part 2

Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai dihalaman rumah berpagar besi warna hitam, dan tinggi. inilah rumah pak Lurah.

"Silahkan masuk anak muda." sambutan seorang laki-laki yang tingginya sepadan dengannya, dan tak lain dialah pak Lurah. dengan diikuti beberapa wanita yang sudah siap dengan brankarnya untuk Winda.

Ternyata benar, mang Darso sudah memberikan kabar tentang penangkapan Sigit.

"Terimakasih pak." Sigit meletakkan tubuh Winda diatas brankar didekatnya.

"Silahkan ganti baju dulu anak muda, dengan baju ala kadarnya, bajumu basah." baru saja Sigit akan mendaratkan dirinya diatas kursi, pak Lurah menghampirinya dengan mengulurkan baju ditangannya.

beberapa saat kemudian....

Di ruang introgasi, ya memang lebih pantasnya disebut ruangan yang mengerikan menurutnya, walaupun ruanganya tertata rapi dan bersih. itu karena ada beberapa pasang mata yang menatapnya, menunggu kedatanganya seolah-olah dia sudah menjadi terdakwa kasus berat.

"kenapa lu harus grogi git... lu tidak bersalah, tenang git." gumamnya dalam hati.

"Sekarang silahkan duduk dan jelaskan permasalahannya anak muda." pak Lurah membuka pembicaraan setelah dia keluar dari kamar menginap husus tamu.

Sigitpun menurut, duduk diatas kursi panas dadakannya. Wajah tenangnya berusaha dia tampakkan untuk memastikan pak Lurah, bahwa dia tidak bersalah.

"Begini pak Lurah dan bapak-bapak sekalian, sekitar jam 9 lebih 30 menit saya melewati gang mawar, karena jalannya sepi, saya lajukan mobil agak kencang, Tanpa saya duga ada 2 ekor kucing melintas didepan mobil saya, seketika saya panik dan mengerem mobil, ketika mobil saya berhenti sayup-sayup saya mendengar suara permintaan tolong. Saat itulah saya keluar dari mobil dan mencari sumber suara yang saya dengar." sejenak Sigit menghentikan ceritanya

"dari kejauhan saya melihat ada 2 orang laki-laki mengejar seorang perempuan, namun ketika perempuan itu berlari kearah saya kakinya tersandung dan saya rasa kepalanya terbentur besi yang ada di pinggir jalan, lalu diapun pingsan." lagi-lagi Sigit berhenti sejenak, orang-orang yang ada di ruangan itupun mendengarkan penjelasannya.

"Hampir saja kedua preman itu membawanya, namun saya mencegahnya dan mereka justru melecehkan perempuan itu, mendengarkan perkataan mereka membuat saya geram dan menghajar mereka, dan merekapun ahirnya memilih pergi. Setelah itu saya berjalan mendekati perempuan itu, tapi dia masih belum bergerak. Membuat hati saya bertambah cemas, hingga saya putuskan mengangkat tubuhnya dan segera membawanya ke rumah sakit, tetapi justru saya jadi kaget ketika mengetahui dia adalah Winda, teman satu fakultas dengan saya, belum terkejut saya hilang, warga yang patroli memergoki kami dengan kesalah pahaman mereka terhadap kami." panjang lebar Sigit menjelaskan kronologi kejadiannya ditengah-tengah ruang sidang sambil melirik warga yang dimaksud.

"Hai anak muda, tetap saja kamu tadi berduaan sama pacar kamu saat kami temukan tadi." celetuk mang Darso

"Sudah saya bilang pak, bahwa dia itu teman saya, bukan pacar saya." pungkas Sigit dengan menatap lawan bicaranya.

"Mana kami tau dia teman atau pacar kamu." lagi-lagi mang Darso berceloteh.

"Tetap saja kalian menyalahi aturan, dimana seorang laki-laki dan perempuan hanya berdua saja ditempat yang sepi. itu bisa mengundang maksiat anak muda." sela seorang bapak lagi yang memakai baju merah.

"Sudah sudah, memang benar apa yang dikatakan pak Bondan. begini anak muda, sesuai peraturan yang ada di daerah sini. jika ada kejadian seperti ini maka siapapun mereka, harus mengikuti peraturan di daerah kami. karena sudah sering kali hal seperti ini terjadi." pak Lurah melerai perkataannya dengan warganya dengan sesekali membetulkan letak kaca matanya.

"jadi anak muda harus siap menerima resikonya, yaitu dengan menikah. kalian akan kami nikahkan besok. sama seperti kasus yang sudah pernah terjadi disini." keputusan pak Lurah benar-benar tidak masuk akalnya.

"Tapi pak Lurah saya tidak terima dengan keputusan ini." bantah Sigit dengan geram.

"Baiklah anak muda, jika kamu tidak terima, itu berarti kamu memilih penyelesaian masalah ini dengan jalur hukum, dengan dakwaan pemerkosaan, yang dikuatkan dengan banyaknya saksi mata disini." kali ini pak Bondan berhasil membuat nyali Sigit ciut dengan kata-katanya.

suara bapak-bapak diruangan ini pun mulai terdengar riuh

"Saya siap jadi saksi pak Lurah, pak Bondan."

"setuju."

"Setuju."

"Setuju."

"Ya kami setuju."

"Ya Tuhan... apa lagi ini. permainan macam apa ini. mana mungkin gue harus berurusan dengan hukum, sedangkan ini memang sudah jelas kalah dalam persidangan jika gue tempuh jalur hukum dengan lemahnya saksi dipihak gue. belum lagi papi nanti menertawakan jurusan pilihan gue selama ini.

sial !!!" gerutu Sigit dengan meremas kasar rambut di kepalanya, kesal.

❄❄❄

Di ruang berbeda. terdapat tiga perempuan yang mengurus Winda, penuh rasa cemas, karena sudah beberapa saat berada didalam ruangan dan sudah memberikan pertolongan pertama terhadap Winda, Namun darah di dahinya masih saja keluar, sehingga bertambah panik. Dokter Susan berusaha memberikan cairan dari botol putih dengan menuangkannya diatas kapas lalu melilitkan perban di kepala Winda, selang infuspun sudah terpasang ditangannya. Namun badan Winda masih dingin dan pucat, walaupun bajunya sudah diganti dan badannya sudah dibalut selimut.

"Bu lurah"

"Iya dok, bagaimana keadaan gadis ini?"

tanya bu Lurah dengan kedua matanya kearah wajah Winda, dan tangan kanannya memegangi perban dikepalanya.

"Jika darah gadis ini masih terus keluar, terpaksa harus dibawa ke rumah sakit terdekat, karena keterbatasan peralatan disini. tetapi tadi barusan saya kasih obat yang dosisnya agak tinggi, kemungkinan sebentar lagi sudah sadar, kita tunggu saja ya bu."

mendengar keterangan dokter Susan, bu Lurah menganggukkan kepala dan bergegas menuju ruang persidangan disamping ruang tamu.

"Bapak.... bapak, si eneng belum juga siuman, dia masih belum sadarkan diri. wajahnya masih pucat. sepertinya dia sudah banyak mengeluarkan darah." suasana yang awalnya riuh merubah hening seketika setelah mendengar penuturan dari bu Lurah, terkejut, cemas terlihat diwajah semua orang yang ada di rumah ini.

"Apa perlu dibawa ke rumah sakit sekarang bu?" tanya Sigit.

"Kata dokter Susan suruh nunggu sebentar, kalau beberapa saat lagi darahnya sudah tidak keluar tidak perlu dibawa ke rumah sakit. "

"Oh syukurlah kalau begitu." sahut pak Lurah

sembari berjalan kearah Sigit.

"Kamu dengar itu anak muda, keadaan gadis itu saat ini masih menghawatirkan.

apapun alasannya, kamu besok harus menikahinya, segera hubungi kedua orang tua kalian!" ucap pak Lurah ke Sigit dengan menepuk pundaknya.

"Bu, sampaikan dokter Susan untuk menangani gadis itu sebaik mungkin dan jika ada yang diperlukan suruh langsung bilang." lanjutnya ke istrinya.

"Ya pak" sahut bu Lurah.

"Ya Allah... ya Tuhan... apa semudah ini orang mau menikah? salah faham langsung dinikahkan?" Sigit benar-benar masih tidak percaya, dengan kejadian beberapa jam lalu bisa membuat dirinya dalam dilema.

.

.

.

udah up lagi ya....

semoga bisa menghibur...

jangan lupa divote ya...👍👍👍

Terpopuler

Comments

Bila D

Bila D

nggak jd baca lah, ceritanya asal

2022-04-15

0

Hasan Bin Adan

Hasan Bin Adan

cerita ngawur,gak lucu,emang orang kampung bego semua.korban aja belum diminta keterangan.ditemui juga di jalan ,masih berpakaian lengkap,pengarang goblok.

2021-07-17

1

atrina ritawati

atrina ritawati

terlalu dipaksakan....

2021-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139 Penyesalan Renaldi
140 Part 140 Brian mendadak sakit
141 Part 141 Kepergian Brian
142 Part 142 Berduka
143 Part 143 Tangisan Tengah Malam
144 Part 144. Bram kembali
145 Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146 Part 146. Tania
147 Part 147. Pertempuran mengesankan
148 148. I love you more than you know.
149 Part 149. Sikap aneh Renaldi
150 Part 150. Apa? Aku hilang?
151 Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152 Part 152. Rencana Sigit 1
153 Part 153. Rencana Sigit 2
154 Part 154 Halusinasi
155 Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156 Part 156. Lebah Betina
157 Part 157. Hadiah istimewa
158 Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159 Part 159. Di Pusat belanjaan
160 Part 160. Bertemu masa lalu
161 Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162 Part 162. Cuma drama
163 Part 163. Luka tak berdarah
164 Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165 Part 165. Rasa kasihan.
166 166. Kesibukan Renaldi
167 Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168 168. Sebuah keputusan
169 169. Aksi Sebuah Rencana
170 170. Aku sudah ada yang punya
171 171. Pasangan Baru
172 172. Maafkan aku
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Part 1
2
part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139 Penyesalan Renaldi
140
Part 140 Brian mendadak sakit
141
Part 141 Kepergian Brian
142
Part 142 Berduka
143
Part 143 Tangisan Tengah Malam
144
Part 144. Bram kembali
145
Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146
Part 146. Tania
147
Part 147. Pertempuran mengesankan
148
148. I love you more than you know.
149
Part 149. Sikap aneh Renaldi
150
Part 150. Apa? Aku hilang?
151
Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152
Part 152. Rencana Sigit 1
153
Part 153. Rencana Sigit 2
154
Part 154 Halusinasi
155
Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156
Part 156. Lebah Betina
157
Part 157. Hadiah istimewa
158
Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159
Part 159. Di Pusat belanjaan
160
Part 160. Bertemu masa lalu
161
Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162
Part 162. Cuma drama
163
Part 163. Luka tak berdarah
164
Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165
Part 165. Rasa kasihan.
166
166. Kesibukan Renaldi
167
Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168
168. Sebuah keputusan
169
169. Aksi Sebuah Rencana
170
170. Aku sudah ada yang punya
171
171. Pasangan Baru
172
172. Maafkan aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!