“Kau!” Papa menunjuk si dokter “Beri tahu semua rekan dan bawahanmu, bahwa tidak ada penanganan apa pun terhadap Fatma. Kecuali ada perintah dariku, kau mengerti!” Ujar Papa. Suaranya menggema dalam ruangan.
“I iya Tuan, saya mengerti” Jawab Si dokter, badannya sedikit membungkuk, ia tampak gemetaran.
“PAPA!!!” Alin terkejut mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Papanya.
Haris tak menghiraukan panggilan Alin. Dia berbalik badan dan melangkah pergi.
“PAPA!” Alin berusaha mengejar Haris, namun tangannya di tahan oleh seseorang.
“Nona Muda!” Panggil sekretaris Jon “Tuan Besar sedang menunggu Anda” Ujarnya.
Dokter dan perawat yang berdiri tidak jauh dari tempat Alin, yang awalnya mereka tampak kebingungan oleh keributan yang terjadi, semakin terkejut saat mendengar ucapan sekretaris Jon pada Alin. Semua orang yang bekerja di Rumah Sakit memang tahu bahwa pemilik Yayasan tempat mereka bekerja juga memiliki seorang cucu perempuan. Namun publik tidak pernah di beri tahu siapa dan seperti apa cucu wanitanya tersebut, yang di kenalkan kepada publik hanya cucu laki-lakinya saja. Keberadaan cucu perempuannya sangat di rahasiakan.
***
Saat memasuki ruangan Alin langsung di sambut oleh tatapan kemarahan kakeknya. David juga berada di sana, lebam di wajahnya tampak bertambah, mungkin dia kembali mendapat bogeman mentah dari Kakek, sudut bibirnya tampak mengeluarkan darah, tentu itu bukan karya dari tangan mungil Alin.
Saat Alin sudah memasuki ruangan sekretaris Jon langsung mengunci pintu dari dalam, berdiri tegap membelakangi pintu. “Sepertinya ini tidak akan cepat selesai” Gumam Alin.
Suasana di dalam ruangan yang mulanya tenang bertambah mencekam. Alin dapat merasakan bahwa ini adalah pertanda buruk.
Kakek berdiri berjalan ke arah jendela kaca, menarik tali tirai.
Srett...!!! Semua jendela tertutup rapat.
“Ada urusan apa lagi kakek memanggilku?” Alin berharap situasi mencekam seperti ini akan cepat berlalu.
Plak!!!
Kakek melempar sebuah tab ke atas meja, dia masih berdiri tidak jauh dari jendela.
Alin mendekati meja, meraih tab yang di lempar Kakek tadi. Ada satu file Video di halaman tab. Sebenarnya Alin sama sekali tidak penasaran dengan isi video tersebut. Tapi, kakek melempar tab, pasti tujuannya untuk menyuruhnya melihat isi video itu.
Alin memejamkan singkat kedua matanya. Ternyata isi video itu adalah rekaman saat dia memukuli David di lobby tadi. Hasil rekaman terlihat bukan dari CCTV. Tapi ada seseorang yang entah sengaja atau tidak merekam kejadian itu. Kecil kemungkinan rekaman tersebut belum di sebarkan pada banyak orang. Ingin rasanya Alin memelintirkah telinga orang yang merekam kejadian itu.
“Inilah sebabnya aku sangat tidak menyukai wanita!” Kakek berjalan menghampiri Alin “Kau tahu! Banyak orang yang di buat repot oleh kekacauan yang kau buat, dan kau sudah membuat malu keluarga!” Hardik Kakek “Kalau hidupmu tidak bisa di buat berguna, setidaknya jangan merugikan orang lain” Kecam Kakek sambil menuding muka Alin.
“Membuat malu keluarga” Ulang Alin. Matanya balik menantang tatapan Kakek “Siapa keluarga yang aku buat malu? Apa aku punya yang namanya keluarga?” Bibir Alin menyeringai, Suaranya tak kalah kerasnya dari suara Kakek.
PLAK!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Alin. David yang sejak tadi hanya duduk diam di tempatnya di buat terkejut. Alin memang selalu di kucilkan dari keluarga mereka, tapi Kakek tidak pernah menggunakan kekerasan kepada Alin.
“Bawa dia pulang ke rumah, dan kurung dia dalam kamarnya!” Perintah Kakek pada sekretaris Jon.
“Apa hak Kakek mengurungku! Aku bukan lagi cucumu sejak seminggu yang lalu” Alin melototi Kakek dengan mata merahnya. Dia tidak menangis meski baru saja di tampar sekeras tadi oleh Kakek “Ah. Aku salah, bukan sejak tujuh hari yang lalu, tapi sejak dua puluh lima tahun yang lalu. Aku menjadi cucumu hanya sampai usia kandungan Mama empat bulan, dan setelah itu aku bukan lagi cucumu!” Sambung Alin.
Kakek kembali mengepalkan tangannya dengan erat, rahangnya mengeras, darahnya terasa mendidih mendengar kata-kata yang baru saja di lontarkan oleh Alin.
“Saya akan mengantar Nona Muda pulang Tuan” Ujar sekretaris Jon, berusaha menyudahi pertengkaran keluarga itu.
“Apa kau tuli!” Hardik Kakek pada sekretaris Jon “Dia bukan lagi cucuku. Sekarang kau keluarkan pengasuhnya dari rumah sakit ini, dan pastikan tidak akan ada rumah sakit yang mau menerimanya” Seru Kakek.
“Hahaha” Alin tergelak mendengar ucapan Kakek barusan “Apa Kakek sefrustrasi itu. Sampai-sampai menggunakan Bibi Fatma sebagai tawaran Kakek” Alin melangkah ke arah meja kerja Papanya, membelakangi Kakek “Bukankah terlalu memalukan!. Kakek terlihat seperti orang yang putus Asa saat menghadapi aku” Ujar Alin masih membelakangi Kakek.
Srek...!
Alin melukai pergelangan tangannya. Dengan menggunakan pisau cutter yang ia ambil dari atas meja kerja Papanya, Alin meringis, darah segar mengucur deras dari lukanya. Ia berbalik badan, mengangkat sedikit tangannya yang terluka.
Semua orang yang di dalam ruangan di buat terkejut oleh Alin. Sekretaris Jon langsung berhambur lari keluar, mencari bantuan.
Alin menatap tajam ke arah Kakek “Kakek harus tahu, bahwa aku tidak pernah menyesal sekali pun karna terlahir sebagai perempuan. Tapi yang sering aku sesali adalah terlahir sebagai keturunan Kakek. Dan aku peringatkan jangan menjadikan nyawa Bibi Fatma sebagai taruhan, dia lebih berharga dari pada ego Kakek. Kakek tahu bahwa Kakek sangat menjijikkan!”
Tubuh Alin sudah mulai sempoyongan, pandangannya berkunang-kunang, ia sudah tak bertenaga lagi hingga ia ambruk dan tak sadarkan diri.
“ALIN!!” Pekik Haris.
Dia yang baru masuk ke ruangan kerjanya langsung menghambur menangkap tubuh putrinya. Sekretaris Jon berusaha menahan luka Alin dengan sapu tangan. Kakek dan David hanya mematung di tempat mereka.
***
Berita tentang putri direktur yang terluka pun tersebar dengan cepat. Para dokter senior pun yang tak berkepentingan datang ke Rumah Sakit, untuk menyaksikan langsung operasi yang di jalani oleh putri direktur mereka, berharap kalau-kalau mereka akan di ikut sertakan dalam Tim dokter yang akan mengoperasi Si Nona Muda.
Gosip tentang Putra direktur yang di pukuli oleh seorang gadis misterius pun, langsung lenyap oleh berita sang Putri. Tidak ada lagi yang penasaran dengan gadis misterius yang berani-beraninya melecehkan Si Putra Mahkota. Karna gosip yang beredar tak sampai satu jam lamanya itu, seorang dokter cantik pun harus rela kehilangan pekerjaannya.
Operasi yang di jalankan Alin berlangsung lama. Para dokter senior yang tak berkepentingan telah di suruh pulang oleh Haris, karna ia menyadari dokter yang menangani putrinya terlihat gugup dan grogi karna menjadi pusat perhatian. Bahkan, dia sendiri yang tadinya ikut serta dalam menangani putrinya, terpaksa harus ikut keluar, agar sang dokter tidak merasa terganggu oleh kehadirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
anggrymom
maaf thor lngsung loncat bacanya, soalnya lngsung ke konflik aja. hehe...
2021-04-11
0
Helis Helis Mariayani
siiippp thorraku syuka tindakan alinn😚😚
2021-03-20
0