Satu Sendok Cinta Di Kopimu
Naymila tepat berusia 19 tahun bulan februari ini, tapi sedari kecil dia dipaksa untuk bisa mandiri dan menjadi tulang punggung keluarga.
Papanya meninggal waktu Naymila berusia 8 tahun karena kanker paru. Jadi hanya tinggal Mama dan seorang adik laki-lakinya yang sekarang berusia 14 tahun, Jodi.
Sejak saat ditinggal oleh Papanya, Naymila yang awalnya anak manja dituntut berubah menjadi mandiri. Mamanya punya usaha butik kecil-kecilan di dekat pasar, mungkin cukup untuk biaya hidup sehari-hari walau pas-pasan.
Syukurnya untuk biaya sekolah Naymila dan Jodi adiknya sudah ditanggung oleh asuransi, karena almarhum Papa Naymila orangnya sangat peduli terhadap tabungan dan masa depan anaknya, jadi sejak anak-anaknya lahir beliau sudah memastikan untuk menabung kan asuransi pendidikan untuk anak-anaknya. Tapi asuransi itu cuma ditanggung sampai Naymila dan Jodi berumur 15 tahun. Setelahnya Naymila berusaha sendiri untuk membiayai uang sekolah SMAnya.
Dari kecil sudah ditinggal sosok Ayah, membuat Naymila kecil yang manja berubah menjadi Naymila remaja yg mandiri, tangguh dan selalu berpikir untuk membantu Mamanya dalam hal finansial.
Dari kecil semenjak Papanya meninggal Mama Naymila sudah menanamkan kalau Naymila harus membantu Mama, mencari uang, bekerja, kalau gak kerja gak bisa makan.
"Mah .. Nay harus beli buku untuk tugas bahasa Inggris, tugasnya di kumpul minggu depan!" Waktu Naymila masih SMA.
"Ya kamu jual dulu baju-baju daster di butik Mama, baru kamu bisa beli buku. Mama gak ada uang!".
Sudah diduga, persis.. Mama pasti nyautnya begitu, gak ada uang. Pikir Naymila dalam hati.
Naymila langsung pergi tanpa pamit ke Mama, rasa kesal memenuhi dadanya. Kenapa dia tidak bisa seperti teman-teman seusianya yang tinggal minta langsung dapat.
Kenapa semua di hidup ini perlu uang, untuk membeli sesuatu pun harus berpikir, kenapa Papanya harus pergi duluan sampai membuat dia, Mama dan adiknya yang tersisa disini menjadi susah secara finansial.
Pikiran Naymila kesana kesini.
Segera dia membuang rasa kesalnya, karena dia harus mencari cara untuk mendapatkan uang lagi. Dia ingat ada adik Papanya, Tante Ririn. Tante Ririn punya salon, dia sering mencari tenaga tambahan dan Naymila sering membantu di sana. Dia langsung bergegas ke salon Tante Ririn.
Naymila mematikan mesin motornya, senyumnya tersimpul saat melihat tulisan 'open' di depan salon Tante Ririn. Naymila langsung saja masuk ke dalam.
"Tante!" Panggilnya.
Tidak ada balasan, yang dia lihat hanya empat orang yang duduk di kursi tunggu. Matanya menjelajah mencari sosok Tante Ririn yang punya rambut pirang seperti idol Korea.
Yes... Ketemu ... Ucap Naymila dalam hati saat menemukan sosok Tantenya.
Tante Ririn ternyata dibelakang sedang mencuci rambut pelanggan.
"Loh ... Nay, kamu dari kapan disitu?"
"Baru aja Tante, Tante sibuk ya?"
"Iya nih... Pegawai Tante hari ini gak bisa masuk katanya badan meriang, jadi Tante suruh libur deh!" Tante Ririn sambil mengambil handuk kecil untuk di kepala.
"Perlu aku bantu gak Tante? Aku bisa bantuin Tante hari ini kalau Tante mau. Aku perlu uang untuk beli buku, Tante!" Naymila sedikit manyun saat ingat akan keperluan uang saat itu.
"Waduh Nay, kamu kok datang di waktu yg pas ... Hehehe. Kamu bisa kan bantuin Tante keringin rambutnya pakai hairdryer?"
Naymila mengangguk keras sambil senyum-senyum. "Bisa donk!"
Naymila mengambil alih pelanggan yang tadi Tante Ririn keramasi dan mengajaknya duduk di kursi depan kaca besar. Dengan sigap dia mengambil hairdryer di raknya. Naymila sudah hafal tempat-tempatnya karena dia bisa dibilang sering membantu Tante Ririn terutama waktu pegawainya tidak bisa bekerja. Entah hobi atau karena terpaksa supaya mendapatkan uang, lama-lama Naymila jadi terbiasa dengan situasi salon.
Waktu itu Naymila masih berumur 17 tahun.
Selama kurang lebih enam jam di salon membantu Tante Ririn, Naymila diberi upah dua ratus ribu oleh Tante Ririn.
"Makasi ya Nay kamu udah bantu Tante lagi hari ini. Malaikat penyelamat Tante, kalo gak ada kamu, Tante pasti kewalahan banget!" Tante Ririn tersenyum manis ke Naymila.
Tante Ririn ini punya kulit putih, badannya tidak terlalu tinggi, wajahnya sangat awet muda walaupun kini sudah berumur 35 tahun tapi Tante Ririn masih melajang. Rambut blondenya sangat pas untuk dia.
"Aku juga makasi ya, Tante! Selalu kasi aku uang lebih juga. Padahal ya aku cuma sisir sama keringin rambut abis itu catokin rambut orang! Eh... Dikasi dua ratus ribu." Naymila nyengir.
"Gapapa.. Itu buat jajan kamu. Tante tau kamu jarang jajan, katanya juga kamu perlu uang. Aah kamu memang selalu cari uang kan tujuannya kesini. Tapi Tante bangga banget sama kamu yang selalu usaha buat dapet uang! Mama kamu cerita katanya kamu jualan online juga ya?"
Naymila menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
"Ya iya jualan daster, jualan tas, sepatu, semua yang ada di butik Mama. Mama paksa Nay, pokoknya harus menghasilkan uang... Ya sudah..." Naymila berhenti sebentar.
"Nay cuma pengen punya banyak uang, supaya Nay, Mama dan Jodi bisa bertahan hidup, bisa tetep makan, bisa sekolahin Jodi juga, les juga, bisa beli buku bisa beli barang-barang yang kita pengen beli. Gak hidup pas-pasan begini." Raut wajah Naymila berubah sedih.
"Kamu anak yang hebat Nay... Tante salut banget kamu bener-bener mandiri. Tante dulu seumuran kamu ya masih minta lah sama nenek kakek kamu, mana tau cari uang ... Yang di tau cuma abisin uang."
Tante Ririn mengeluarkan selembar kertas, "Nay Tante dapet brosur ini barusan dikasi sama mbak yang crimbath katanya open class untuk naik gel sama eyelash extension, maksudnya kursus gitu... Kamu mau?"
Naymila membaca seksama isi brosur itu, tapi disitu tertulis biaya kursusnya lima juta sampai bisa.
"Ini lima juta Tante ... Nay gak ada uang!"
"Kamunya mau gak? kan sekarang lagi hits banget nail gel sama ayelash extension... Kalo kamu kursus, kamu dapet ilmu, ilmu bisa dipake sampe kapan aja."
"Mau sih ... Tapi ..."
"Tante yang bayarin ... gak usah pusing!"
"Tapi ... Tapi kan mahal tante." Naymila masih ragu.
"Sudah dibilang Tante yang bayarin, kamu tinggal dateng buat kursus aja! Mau ya??? Nanti Tante daftarin kamu ya ke mbaknya itu ... Eh ada nomer WhatsApp kan di iklannya?"
Tante Ririn sibuk mencari handphone sambil mencatat nomer yang tertera di brosur itu. "Kamu percaya ma Tante, gak ada yang rugi... Apalagi kamu seneng kan di salon bantu Tante, siapa tau kamu bisa nail gel sama eyelash jadi Tante bisa nambah menu kan di salon, atau bisa juga km freelance ke rumah orang kayaknya namanya home service ya?"
Seketika Nay memeluk Tante Ririn.
"Tante ... love you full pokoknya, gak ada Tante yang lebih baik, lebih cantik, lebih seksi, selain Tante Ririn ... Lisa Blackpink kalah sama Tante. Heheheh."
"Bisa aja kamu!"
Hari itu menjadi awal mula Naymila mempelajari ilmu di bidang kecantikan. Naymila menekuni kursusnya, sampai dia yakin bisa menjual. Hari-hari sekolahnya di lalui sambil berdagang membantu Mama, dan semua kegiatan yang menghasilkan uang.
Sampai Naymila tamat SMA, dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Naymila cuma butuh uang, bukan pendidikan yang tinggi. Entah itu doktrin yang dia terima dari kecil, atau karena tuntutan hidup yang membuatnya malas untuk bersekolah tinggi. Pokoknya hidupnya cuma untuk berjuang mencari uang untuk Mama dan adiknya Jodi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nadia Fitri
hhjj
2021-05-11
1
Dhinie Hsb ChadellnhaYudha Season II
🙃🤢☺️🙃
2021-05-10
1