NovelToon NovelToon

NAFAN (Nai And Efan)

Kembali bersama Bab 1

Embusan angin menerpa bumi ini,terukir senyum matahari menampakan sinarnya

Kicau burung bersautan memulai hari, hari yang penuh akan harapan dan tantangan seraya berharap hari ini lebih baik dari kemarin.

SMA Bintang.

Sekolah dengan taraf internasional dengan fasilitas lengkap untuk mengasah kemampuan murid-murid nya. Disini siswa tidak saja di tuntut untuk unggul dalam hal prestasi akademik saja disini juga mereka mampu menyalurkan bakat mereka seperti; melukis, bermusik, basket, dan sebagainya. Setiap tahun banyak orang tua yang mendaftarkan putra putrinya di sekolah ini karena alasan itu dan juga kasus bullying di sekolah ini terkenal rendah itu sebabnya para orang tua sangat senang putra putrinya bersekolah disini.

Seorang gadis berjalan di koridor

dengan langkah kaki yang anggun senyum yang sangat manis selalu ia tunjukkan. Orang-orang yang berpapasan dengannya juga selalu ramah padanya dan tak sungkan membalas senyumannya.

NAISHILLA RAHMA atau biasa dipanggil NAI. Gadis berparas cantik dan terkenal akan kepintarannya dan ramah dengan semua orang. Kecantikan Nai mampu membuat para kaum Adam terpesona, bahkan kakak kelas pun berlomba-lomba mendapatkan hati seorang Naishilla namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuat hati Nai luluh.

Langkah kakinya mulai pelan saat mendekati ruang kelasnya,11A. Nai  pun masuk dengan senyum yang seakan tak akan pernah hilang dari wajah cantiknya.

"Hi,Nai." sapa Fredi ketua kelas sambil mengisi daftar absen.

Nai tersenyum sekilas ke arah Fredi dan berjalan menuju tempat duduknya dan semeja dengan sahabatnya yang sedang menulis dengan wajah masam.

"Belum ngerjain lagi?" tanya Nai saat melihat sahabatnya tengah mengerjakan PR.

"Eh? elo Nai, hehehe belum. Pinjam buku PR elo dong, please?" pintanya dengan wajah yang memelas dan langsung mendapat tatapan tak mengenakan dari Nai.

"Enak aja! sono elo kerjain sendiri! Semalam elo ngapain aja Amanda?!"

Kesal Nai dan langsung membuat sahabatnya memanyunkan bibirnya.

AMANDA AUREN, teman Nai yang biasa di panggil Manda, mereka bertemu di hari pertama pendaftar murid baru dan di saat itu lah persahabatan mereka terjalin dan sampai sekarang.

Manda gadis tomboy suka tidur di kelas dan hobi bermain basket,dari banyaknya teman Nai cuma Manda lah yang Nai yang anggap sebagai saudara kandung nya sendiri yah walau kepribadian mereka berdua sangat lah berbeda jauh,

namun mereka saling melengkapi.

"Hehe biasa gue habis main PS sama kakak." tanpa wajah berdosa Manda mengatakan itu. Nai hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah Manda.

"Main PS sih boleh-boleh saja, Tapi kerjain PR dulu kali!"

"Sorry, abis seru sih." Ucapnya seakan meledek Nai yang selalu bertingkah seperti layaknya seorang kakak.

"Dasar elo kebiasaan."

Ucap Nai sambil menggeleng kan kepalanya,menurutnya kebiasaan Amanda itu sulit di hilangkan.

07.30.

Tak lama bel masuk berbunyi seorang guru perempuan yang masih terlihat muda memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Bu."

"Oh ya sebelum kita memulai pelajaran nya ibu akan perkenalkan kalian dengan teman baru kalian."

Seru riuh "penghuni" kelas ini pun tak kalah riuh seperti di stadion GBK, ya semua pada penasaran dengan murid baru yang akan menjadi teman baru di kelas mereka.

"Dia pindahan dari Jakarta,nak Efan silakan masuk!"

Semua mata terfokus kearah pintu seorang cowok berbadan tegap dan visual tampan membuat seisi ruangan menganga karena ketampanannya.

"Halo nama ku EFAN ERLANGGA panggil saja Efan aku pindahan dari Jakarta mohon bantuan nya untuk beradaptasi disini." ucap Efan dengan diakhiri dengan senyum yang menawan dan membuat para hawa "meleleh" kecuali Nai dan Manda yang melihat Efan biasa saja.

"Efan kamu duduk di sebelah Erik."

Sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Erik. Efan melihat ke arah Erik dan sepintas melihat kearah Nai.

"Sini Fan!" ucap Erik dengan ramah, Efan pung mengangguk lantas mulai berjalan menuju tempat duduknya dan pandangan kagum mengikutinya sampai dirinya duduk di kursi.

"Semoga kamu cepat beradaptasi dengan sekolah baru mu, Efan. Oke semuanya, ibu akan mulai pelajarannya, sekarang buka buku kalian halaman 50!"

"Baik bu."

Nai melihat kearah Efan dengan tatapan mata yang tidak bisa di artikan dan saat Nai masih memandang Efan, Efan menoleh dengan senyum mengejek dan membuat Nai melengos di buatnya. Amanda hanya mengernyitkan keningnya melihat tingkah Nai yang menurutnya aneh.

Pelajaran IPA pun dimulai semua murid mengikuti pelajaran dengan tertib,semua yang diajarkan mis Rama pun dengan mudah diterima oleh murid.

09.00

Bel istirahat berbunyi menandakan kalau pelajaran Mis Rama sudah berakhir.

"Ok,semuanya pelajaran saya sudah selesai dan selamat beristirahat." Setelah Mis Rama keluar kelas, para siswa nya langsung berebut keluar kelas sehingga pintu kelas terasa mau jebol karena hanya satu sisi pintu yang terbuka.

Erik sebagai ketu kelas merasa malu punya "anak buah" yang rusuh terlebih ada murid baru di kelasnya dan satu meja dengannya.

"Efan, elo mau ikut ke kantin? Sekalian gue ajak elo keliling sekolah ini? mau ngga?" ajak Erik dengan ramah, sebagai ketua kelas dirinya bertanggung jawab untuk membuat Efan yang baru pindah merasa tidak di asing kan.

"Tidak, terima kasih. Gue masih ingin dikelas." tolak Efan halus dan membuat Erik mengangguk.

"Oke terserah, elo. Kalau elo berubah pikiran, tanyakan saja sama mereka kantinnya." ucap Erik sembari menunjuk Nai dan Amanda dengan dagunya. Efan mengikuti arah yang ditunjuk dagu Erik dan tersenyum tipis saat melihat Nai.

"Gue tinggal."

"Iya."

Setelah Erik keluar, Efan pun bangkit dari duduknya, berjalan menuju meja Nai dan Manda. Manda mengerutkan dahinya saat melihat Efan si anak baru duduk di kursi depan mereka.

"My baby." ucap Efan sembari mengacak-acak poni dan membuat Manda terkejut dibuatnya terlebih Nai tidak marah atau pun apa. Hanya diam dan menatap datar Efan.

"Kenapa? kamu marah? ngga suka aku disini atau kamu su---."

"Kenapa ngga bilang semalam?" potong Nai sebelum Efan selesai bicara. Efan tersenyum tipis, gadisnya memang tak berubah sedikit pun.

"Sengaja, biar kamu terkejut ya secara kejutan kan ngga bilang-bilang." ucap Efan meledek. Sekarang wajah Nai kini terlihat kesal. Efan tidak perduli dengan itu bahkan Efan meledek Nai dengan menjulurkan lidahnya.

"Nyebelin!"

"Ngga nyebelin nggak ngangenin."

"Ih!" Nai langsung mencubit lengan Efan dengan kuat sehingga Efan mengaduh.

"Siapa suruh ngeselin!" sewot Nai.

"Iya maaf."

"Ehmm, Gue masih ada disini dan gue butuh penjelasan." ucap Manda yang dari tadi menjadi obat nyamuk dan di buat bingung dengan kemesraan dan keakraban mereka berdua. Nai dan Efan seakan terbawa ke dunia mereka sendiri tanpa menyadari ada manusia lain di dekat mereka.

"Eh?"

Keduanya menoleh kearah Manda yang tengah membolak-balik bukunya. Nai yang tadi "melupakan" Manda kini tersadar.

"Sorry Da, ini Efan dia pacar gue, dia tinggal di Jakarta, di yang waktu itu gue ceritain dan gue nggak tahu dipindah kesini."

Sambil mencubit lengan Efan dengan gemasnya.

"Aww.. Sakit sayang. Masa aku sudah jauh-jauh pindah ke sini demi kamu masa ngga dihargai sih? bilang makasih kek apa kek, jahat banget sih sayang ku malah di cubit." ucap Efan seakan menahan gemas.

"Oh." Manda hanya ber"o"ria.

Di sisih lain Manda menilai Efan sebagai cowok yang sangat sempurna, ya itu bisa di lihat saat menatap Nai dan rela pindah sekolah ke sini.

"Ia sayang makasih, oh ya Kamu pindah kapan??"

"Kemarin,Papa juga ada pekerjaan disini jadinya pindah semua.."

"Terus sekolah..."

"Aku bertemu Ayah Kamu dan dia ngasih tau kalo sayang ku sekolah disini, ya Aku pindah aja kesini dan Aku nggak tahu satu kelas sama Kamu dan Kamu tahu apa yang sepesial?"

"Apa?"

"Ternyata kita udah di takdirkan bersama, Tuhan tlah menyatukan kita dan Aku bisa jagain Kamu"

Nai tersenyum mendengar perkataan Efan, Efan mengalihkan pandangan ke arah Manda, cewek yang kelihatannya tomboy.

"Eh, gue Efan dan maaf baru nyapa elo"

Ucap Efan dengan ramahnya dan membuat Manda tersenyum canggung.

"Gue Manda, emm nggak pa-pa kok, toh kalian pasti udah lama nggak ketemu?"

Jawab Manda dengan nada sedikit merasa tidak enak harusnya dia sudah pergi dari tadi dan membiarkan mereka berdua dan juga sebagai JONES, Manda merasa iri dan itu lah nasib jones jadi obat nyamuk😩😖.

"Kalau nggak salah kita ke temu tiga bulan lalu yakan Nai?"

"Mmm... Kayaknya sih ia, Fan kamu mau nggak main ke rumah?"

Tanya Nai tapi sepertinya ia sedang meminta Efan untuk ke rumah.

"Ya mau lah, kita buat ke jutan buat Mama kamu sekalian nganter Kamu pulang"

"Sip, emm Fan Kamu bisa sekalian antar Manda yah, satu arah kok?"

Tak perlu waktu lama untuk menunggu jawaban Efan karena bagi Efan ke inginan Nai adalah perintah untuknya.

"Ya bisa lah, apa sih yang nggak buat Kamu"

"Makasih tapi Kamu bawa mobilkan?"

"Ia tapi Manda mau nggak?"

Efan mengalihkan pandangan ke arah Manda begitu juga Nai.

"Gimana Da? Elo maukan?"

Tanya Nai, tapi sepertinya Manda ragu untuk menerima ajakan pulang bareng mereka, namun melihat tatapan Nai tidak enak juga kalau menolak.

"Emm, kalau nggak ngerepotin sih mau"

"Ya nggak lah"

"Makasih Fan"

"Kalian laper nggak sih? Kantin yuk"

Ajak Efan ke pada dua gadis di depannya.

"Kamu lapar? ya udah ayo Da"

"Hah? Gue ikut?"

"Ya ia lah!"

"Nggak ganggu kalian?"

Tanya Manda memastikan kalau kehadirannya tidak mengganggu mereka.

"Nggaklah!!"

Ucap Nai dan Efan kompak dan membuat Manda tersenyum senang dan berharap Nai tidak mengurangi waktu untuk bermain dengannya.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin dengan Nai yang di tengah, semua mata memandang mereka terutama Efan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya dan ke gantengan Efan membuat para wanita " meleleh" di buatnya.

"Eh..."

Tiba-tiba Efan menggengam tangan kanan Nai dengan eratnya.

Siswa dikoridor menatap dengan shock dan aneh anak baru bergandengan dengan gadis yang jadi rebutan di kalangan murid laki-laki.

....*****.....

Waktu terus ber putar, sekolah ini pun menutup aktivitasnya semua siswa bergegas pulang.

Efan,Nai dan Manda berjalan menuju parkiran sekolah dari ke jauha mobil mewah milik Efan sudah terlihat jelas.

"Ayo masuk!"

Ajak Efan ke dua gadis cantik ini, Nai duduk di samping Efan sepanjang jalan mereka bertiga saling bergurau Manda pun sudah mulai akrab dengan Efan yang menurut Manda sangat ramah.

Perjalanan pulang pun terasa singkat dan tak terasa mobil Efan sudah berada di depan rumah Manda.

"Fan berhenti disini!"

"Oke"

Manda pun turun dari mobil Efan.

"Thank yah, ketemu lagi besok"

"Ya, dah"

Mereka bertiga saling melambaikan tangan, Manda menunggu mobil Efan beranjak dari depan rumahnya, setelah mobil Efan sudah jauh Manda baru masuk ke dalam rumah.

......***".....

Hanya butuh waktu 10 menit dari rumah Manda mobil Efan sudah berada di depan rumah Nai saptam rumah Nai membuka pintu gerbang untuk mobil Efan.

"Ayo Fan.."

Efan mengikuti lagkah Nai memasuki rumah mewah dengan disain yang sangat indah.

"Mama, Mama dimana? Nai punya kejutan buat Mama!! Cepat ke sini!!"

"Ia sayang ada apa?"

Suara Mama Nai dari arah tangga dan sedetik itupun terukir senyum di wajah Mama Nai saat melihat Efan yang sudah duduk manis di sofa ruang tenggah. Efan yang melihat Mama Nai mendekat langsung berdiri dari wajahnya sih Mama Nai terlihat senang Efan di sini.

"Nak Efan..?? Ya ampun kamu kapan datang..?kok seragam ya sama seperti Nai?"

Pertanyaan yang bertubi- tubi dari mama Nai membuat Efan bingung harus menjawab yang mana dulu.

"Udah Mah jangan tanya terus mending buatin kita makan siang kita laper.."

Ujar Nai memohon,dan di angguki oleh Efan.

"Ya tante Efan laper,lagi pula Efan kangen masakkan Tante.."

"Ya sudah kalian tunggu disini, Nai kamu ganti baju sanah.!"

"Ia Mah.."

Nai langsung berjalan menuju kamarnya yang di lantai atas.

"Fan.."

"Ia tante.."

"Kamu mau tante masakin apa.?"

"Terserah Tante saja.."

"Ya sudah Tante masakin.."

Mama Nai berjalan menuju dapur meninggalkan Efan untuk memasak makan siang.

🌸Kamar Nai

Wajah Nai masih berseri-seri dan di bibirnya masih terukir senyuman.

Nai mengganti baju sekolah kebanggaan nya dengan baju santai dan terlihat jelas kalau dia sangat senang.

"Gue seneng baget, gue mimpi apa yah semalem.?"

Nai sekarang sudah berganti baju dengan atasan kaos tanpa lengan dan celana jens pendek dan bergegas menuju ruang tamu

🌸Ruang tamu

Efan hanya bermain HP dan sesekali melihat kamar Nai yang berada di lantai atas sebelah tangga dan tak lama daun pintu bergerak dari dalam kamar Nai muncul dengan senyum manisnya dan membuat Efan berdecak kagum akan ke cantikan malaikat penjaga hatinya yang sekarang sedang berjalan menuruni tangga.

Nai langsung menghampiri Efan, pandanga mata mereka yang saling menatap mengisaratkan kerinduan yang mendalam.

3 tahun lamanya mereka menyatukan hati walau pun sebagain bahkan lebih dari itu waktu harus dilalui dengan LDR yang sangat menyiksa dan rapuh akan pengkhianatan. Tapi cinta yang kuat di hati mereka lah yang membuat hubungan mereka masih bertahan sampai sekarang dan sudah mendapat restu dari orang tua mereka.

"Nai"

Efan bangkit dari duduknya untuk menghampiri Nai yang sudah dekat dengan tempatnya tadi.

"Hmm"

"Gue kagen banget sama Kamu"

Efan langsung memeluk Nai dengan erat mencurahkan semua rasa yang ia pendam selama ini.

"Aku juga"

Nai pun membalas pelukan

Efan, Efan merasakan bahunya mulai basah akibat air mata Nai yang mengalir deras.

"Nai, Kamu kenapa?"

Efan melepas pelukannya dan membelai lembut wajah Nai dan menyeka air mata Nai yang membasaih pipinya, Nai tersenyum mengisaratkan bahwa dia tidak apa-apa namun Efan tetap merasa khawatir.

"Sayang kamu jangan menangis yah air matamu membuat dadaku sesak, Aku sudah disini dan akan terus ada buat Kamu selamanya, jadi jangan menangis lagi yah?"

Pinta Efan dengan lembutnya, Nai mengangguk dengan senyum yang sangat menenangkan.

Kecupan bibir Efan mendarat lembut di kening Nai, Nai merasa sangat bahagia dan merasakan ketenangan didalam hatinya.

"Aku sayang sama Kamu Fan dan Aku selalu percaya sama Kamu"

Ucap Nai dengan sangat penuh makna dan..... Seketika itu Efan mematung sedetik dua detik Efan perlahan menyentuh bibirnya yang tadi dikecup Nai sedang kan Nai pergi membantu mamanya memasak. Nai masih tersenyum simpul akan kejadian barusan dan masih heran dengan tindakannya yang berani itu.

Dapur.

"Mah Nai bantu apa?"

"Kamu siapin saja meja makan nya"

"Oke Mah"

Nai pun meletakan piring dan alat makan yang lainnya. Tangan Nai mulai menata makanan yang sudah matang.

"Nai panggil Efan gih..!!"

"Ia ma"

Nai pun berjalan menuju ruang tenggah, jelas terlihat sosok Efan yang sedang asik melihat foto yang ada di lemari hias ruang tenggah, Efan yang menyadari kedatangan Nai masih asik melihat foto tanpa meperdulikan kedatangan Nai.Nai pun sudah berada tepat dibelakang Efan .

"Fan makan yuk..?"

Efan masih tidak bergeming.

"Efan.. Fan.."

Mencoba dengan nada yang lebih tinggi sembari melangkah lebih dekat Efan tersenyum melihat bayangan Nai yang semakin dekat.

"Fan.."

Nai mau menyentuh bahu cowok didepannya tapi sebelum tangan Nai sampai ke bahu Efan,Efan berbalik dan langsung mencium tepat dibibir merah Nai.

Suhu tubuh Nai mulai memanas jantung nya berdetak dengan cepat membuat pipinya memerah sedang kan Efan memejamkan matanya,

"Ehmm.."

Dehem Nai membuat Efan melepaskan bibirnya, dan mata Efan disambut tatapan tak enak dari Nai.

"Kenapa? Bukannya elo yang mulai yah?"

Ucap Efan sambil memainkan alis matanya Efan seperti menggoda Nai.

"Ya tapi tadikan gue cuma sebentar,nah lo..?? Sudah lah mama nyuruh kemeja makan semua sudah siap"

"Loh nggak marah kan.?"

Nai hanya diam membisu dan mulai berjalan meninggalkan Efan.

"Masa colon istri Aku ngambek terus sih ..nanti tambah cantik kalo ngambek terus?"

"Nai.."

Gadis ini masih tidak memperdulikannya. Efan pun mendekat dan langsung menarik Nai kepelukan nya, Nai yang kaget hanya membiarkannya toh dia pun tidak marah hanya ingin menjahili kekasihnya ini.

"Nai calon istriku yang aku sayang dan aku cintai jangan ngambek yah.."

"Emang mau kamu sama aku tinggah aku kan masih seperti anak kecil?"

Tanya Nai yang masih di dalam pelukan Efan.

"Mau Aku lamar Kamu dan selesai sekolah kita nikah?"

Mendengar itu Nai langsung melepaskan pelukan Efan dan menatap mata Efan dengan seksama meminta kejujuran dari perkataan Efan barusan.

Seakan Efan tahu apa yang di inginkan kekasihnya, Efan mengangguk dengan mantap sedetik itupun Nai memeluk Efan dengan eratnya Efan pun membalas pelukan itu

.... Meja makan...

"Ayo kalian cepet duduk ...."

"Wah Tante kayak nya enak nih.."

"Nai ayo ambil nasinya buat Efan..!! Itung -itung latihan jadi istri yang baik.."

"Apaan sih mah..!??"

Nai sambil tersipu malu, Mamanya ini benar-benar bisa saja menggodanya.

"Ayo sayang mana nasinya ...??"

Ujar Efan dengan nada jahil nya dan mengangkat piring.

"Ya"

Nai meraih piring Efan dan mengambil nasi dengan porsi banyak, Efan yang melihat langsung perotes.

"Nai udah itu kebanyakan!"

"Ini dikit Fan"

Nai meletakan kembali piring Efan.

"Tante"

Rengek Efan ke Mama Nai namun sepertinya yang di panggil malah tersenyum.

"Udah pasti habis kok, Tante udah masak banyak buat kamu habiskan yah..!"

"Yaudah"

pasrah Efan dan membuat Nai dan mamanya tersenyum.

Makan siang terasa begitu nikmat pembicaraan ringan menemani makan siang mereka

"Fan.. Kamu tinggal dimana?"

"Di perumahan alam raya tan..."

"Mmm.. Berarti dekat dong bisa main kesini terus dong"

"Yah kalo boleh sih..??"

"Ya boleh banget dong... Masa calon menatu nggak boleh main sih"

"Mah..mama ngomong apa sih.?"

"Kenapa Nai elo nggak suka..?? Ya udah Aku pulang Tante makasih makanannya.."

Efan berdiri dari duduknya dengan perasaan yang tidak karuan. Semua yang ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan Nai kekasihnya sepertinya tidak menginginkan kehadiran nya.

"Gue cuma bercanda"

Menyadari Efan yang sepertinya ngambek Nai mengatakan itu.

"Nggak lucu aku pulang aja.."

Efan mulai berjalan menuju keluar meninggalkan Nai dan mama, raut wajah Nai melihatkan rasa bersalah nya.

"Nai kamu susul Efan gih!"

"Ia mah.."

Nai berlari menyusul Efan yang sudah berada di pepan rumahnya.

"Fan Efan.. Tunggu...!!! Jangan marah dong...Efan... Elo dimana?

Loh ko nggak ada...???..Efan..!!"

Didepan rumah Nai tidak ada siapa-siapa mobil Efan masih terparkir di depan rumah namun pemiliknya entah kemana.

Nai menenggok kanan kiri tapi Efan tidak ada.

"Efan kemana sih.."

Bingung Nai sambil menggigit kuku ibu jarinya.

"Hay kenapa...?nyariin yah ...???

Makannya jangan bercanda terus.."

Pelukkan Efan dari belakang menggangetkan Nai dan kecupan hangat Efan mendarat di pucak kepala Nai.

"Ya maaf"

"Ya udah gue pulang yah udah sore, besok gue jemput..."

"Hmm..hati-hati yah.."

"Ia sayang.."

Cup..

Nai mengecup Pipi kanan Efan, Efan membalas perlakuan Nai dengan mengacak-acak poni Nai.

Efan berjalan menuju ke mobilnya setelah melambaikan tangan ke arah Nai sekilas Efan pun masuk ke dalam mobil, seperginya mobil Efan, Nai pun masuk ke dalam rumah.

.....****...

perfect love

Aroma tanah yang terkena air hujan menghipnotis semua orang merasa ketenangan jiwa.

Rintik hujan masih turun dari langit. Menenangkan hati dan pikiran, kita disini menikmati tetesan hujan yang turun.

Tangan Nai terjulur dan merasakan air hujan yang turun dari atas genting tempat berteduh ditaman.

Yah Nai di ajak Efan ke taman bunga sudah lama mereka disini menghabiskan waktu bersama dari bersenda gurau bermain kejar-kejaran dan makan permenkapas  dari toko dekat taman, namun sayang hujan menghentikan aktivitas mereka.

"Nai lagi ngapain??"

Efan menghampiri Nai yang asik sendiri,membuat Efan seperti di acuhkan.

"Nai..Hai.. Gue dicuekin lagi deh??"

Efan sekarang sudah ada disamping Nai,Nai masih asik bermain air hujan dengan kedua tangannya dia menggumpulkan air. Wajah cantik Nai dan senyum manis mampu membuat siapa saja terhipnotis. Efan hanya terdiam memandang Nai yang seperti anak TK yang lucu.

Lama Efan memandang Nai,air yang di tangan Nai sudah penuh diliriknya Efan yang sepertinya melamun dan...

Byurr....

Dengan jahilnya Nai menyiramkan air hujan ke wajah Efan sontak terkejut dengan yang dilakukan Nai dan Efan langsung mengelap air di wajahnya dengan tangan nya sedangkan Nai tertawa dengan keras...

Hahaha...

"Nai apa yang kau lakukan..." ujar Efan dengan gemas nya.

Nai cuma tersenyum sedangkan Efan mulai mengumpulkan air dengan cepat Efan membalas perbuatan Nai.

"Efan no...!!"

"Sinih.. kamu harus rasain juga gimana dinginnya air hujan!"

Efan berlari mengejar Nai yang sudah kabur duluan. Efan yang gemas langsung menangkap dan mengayunkan tubuh Nai.

Dibawah rintik hujan mereka saling bercanda menari dan saling berkejaran menikmati hujan yang seperti nyayian untuk mereka. Lama mereka tertawa dibawah derasnya hujan rasa dingin mulai terrasa di badan, tubuh Nai menggingil kedinginan

Melihat itu Efan langsung memeluk Nai dan mengajak Nai untuk pulang.

"Nai pulang yuk!"

"Ayo.."

Sepanjang perjalanan menuju mobil Nai terus menggosok-gosokkan bahunya menandakkan bahwa ia sangat kedinginan.

"Sayang kamu kenapa?"

Nai hanya menggeleng kan kepalanya sedetik itu Efan langsung membopong Nai, sontak Nai kaget dengan apa yang dilakukan Efan, tatapan Efan lurus kedepan dan sesekali memandang Nai yang tampak nyaman di bopongnya sedang kan Nai hanya tertunduk malu tangan Nai dikalungkan di leher Efan. Perjalanan menuju mobil cukup jauh namun Efan dengan sekuat tenaga membopong Nai.

....mobil Efan...

Efan dan Nai sudah berada di mobil Efan, Efan menggambil jaket yang ada di belakang kursi kemudi dipakaikannya jaket tersebut di tubuh Nai ia berharap jaket itu menghilangkan sedikit rasa dingin di badan Nai.

"Kamu nggak pa-pakan..?"

Sambil memakaikan jaketnya ke badan Nai

"Nggak kok, Jalanin aja mobil nya..."Suruh Nai dengan lembut

Efan pun menyalakan mesin mobilnya.

"Kita beli baju aja yah, Kamu sepertinya kedinginan gitu, Aku takut Kamu sakit"

"Fan I'm fine,Kita pulang yah..!"

Sembari memegang tangan Efan yang masih menyetir.

"Ia sayang.."

... Rumah Nai..

Mobil Efan sudah berada di depan rumah Nai dan hujan pun sudah berhenti. Mereka langsung masuk kedalam rumah dan disambut mama Nai dengan tatapan aneh.

"Nai pulang.."

"Kalian dari mana..?

Kok basah kuyup begitu..?

Bi..bibi tolong ambil kan handuk dua.."teriak Mama Nai dengan kencangnya

"Mah pelan kek suaranya...!!

Suara mama itu bisa buat rumah kita roboh...."canda Nai,Efan hanya tersenyum.

"Ini bu.."sambil memberikan handuk

"Nih pakek.."memberikan handuk kepada dua anak bandel ini yang sukanya main hujan- hujanan.

"Nai kamu mandi pake air hangat gih entar kamu sakit, kamu juga Efan kamu mandi di kamar mandi tamu entar Tante cariin baju sepupunya Nai..!"

"Ia Mah.."

"Ia Tante.."

Mereka berdua derjalan menuju kamar masing-masing.

"Mereka berdua habis dari mana..??"Gerutu mama Nai dalam hati

Nai dan Efan sama-sama membersihkan diri mereka. Efan yang selesai duluan langsung menuju ruang tengah, sedangkan Nai belum turun sedangkan Mama Nai sedang ada di dapur

"Hai Fan.. Sudah selesai..??"

"Udah Tante.."

"Bajunya cocok banget sama kamu.."

"Makasih Tante.."

"Nai belum turun..??"

"Belum.."

"Kamu mau teh hangat Fan..?"

"Boleh Tante.."

"Ya udah Tante buatin dulu yah.."

"Ia.."

Sambil menunggu Nai turun Efan dan mama Nai berbincang ria sambil menikmati secangkir teh dan tak lama Nai pun turun menghampiri mereka.

"Wah..mau dong..."

"Ini.."Mama Nai menuang kan teh untuk anaknya

"Makasih.."Nai duduk di sebelah Efan

"Nai,Papa katanya mau pulang.."

"Beneran Ma.. Kerjaan Papa sudah selesai..??"

"Mama juga tidak tahu.."

"Kapan..."

"Hari ini.."

"Hari ini beneran...??"

"Ia sayang.."

"Yes...!!!"

Melihat eksperesi Nai yang begitu senangnya membuat Efan ikut senang.

"Seneng banget kamu.."

"Ia dong Fan.."

Sejurus kemudian Nai menyandarkan kepalanya kebahu Efan, Efan pun tidak keberatan akan tindakkan kekasihnya itu lama kelamaan Efan merasakan bahunya semakin berat diliriknya Nai yang sudah terpejam Nai terlelap di pundak Efan.

"Wah Nai kayaknya kecapean..??"

"Ia Tante.."

"Nak Efan tolong pindahkan Nai kekamar yah.."

"Nggak usah Tan.."

"Ya udah Tante ambilin selimut.."

Lembut tangan Efan membelai wajah Nai,wajah tenang seperti bayi yang baru lahir membuat yang melihatnya merasa tenang

Mama Nai kembali dengan selimut di tangannya di selimuti nya tubuh anaknya yah sekalian dengan Efan.

"Kok Efan juga sih...?"

"Memangnya kamu nggak kedinginan...??"

"Ia sih Tan.."

Nai semakin terlelap Efan sesekali membelai rambut lembut rambut Nai.

"Ya sudah Tante mau masak dulu..."

....***...

Dua mobil mewah memasuki kediaman Nai.

3 orang masuk kedalam rumah besar dan mewah.

"Fred... Kok sepi rumahnya.."

Ujar wanita di tengah kedua laki-laki

"Ya.. Aku juga heran..."

"Pada hal anakku disini..."

Mereka pun keruang tenggah benar saja anak mereka ada di sana

"Efan..."

Efan terkejut dan menoleh kearah sumber suara.

"Mama..?Papa..?Om.."

"Kamu sedang jadi bantal anak om...??"

"Ah.. Om bisa aja..."

Mama Nai yang sudah selesai masak menuju ruang tenggah

"Mas sudah pulang..."

"Sayang... Anak kita sepertinya tidurnya lelap banget.."ucap Papa Nai yang memandang teduh wajah Nai yang masih terlelap.

"Ia dari tadi.."Mama Nai menatap orang tua Efan yang menatap anaknya yang sepertinya mengacuhkan mereka, Mama Nai memberanikan diri untuk bertanya kepada colon besannya.

"Kalian mau jemput Efan.."

"Ia mau kita kurung di rumah soal nya nggak pernah pulang.."

Jawab Papa Efan dengan sepontan dan di angguki oleh Istrinya yang berada di samping nya.

"Mama Papa apaan sih...?"

Kesal Efan kepada orang tuanya Wajahnya pun terlihat cemberut karena ulah kedua Orang tuanya.

"Sepertinya kita harus menikahkan mereka secepatnya..."Ucap Papa Nai dengan yakinnya dan disambut senyuman ke dua orang tua Efan namun Mama Nai sepertinya tidak setuju.

"Papa ini,mereka masih sekolah jangan aneh-aneh..!"

"Nggak kok Jeng ide bagus.."

Ucap Mama Efan dengan senyuman yang meyakinkan

"Kalian semua lagi ngomong apa sih..? Jangan berisik nanti Nai bangun...!!"

Kesal Efan kepada empat orang dewasa ini yang berbicara ngelantur ke mana-mana

"Ia Maaf.."

Ucap mereka semua.

Napas Nai terrasa panas di tangan kanan Efan yang sedang membenarkan selimut di bahu Nai karena khawatir Efan pun mengecek suhu tubuh Nai dengan menempelkan telapak tangannya ke dahi Nai

"Aaww Panas.."

"Kenapa Fan...?"

"Nai demam Tan.."

"Demam? Kamu bangunin Nai yah Tante ambil obat dulu.."

"Nai sayang bangun yah.."

Mama Efan duduk di sebelah Nai

membelai lembut kepala Nai,Efan menepuk-nepuk pipi Nai mencoba membangun kan Nai dan Tak lama mata Nai mulai membuka tapi...

"Aww Sakit..."

Nai memegangi kepalanya yang terasa pusing

"Sayang kamu tidak pa-pahkan.."

Ucap Mama Efan sambil mengelus rambut kepala Nai

Nai berusaha untuk membuka mata sepenuhnya

"Papa Om Tante kapan kalian datang...??"

Tanya Nai kepada tiga orang yang sedang tersenyum kearahnya.

"Udah lama,kamu tidurnya nyenyak banget jadi nggak tahu kalau kita datang.. Sayang badan kamu panas.."

Tangan Papa Nai menyentuh leher anaknya. Tak lama Mama Nai kembali dengan membawa obat penurun panas.

"Nai minum obat dulu yah..?"

"Nggak mau...!!"

Tolak Nai seperti anak kecil membuat orang yang di sana tersenyum.

"Biar cepat sembuh nggak mau sakit kan..?" bujuk Mama Efan membantu Mama Nai untuk merayu Nai untuk mau minum obat.

"Buka mulutnya... Aaaa..."Mama Nai menyodorkan sendok yang berisi obat ke Nai membuat

Nai dengan terpaksa meminum obat itu.

"Pahit!! Minum..."

"Ini..."Papa Nai memberikan segelas air putih ke anaknya.

"Emang pahit...?"

"Kamu mau cobain Fan..?"

Tawar Mama Nai ke Efan namun langsung di tolak oleh Efan.

"Nggak usah Tante..."

"Ayo kamu kan sama habis kehujanan... Nanti sakit terus siapa yang jagain Nai ...??"

"Ayo cobain...!!"

Mendengar ucapan Mama Nai dan kekasihnya membuat Efan dengan terpaksa Efan meminum obat itu.

"Ia.."

"Nih,Buka mulutnya.."

Saat obat itu masuk ke dalam mulutnya rasa pahit merasuk ke indra perasanya.

"Pahit....!!"

"Benerkan pahit.."

"Ia cantik..."

Efan mencubit pelan hidung Nai,membuat Nai tersenyum

"Nai.. Pindah ya ke kamar kasian Efan pasti capek..??"

Bujuk Papa Nai yang kepada putri cantiknya.

"Nggak kok om.."

Jawab Efan jujur ke pada Papa Nai.

"Fan,Nai lebih nyaman tidur di kamar,Om yang pindahin... Ayo sayang.."

Papa Nai dengan perlahan membopong anak kesayangannya perlahan menaiki anak tangga.

"Mending kita semua makan malam... Semua sudah di siap di meja makan..."

Ajak mama Nai ke pada orang tua Efan dan Efan.

.....

Papa Nai membaringkan tubuh Nai ke kasur dan menyelumutinya.

"Sayang kamu mau Papa temenin...??"

"Nggak usah Pa,Papa makan saja..!"

"Ya sudah.."

Papa Nai menuruti saja kemauan anaknya dan berjalan keluar kamar putrinya dan berjalan menuruni tangga menuju meja makan menghampiri yang lain.

"Pa,Nai..."

"Mama tanya aja sendiri..."

"Emang Mama mau tanya apa ke Papa...?

"Mama mau tanya Nai mau makan apa kan...."

"Ia sih... Papa makan gih..."

"Tante... Makanan buat Nai manah? Biar Efan antar ke Nai.."

"Nggak usah Fan biar nanti Tante yang bawain..."

"Ia.."

...... Kamar Nai...

Efan masuk kekamar Nai

"Loh kok belum habis...?"

Tanya Efan ke Mama Nai saat melihat nasi di piring yang di pegang Mama Nai masih utuh.

"Boro-boro habis Fan.... Sesuap aja enggak mau..."

"Kok gitu sih sayang....??? Makan yah... Sini Tan,Efan yang nyuapin..."

Efan mengambil piring di tangan Mama Nai, Mama Nai berdiri untuk mempersilahkan Efan duduk di tempatnya tadi.

"Nggak mau Fan...!!"

Tolak Nai langsung,membuat Efan tersenyum tipis.

"Dikit aja yah..?"

Nai hanya mengangguk pelan, Efan pun bersiap untuk menyuapi Nai. Nai terlihat dengan terpaksa mengunyah nasi di mulutnya dan baru tiga suapan perut Nai sudah terasa kenyang.

"Udah nggak mau..!"

"Fan jangan di paksa kamu pulang saja.... Biar tante yang jagain Nai..."

Ucap Mama Nai dengan lembutnya Efan pun menurut dan meletakan piring ke meja kecil di samping kasur Nai

"Ia Tante,Sayang cepat sembuh yah..."

Efan mencium kening Nai dan keluar kamar Nai. Seperginya Efan,Mama Nai menyuruh Nai untuk istirahat demam Nai juga sudah mulai menurun.

........

Dari tangga Efan sudah bisa melihat kedua orang tuanya yang sedang berbincang dengan Papa Nai.

"Fan ayo pulang..." Ajak Mama

Efan saat Efan sudah ada di depan mereka namun Efan tidak menjawabnya.

"Ma... Pa.."

"Kamu kenapa...?? Kamu mau minta izin buat jagain Nai..? Kamu nggak mau pulang...?"

Tanya Mama Efan Seperti bisa membaca pikirannya Efan cuma mengaruk tengkuk lehernya yang tak gatal dan menunjukan senyuman kikuknya. Melihat itu Mama Efan tersenyum ia tahu kalau perkataannya itu benar.

"Ya sudah Mama bolehin... Tapi emang di bolehin sama yang punya rumah...?"

Efan menatap Papa Nai dengan penuh harapan untuk di bolehkan luntuk menginap.

"Om...??"

"Ia boleh.."

"Ya sudah Mama sama Papa pulang dulu kamu jangan nakal..!"

"Ya Ma.."

Setelah kedua orang tuanya pergi Efan kembali ke kamar Nai

dan gadis manis itu sudah tertidur lelap di temani Mama ya yang sedang mengompres dahi Nai.

"Nai sudah tidur Tan...?"

Mendengar suara itu Mama Nai menoleh ke arah samping dan kaget melihat Efan belum pulang.

"Kamu belum pulang...?"

"Efan nginep di sini Tan... Boleh yah...?"

"Ya boleh tapi kamu tidur gih.! Tante aja yang jagain..."

"Tidur di sofa itu yah Tan...?"

Ucap Efan sambil menunjuk sofa di pojokan kamar Nai.

"Di bawah aja.! di kamar tamu lebih nyaman...!"

"Ia Tan..

Dengan terpaksa Efan menuruti kemauan Mama Nai walaupun dia sangat ingin menemani Nai.

......*****.....

07.00

"Selamat pagi.."

Nai membuka matanya perlahan dan dia kaget melihat siapa yang berdiri disamping kasurnya

"Efan kok elo disini.?"

"Ia.. Demam lo udah turun.." Sambil menyentuh dahi Nai

"Fan mending elo beranggkat sekolah..."

"Gue sudah izin.."

"Fan... Tapi..."

"Ya sudah gue pergi..."

Efan pergi meninggalkan Nai dan menutup pintu kamar Nai dengan kasar menimbulkan suara nyaring dari pintu.

"Apa dia marah....??"

.....07.30....

Lama Nai memfikirkan Efan dan berdoa semonga dia tidak marah. Suara langkah kaki dari luar seperti menuju kamar Nai

"Pasti itu Papa.."

Nai menutup matanya lagi dan tidak menghiraukan suara pintu yang di buka.

"Tidur lagi... Dasar putri tidur..."

Sosok itu langsung menghampiri Nai dan langsung membelai lembut puncak kepala Nai

"Bangun.. Tidur terus..."

Mendengar suara itu Nai langsung membuka matanya dan terkejut melihat siapa yang sedang tersenyum kearahnya.

"Efan..?"

"Ya... Walaupun Kamu ngusir Aku sejuta kali pun Aku tetap menemui mu And ini untuk Ratu ku"

Efan memberikan buket bunga dan boneka beruang yang ujurannya lumayan besar dan membuat Nai tersenyum senang.

"Wah... Makasih...."

"Cepat sembuh yah sayang...

Ucap Efan dengan lembutnya sambil mengacak-acak poni Nai

..... SEKOLAH...

Manda duduk sendiri dan bangku disebelah Erik pun kosong.

"Wah .. Sepertinya Efan lagi jagain Nai deh..."

"Kalo ia pasti so sweett baget, pengen deh punya pacar perhatian..." ucap Kelen sambil menak turunkan alisnya seperti sedang menggoda Manda.

"Kalian bicara apa sih...??"

"Udah Manda... Nai udah punya pacar sekarang tinggal Elo..."

"Udah terima aja tuh Hendera..."

"Ngaco elo..!!!"

......****......

best friends forever

Matahari menyapa semua mahluk hidup dengan hangat sinarnya.

Kelas mulai ramai Manda menghela napasnya.

"Hmm... Nai masuk enggak yah?"

Dari kemarin Manda khawatir dengan ke adaan Nai dan ingin sekali tahu kenapa Nai tidak memberi tahukan ke adaannya yang sedang sakit.

"Efan!"

Manda melambaikan tanganya ketika melihat Efan yang mulai memasuki kelas, mendengar namanya di panggil Efan hanya menunjukan senyumnya ke arah Manda.

"Fan,Nai masuk?"

"Nai.?? Enggak tau?"

Efan meletakan tasnya di meja kemudian duduk di kursinya.

"Loh kok enggak tau sih"

"Gue nggak jemput"

Jawab Efan dengan datarnya membuat Manda berfikiran kalau mereka sedang marahan.

Tak berapa lama Nai memasuki kelas dengan wajah agak pucat

"Hai,Nai udah sembuh?"

"Ya"

Jawab Nai seadanya sambil melangkah ke tempat duduknya

"Kalau tau elo masuk gue jemput"

"Nggak usah"

Ucap Nai saat meletakan tasnya,

Suara pelan Nai seperti acuh dengan rasa penasaran Manda memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalian kenapa?"

"Tau tuh si Nai"

"Apa sih"

Nai sepertinya sedang nggak mood atau kepalanya masih pusing jadi gampang emosi.

"Gue enggak ikutan"

Ucap Manda cuma bisa menjadi penonton setia mereka.

"Oh ya Nai ko elo nggak-"

"Gue nggak mau elo kawatir.."

Manda belum menyelesaikan ucapannya namun sudah di potong Nai, Manda hanya membulatkan bibirnya

......***....

Pelajaran olahraga

Semua anak berkumpul dilapangan basket. Karena ini pelajaran kedua dan berada diluar ruangan Nai yang baru sembuh jadi Nai tidak ikut namun duduk di bangku bawah pohon yang berada di sisi lapangan kanan lapangan sambil melihat dari jauh apa yang sedang di ajarkan.

"Ok anak-anak,Kita mulai pelajaran nya"

Semua anak memulai pemanasan dan melihat dengan jelas apa yang di contohkan

"Anak-anak ayo kalian coba!!"

Semua langsung menggabil bola basket satu bola dua orang semua sedang sibuk dengan si kulit orange. Manda yang dari kecil di ajarin main basket oleh kakaknya asik men-dribble bola karena bosan manda berlari sambil men-dribble si kulit orange dan shoot! Bola masuk melewati ring.

"Wow  Keren...!!!"

Seru riuh menggema di lapangan

tidak heran kalau Manda tergabung di tim basket inti sekolah.

"Manda Bapak kasih kamu nilai A kamu boleh istirahat"

"Makasih pak"

Manda berlari mendekati sahabatnya yang sedang asyik sendiri setelah mengerjakan soal yang di berikan oleh Pak Ifan guru olahraga.

  Seperginya Manda anak-anak disana ingin mencoba memasukkan si kult orange ke ring,Efan sepertinya sudah bosan

langsung berlari dan men-dribele bola dan melempar bola tepat ke ring dengan posisinya yang di tengah lapangan membuat yang lain kagum.

Prok...prok...prok...

Tepuk tangan dari semua anak-anak yang disana membuat Efan heran sendiri padahal dia cuma bermain sendiri dan tidak ada lawanya.

"Efan,Kemampun mu sungguh bisa di perhitungkan nanti sore kamu ikut pemilihan kapten basket inti yah!"

"Baik pak"

Efan merasa senang setelah mendengar ucapan Pak Ifan dan memilih untuk menghampiri kekasihnya dan temannya yang sedang asyik mengobrol.

...........

Manda mendekati Nai yang sedang asyik memainkan ponselnya.

"Woy lagi apa?"

Tanya Manda saat sudah di dekat Nai, Nai menjawab tanpa memalingkan pandangannya dari layar ponsel.

"Biasa twiter,oh ya nih buat elo.."

"Thank"

Manda menerima soft drink dari

Nai dan meminumnya sampai tiga tegukan.

"Tumben bentar"

"ya, gue nggak tega lihat elo sendirian kayak orang hilang"

Sejurus kemudian Nai menjitak mulus kepala Manda dan membuat Manda meringis kesakitan.

"Tapi by the way kenapa elo selalu nggak ikut kalau materi pelajarannya basket?"

"Oh itu, elo udah tau jawabannya"

"Terserah elo lah"

Pasrah Manda dari dulu Manda menanyakan itu tapi Nai tidak mau memberi tau kan alasannya dan selalu bilang"belum waktunya".

  Efan berlari mendekati Nai dan Manda serta melihat minuman yang terlihat menyegarkan di tenggorokan.

"Witss,Mau donk.."

"Nih"

Nai langsung memberikan minuman ke Efan dan langsung di minumnya sampai setengah botol.

"Nai"

"Apa?"

"Gue boleh tanya sesuatu sama elo?"

"Mau tanya apa??"

"Sorry nih gue denger-denger elo kalau basket selalu nggak ikut kenapa..?"

"Percuma Fan, elo nanya sama nih bocah gue aja selalu nanya tapi nggak pernah di jawab"

Bukan  Nai yang menjawab tapi Manda, sedangkan Nai hanya tersenyum.

"Beneran?"

"Ia"

  Nai melihat mereka berdua yang menatapnya sebal karena ulahnya, tapi belum saatnya mereka tau apa alasannya dan berjanji akan menjaga mereka berdua yang selalu melindunginya. Tak lama Pak Ifan datang menghampiri mereka berdua.

"Nai, kamu sudah selesai mengerjakannya?"

"Sudah Pak, ini"

Nai menyerahkan bukunya ya sebagai ganti tidak turun ke lapangan.

"Saya cek dulu yah"

  Pak Ifan mengecek jawaban Nai,   saat mengoreksi jawaban Nai terbesit di pikirannya untuk menanyakan sesuatu ke Nai, mungkin dari dulu ia ingin menanyakan.

"Nai kenapa kamu tidak ikut pelajaran saya kalau materinya basket?"

Sejurus kemudian Efan dan Manda tertawa dan membuat Pak Ifan terheran dengan kelakuan dua muridnya ini.

"Apa ada yang lucu?"

"Oh itu pak pertanyaan bapak sama seperti mereka tanyakan ke saya"

Nai melirik sahabat dan pacarnya dan yang dilirik hanya menunjukan senyuman khasnya.

"Baiklah Nai bakal jawab, dulu waktu SMP Nai pernah kena pantulan bola dari papan ring basket tepat kena hidung dan mimisan, karena itu Nai nggak mau nyentuh bola basket"

"Jadi gitu ceritanya, ya sudah Bapak tidak akan memaksamu ikut praktek basket, toh kamu juga bisa yang lain ya sudah Bapak pergi dulu"

"Terimakasih Pak"

  Namun di dalam hati Nai mengatakan sesuatu" maaf semua aku bohong, mungkin nanti aku akan jujur"

"Jadi itu alasannya"

Ucap Efan sambil mengangguk-anggukan kepalanya sekarang di benak Manda sudah tidak penasaran lagi.

"Kantin yuk"

Ajak Manda yang sudah merasakan cacing-cacing di perutnya ini sudah demo ingin makan.

"Ayo"

........

Mereka bertiga asik makanan kesukaan mereka Efan memesan pasta,Manda memesan nasi goreng sedangkan Nai memesan wafel yang diatasnya di beri es krim rasa vanila

"Eh... Gue mau ikut seleksi kapten basket inti nih doa-in yah..."

Efan memonta doa ke pada ke gua gadis manis di depannya ini

"Pasti dong..."

Manda dengan semangatnya menjawab.

"Oh ya kapan...??"

Tanya Nai ke Efan

"Nanti sore Nai.."

"Mmmmm Gue boleh lihat nggak ...???"

Tanya Nai yang ingin sekali melihat Efan bermain basket namun sepertinya Efan tidak meng-izinkan.

"sayang mending nggak usah soalnya pasti sampai malem

Mending elo main ke mall sama Manda, Elo mau kan memenin Nai..?"

"Gue sih mau-mau aja tapi Nai nya mau nggak..?"

Manda dan Efan melihat Nai yang nampak sedang berpikir

"Ya udah gue mau..."

.......****.....

Jam dinding berdetak pelajaran terakhir hampir habis tak lama bel pun berbunyi.

"Oke anak-anak tutup buku kalian kita ketemu besok selamat siang..."

"Selamat siang bu..."

   Mereka bertiga sekarang berada di parkiran sekolah

"Ayo gue anterin kalian ke mall..."

"Ayo..."

Perjalanan mereka diiringi dengan tawa walau tadi macet agak lama tapi serasa menyenangkan kalau suasananya menyenangkan seperti ini dan tak terasa sudah sampai parkiran mall.

"Udah sampai..."

"Elo mau ikut nggak..?"

Tawar Manda ke Efan namun langsung di tolak Efan.

"Nggak..."

Jawab Efan datar namun Nai yang duduk di sebelah Efan terus memandangi Efan dengan tatapan memohon dan sesekali berkedip,Efan yang melihat nya jadi tidak tega yah mana ada yang bisa tahan dengan tatapan mata bulat mengkilat Nai.

"Ya udah gue ikut,Tapi cuma sebentar..."

Senyum Nai langsung mereka di bibir merahnya setelah mendengar ucapan Efan.

"Ya sip makasih..."

Mereka pun memasuki mall dan seperti biasa Nai menarik tangan Efan dan Manda, mereka berdua pasrah di tarik oleh si anak tk. Yah didepan orang lain Nai seperti gadis biasa namun didepan mereka berdua Nai menjadi sosok anak tk yang begitu lucu dan menggemaskan.

"Bisa main ini nggak.."

Tanya Nai ke pada mereka berdua saat sudah di depan mesin capit boneka

"Bisa ntar gue beli koin nya, Kalian mau...??"

Tanya Efan ke Nai dan Manda.

"Gue sih nggak mau.."

"Nai..?"

"Gue mau..!"

Jawab Nai dengan antusias membuat Efan tersenyum sebelum pergi membeli koin Efan mengacak-acak sekilas poni Nai.

"Nih.."

Efan memberikan dua koin ke Nai.

"Makasih,Siapa dulu...?"

"Gue duluan yah.."

Efan mulai memasukan koin dan menggerakan tuas nya mencari boneka yang pas namun saat mau mengangkatnya bonekanya terlepas,Efan pun mencoba lagi dan percobaan kedua dia berhasil mendapatkan

Boneka beruang.

"Akhirnya dapet bonekanya nih.."

Efan memberikan boneka nya ke Nai."

"Pegang dulu,aku mau coba.."

Nai memasukan koin dan menggerakkan tuasnya dan....

Nai dapat dua boneka sekaligus.

"Wow Keren..."

Mereka kagum dengan fokus Nai, Nai menggambil bonekanya dan yang satu untuk Manda

"Nih..."

"Buat gue..?"

"Ya Dan.."

Nai menukar boneka Efan dan bonekanya

Efan dan Manda hanya terkekeh melihat tingkah Nai

"udah yuk kita beli es krim aja.."

Ajak Nai dan di angguki Manda.

"Oke, Tapi sehabis itu gue harus ke sekolah.."

"Iya Fan.."

.......****.....

Efan sudah pergi 15menit yang lalu mereka berdua sedang asik melihat orang yang dari tadi lewat depan mereka

"Nai,Gue mau ngomong jujur sama elo mungkin dari awal gue temenan sama elo..."

Ucap manda memecah keheningan membuat Nai menoleh ke arah Manda

"Apa..?"

"Jujur gue iri sama elo, lo punya semuanya apa pun yang elo mau pasti di turuti dan elo punya pacar seperti Efan yang sayang sama elo.."

"Sepertinya elo nggak tau apa-apa Da Semua yang elo lihat dan apa yang gue lihat itu berbeda..."

"Maksud elo apa...???"

"Gue yang iri sama elo Da  Jika gue bisa milih gue mau jadi orang biasa yang punya keluarnga yang selalu ada buat gue dan semua yang gue milikin itu butuh penggorbana besar gue selalu sendiri dirumah papa jarang pulang yah mama juga ada butik yang butuh perhatian nya, So gue iri sama elo, lo punya semua yang nggak gue miliki Da barang itu bisa di cari tapi kasih sayang orang tua itu yang penting Da Dan gue berharap banyak sama Elo dan Efan..."

Sedetik itu Manda langsung memeluk Nai dengan eratnya ternyata Nai yang terkesan selalu ceria juga punya benannya sendiri

"Gue selalu ada buat elo Nai..."

"Makasih Da..."

Mereka pun melepas kan pelukan mereka

"Oh ya Da gue sebenarnya anggap lo kakak gue nggak pa-pa kan..."

"Iya nggak pa-pa kok, elo juga sahabat terbaik gue dan gue bakal jagain elo kok..."

"Makasih Da, gue beruntung banget punya sahabat kaya elo.."

"Gue juga Nai,elo selalu baik sama gue.."

Mereka berpegangan tangan dan berucap janji

"Kita akan selalu bersama..."

Ucap Nai dan di teruskan oleh Manda.

"Dalam suka mau pun duka..."

Meraka tertawa mendengar audio mall yang seakan mengerti mereka

"Jangan ragu kepadaku

Ku siap mendengar curhatmu

I'll be there for you

Anything for you

Setia berjalan bersamamu

Setia....setia...

Setia di dalam duka

Setia di dalam suka

Setia...setia...

Ku selalu jadi teman mu

Teman mu yang selalu

Setia...

.......**....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!