Mini konser Nai

Di belakang sekolah Manda sendiri pikirannya kacau.

"Kalah.... Gue nggak mau kalah kenapa bukan gue yang jadi kapten nya sih....??? Kalau gue yang jadi kapten nya pasti menang...!!"

Manda terus saja ngomel-ngomel tidak jelas. Karena pemilihan kapten basket putri dan putra tidak sama. Kalau putri di pilih langsung oleh kapten yang lama sedang kan putra harus beradu skil basket mereka.

"Ternyata elo disini..."

Manda menoleh kebelakang sudah ada Nai yang membawakan tas nya.

"Udah jangan ngomel-ngomel mulu mending kita pulang..."

Ajak Nai tapi sepertinya Manda masih ingin di sekolah.

"Elo pulang duluan aja..! Sini tas gue thanks udah dibawain."

"Ya udah gue tinggal..."

Nai meninggalkan Manda sendiri Manda yang sudah capek ngomel memutuskan untuk berlatih dulu toh sekolah pun belum akan di tutup.

Satu jam sudah Manda berlatih keringat nya sudah membasahi wajah nya namun dia belum puas diambil nya lagi bola yang ada di samping ring. 15menit kemudian Manda membaringkan tubuhnya di lapangan tidak perduli kalau kaos nya kotor. Napas Manda masih cepat menandakan kalau dia terlalu memaksakan diri

Sengatan matahari sangat lah panas dia memejam kan matanya. Namun dirasakannya ada seorang yang sudah berdiri tepat di dekat kepalanya bayangan nya menutupi wajah Manda dan menghalau sinar matahari ke wajahnya,Manda membuka matanya dia tau persis dia siapa.

"Ngapain elo...??? Mau jadi ikan asin apa...??? Panas-panas malah tiduran disini nggak punya rumah elo hah..! Cepet bangun...!!"

Suruh Efan ke Manda

"Ia bawel..."

Manda menurut saja. Dan sekarang mereka saling berhadapan entah kenapa wajah Efan memberikan kesejukan di hati Manda. Ada apa dengan perasaan Manda...???

"Pulang....!!! nanti sore jam 4 gue ajarin elo main basket di lapangan taman dekat rumah elo..."

"Beneran Fan elo enggak bohong kan...?"

"Nggak jadi cepet pulang kalau elo telat awas elo..."

"Makasih Fan gue seneng banget...!"

Ucap Manda dengan girangnya dan memeluk Efan sekilas lantas lantas pergi meninggalkan Efan.

"Untung Nai udah pulang kalau nggak, gue nggak tau harus ngomong apa..."

****

Jam 4sore

Efan sudah ada dilapangan kompeks dekat rumah Manda

"Kemana tuh anak..?"

"Efan...!!"

Manda berlari menuju Efan dengan nafas yang tidak beraturan jujur Manda hampir telat

"Untung lari elo cepet..."

"Ia..ia gue tau... Lo mau pergikan

telat satu menit aja nggak boleh.."

"Yaudah ayo kita mulai.."

Mereka berlatih sampai lupa waktu entah mengapa ada yang beda dengan atmosfer mereka tawa mereka begitu akrab saat m

Manda terpeleset saat mau merebut bola dari Efan membuat Efan tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit sedang kan Mamda hanya mengumpati Efan yang mentertawakan nya.

"Udah Fan jangan tertawa terus gue sumpahin entar lo enggak bisa berhenti loh ketawanya..."

"Ia... Udah yuk pulang udah mau malem... "

  Efan membantu Manda berdiri.

"Besok elo latih gue lagi yah, kalau elo nggak pergi sama Nai...?"

"Ia..."

Efan mengacak puncak kepala Manda sekilas harusnya Efan tidak melakukannya karena bisa membuat baper Manda dan melukai hati seseorang dan benar saja Manda tersenyum dengan lebarnya saat Efan mulai menghilang dari pandangan nya.

"Efan..."Lirih Manda

Manda pun pulang kerumahnya dengan wajah yang masih berbunga-bunga

"Kenapa elo...??? Kesambet yah...??"

Tanya kakak Manda dan langsung memeriksa suhu tubuh adiknya.

"Apa sih elo kak..??"

"Tadi pulang sekolah udah kaya kanebo lecek sekarang senyum-senyum sendiri kaya orang gila...??"

"Apa..?tadi elo bilang apa..? Orang gila...?"

"Ia elo emang udah gila...!!!"

Sejurus itu kakak Manda langsung berlari takut di" makan", oleh adiknya.

"Kak awas elo...!!"

Manda mengejar kakak cowoknya rumah yang tadinya damai sekarang sudah jadi berantakan mereka saling melemparkan bantal sofa.

"Kalian sedang apa...??"

Suara mama meredam kerusuhan mereka.

"Enggak mah..."

"Kalian ini..!cepat mandi..!!"

"Ia mah.."

Mereka muju kamar masing-masing

........

Hari-hari dijalani seperti biasa Efan masih melatih Manda tapi Efan tidak memberitahu kepada Nai takut Nai cemburu tapi kebohongan kecil ini bisa menjadi masalah besar.

Kemarin pertandingan basket antar SMA. Pertandingan pertama Efan dan berhasil ia menangkan karena itu namanya jadi perbincangan murid dan guru diantero sekolah , dan banyak cewek yang iri terhadap Nai,namun karena Nai tidak bisa main basket ada beberapa yang tidak suka kepadanya kalau dia tidak pantas untuk Efan.

Nai berjalan derjalan dikoridor sekolah kupingnya sudah kebal akan rumpian anak-anak yang tidak punya kerjaan yang bisanya cuma menilai orang seenaknya.

Nai terus berjalan tatapanya lurus kedepan wajah yang selalu tenang. Di dengarnya suara orang yang sedang berlari menujunya namun Nai tidak menghiraukannya namun tiba-tiba...

"Hai Sayang..."

Efan berlari dan langsung merangkul bahu Nai sambil mencubit manja hidung bangir Nai.

"Sehari gue nggak ketemu elo, makin cantik aja..."

"Apaan sih Fan...!"

"Elo tau walaupun elo enggak nemenin gue kemarin saat pertandingan basket tapi gue rasain elo selalu doa-in gue,

Makasih..."

"Masa...??"

Nai melepas rangkulan Efan dan berlari menjauhi Efan. Efan pun langsung menggejar Nai, mereka kejar-kejaran menuju kekelas.

"Nai tunggu,Awas elo yah....!"

Nai menoleh ke belakang dan menjulurkan lidah nya dengan kaki yang masih berlari. Di depan kelas Efan berhasil menangkap Nai lebih tepatnya memeluk Nai dari belakang.

Semua yang di kelas menatap mereka dengan iri.

"Woy... Pacaran jangan di sini!!!"

Ucap Fredi menghentikan aktivias mereka

"Sirik aja elo, Makanya jangan jomblo terus...!!"

Ketus Efan dengan senyum jahilnya.

"Sialan elo... Oh ya elo tau hari ini ada peranyaan kecil buat elo Fan..??"

"Peranyaan apa...??"

"Enggak usah merendah elo udah tau..."

Efan sepertinya mulai tau arah pembicaraan Fredi

"Itu kan kemenangan biasa.."

"Fan itu bukan sekedar menang itu bukti kalau elo mampu jadi para most wanted adain acara kecil..."

"Gue beneran nggak tau...?"

Efan melirik Nai tapi Nai tidak merespon, Nai malah berjalan menuju mejanya.

"Dasar cewek..."

"Mau gue aduin...??"

Fredi sambil menaik turun kan alis nya.

"Re..NO!!!"

Fredi hanya terkekeh Efan pun memilih untuk kemejanya.

"Hai Da.."

"Eh elo Nai...."

"Eh by the way gimana kemaren...??"

"Kita juara dua Nai..."

"Bagus senggaknya kalian juara.."

"Ia elo bener...."

Namun tatapan Manda ke Nai sedikit berbeda. Nai pun merasakan ada yang aneh dari sahabatnya.

"Elo sakit Da...?"

"Eh enggak kok..."

"Tapi ..."

"Udah lah enggak usah elo pikirin..."

Ada apa mungkin kah Manda cemburu kalau bener itu semua harusnya tidak terjadi.

.........

Efan sekarang ada di depan kelas 12C dengan yang lain mereka semua di panggil oleh Sion. Sebenarnya dia juga disuruh oleh guru.

Guru yang disana memuji kemampuan tim Efan tapi guru juga menyuruh mereka untuk giat berlatih dan jangan dulu puas dengan yang dicapi sekarang.

"Ya sudah bapak tinggal dulu.."

Seperginya guru,Sion membubarkan mereka

"Gue enggak akan nambahin jadi kalian boleh bubar...!!"

"Ia kak.."

.........

Kantin

    sekarang Manda dan teman basketnya sedang bergurau namun seorang teman Manda membuat pernyataan yang membuat Manda tersedak

"Da... Efan itu cocok nya sama elo deh..."

"Uhuk... Elo ngomong apa sih...??"

Manda langsung meminum jusnya.

"Beneran elo di banding Nai itu beda jauh harusnya elo yang pacaran sama Efan....!"

Ucapan tersebut di angguki oleh yang lain.

"Enggak usah aneh-aneh deh elo..!"

"Eh... Itu Efan pasti dia mau nyamperin elo deh..!"

Manda menoleh ke belakang dan benar saja Efan menuju ke arahnya.

"Hai.."

"Hai Fan..."

Mereka menyambut Efan dengan senyum semanis mungkin.

"Da elo lihat Nai nggak..??"

Wajah Manda sedikit berkerut jujur sekarang dia agak sensi dengan nama Nai

"Nggak gue enggak lihat.."

Sebiasa mungkin Manda menjawab pertanyaan Efan.

"Ya udah makasih,gue mau cari Nai lagi.."

Efan pun meninggalkan mereka

"Da harusnya elo ngaca deh."

"Kenapa..? Ada saos...??"

"Bukan elo harus lihat muka elo tadi sepertinya elo cemburu deh..."

"Auah.....!!!Kita cabut yuk..."

Ajak Manda mengalihkan topik pembicaraan yang tidak Manda sukai. Semua pun menggikuti Manda.

............

Efan mencari Nai hampir kepenjuru sekolah di kelas Nai tidak ada hanya satu tempat yang belum yaitu tama benar  saja Nai sedang duduk di kursi mata nya terpejam menikmati hembusan angin yang menerpa wajah nya dan tidak menyadari kedatangan Efan, Efan pun berlutut di depan Nai matanya masih terpejam, Efan meraih kedua tangan Nai,Nai yang merasakan ada yang menggengam tangannya pun membuka matanya senyum tipis Nai menyapa mata Efan.

"Elo kenapa....??"

Efan mengelus tepi wajah Nai ketika tangan Efan di pipinya, Nai memegang tangan Efan ditahanya beberapa menit matanya terpejam merasakan hangat telapak tangan Efan. Efan tersenyum melihat wajah Nai.

"Kenapa..."

Nai melepaskan tangan Efan sebiasa mungin Nai menjawab pertanyaan Efan.

"Gue enggak pa-pa..."

"Jangan bohong..."

Nai memalingkan wajahnya entah kenapa air mata Nai menetes.

"Elo nangis...?"

Efan duduk di samping Nai. Efan berusaha membuat Nai menatap nya.

"Elo kenapa..? Udah elo ungkapin semua nya, ayo lah sayang jangan seperti ini dong..!"

Nai menghadap Efan air mata Nai masih mengalir. Dengan lembut jari tangan Efan menyeka air mata Nai.

"Elo udah janji.."

"Maaf..."

"Sekarang lo ceritain semuanya oke...?"

"Gue capek.."

"Kenapa...??"

"Mereka terus saja bilang kalau gue nggak pantes buat elo karena gue enggak bisa main basket..."

Nai berusaha menahan air matanya. Efan memeluk Nai dengan erat memberi kekuatan untuk Nai sambil mencium puncak kepala Nai.

"Nai dengerin gue,gue nggak perduli sama omongan mereka dan gue harap elo juga..."

Efan melepas pelukkannya mata Efan meyakin kan Nai, Nai pun mengaguk pelan.

"Nah gitu donk itu baru Naishilla gadis manis ku.."

Efan mengecup kening Nai dengan lembutnya.

"Sudah tenang sekarang..?"

"Ia Fan.."

......

Semua anak sedang sibuk menata panggung acara.

Terutama osis dan ada campur tangan most wanted yang akan membuat acara ini akan semakin seru.

Nai berjalan santai di dekat lapangan namun langkah nya terhenti ketika 5 orang cewek, Nai tau merekasiapa.

"Nai berhenti..!"

"Apa....?"

"Gue mau nawarin elo ikut cheerleader..."

"Nggak usah makasih..."

Nai mau melanjutkan jalannya

"Tapi elo yakin enggak mau...?? Ini kesempatan elo buat tunjukin kalau elo pantes buat Efan, elo udah taukan ada gosip tentang elo yang enggak pantas buat Efan..."

"Raisha,elo tawari aja yang lain."

Nai pergi menjauh dari mereka.

"Dasar cewek belagu...!!! Sombong baget tuh anak...

"Udah lah Sha,mending kita latihan buat nanti..."

"Oke...."

......***....

09.00

Lapangan mulai ramai sekarang guru sedang serahterimakan hadiah untuk tim basket putra dan putri atas apa yang mereka raih untuk sekolah ini, namun setelah itu rintik hujan mulai turun anak-anak mulai berlarian menuju depan kelas mereka.

"Yah kok hujan..."

"Sora gimana nih..?"

"Gue juga enggak tau.."

Para osis pun mulai bigung terus dilanjutkan disini atau diruang aula.

Nai berjalan menghampiri Sion yang sepertinya ikut kecewa karena tadi cerah sekarang malah hujan.

"Kak.."

Sion menoleh kesumber suara dan melihat Nai yang sedang berjalan ke arahnya.

"Elo enggak akan biarin hujan menghentikan semua kan..?"

"Maksud elo...??"

"Nge-band di bawah hujan seru nih...."

Ucapan Nai seperti pencerahan di benak Sion

"Elo yang jadi vokalnya gimana..?"

"Iya.."

"Oke,gue panggil yang lain.."

........

Sion dan temanya keatas stage suara gitar mengawali semuanya. Semua mata tertuju kepada Nai. Mereka heran kenapa Nai ada disana.

"Eh...itu kan Nai..."

"Kok dia bisa sama Sion sih..."

Semua orang membicarakan Nai.

Nai pun mulai bernyanyi.

**

Rinai hujan basahi aku

Temani sepi yang mengendap

Kala aku mengingatmu

Dan semua saat manis itu..

**

Suara merdu Nai menembus hujan membuat semua yang ada disana tidak percaya Nai punya suara seindah itu. Dan mereka langsung memvideo konser kecil Nai dan para most wanted.

***

Segalanya seperti mimpi

Kujalani hidup sendiri

Andai waktu berganti

Aku tetap takan berubah

****

Sebagian siswa menuju depan stage mereka yang tau lagu ini mulai ikut bernyanyi.

***

Aku selalu bahagia

Saat hujan turun

Karena aku dapat mengenangmu

Untukku sendiri ooo hhhooo

Selalu ada cerita

Tersimpan di hatiku

Tentang kau dan hujan

Tentang cinta kita

Yang mengalir seperti air

***

Suasana semakin meriah karena hujan mulai reda siswa yang tadinya hanya melihat dari jauh sekarang mulai mendekat.

***

Aku selalu bahagia

Saat hujan turun

Karena aku dapat mengenangmu

Untukku sendiri ooohhhooo

Aku bisa tersenyum sepanjang hari

Karena hujan pernah menahan mu disini

Untukku ooohhh

(Utopia-hujan)

****

Nai mengakhiri lagunya dan di sambut oleh tepuk tangan yang meriah dari yang lain

"Lagi...lagi...lagi..."

Semua ingin Nai bernyanyi lagi, Sion menghampiri Nai untuk bertanya.

"Gimana Nai lanjut...?

Tanya Sion dan langsung di jawab Nai

"Ia..."

Suara tepuk tangan kembali terdengar

"Lagu apa..?"

"Mencintai mu sampai mati.."

Lagu Nai ini tulus dari hati Nai yang paling dalam untuk Efan

Nai memejamkan matanya dan mulai bernyanyi

****

Dalam sepi

Engkau datang

Beriku kekuatan

Tuk bertahan

Kau percaya

Aku ada

Kau yang aku inginkan

Selamanya..

****

Sion menginstruksikan semuanya untuk melambai kan tangannya keatas dan semua menggikuti gerakan tangan Sion

****

Kau adalah hatiku

Kau belahan jiwaku

Seperti itu ku mencintaimu

Sampai mati

Dihidupku yang tak sempurna

Kau adalah hal terindah

***"

Nai masih terus bernyanyi semua yang ada disana terbawa suasana ada yang menangis,dan ada yang bergandengan tangan.

***

Seperti itu ku mencintai mu

Sampai mati

( utopia mencintai mu sampai mati)

*****

"Wow.... Keren....!!"

"Nai... Naishilla...naishilla... Naishilla..."

Semua yang ada menyebut kan namanya.

Sion dan yang lain tersenyum bangga melihatnya.

Mereka pun membungkuk dan turun stage.

"Wih..keren suara elo sumpah Nai..."

"Makasih,maaf jadi basah gini.."

"Enggak masalah yang gue heran kenapa elo mau di suruh Sion..?"

Bukan Nai yang menjawab tapi Sion.

"Dia yang nawarin,toh ini juga demi sekolah."

"Tapi gue seperti familiar sama elo deh....??"

Ucapan Eksel membuat Nai terkejut,Nai juga tidak ingat pernah bertemu Eksel.

"Hah..?"

"Dia yang ikut nge-band sama kita dulu di SMP.."

Perkataan Sion membuat Eksel teringat akan waktu di SMP dulu.

"Pantesan sorry gue lupa.."

"Kan sudah lama juga..."

Mereka masih asik mebicarakan tentang konser dadakan tadi namun dari kejauhan terlihat Efan yang menuju mereka

"Hai..

Sapa Efan ke pada semua yang ada di sana karena para kakak kelas baik hati mereka pergi meninggalkan sepasang manusia ini

"Kita pergi dulu.."

Sion dan yang lain meninggalkan mereka berdua.

"Kamu bisa demam.."

Suara Efan yang lembut mengawali percakapan mereka

Nai hanya menggelengkan kepalanya.

"Bandel...."

Efan memakai kan jaket yang sendari tadi di pengang untuk Nai

"Gue tau elo ngelakuin itu buat gue,dan segitu cintanya yah sama gue.."

Na menujuk kan senyum tipisnya tapi itu menambah ayu wajah Nai, Efan mendekat dan menempelkan dahi nya ke dahi Nai.

"Gue akan selalu cinta sama elo Fan.."

"Gue juga Nai..."

.............**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!