NAFAN (Nai And Efan)

NAFAN (Nai And Efan)

Kembali bersama Bab 1

Embusan angin menerpa bumi ini,terukir senyum matahari menampakan sinarnya

Kicau burung bersautan memulai hari, hari yang penuh akan harapan dan tantangan seraya berharap hari ini lebih baik dari kemarin.

SMA Bintang.

Sekolah dengan taraf internasional dengan fasilitas lengkap untuk mengasah kemampuan murid-murid nya. Disini siswa tidak saja di tuntut untuk unggul dalam hal prestasi akademik saja disini juga mereka mampu menyalurkan bakat mereka seperti; melukis, bermusik, basket, dan sebagainya. Setiap tahun banyak orang tua yang mendaftarkan putra putrinya di sekolah ini karena alasan itu dan juga kasus bullying di sekolah ini terkenal rendah itu sebabnya para orang tua sangat senang putra putrinya bersekolah disini.

Seorang gadis berjalan di koridor

dengan langkah kaki yang anggun senyum yang sangat manis selalu ia tunjukkan. Orang-orang yang berpapasan dengannya juga selalu ramah padanya dan tak sungkan membalas senyumannya.

NAISHILLA RAHMA atau biasa dipanggil NAI. Gadis berparas cantik dan terkenal akan kepintarannya dan ramah dengan semua orang. Kecantikan Nai mampu membuat para kaum Adam terpesona, bahkan kakak kelas pun berlomba-lomba mendapatkan hati seorang Naishilla namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuat hati Nai luluh.

Langkah kakinya mulai pelan saat mendekati ruang kelasnya,11A. Nai  pun masuk dengan senyum yang seakan tak akan pernah hilang dari wajah cantiknya.

"Hi,Nai." sapa Fredi ketua kelas sambil mengisi daftar absen.

Nai tersenyum sekilas ke arah Fredi dan berjalan menuju tempat duduknya dan semeja dengan sahabatnya yang sedang menulis dengan wajah masam.

"Belum ngerjain lagi?" tanya Nai saat melihat sahabatnya tengah mengerjakan PR.

"Eh? elo Nai, hehehe belum. Pinjam buku PR elo dong, please?" pintanya dengan wajah yang memelas dan langsung mendapat tatapan tak mengenakan dari Nai.

"Enak aja! sono elo kerjain sendiri! Semalam elo ngapain aja Amanda?!"

Kesal Nai dan langsung membuat sahabatnya memanyunkan bibirnya.

AMANDA AUREN, teman Nai yang biasa di panggil Manda, mereka bertemu di hari pertama pendaftar murid baru dan di saat itu lah persahabatan mereka terjalin dan sampai sekarang.

Manda gadis tomboy suka tidur di kelas dan hobi bermain basket,dari banyaknya teman Nai cuma Manda lah yang Nai yang anggap sebagai saudara kandung nya sendiri yah walau kepribadian mereka berdua sangat lah berbeda jauh,

namun mereka saling melengkapi.

"Hehe biasa gue habis main PS sama kakak." tanpa wajah berdosa Manda mengatakan itu. Nai hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah Manda.

"Main PS sih boleh-boleh saja, Tapi kerjain PR dulu kali!"

"Sorry, abis seru sih." Ucapnya seakan meledek Nai yang selalu bertingkah seperti layaknya seorang kakak.

"Dasar elo kebiasaan."

Ucap Nai sambil menggeleng kan kepalanya,menurutnya kebiasaan Amanda itu sulit di hilangkan.

07.30.

Tak lama bel masuk berbunyi seorang guru perempuan yang masih terlihat muda memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Bu."

"Oh ya sebelum kita memulai pelajaran nya ibu akan perkenalkan kalian dengan teman baru kalian."

Seru riuh "penghuni" kelas ini pun tak kalah riuh seperti di stadion GBK, ya semua pada penasaran dengan murid baru yang akan menjadi teman baru di kelas mereka.

"Dia pindahan dari Jakarta,nak Efan silakan masuk!"

Semua mata terfokus kearah pintu seorang cowok berbadan tegap dan visual tampan membuat seisi ruangan menganga karena ketampanannya.

"Halo nama ku EFAN ERLANGGA panggil saja Efan aku pindahan dari Jakarta mohon bantuan nya untuk beradaptasi disini." ucap Efan dengan diakhiri dengan senyum yang menawan dan membuat para hawa "meleleh" kecuali Nai dan Manda yang melihat Efan biasa saja.

"Efan kamu duduk di sebelah Erik."

Sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Erik. Efan melihat ke arah Erik dan sepintas melihat kearah Nai.

"Sini Fan!" ucap Erik dengan ramah, Efan pung mengangguk lantas mulai berjalan menuju tempat duduknya dan pandangan kagum mengikutinya sampai dirinya duduk di kursi.

"Semoga kamu cepat beradaptasi dengan sekolah baru mu, Efan. Oke semuanya, ibu akan mulai pelajarannya, sekarang buka buku kalian halaman 50!"

"Baik bu."

Nai melihat kearah Efan dengan tatapan mata yang tidak bisa di artikan dan saat Nai masih memandang Efan, Efan menoleh dengan senyum mengejek dan membuat Nai melengos di buatnya. Amanda hanya mengernyitkan keningnya melihat tingkah Nai yang menurutnya aneh.

Pelajaran IPA pun dimulai semua murid mengikuti pelajaran dengan tertib,semua yang diajarkan mis Rama pun dengan mudah diterima oleh murid.

09.00

Bel istirahat berbunyi menandakan kalau pelajaran Mis Rama sudah berakhir.

"Ok,semuanya pelajaran saya sudah selesai dan selamat beristirahat." Setelah Mis Rama keluar kelas, para siswa nya langsung berebut keluar kelas sehingga pintu kelas terasa mau jebol karena hanya satu sisi pintu yang terbuka.

Erik sebagai ketu kelas merasa malu punya "anak buah" yang rusuh terlebih ada murid baru di kelasnya dan satu meja dengannya.

"Efan, elo mau ikut ke kantin? Sekalian gue ajak elo keliling sekolah ini? mau ngga?" ajak Erik dengan ramah, sebagai ketua kelas dirinya bertanggung jawab untuk membuat Efan yang baru pindah merasa tidak di asing kan.

"Tidak, terima kasih. Gue masih ingin dikelas." tolak Efan halus dan membuat Erik mengangguk.

"Oke terserah, elo. Kalau elo berubah pikiran, tanyakan saja sama mereka kantinnya." ucap Erik sembari menunjuk Nai dan Amanda dengan dagunya. Efan mengikuti arah yang ditunjuk dagu Erik dan tersenyum tipis saat melihat Nai.

"Gue tinggal."

"Iya."

Setelah Erik keluar, Efan pun bangkit dari duduknya, berjalan menuju meja Nai dan Manda. Manda mengerutkan dahinya saat melihat Efan si anak baru duduk di kursi depan mereka.

"My baby." ucap Efan sembari mengacak-acak poni dan membuat Manda terkejut dibuatnya terlebih Nai tidak marah atau pun apa. Hanya diam dan menatap datar Efan.

"Kenapa? kamu marah? ngga suka aku disini atau kamu su---."

"Kenapa ngga bilang semalam?" potong Nai sebelum Efan selesai bicara. Efan tersenyum tipis, gadisnya memang tak berubah sedikit pun.

"Sengaja, biar kamu terkejut ya secara kejutan kan ngga bilang-bilang." ucap Efan meledek. Sekarang wajah Nai kini terlihat kesal. Efan tidak perduli dengan itu bahkan Efan meledek Nai dengan menjulurkan lidahnya.

"Nyebelin!"

"Ngga nyebelin nggak ngangenin."

"Ih!" Nai langsung mencubit lengan Efan dengan kuat sehingga Efan mengaduh.

"Siapa suruh ngeselin!" sewot Nai.

"Iya maaf."

"Ehmm, Gue masih ada disini dan gue butuh penjelasan." ucap Manda yang dari tadi menjadi obat nyamuk dan di buat bingung dengan kemesraan dan keakraban mereka berdua. Nai dan Efan seakan terbawa ke dunia mereka sendiri tanpa menyadari ada manusia lain di dekat mereka.

"Eh?"

Keduanya menoleh kearah Manda yang tengah membolak-balik bukunya. Nai yang tadi "melupakan" Manda kini tersadar.

"Sorry Da, ini Efan dia pacar gue, dia tinggal di Jakarta, di yang waktu itu gue ceritain dan gue nggak tahu dipindah kesini."

Sambil mencubit lengan Efan dengan gemasnya.

"Aww.. Sakit sayang. Masa aku sudah jauh-jauh pindah ke sini demi kamu masa ngga dihargai sih? bilang makasih kek apa kek, jahat banget sih sayang ku malah di cubit." ucap Efan seakan menahan gemas.

"Oh." Manda hanya ber"o"ria.

Di sisih lain Manda menilai Efan sebagai cowok yang sangat sempurna, ya itu bisa di lihat saat menatap Nai dan rela pindah sekolah ke sini.

"Ia sayang makasih, oh ya Kamu pindah kapan??"

"Kemarin,Papa juga ada pekerjaan disini jadinya pindah semua.."

"Terus sekolah..."

"Aku bertemu Ayah Kamu dan dia ngasih tau kalo sayang ku sekolah disini, ya Aku pindah aja kesini dan Aku nggak tahu satu kelas sama Kamu dan Kamu tahu apa yang sepesial?"

"Apa?"

"Ternyata kita udah di takdirkan bersama, Tuhan tlah menyatukan kita dan Aku bisa jagain Kamu"

Nai tersenyum mendengar perkataan Efan, Efan mengalihkan pandangan ke arah Manda, cewek yang kelihatannya tomboy.

"Eh, gue Efan dan maaf baru nyapa elo"

Ucap Efan dengan ramahnya dan membuat Manda tersenyum canggung.

"Gue Manda, emm nggak pa-pa kok, toh kalian pasti udah lama nggak ketemu?"

Jawab Manda dengan nada sedikit merasa tidak enak harusnya dia sudah pergi dari tadi dan membiarkan mereka berdua dan juga sebagai JONES, Manda merasa iri dan itu lah nasib jones jadi obat nyamuk😩😖.

"Kalau nggak salah kita ke temu tiga bulan lalu yakan Nai?"

"Mmm... Kayaknya sih ia, Fan kamu mau nggak main ke rumah?"

Tanya Nai tapi sepertinya ia sedang meminta Efan untuk ke rumah.

"Ya mau lah, kita buat ke jutan buat Mama kamu sekalian nganter Kamu pulang"

"Sip, emm Fan Kamu bisa sekalian antar Manda yah, satu arah kok?"

Tak perlu waktu lama untuk menunggu jawaban Efan karena bagi Efan ke inginan Nai adalah perintah untuknya.

"Ya bisa lah, apa sih yang nggak buat Kamu"

"Makasih tapi Kamu bawa mobilkan?"

"Ia tapi Manda mau nggak?"

Efan mengalihkan pandangan ke arah Manda begitu juga Nai.

"Gimana Da? Elo maukan?"

Tanya Nai, tapi sepertinya Manda ragu untuk menerima ajakan pulang bareng mereka, namun melihat tatapan Nai tidak enak juga kalau menolak.

"Emm, kalau nggak ngerepotin sih mau"

"Ya nggak lah"

"Makasih Fan"

"Kalian laper nggak sih? Kantin yuk"

Ajak Efan ke pada dua gadis di depannya.

"Kamu lapar? ya udah ayo Da"

"Hah? Gue ikut?"

"Ya ia lah!"

"Nggak ganggu kalian?"

Tanya Manda memastikan kalau kehadirannya tidak mengganggu mereka.

"Nggaklah!!"

Ucap Nai dan Efan kompak dan membuat Manda tersenyum senang dan berharap Nai tidak mengurangi waktu untuk bermain dengannya.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin dengan Nai yang di tengah, semua mata memandang mereka terutama Efan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya dan ke gantengan Efan membuat para wanita " meleleh" di buatnya.

"Eh..."

Tiba-tiba Efan menggengam tangan kanan Nai dengan eratnya.

Siswa dikoridor menatap dengan shock dan aneh anak baru bergandengan dengan gadis yang jadi rebutan di kalangan murid laki-laki.

....*****.....

Waktu terus ber putar, sekolah ini pun menutup aktivitasnya semua siswa bergegas pulang.

Efan,Nai dan Manda berjalan menuju parkiran sekolah dari ke jauha mobil mewah milik Efan sudah terlihat jelas.

"Ayo masuk!"

Ajak Efan ke dua gadis cantik ini, Nai duduk di samping Efan sepanjang jalan mereka bertiga saling bergurau Manda pun sudah mulai akrab dengan Efan yang menurut Manda sangat ramah.

Perjalanan pulang pun terasa singkat dan tak terasa mobil Efan sudah berada di depan rumah Manda.

"Fan berhenti disini!"

"Oke"

Manda pun turun dari mobil Efan.

"Thank yah, ketemu lagi besok"

"Ya, dah"

Mereka bertiga saling melambaikan tangan, Manda menunggu mobil Efan beranjak dari depan rumahnya, setelah mobil Efan sudah jauh Manda baru masuk ke dalam rumah.

......***".....

Hanya butuh waktu 10 menit dari rumah Manda mobil Efan sudah berada di depan rumah Nai saptam rumah Nai membuka pintu gerbang untuk mobil Efan.

"Ayo Fan.."

Efan mengikuti lagkah Nai memasuki rumah mewah dengan disain yang sangat indah.

"Mama, Mama dimana? Nai punya kejutan buat Mama!! Cepat ke sini!!"

"Ia sayang ada apa?"

Suara Mama Nai dari arah tangga dan sedetik itupun terukir senyum di wajah Mama Nai saat melihat Efan yang sudah duduk manis di sofa ruang tenggah. Efan yang melihat Mama Nai mendekat langsung berdiri dari wajahnya sih Mama Nai terlihat senang Efan di sini.

"Nak Efan..?? Ya ampun kamu kapan datang..?kok seragam ya sama seperti Nai?"

Pertanyaan yang bertubi- tubi dari mama Nai membuat Efan bingung harus menjawab yang mana dulu.

"Udah Mah jangan tanya terus mending buatin kita makan siang kita laper.."

Ujar Nai memohon,dan di angguki oleh Efan.

"Ya tante Efan laper,lagi pula Efan kangen masakkan Tante.."

"Ya sudah kalian tunggu disini, Nai kamu ganti baju sanah.!"

"Ia Mah.."

Nai langsung berjalan menuju kamarnya yang di lantai atas.

"Fan.."

"Ia tante.."

"Kamu mau tante masakin apa.?"

"Terserah Tante saja.."

"Ya sudah Tante masakin.."

Mama Nai berjalan menuju dapur meninggalkan Efan untuk memasak makan siang.

🌸Kamar Nai

Wajah Nai masih berseri-seri dan di bibirnya masih terukir senyuman.

Nai mengganti baju sekolah kebanggaan nya dengan baju santai dan terlihat jelas kalau dia sangat senang.

"Gue seneng baget, gue mimpi apa yah semalem.?"

Nai sekarang sudah berganti baju dengan atasan kaos tanpa lengan dan celana jens pendek dan bergegas menuju ruang tamu

🌸Ruang tamu

Efan hanya bermain HP dan sesekali melihat kamar Nai yang berada di lantai atas sebelah tangga dan tak lama daun pintu bergerak dari dalam kamar Nai muncul dengan senyum manisnya dan membuat Efan berdecak kagum akan ke cantikan malaikat penjaga hatinya yang sekarang sedang berjalan menuruni tangga.

Nai langsung menghampiri Efan, pandanga mata mereka yang saling menatap mengisaratkan kerinduan yang mendalam.

3 tahun lamanya mereka menyatukan hati walau pun sebagain bahkan lebih dari itu waktu harus dilalui dengan LDR yang sangat menyiksa dan rapuh akan pengkhianatan. Tapi cinta yang kuat di hati mereka lah yang membuat hubungan mereka masih bertahan sampai sekarang dan sudah mendapat restu dari orang tua mereka.

"Nai"

Efan bangkit dari duduknya untuk menghampiri Nai yang sudah dekat dengan tempatnya tadi.

"Hmm"

"Gue kagen banget sama Kamu"

Efan langsung memeluk Nai dengan erat mencurahkan semua rasa yang ia pendam selama ini.

"Aku juga"

Nai pun membalas pelukan

Efan, Efan merasakan bahunya mulai basah akibat air mata Nai yang mengalir deras.

"Nai, Kamu kenapa?"

Efan melepas pelukannya dan membelai lembut wajah Nai dan menyeka air mata Nai yang membasaih pipinya, Nai tersenyum mengisaratkan bahwa dia tidak apa-apa namun Efan tetap merasa khawatir.

"Sayang kamu jangan menangis yah air matamu membuat dadaku sesak, Aku sudah disini dan akan terus ada buat Kamu selamanya, jadi jangan menangis lagi yah?"

Pinta Efan dengan lembutnya, Nai mengangguk dengan senyum yang sangat menenangkan.

Kecupan bibir Efan mendarat lembut di kening Nai, Nai merasa sangat bahagia dan merasakan ketenangan didalam hatinya.

"Aku sayang sama Kamu Fan dan Aku selalu percaya sama Kamu"

Ucap Nai dengan sangat penuh makna dan..... Seketika itu Efan mematung sedetik dua detik Efan perlahan menyentuh bibirnya yang tadi dikecup Nai sedang kan Nai pergi membantu mamanya memasak. Nai masih tersenyum simpul akan kejadian barusan dan masih heran dengan tindakannya yang berani itu.

Dapur.

"Mah Nai bantu apa?"

"Kamu siapin saja meja makan nya"

"Oke Mah"

Nai pun meletakan piring dan alat makan yang lainnya. Tangan Nai mulai menata makanan yang sudah matang.

"Nai panggil Efan gih..!!"

"Ia ma"

Nai pun berjalan menuju ruang tenggah, jelas terlihat sosok Efan yang sedang asik melihat foto yang ada di lemari hias ruang tenggah, Efan yang menyadari kedatangan Nai masih asik melihat foto tanpa meperdulikan kedatangan Nai.Nai pun sudah berada tepat dibelakang Efan .

"Fan makan yuk..?"

Efan masih tidak bergeming.

"Efan.. Fan.."

Mencoba dengan nada yang lebih tinggi sembari melangkah lebih dekat Efan tersenyum melihat bayangan Nai yang semakin dekat.

"Fan.."

Nai mau menyentuh bahu cowok didepannya tapi sebelum tangan Nai sampai ke bahu Efan,Efan berbalik dan langsung mencium tepat dibibir merah Nai.

Suhu tubuh Nai mulai memanas jantung nya berdetak dengan cepat membuat pipinya memerah sedang kan Efan memejamkan matanya,

"Ehmm.."

Dehem Nai membuat Efan melepaskan bibirnya, dan mata Efan disambut tatapan tak enak dari Nai.

"Kenapa? Bukannya elo yang mulai yah?"

Ucap Efan sambil memainkan alis matanya Efan seperti menggoda Nai.

"Ya tapi tadikan gue cuma sebentar,nah lo..?? Sudah lah mama nyuruh kemeja makan semua sudah siap"

"Loh nggak marah kan.?"

Nai hanya diam membisu dan mulai berjalan meninggalkan Efan.

"Masa colon istri Aku ngambek terus sih ..nanti tambah cantik kalo ngambek terus?"

"Nai.."

Gadis ini masih tidak memperdulikannya. Efan pun mendekat dan langsung menarik Nai kepelukan nya, Nai yang kaget hanya membiarkannya toh dia pun tidak marah hanya ingin menjahili kekasihnya ini.

"Nai calon istriku yang aku sayang dan aku cintai jangan ngambek yah.."

"Emang mau kamu sama aku tinggah aku kan masih seperti anak kecil?"

Tanya Nai yang masih di dalam pelukan Efan.

"Mau Aku lamar Kamu dan selesai sekolah kita nikah?"

Mendengar itu Nai langsung melepaskan pelukan Efan dan menatap mata Efan dengan seksama meminta kejujuran dari perkataan Efan barusan.

Seakan Efan tahu apa yang di inginkan kekasihnya, Efan mengangguk dengan mantap sedetik itupun Nai memeluk Efan dengan eratnya Efan pun membalas pelukan itu

.... Meja makan...

"Ayo kalian cepet duduk ...."

"Wah Tante kayak nya enak nih.."

"Nai ayo ambil nasinya buat Efan..!! Itung -itung latihan jadi istri yang baik.."

"Apaan sih mah..!??"

Nai sambil tersipu malu, Mamanya ini benar-benar bisa saja menggodanya.

"Ayo sayang mana nasinya ...??"

Ujar Efan dengan nada jahil nya dan mengangkat piring.

"Ya"

Nai meraih piring Efan dan mengambil nasi dengan porsi banyak, Efan yang melihat langsung perotes.

"Nai udah itu kebanyakan!"

"Ini dikit Fan"

Nai meletakan kembali piring Efan.

"Tante"

Rengek Efan ke Mama Nai namun sepertinya yang di panggil malah tersenyum.

"Udah pasti habis kok, Tante udah masak banyak buat kamu habiskan yah..!"

"Yaudah"

pasrah Efan dan membuat Nai dan mamanya tersenyum.

Makan siang terasa begitu nikmat pembicaraan ringan menemani makan siang mereka

"Fan.. Kamu tinggal dimana?"

"Di perumahan alam raya tan..."

"Mmm.. Berarti dekat dong bisa main kesini terus dong"

"Yah kalo boleh sih..??"

"Ya boleh banget dong... Masa calon menatu nggak boleh main sih"

"Mah..mama ngomong apa sih.?"

"Kenapa Nai elo nggak suka..?? Ya udah Aku pulang Tante makasih makanannya.."

Efan berdiri dari duduknya dengan perasaan yang tidak karuan. Semua yang ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan Nai kekasihnya sepertinya tidak menginginkan kehadiran nya.

"Gue cuma bercanda"

Menyadari Efan yang sepertinya ngambek Nai mengatakan itu.

"Nggak lucu aku pulang aja.."

Efan mulai berjalan menuju keluar meninggalkan Nai dan mama, raut wajah Nai melihatkan rasa bersalah nya.

"Nai kamu susul Efan gih!"

"Ia mah.."

Nai berlari menyusul Efan yang sudah berada di pepan rumahnya.

"Fan Efan.. Tunggu...!!! Jangan marah dong...Efan... Elo dimana?

Loh ko nggak ada...???..Efan..!!"

Didepan rumah Nai tidak ada siapa-siapa mobil Efan masih terparkir di depan rumah namun pemiliknya entah kemana.

Nai menenggok kanan kiri tapi Efan tidak ada.

"Efan kemana sih.."

Bingung Nai sambil menggigit kuku ibu jarinya.

"Hay kenapa...?nyariin yah ...???

Makannya jangan bercanda terus.."

Pelukkan Efan dari belakang menggangetkan Nai dan kecupan hangat Efan mendarat di pucak kepala Nai.

"Ya maaf"

"Ya udah gue pulang yah udah sore, besok gue jemput..."

"Hmm..hati-hati yah.."

"Ia sayang.."

Cup..

Nai mengecup Pipi kanan Efan, Efan membalas perlakuan Nai dengan mengacak-acak poni Nai.

Efan berjalan menuju ke mobilnya setelah melambaikan tangan ke arah Nai sekilas Efan pun masuk ke dalam mobil, seperginya mobil Efan, Nai pun masuk ke dalam rumah.

.....****...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!