Siang ini Naymila melayani lima orang pelanggan. Sila pelanggan setia meminta Naymila untuk datang ke rumahnya, karena Sila membawa empat temannya juga. Ada yang ambil eyelash tiga orang, dan dua orang lainnya nailgel. Butuh konsentrasi penuh untuk memasang helai per helai bulu mata, butuh ketelitian dan kerapian. Sama seperti nailgel juga harus rapi dan teliti, supaya pelanggan tidak kecewa dengan hasilnya.
"Nay ... kayaknya ini bulu mata yang kanan lebih tebelan deh!" Kata Sila.
"Masa sih Kak? Coba aku lihat..." Naymila mengkoreksi dengan detail. Ternyata memang benar lebih tebal sedikit. Segera dia menambahkan kembali bulu mata yang dirasa kurang sebelah kiri.
"Nay ... Kalo belum tiga hari tapi udah ada yang rontok gimana? Ada garansi gak?" Tanya Ratna, ini teman Sila yang juga pasang eyelash extension.
"Ya kalo misal nanti ada yang rontok, tinggal di service dikit aja Kak, ga apa-apa sih ... Tapi kalo udah lewat dari dua minggu itu kalo Kakak mau service lagi, nanti aku kenain biaya dikit Kak," ucap Naymila sambil tetap konsentrasi memasang bulu mata Sila yang kurang tadi.
"Pokoknya aku gak mau ya gak cetar, aku harus tetep on sama bulu mata cetar aku!" Kata Ratna sambil bersemangat menggebu di depan kaca.
Naymila tersenyum, bagi Naymila yang penting mereka puas saja, dan yang penting Naymila dapat uang. Karena Naymila sedang perlu uang untuk biaya lesnya Jodi.
"Kalo nanti nailgel ku sudah ngelupas tapi belom seminggu gimana Nay?" Tanya Tia yang pasang nailgel.
"Iya nanti aku bantu service lagi Kak Tia..." Jawab Naymila.
"Berarti setelah pasang nailgel kamu gak boleh dong pegang sapu, masak di dapur, kan biar gak cepet ngelupas itu kuku cantik." Seru Sila pada Tia.
"Ya hello... Jelas gak lah, kan aku gak bisa masak, hehehehe ... Jarang nyapu juga sih." Saut Tia nyengir.
"Lagian mana pernah si Tia nyapu atau masak atau apalah ... Semua udah pembantu kan, gak perlu pusing." Kata temannya, Karen.
"Enak aja ... Gini-gini ya aku pernah nyapu tau!" Tia merasa pede.
"Nyapu apaan?" Saut empat temannya bersamaan.
"Nyapu isi kartu credit Papi ku dong, hahahahahahaahahah..."
Tia tertawa terbahak-bahak. Sementara empat temannya cuma geleng-geleng.
Ada perasaan dimana Naymila merasa sedikit cemburu dengan kata-kata Tia. Dia yang dengan gampang mendapatkan uang tanpa perlu capek bekerja seperti Naymila. Sungguh rasanya hidup lebih nikmat menjadi anak orang kaya.
"Eh.. Nay, kamu udah lama belajar pasang eyelash extension ini? Soalnya aku liat kamu cukup cepet dan rapi masangnya." Tanya Bella.
"Baru dua tahun sih Kak..." Jawab Naymila singkat.
"Trus sekarang kamu gak kuliah?" Tanya Bella lagi.
"Engga Kak... Aku fokus cari uang aja sih. Sama sekalian bantuin Mama aku jualan di butiknya."
"Kok cari uang melulu, emang Papa kamu kemana? Harusnya kan kamu bisa kuliah." Saut Tia.
Naymila berhenti sebentar, lalu menoleh ke Tia. "Papa udah meninggal lama Kak... Jadi Mama single parent, aku dari dulu di wajibkan buat bantuin Mama cari uang Kak!"
"Eh sori ya Nay... Bukan maksud aku, maaf ... maaf ya Nay." Tia segera merasa bersalah dengan pertanyaan dia di awal yang mungkin menyakiti Naymila.
"Gapapa kok Kak Tia!" Saut Naymila.
"Kamu hebat Nay, masih muda tapi tanggung jawab. Mungkin kita berlima gak bisa kayak kamu yang bisa bantuin orang tua. Kalo kita kan masih pada minta ke orang tua kita." Kata Sila.
Sila dan teman-temannya sekarang masih berkuliah dia semester akhir. Dan mereka berlima memang dari keluarga berada. Rumah Sila saja bertingkat tiga, di lantai atas ada rooftopnya. Pulang pergi ke kampus bawa mobil sendiri. Sila selain cantik juga sangat ramah, dan Naymila pertama kali bertemu Sila karena iklan di Instagram yang Naymila pasang untuk eyelash extension dan nailgel. Sila juga orangnya tidak suka lama-lama di salon, jadi lebih nyaman untuk home service aja.
"Kamu gak capek Nay, udah hampir lima jam loh kamu disini. Tuh si Karen sampe ketiduran kamu pasangin bulu mata." Kata Bella.
"Yah udah biasa Kak... Gapapa sih." Saut Naymila yang sekarang memasang bulu mata si Karen. Karen ini sampai ketiduran dan sedikit mengeluarkan cairan dari bibir tipisnya, cantik-cantik juga manusia normal tetap bisa ileran kalo tidur.
Naymila menyelesaikan semua tugasnya, dan mendapatkan uang dari Sila dan teman-temannya. Ternyata Sila memberi sedikit uang lebih untuk Naymila.
"Buat kamu jajan yah ..." Sila tersenyum manis saat menyerahkan uangnya kepada Naymila. Naymila pun menyambut senyum itu dengan senyuman yang lebih lebar lagi.
"Makasi banyak ya,kak Sila ... Sering - sering aja begini!" Naymila nyengir.
Naymila pun berpamitan kepada lima perempuan muda itu. Dia segera menghidupkan motor matic-nya dan pulang.
Dijalan pulang Naymila merasakan mata, leher dan punggungnya sedikit lelah. selama hampir lima jam disana membuat Naymila lemas, apalagi perutnya belum diisi makanan. Dia menghentikan laju motornya. Menoleh ke sekitar tempat dia berhenti di pinggir di jalan, cuma ada satu kedai kopi di seberang jalan.
Segera dia melajukan motornya untuk menyeberangi jalan menuju kedai kopi.
Namanya Kedai Kopi Mu. Ada menu terpasang di depan, matanya meneliti melihat nama-nama makanan dan minuman. Dia menemukan ada roti bakar lengkap dengan isian seperti sandwich, di sana bertuliskan hari ini sedang promo jika membeli satu varian sandwich gratis satu es kopi apa saja. Ini yang Naymila suka, kata gratisnya.
Naymila memutuskan untuk masuk kedalam, karena sudah tidak tahan dengan laparnya.
Dia langsung menghampiri meja tempat memesan orderan.
"Selamat datang, Kak... Mau pesan apa?" Naymila disambut oleh seorang pelayan muda cantik yang tersenyum sangat ramah.
"Aku liat ada promo beli 1 roti bakar sandwich gratis es kopi ya Mbak ?" Tanya Naymila.
"Betul kak... hari ini kita promo, kakak mau pesan yang apa? Ini pilihan menunya kak silahkan dilihat."
"Aku pesan satu roti bakar sandwich telur keju ini ya mbak. Emmmm ... trus minumnya ..." Naymila tampak berpikir keras.
"Mbak kalo minumnya pakai air putih aja atau es teh bisa gak mbak?" Tanya Naymila kemudian.
"Maaf Kak... Kalau yang promo hari ini cuma sama es kopi aja Kak! Tapi kalo kakak mau pakai air putih atau es teh jadinya harga normal Kak."
Naymila tampak memperhatikan daftar harganya kembali, dia melihat harga air mineralnya lima belas ribu, lalu untuk menu es teh harganya mulai dua puluh ribu. Otak akuntingnya kembali berpikir.
"Ya udah pakai yang lagi promo aja Mbak... Kalo gitu es kopi americano satu "
"Baik kak, satu roti bakar sandwich telur kejunya, dengan satu es kopi americano ya kak. Mau take away atau makan disini kak??'
"Eemmm..." Naymila berpikir sebentar karena sudah lapar. "Makan disini aja mbak ya ..."
"Baik kak... Totalnya jadi tiga puluh ribu."
Naymila memberi selembar uang lima puluh ribu.
"Kembaliannya dua puluh ribu ya kak, ini nomer mejanya. Mohon di tunggu ya kak. Terimakasih." Senyum pelayan itu sangat lebar dan manis.
"Oh lupa ... tanpa gula ya Mbak, es kopinya."
"Baik kak tanpa gula, ada lagi Kak?" Tanya pelayan itu.
"Engga ... Udah, makasi ya."
Mata Naymila menjelajah mencari tempat yang nyaman. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di pojokan sambil melihat pemandangan kebun yang ada di dalam kedai kopi ini.
Naymila baru pertama kali masuk kemari. Tempatnya tidak begitu luas, hanya saja cukup nyaman untuk anak muda nongkrong, tentunya karena harganya lumayan murah juga karena free Wi-Fi. Banyak anak sekolahan atau mahasiswa yg membawa laptopnya kemari, ada juga remaja yang berkumpul sambil bermain game di handphonenya.
Sebenarnya Naymila jarang sekali ke tempat seperti ini, dia lebih sering makan di rumah, prinsipnya harus hemat. Tapi karena kebetulan terlalu lapar jadi dia memutuskan untuk mampir kesini.
Ah ya sudah sekali - kali makan roti isian begini kan gapapa, bukannya sekarang lagi jamannya begitu, pikir Naymila.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments