Alin & Hazar

Alin & Hazar

BAB 1

Alindia Shakier

Dia adalah cucu pertama dari pemilik Yayasan terbesar di negaranya. Yayasan kakeknya menaungi beberapa Rumah sakit terbesar di beberapa Kota, dan memiliki universitas kesehatan. Meski terlahir dari keluarga yang berada, tidak membuat hidup Alin bahagia, serta semua urusannya di permudah karna dia adalah cucu dari seseorang yang cukup di segani.

Terlahir sebagai seorang perempuan adalah kesalahan terbesar yang menyebabkan dia harus hidup bak sebatang kara. Mamanya meninggal karna mengalami pendarahan saat melahirkannya.

Dan dia hannyalah seorang anak perempuan, bukan anak laki-laki yang di harapkan bisa menjadi penerus untuk yayasan keluarganya.

“Nona Muda!” Langkah Alin terhenti. Ia tak langsung membalikkan badanya Nona muda adalah panggilan keramat menurutnya. Yang mana jika ia di panggil dengan sebutan itu, artinya dia sudah melakukan kesalahan. Hingga Si Kakek tua menjadi geram dan marah olehnya.

“Ada perlu apa kau kemari?” Alin membalikkan badanya dengan malas.

“Silakan ikut saya Nona, Tuan besar sedang menunggu Anda.”

“Laporan apa lagi yang kau terima dari anak buahmu, Dekretaris Jon.” Alin menatap tajam sekretaris kakeknya itu “Aku rasa, aku tidak membuat kesalahan apa pun!” seru Alin.

“Anda akan segera tahu Nona. Silakan ikut saya,”

Alin menghela napas. Ia sangat benci dengan situasi seperti ini. Di mana ia tidak memiliki keberanian untuk melawan kehendak kakeknya. Jika ia berani membantah, maka, ia akan kehilangan kebebasan yang baru beberapa tahun ini ia dapatkan. Dengan malasnya Alin pun terpaksa mengikuti langkah Sekretaris Jon.

“Selamat datang Nona Muda.” sambut Bibi Ella, kepala pelayan di rumah kakeknya. “Tuan besar sudah menunggu Anda di ruang makan.” ujar Bibi Ella.

“Ada siapa saja di sana?” tanya Alin, setelah membalas sapaan dari Bibi Ella dengan anggukan kepala dan senyuman manisnya.

“Semuanya sudah berkumpul Nona.” jawab Bibi Ella.

Alin tidak bertanya lagi. Ia melangkah masuk ke dalam rumah, langsung menuju ruang makan. Di sana dia mendapati seluruh penghuni rumah tengah bersantap makan. Alin memilih langsung duduk di ujung meja makan yang panjang itu, agak jauh dari keluarganya.

“Mengapa kau duduk di sana?” Kakek sudah terlihat agak kesal oleh sikapnya. Alin tidak bergeming, memilih mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. “ Duduklah di samping adikmu. Kita makan malam terlebih dahulu.” ujar Kakek.

“Aku tidak lapar. Ada apa Kakek memanggilku ke mari?” Alin menyandarkan punggungnya. Papa dan Mama tirinya menatapnya tajam, sedangkan David tetap acuh, kembali meneruskan makan malamnya yang sempat terhenti, karna kedatangan Alin.

“Tidak ada acara kelulusan untukmu besok lusa.” Kakek menyeka mulutnya dengan tisu. “Dan kau tidak akan mendapatkan penghargaan seperti yang di sampaikan oleh Direktur Makky tadi pagi.” Ucap kakek. Langsung pada inti persoalan. “Dan besok lusa kau harus menemui seseorang.” Kakek menatap sekretaris Jon, seolah mengerti dengan tatapan kakek, sekretaris Jon menghampiri Alin. Lalu menyerahkan sebuah amplop coklat pada Alin “Temui dia di kantornya besok lusa.” ucap Kakek. Saat Alin sudah mengeluarkan isi dari amplop.

Alin tersenyum sumbang, lalu menatap Kakeknya “Apa Kakek pikir dengan melarangku menghadiri acara kelulusan, akan membuat cucu kesayangan Kakek itu, bisa menggantikan tempatku!” Alin berdiri dari duduknya. “David hanya mendapati tempat ke tiga, dan kakek harus menyingkirkan satu orang lagi agar dia bisa mencapai tempatku!” Alin menatap semua orang yang duduk di ruangan itu. “Ternyata terlahir sebagai Laki-laki tidak membuatnya menjadi pintar.” Alin beralih menatap David yang sedang menatap tajam ke arahnya.

“Jaga bicaramu!!” Hardik papa.

Alin melempar amplop di tangannya ke atas meja. “Aku tidak akan menghadiri acara kelulusan besok, toh papa juga yang akan mendapat penghargaan sebagai orang tua yang paling beruntung karna memiliki anak yang berprestasi, hanya saja si pemeran pengganti yang akan menggantikan tempatku besok, dan Tante Amel.” Alin menatap si Mama tiri, yang terlihat sudah masam dari tadi. “Terimakasih untuk Tante, sudah mau menggantikan Almarhum Mamaku, untuk menerima buket bunga atas prestasiku besok lusa, dan tetaplah menjadi pemeran pengganti yang baik untuk Mamaku.” Alin tersenyum dan membungkukkan sedikit kepalanya.

“Dan untuk Kakek.” Alin beralih menatap Kakeknya. “Aku tidak mau menemui pria itu, mau besok, lusa atau kapan pun itu!” Alin berbalik badan hendak melangkah pergi.

“Kau pikir kau bisa membantahku!” teriak Kakek.

PRANKK!!!

Kakek melempar gelas, melintas tepat di samping Alin, Alin bahkan dapat merasakan hembusan angin dari gelas tersebut.

“Kalau kau tidak menemuinya besok lusa, akan aku hapus namamu dari keluarga ini!” Sambung Kakek.

“Hahaha...” Alin tergelak mendengar ucapan Kakek barusan. “Hapus saja, aku tidak akan rugi apa pun.” Menantang tatapan mata Kakek.

“Kembalikan semua kartu yang kau pegang.”

Alin mengambil dompetnya, lalu melempar tiga kartu ke atas meja. “Ambil saja.” ucapnya.

“Dan kunci apartemen.” Lanjut Kakek. Kakek tersenyum melihat perubahan pada wajah Alin.

“Apa kau baru sadar. Bahwa kau bukan siapa-siapa tanpa keluarga ini.”

Namun jawaban Alin di luar dugaan Kakek “Ambil saja. Sekretaris Jon pasti tahu sandi apartemenku.”

“Tinggalkan semua barang-barang yang kau dapatkan dari uangku.” Ujar Kakek, dia semakin geram dibuat oleh Alin.

Alin tersenyum sinis, melempar tas yang ia kenakan, membuka kalung, cincin dan jam tangan.

“Selamat tinggal Kakek, Papa, Tante dan adik manisku.” Alin tersenyum lebar, menatap semua. Akhirnya dia bisa bebas sebebas-bebasnya.

Saat berbalik badan Alin bertemu dengan Wira, Si Mahasiswa yang menempati tempat ke dua. Ekspresi Wira tampak terkejut. Karna, dia baru tahu bahwa Alin juga cucu dari pemilik yayasan kampusnya.

“Kau juga di sini?” Alin menyapa Wira yang tampak masih bingung.

“Eh, i iya.” jawab Wira terbata.

Alin menepuk pundak Wira, lalu berbisik “Mintalah sebanyak yang kau mau, mereka pasti akan mengabulkannya. Dan ingat! Kau hanya punya satu kesempatan.” Alin menyunggingkan senyumannya. Wira masih terlihat bingung. "Kau pasti sudah mendengar apa alasannya, kau sampai di panggil ke sini” Alin berbalik, kembali menatap Kakeknya. "Kakek akan sibuk mulai sekarang, untuk menutupi semua kekurangan cucu kesayangan Kakek.” Alin mengangkat kepalan tangannya, mengacungkannya pada Kakek. “Kakek fighting.” ujar Alin.

***

Cukup lama Alin menunggu Wira keluar dari rumah Kakeknya, ia bersandar pada mobil Wira sambil menendang-nendang kecil ujung sepatunya ke tanah, tangannya bersedekap untuk mengusir hawa dingin malam.

“Kau masih di sini?” Wira berdiri tiga langkah di belakang Alin.

“Buka kunci mobilmu cepat! Di sini sanga dingin.” ujar Alin mengitari mobil Wira, membuka pintu mobil, langsung menghambur masuk ke dalam, duduk di samping kemudi. Wira terlihat menaruh sesuatu di jok belakang. Lalu duduk di belakang kemudi.

“Lo ngga mau nannya sesuatu gitu ke gue?” tanya Alin, saat mobil yang di kendarai oleh Wira telah menjauh dari rumah kakeknya.

“Kita ngga sedekat itu, untuk menggunakan kata *lo dan gue*.” ujar Wira.

Alin terkekeh. “Ngga usah sekaku itu juga kali. Lo minta apa saja sama si Kakek tua?” tanya Alin.

“Seperti yang kamu sarankan, aku meminta banyak.” ujar Wira. Menunjuk jok belakang dengan kepalanya.

“Wow. Hanya segini? Padahal lo bisa minta lebih dari ini.”

“Bukan hanya itu, yang di belakang hanya tanda jadi.”

Alin tergelak mendengar ucapan Wira barusan. Seperti yang ia duga.

Wira hannyalah laki-laki biasa, dan terlahir dari keluarga yang sederhana. Wira bisa kuliah kedokteran karna mengandalkan beasiswa. Wira tipikal orang yang tidak banyak neko-neko, selama itu tidak menghambat jalannya dia akan menurut saja. Seperti saat ini Wira terlihat biasa saja, tidak marah atau pun senang saat peringkatnya harus di geser oleh David.

Terpopuler

Comments

Bintang mehong

Bintang mehong

semangat 💪

2021-04-14

0

Li@_lestari

Li@_lestari

Keren

2021-04-11

1

anggrymom

anggrymom

ak suka thor, karakter aline pembangkang ya

2021-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!