Cinta Norak Naura
"Cepetan dong Rik, aku penasaran nih. Semoga aja kita bisa satu kelas." teriak Naura menarik tangan Rika sahabatnya.
Naura Permata, gadis cantik nan periang yang kini baru berusia enam belas tahun. Hari ini Naura dan Rika berangkat pagi sekali ke sekolah karena akan ada pengumuman pembagian kelas.
Sejak masuk SMA, Naura dan Rika tak bisa satu kelas. Kali ini saat kenaikan kelas dua, keduanya mengambil jurusan IPS. Keduanya sangat berharap bisa satu kelas.
Keduanya tiba di papan pengumuman sekolah.
"Cepetan Rik, cari namaku. Ingat Naura Permata ya..."
"Iya...iya Norak Permata." balas Rika cekikikan.
"Sialan..."
"Nih liat aku nemu nama kamu di kelas sebelas IPS satu."
"Mana-mana, cepetan liat abjad R, siapa tau ada nama Rika Rahim."
"Woy, namaku Rika Mentari. Enak aja main ganti-ganti."
"Hahahaha iya-iya, siapa tau aja kan kamu bisa dapat jodoh namanya Rhoma Irama."
"Jadi Ratu Dangdut dong aku. Hahaha."
Keduanya tampak tertawa sambil terus mencari nama Rika.
"Horee ketemu." teriak Rika.
"Mana mana?" tanya Naura.
"Nih... kita satu kelas." ucap Rika girang.
"Akhirnya kita bisa satu kelas juga ya. Perlu potong ayam tiga ekor nih buat syukuran." balas Naura.
Keduanya kembali tertawa cekikikan.
"Eehh Rik, bentar dulu. Lihat deh nama ini lucu banget. Kamu kenal gak orangnya." tanya Naura.
Naura menunjuk sebuah nama bertuliskan Langit Ramadhan.
"Gak tau Ra, mungkin aja anak baru." jawab Rika.
"Iya kali ya, soalnya siswa mana sih yang aku gak tau dan tentunya mereka semua pasti kenal aku." ucap Naura menyombongkan diri.
"Jelas aja, siapa juga yang gak kenal si Norak Permata. Siswi paling narsis di sekolah ini." balas Rika cekikikan.
"Woy, Naura bukan Norak." ucap Naura menoel kepala Rika.
Kedua sahabat itu kemudian menuju ruangan kelas baru mereka.
"Ra, kita duduk dimana nih? Paling depan, di tengah-tengah, atau paling belakang?" tanya Rika.
"Emmm kalau paling depan, gak enak sama pak guru. Nanti pangling lihat pesona Naura sang primadona sekolah. Kalau duduk paling belakang takutnya gak bisa konsen belajarnya, biar gimanapun aku ini kan murid yang cerdas."
"Mulai lagi nih anak." balas Rika menyenggol Naura. "Gimana kalau kita duduk disini aja." lanjut Rika menunjuk bangku barisan kedua di tengah-tengah.
"Setuju. Kalau duduk disini segala penjuru kelas bisa lihat pesonaku." balas Naura.
"Ya Tuhan kenapa aku bisa punya teman seperti dia ya." celetuk Rika.
Naura hanya tertawa kemudian keduanya duduk di bangku pilihan mereka. Tak lama satu persatu siswa mulai masuk kelas.
"Rik, kira-kira yang namanya Langit itu ganteng gak ya?"
"Gak tau Ra, mungkin aja cowok itu namanya Langit." balas Rika menunjuk seorang siswa berkacamata.
"Iiiihhh..." seru Naura geli.
"Ra temenin ke toilet yuk, kebelet nih."
"Yaa elaahh ke toilet pake ditemenin segala. Gak sekalian aku cebokin." ucap Naura.
Rika hanya cekikikan kemudian menarik Naura. Keduanya kemudian berlari menuju toilet, tak lupa keduanya meninggalkan tas mereka diatas meja. Sebagai tanda agar tidak ada siswa lain yang akan mengambil tempat duduk mereka.
Setelah keduanya kembali ke kelas, semua siswa lain tengah duduk rapi mendengarkan arahan seorang guru laki-laki.
"Selamat pagi semuanya, saya pak Rudi Satria wali kelas kalian. Hari ini langsung saja kita akan adakan pemilihan ketua kelas melalui vote." ucap pak Rudi seorang guru bertubuh tambun.
"Untuk kandidatnya bapak tunjuk Andika Putra dan Langit Ramadhan. Ayo Andika dan Langit maju kedepan agar teman-teman yang lain bisa mengenali wajah kalian. Karena bapak yakin banyak dari kalian yang belum saling mengenal." lanjut pak Rudi.
"Rik, Rik coba tebak yang mana namanya Langit." ucap Naura.
"Woy kalau manggil itu yang lengkap. Jangan rik rik aja, kamu pikir aku itu jangkrik apa." balas Rika manyun.
"Yaa elah Rika, gitu aja ngambek. Ia deh maaf maaf."
Andika dan Langit lalu maju kedepan sesuai perintah pak Rudi. Mata Naura tampak tak berkedip memandangi Langit.
"Maka nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?" ucap Naura lirih.
"Ehh eehh tahan tuh mulut, iler kamu netes tuh." timpal Rika.
Dengan cepat Naura menutup mulutnya dan mengelap ujung bibirnya. Rika tertawa geli melihat tingkah sahabatnya itu.
"Perkenalkan semuanya, nama saya Andika Putra gak kalah ganteng dari Andika Pratama." ucap siswa berambut cepak itu.
"Andika Pratama dari mananya, kamu itu lebih pantesnya dimiripin sama Andika Kangen Band." celetuk Naura.
"Gak apa-apa deh jadi Andika Kangen Band, asal kamu mau jadi Yolanda-ku." balas Andika.
"Iiihh ogah." jawab Naura.
Semua siswa tertawa termasuk pak Rudi.
"Sudah-sudah, sekarang lanjut. Dia ini namanya Langit Ramadhan, murid baru masuk saat kenaikan kelas dua. Pindahan dari kota sebelah. Bapak lihat sepertinya dia cocok jadi kandidat ketua kelas melawan juara bertahan Andika Putra yang sudah sering jadi ketua kelas." ucap pak Rudi.
Setelah dilakukan vote terpilihlah Langit sebagai ketua kelas. Namun tanpa disangka Langit memilih mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua kelas.
"Maaf pak, saya merasa gak cocok jadi ketua kelas. Lebih baik jabatan ini kasih ke Andika aja pak. Sekali lagi maaf pak." ucap Langit kemudian memilih kembali duduk ke bangkunya di paling belakang.
"Tuh anak kenapa ya Ra, kelihatannya cuek banget." ucap Rika.
"Bukan cuek, tapi cool Rik. Kamu gak lihat gimana gantengnya dia. Senyumnya itu loh Rik, masyaallah meleleh."
"Uuuu dasar, naksir ya?"
"Kayaknya ini yang namanya cinta pada pandangan pertama Rik."
"Uuuh dulu juga saat pertama kali lihat Lee Min Ho di tivi kamu bilang jatuh cinta pada pandangan pertama." balas Rika.
"Ini beda Rik, Lee Min Ho itu cinta pertamaku di dunia halu. Langit ini cinta pertamaku didunia nyata."
"Dasar halu." seru Rika.
Keduanya tertawa tanpa menghiraukan ucapan pak Rudi.
"Kalian semua pasti sudah mengenal si cantik Naura Permata, bapak akan menunjuk dia sebagai sekretaris kelas." ucap Pak Rudi.
"Siapa juga yang gak kenal si Norak Permata itu Pak. Semua orang disekolah ini pasti kenal dia Pak. Secara Norak itu murid paling eksis disekolah ini." ucap salah seorang siswa bernama Rizal.
"Eeehh Panjul namaku Naura bukan Norak." balas Naura garang.
Semua siswa tertawa.
"Maaf Pak, Naura lebih baik jadi bendahara aja. Dia lebih cocok jadi bendahara, karena gak akan ada yang berani nunggak iuran kas kelas kalau ditagih Naura. Secara Naura itu orangnya galak pak." ujar Andika.
Naura memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Andika.
"Baiklah, kalau begitu bapak putuskan Andika jadi ketua kelas, Langit jadi wakilnya, Naura bendahara, dan sebagai sektretaris bapak tunjuk Rika." ucap pak Rudi.
Semua siswa setuju, sementara Langit tampak biasa-biasa saja.
Langit Ramadhan, siswa laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi. Alisnya tebal dengan mata agak sipit serta potongan rambutnya yang kekinian membuat dirinya terlihat seperti oppa-oppa korea sehingga menjadi idola dikalangan para siswi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yully 🪐🌙
critanya kocak😊👍
2021-06-09
1
Nadia Fitri
jjj
2021-04-18
0
Qori Il Qori
baru mampir sepertinya seru uuu ...
lanjut ah
2021-04-17
0