Part 3

Tanpa disadari, tangan Sigit merogoh saku celananya mengambil Hp lalu memencet tulisan di layar Hpnya yang bertuliskan Papi.

tuuut.... tuuuut.....tuuuut

"Halo pi ini igit." tidak menunggu lama panggilan Sigit pun langsung diangkat papinya.

"Iya kenapa git, malam-malam begini nelpon papi?" suara balasan papi

"Gue bilang papi tidak ya... kalau gue bilang, pasti papi menertawakan gue, kalau gue tidak bilang, masalah tidak akan selesai. ckkkk ada-ada saja masalah yang datang." sejenak berpikir. Sigit menimang-nimang keputusanya.

"Git... Sigit." suara panggilan namanya kembali terdengar.

"I...iya pi, igit... igit lagi dalam masalah sekarang." suaranya terbata-bata.

"Masalah? masalah apa maksud kamu Git?."

"Panjang ceritanya pi, apa papi bisa kesini sekarang?."

"Tidak bisa kalau sekarang, papi masih di luar kota, kalau besok pagi papi bisa." jawab suara dari seberang.

"Baiklah pi besok pagi saja kalau begitu, selamat malam."

"Malam juga Git."

Panggilanpun diahiri.

"Apa yang barusan gue lakukan, apa itu berarti gue sudah setuju dan yakin dengan keputusan gue sekarang? menikah dengan Winda. teman yang selama ini gue.... aahhhh yaTuhan...." tangan Sigit memainkan Hpnya dengan remasan-remasan kecil di jari tangannya.penuh keraguan.

"Papi pasti menertawakan gue." lirih Sigit. Mengingat selama ini dia sangat jarang membicarakan masalahnya ke papinya, apalagi melalui telepon.

"Pak Lurah, kami pamit dulu mau melanjutkan patroli malam. siapa tau ada peristiwa seperti tadi lagi." pamit mang Darso ke pak Lurah sambil melirik kearah Sigit.

"Iya pak Lurah, bu Lurah, anak muda kami permisi dulu Assalamu'alaikum."

suara pak Bondan menimpali mang Darsa.

"Wa'alaikumsalam." mereka menjawab salam pak Bondan bersamaan.

"Baiklah anak muda saya mau melihat keadaan gadis itu, kamu silahkan istirahat dulu di kamar tadi."kata pak Lurah sambil menunjuk kamar yang dimaksud, kamar tamu.

"Atau... apa kamu mau melihatnya juga dulu?." baru membalikan tubuhnya pak Luruh memberikan pertanyaan untuk Sigit dengan mengangkat tangan kanan sebagai pilihan untuk Sigit.

"Emmm... tidak perlu pak, saya percayakan saja dengan bapak. saya istirahat saja." katanya.

❄❄❄

Di rumah Winata.

Papi Winata sudah mendapat kabar dari Gunawan, Asisten pribadinya apa yang terjadi pada anaknya saat ini, Sejak awal kejadian Gunawan sudah mengetahui peristiwanya karena secara diam-diam papi Winata masih mengawasi aktivitas sigit dari kejauhan melalui orang-orang suruhannya, tentunya tanpa sepengetahuan Sigit.

Sigit anak kedua dari 3 bersaudara, karakternya berbeda dari kedua saudaranya, dia keras kepala sendiri.

"Bagaimana Gun, kamu sudah mendapatkan biodatanya gadis itu?" tanya papi Winata sembari duduk memegangi secangkir kopi untuk diminum.

"Sudah pak, namanya Winda Zilvana Idris. dia seorang karyawan di kantor cabang WP. sudah hampir 2 tahun ini dia bekerja disana, dan juga dia temannya bang Sigit satu kelas bahkan sekarang satu bimbingan skripsi, dia gadis mandiri yang mengontrak di perumahan Teratai Indah." jelas Gunawan.

"Ternyata gadis ini juga yang sudah menemukan data-data yang tidak akurat pada kasus kemarin pak." papi Winata menganggukkan kepalanya dengan senyum berkembang mendengar lanjutan penjelasan asistennya.

"Jadi dia bekerja sekaligus kuliah begitu maksud kamu Gun?."

"Iya pak, waktu interview dulu, Winda sudah mengatakan kalau dia kuliah, jadi dia meminta hari masuk kerjanya ketika tidak ada jam kuliah, dan itu disetujui oleh pak Firman. ahirnya Winda diterima bekerja disana."

"Baik, sekarang tugasmu mengantar aku pergi ke rumah orang tuanya untuk menjelaskan masalah ini sebaik mungkin, supaya tidak terjadi kesalah fahaman, karena... bagaimanapun juga ini menyangkut kehormatan." kata papi Winata.

"kamu tau dimana alamat orang tuanya, dan siapa mereka??." tanya papi Winata lagi dengan memegangi dagunya dan alis terangkat sebelah kiri.

"Sudah pak, ayahnya masih pamannya pak Ibrahim rekan bisnis bapak." papar Gunawan.

"Bagus. Bagus Gun, sesuatu yang seharusnya terjadi kalau Tuhan sudah berkendak, tanpa campur tangan manusiapun pasti akan terjadi." kepala papi Winata manggut-manggut dengan tangan masih didagu.

"Sigit.... sigit... dasar anak keras kepala, susah diatur, mungkin beginilah cara Tuhan mengingatkanmu." kembali ucap papi Winata sambil senyum-senyum kearah mami Lia, Istrinya.

"Mi... sekarang tugas mami mempersiapkan keperluan buat besok pagi, seadanya saja karena waktunya mendesak. Kita kesana selesai shalat shubuh langsung berangkat biar tidak kesiangan acaranya." penjelasan papi Winata ke istrinya dengan beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Baik pi, dengan senang hati mami mempersiapkan semuanya sekarang." dengan mata berbinar-binar istrinya menyetujui perintahnya.

"Ayo Gun kita berangkat ke rumah Burhan sekarang membicarakan masalah ini secepatnya, setelah itu kita menemui orang tuanya." papi Winata memasukkan mesin kotak kecilnya kedalam sakunya.

"Baik pak, saya sudah menghubungi pak Burhan jika bapak mau kerumahnya sekarang."

"Bagus, kerja yang bagus, kamu bertindak cepat Gun." papi Winata tersenyum kearahnya dengan berlalu menuju parkiran mobilnya dan diikuti Gunawan dibelakangnya.

Tuuut.... tuuut..... tuuuuut....

Baru saja mobilnya keluar dari parkiran suara panggilan atas nama Sigit diHp papi Winata berbunyi.

"Sigit menelponku Gun." papi Winata tersenyum kearah asistenya.

"Halo pi ini igit." sambil tersenyum kecil papi Winata mendengarkan Sigit.

"Iya kenapa git, malam-malam begini nelpon papi." pura- pura papi Winata

diam beberapa saat

"Git.... Sigit..." papi Winata memanggil Sigit setelah beberapa saat tidak ada suara dari Sigit.

"I...iya pi, Igit....Igit.... lagi dalam masalah sekarang."

"Masalah? masalah apa maksud kamu Git?" pura-pura papi lagi.

"Panjang ceritanya pi, apa papi bisa kesini sekarang?."

"Tidak bisa kalau sekarang, papi masih di luar kota, kalau besok pagi papi bisa." jawab suara dari seberang.

"Baiklah pi besok pagi saja kalau begitu, selamat malam."

"Malam juga Git." papi mengahiri panggilan.

"ha ha ha ha ha Sigit... Sigit... ahirnya kamu menghubungi papi juga disaat ada masalah seperti ini, papi kira kamu akan tetap diam ha ha ha ha...Git... Git." didalam mobil papi kembali tertawa lepas mengingat anak keduanya yang begitu keras kepalanya dari dulu.

❄❄❄

Di rumah pak Lurah, ruang rawat.

"Bagaimana keadaannya gadis ini dok, apa sudah ada perkembangannya?." tanya pak Lurah.

"Alhamdulillah keadaannya sudah agak membaik, darahnya sudah mau berhenti pak lurah." jawab dokter Susan.

"Syukur Alhamdulillah kalau begitu, tolong berikan perawatan dan obat yang terbaik untuknya dok. supaya cepat siuman, dan besok pagi biar bisa mengikuti acaranya." kata pak Lurah.

"Itu semua tergantung dari fisiknya pak, kalau tubuhnysa bisa cepat merespon dari obat yang saya berikan, maka diapun akan cepat siuman pak." jelas dokter Susan.

"Yeaaah.... kita doakan saja mudah-mudahan dia cepat siuaman."

"ya pak mudah-mudahan saja."

❄❄❄

Di kamar tamu.

Malam semakin larut, hanya suara jangkrik yang bernyanyi nyaring. Lelah dan kantuk sudah jelas menghampirinya, namun tetap saja Sigit tidak bisa memejamkan matanya, dia hanya membolak-balikkan tubuhnya, kekanan dan kekiri, tidak tenang dengan fikirannya saat ini.

.

.

.

.

. Bersambung...🤗🤗

Jangan lupa divote ya💖💖💖

dan komen teratur sesudah membacanya.

Saranghe...💞💞

Terpopuler

Comments

Jopie Pulumahuny

Jopie Pulumahuny

lanjut thor ,,,

2022-04-13

0

yanti ryanti

yanti ryanti

owh,,,,gitu toh cerita nya

2022-03-15

0

Opung Boru Caroline

Opung Boru Caroline

rupanya sigit anak pembangkang ya.makanya papinya senang sigit dapat masalah biar berubah

2021-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139 Penyesalan Renaldi
140 Part 140 Brian mendadak sakit
141 Part 141 Kepergian Brian
142 Part 142 Berduka
143 Part 143 Tangisan Tengah Malam
144 Part 144. Bram kembali
145 Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146 Part 146. Tania
147 Part 147. Pertempuran mengesankan
148 148. I love you more than you know.
149 Part 149. Sikap aneh Renaldi
150 Part 150. Apa? Aku hilang?
151 Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152 Part 152. Rencana Sigit 1
153 Part 153. Rencana Sigit 2
154 Part 154 Halusinasi
155 Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156 Part 156. Lebah Betina
157 Part 157. Hadiah istimewa
158 Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159 Part 159. Di Pusat belanjaan
160 Part 160. Bertemu masa lalu
161 Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162 Part 162. Cuma drama
163 Part 163. Luka tak berdarah
164 Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165 Part 165. Rasa kasihan.
166 166. Kesibukan Renaldi
167 Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168 168. Sebuah keputusan
169 169. Aksi Sebuah Rencana
170 170. Aku sudah ada yang punya
171 171. Pasangan Baru
172 172. Maafkan aku
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Part 1
2
part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139 Penyesalan Renaldi
140
Part 140 Brian mendadak sakit
141
Part 141 Kepergian Brian
142
Part 142 Berduka
143
Part 143 Tangisan Tengah Malam
144
Part 144. Bram kembali
145
Part 145. Pertemuan yang mengharukan
146
Part 146. Tania
147
Part 147. Pertempuran mengesankan
148
148. I love you more than you know.
149
Part 149. Sikap aneh Renaldi
150
Part 150. Apa? Aku hilang?
151
Part 151. Sorry sudah merusak hari baikmu.
152
Part 152. Rencana Sigit 1
153
Part 153. Rencana Sigit 2
154
Part 154 Halusinasi
155
Part 155 Halu yang jadi kenyataan
156
Part 156. Lebah Betina
157
Part 157. Hadiah istimewa
158
Part 158. Terungkapnya kisah lama Tania
159
Part 159. Di Pusat belanjaan
160
Part 160. Bertemu masa lalu
161
Part 161. Masa lalu biarlah berlalu
162
Part 162. Cuma drama
163
Part 163. Luka tak berdarah
164
Part 164. Cinta boleh tolol jangan
165
Part 165. Rasa kasihan.
166
166. Kesibukan Renaldi
167
Part 167. Sebuah kabar tentang Tommy
168
168. Sebuah keputusan
169
169. Aksi Sebuah Rencana
170
170. Aku sudah ada yang punya
171
171. Pasangan Baru
172
172. Maafkan aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!