ranjangnya, Sigit membuka pintu.

"Bu Lurah?"

"Ya nak Sigit. Ibu kesini memanggil nak Sigit untuk sarapan dulu, setelah itu segeralah bersiap-siap. Sebentar lagi bajunya akan diantar mbak Susi kesini." kata bu Lurah.

"Ya bu terimakasih." jawabnya.

"Baiklah kalau begitu ibu mau melanjutkan pekerjaan ibu lagi. segera menyusul diruang makan nak." bu Lurah baru saja membalikkan badannya suara Sigit menghentikan langkahnya.

"Mmmmm.... sebentar bu, saya cuma sekedar ingin tau bagaimana keadaan Winda sekarang bu." tanya Sigit

"Alhamdulillah keadaannya sudah membaik, tadi malam sebenarnya sudah siuman tapi cuma sebentar. Kemungkinan saat ini masih dalam pengaruh obatnya nak, jadi sepertinya dia tertidur lagi." jelas bu Lurah.

"Syukur kalau begitu bu." balasnya

"Nak Sigit, apa kamu sudah menanyakan ke orang tua kalian jam berapa mereka sampai kesini, karena jam 9 nanti harus sudah di mulai, penghulunya jam 10 sudah harus menikahkan orang lagi." pak lurah datang menghampirinya dan bu Lurah

"Ibu menyusul mbak Susi dulu pak. mau menyiapkan bajunya nak Sigit." sela bu Lurah menyampaikan maksudnya, dan segera berlalu.

"Ya bu." pak Lurah menjawab istrinya, dan kembali menatap kearah Sigit.

"Waduh kalau sekarang belum saya telpon lagi pak, lupa.Tadi malam sih saya sudah menghubunginya, tapi papi mengatakan bisanya datang pagi ini." jelasnya.

"Sampai sekarang kok belum datang juga?"

"Mungkin sebentar lagi pak."

"Maaf pak Lurah, saya disuruh mengantarkan baju ini buat masnya." kata Susi dengan menyodorkan setelan jas untuk Sigit.

"Ya, terimakasih mbak Susi." kata pak lurah.

"Sama-sama pak, permisi." Susi menjawab dengan anggukan kepalanya dan berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Pak, didepan ada mobil yang baru datang, sepertinya orangtuanya nak Sigit." bu Lurah memberi tau pak Lurah.

"Baiklah bapak segera kedepan. nak Sigit, kamu segera siap-siap dan sarapan, bapak mau menemui mereka dulu." perintah pak Lurah kepada Sigit lalu meninggalkannya sendirian dengan diiringi langkah istrinya dibelakangnya.

❄❄❄

Drrrttt drrrtt drrrrttt

suara deritan Hp Sigit bergetar diatas nakas. dia segera mengambilnya dan melihat nama panggilan Willy, diapun segera memencet tombol hijau.

"Hmmm hallo Wil, ada apa nelpon."

"Mendung sekali jawabannya bro... ngumpul yuk seperti biasa dibasecame trus cabut ke konser music sekalian nyari yang bening-bening, malam minggu." suara enteng willy mengajaknya.

.

.

.

diam tidak ada suara dari Sigit

"Git Sigit... woooe... lu denger gue kan? "

"Iya gue denger, tapi sorry Will gue tidak bisa ikut."

"Emang kenapa lu? lu sakit? apa gue samperin saja ke rumah lu sekarang."

"Tidak, tidak usah, lagi pula gue lagi tidak dirumah. gue lagi ada acara keluarga sekarang."

"Emang ada acara apa bro? penting??."

"Kepo lu, mau tau urusan orang aja."

"Ok deh kalau begitu, semoga acaranya berjalan dengan lancar bro."

"Terimakasih doanya Will."

❄❄❄

Ruang Tamu Pak Lurah

"Assalamualaikum..." suara papi Winata dan rombongannya berbarengan.

"Waalaikumsalam..." sahut pak Lurah dan istrinya serta beberapa warga yang semalam membawa Sigit dan Winda, sambil berjabat tangan.

"Silahkan masuk bapak ibu." suara pak Lurah.

"Iya terimakasih pak."

"Dan silahkan duduk dulu bapak, ibu..." kini suara bu lurah mempersilahkan para tamunya.

Mereka disambut dengan hangat oleh sang tuan rumah dan berkenalan satu sama lain. Sudah beberapa saat mereka berbincang-bincang dan berkenalan, suasanapun semakin hangat.

"Silahkan di cicipi kuenya pak, bu." bu lurah membantu Susi meletakkan kue dan minuman diatas meja, dan mempersilahkan tamunya.

"Terimakasih bu" jawab Mami lia dan bu Arini, ibunya Winda. berbarengan.

Beberapa saat mereka menyicipinya, setelah itu suasana sudah agak tenang.

"Begini bapak Winata dan bapak Idris beserta keluarga besar, sebelumnya saya mohon maaf atas kelancangan kami mengambil keputusan seperti ini, karena sesuatu hal dan memang peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan didaerah kami seperti ini, sehingga kami harus mengundang bapak untuk menikahkan putra putri bapak hari ini." pak lurah membuka inti pembicaraannya.

"Ya pak Lurah, kami memaklumi dan menerima peraturan didaerah ini, karena saya sudah mengetahui masalah ini ketika para warga memergoki anak saya mau membantu Winda. Waktu itu kebetulan sekali asisten saya baru pulang dari kantor cabang untuk mengambil dokumen penting. lalu dia mendengarkan pembicaraan para warga sampai anak-anak kami dibawa kerumah pak Lurah ini." ucap papi Winata.

"Setelah itu saya langsung ke rumah pak Ibrahim dan kebetulan juga pak Idris dan istrinya berada disana, karena mereka akan menghadiri acara keluarga di rumah saudaranya lusa hari." lanjut papi Winata.

"Tidak taunya acara mantunya malah didahului om Idris." candaan Ibrahim sepupu Winda.

"ha ha ha ha..." gelak tawa mereka memenuhi ruang tamu.

"Mohon maaf pak, bu Lurah kami minta izin untuk menemui putra putri kami sebentar sebelum acaranya dimulai." suara mami Lia meminta izin setelah gelak tawa mereda.

"Oh iya silahkan bu, lewat sini." bu Lurah berdiri memberi arahan dimana anak mereka berada.

sementara orang-orang yang berada diruang tamu masih melanjutkan perbincangan yang lain, dengan sesekali menikmati hidangan yang ada diatas meja dan disertai gelak tawa ringan.

"Silahkan masuk bu Arini, disini ruangan yang dipakai untuk merawat nak Winda." penjelasan bu Lurah kepada bu Arini dan mami Lia.

"Kalau nak Sigit kamarnya ada didepan sana." lanjut bu Lurah sambil menunjuk kamar tamu di samping ruang sidang.

"Iya bu terimakasih, saya akan menemui anak saya dulu bu." ucap bu Arini sambil melangkahkan kakinya masuk didalam ruang rawat putrinya dan diikuti mami Lia dibelakangnya.

"Ya Allah, Winda..." dengan raut wajah sedih bu Arini mendekati Winda. lalu mengelus-elus tangan putrinya.

"Winda bangun nak." katanya sambil mencium tangan putrinya.

"Ini ibu nak." tanpa disadari wanita setengah baya itu sudah menitikkan air matanya.

"Tadi malam sebenarnya nak Winda sudah siuman bu, tapi cuma sebentar. kemungkinan masih dalam pengaruh obatnya, jadi dia masih tertidur lagi." dokter Susan menjelaskan keadaan Winda.

"Yang sabar bu Arini, kita doakan saja mudah-mudahan Winda cepat siuman dan cepat pulih kembali." kata mami Lia menenangkan calon besannya.

"Mohon maaf bu, penghulunya sudah datang, acara akan segera dimulai. Dan pak Lurah meminta tolong panggilkan nak Sigit dulu. dan bu Arini, bu lia dipersilahkan ke ruangan yang sudah dipersiapkan." kata mang Udin kepada bu lurah dan kedua ibu calon pengantin.

"Tapi Winda belum siuman, apa tidak menunggu dia siuman dulu pak?." kata bu Arini kepada mang udin.

"Tidak bisa bu, penghulunya sudah ada jadwal setelah ini." jawab mang udin.

"Itu berarti Winda tidak bisa menyaksikan dan mendengarkan calon suaminya mengucapkan ijab-qabulnya." tutur bu Arini lagi.

"Iya bu, karena sudah ada wali nikahnya, jadi pernikahan tetap sah jika pengantin perempuannya tidak ikut hadir disamping pengantin laki-laki." jelas mang Udin.

"Iya saya tau pak kalau itu, maksud saya dimomen penting seperti ini anak saya menikah tanpa mengetahui apa-apa, dan ketika dia siuman nanti tiba-tiba dia sudah bertanggung jawab sebagai seorang istri." mata bu Arini berkaca-kaca lagi mengingat nasib putrinya.

"Sudah sudah bu Arini diikhlaskan saja, kita sebagai orang tua mendoakan semoga keluarga mereka nanti sakinah mawaddah wa rahmah dan untuk Sigit semoga menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab." kembali mami Lia menguatkan bu Arini.

"Mari bu silahkan keruangan." kata mang Udin membuyarkan pikiran kedua ibu calon pengantin..

.

.

.

. Bersambung...🤗🤗

siap siap ya bawa amplop di pernikahan bang Sigit dan mbk Winda....😍😍

eh salah, bawa like, komen, follow aja deh biar semangat bang Sigit ngucapin ijab-qabulnya.

Jadi deg degan nih....💞💞

yang mau nikah siapa....

yang deg degan siapa....😂😂

Ayo divote vote vote vote 👈

Saranghe...💞💞

Terpopuler

Comments

ririn puji rahayu

ririn puji rahayu

zumpah itu pak lurahnya ngawur banget.

2022-04-13

0

Mien Mey

Mien Mey

masa iya sih orng lg pingsan dinikahin wl ktnya ngehormti adat tpk ad etika kn ga keperogi nglkuin maaf meseum jg ..ah sudahlah duni halu mh bebas😅😅

2022-03-15

0

Siti Masithoh

Siti Masithoh

di video donk..

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139 Penyesalan Renaldi
140 Part 140 Brian mendadak sakit
141 Part 141 Kepergian Brian
142 Part 142 Berduka
143 Part 143 Tangisan Tengah Malam
144 Part 144. Bram kembali
145 Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146 Part 146. Tania
147 Part 147. Pertempuran mengesankan
148 148. I love you more than you know.
149 Part 149. Sikap aneh Renaldi
150 Part 150. Apa? Aku hilang?
151 Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152 Part 152. Rencana Sigit 1
153 Part 153. Rencana Sigit 2
154 Part 154 Halusinasi
155 Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156 Part 156. Lebah Betina
157 Part 157. Hadiah istimewa
158 Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159 Part 159. Di Pusat belanjaan
160 Part 160. Bertemu masa lalu
161 Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162 Part 162. Cuma drama
163 Part 163. Luka tak berdarah
164 Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165 Part 165. Rasa kasihan.
166 166. Kesibukan Renaldi
167 Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168 168. Sebuah keputusan
169 169. Aksi Sebuah Rencana
170 170. Aku sudah ada yang punya
171 171. Pasangan Baru
172 172. Maafkan aku
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Part 1
2
part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139 Penyesalan Renaldi
140
Part 140 Brian mendadak sakit
141
Part 141 Kepergian Brian
142
Part 142 Berduka
143
Part 143 Tangisan Tengah Malam
144
Part 144. Bram kembali
145
Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146
Part 146. Tania
147
Part 147. Pertempuran mengesankan
148
148. I love you more than you know.
149
Part 149. Sikap aneh Renaldi
150
Part 150. Apa? Aku hilang?
151
Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152
Part 152. Rencana Sigit 1
153
Part 153. Rencana Sigit 2
154
Part 154 Halusinasi
155
Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156
Part 156. Lebah Betina
157
Part 157. Hadiah istimewa
158
Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159
Part 159. Di Pusat belanjaan
160
Part 160. Bertemu masa lalu
161
Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162
Part 162. Cuma drama
163
Part 163. Luka tak berdarah
164
Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165
Part 165. Rasa kasihan.
166
166. Kesibukan Renaldi
167
Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168
168. Sebuah keputusan
169
169. Aksi Sebuah Rencana
170
170. Aku sudah ada yang punya
171
171. Pasangan Baru
172
172. Maafkan aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!