Kekuatan Cinta
"Ahh... hei tunggu..!!" teriakan seorang gadis cantik berambut panjang.
Dia adalah Aurora Wijaya , gadis cantik putri tunggal Tuan Hardy Wijaya dan Nyonya Riyanti. Mereka adalah keluarga yang cukup terpandang di negara ini. Ayahnya seorang pengusaha kain yang memiliki banyak garment, sedangkan ibunya seorang desainer ternama yang memiliki butik dengan pelanggan high class.
Seorang pria tampan bertopi serta mengenakan kacamata hitam menghentikan langkahnya dan berbalik menatap gadis cantik yang berteriak memanggilnya.
"Ada apa?" tanya pria itu.
"Dompet kamu terjatuh. Punya kamu kan?" Aurora menyodorkan dompet milik pria itu.
"Terima kasih." Pria itu mengambilnya dan melenggang meninggalkan gadis itu.
Aurora hanya menatap datar punggung pria itu hingga kian menghilang dari pandangannya. Hatinya berkata jika pria itu adalah sosok yang pernah ditemuinya, sayangnya ia tidak bisa mengingat walau ia berpikir keras. Tidak ingin ambil pusing, ia memilih melanjutkan langkahnya ke parkiran kampus dimana mobilnya berada.
"Aurora tunggu, aku nebeng pulang yah, hari ini lagi gak bawa mobil." Ucap Listy teman sekaligus sahabatnya di kampus.
Aurora tersenyum dan mengangguk.
"Okey, tapi kamu yang bawa." Aurora menyerahkan kunci mobilnya.
Mobil pun melaju meninggalkan area kampus. Membelah jalan di tengah teriknya matahari. Lalu lintas yang padat merayap seolah menjadi makanannya sehari hari, untung saja mobil yang dikendarainya sudah menggunakan sistem autopilot yang lebih memudahkan mereka saat mengemudikannya.
"Ra! Ngapain sih ngalamun gitu?" tanya Listy yang dari tadi memperhatikan sikap Aurora.
"Nggak kok, cuma lagi mikirin ucapan mamah." ucapnya sembari tersenyum.
"Ada apa? Kalo punya masalah ceritain aja, mungkin aku bisa bantu." Kata Listy sambil menoleh kesamping.
"Lagi bingung aja menyikapi keadaan ini. Mamah bilang mau jodohin aku dengan anak temannya." ucapnya lesu
"Whats...!!Apa aku gak salah denger Ra!" pekik Listy yang kaget mendengar ucapan sahabatnya.
"Entahlah. Kata mamah dia pria yang baik dan udah mapan. Gue juga belum tau orangnya."
"Kalau ganteng mah aku juga mau kali Ra." ucap Listy menggoda sahabatnya.
"Dasar...!!" Aurora menonyor kepala Listy.
"Adowh! jahat amat sih. Aku kan ngomong apa adanya. Secara ya, tante Riyanti gak mungkin ngejodohin anaknya jika nilainya kurang dari 90. Wah pasti tu cowok ganteng, keren plus tajir pula. Percaya deh sama aku, mamamu pasti gak akan salah pilih. Tapi kalau kamu nggak mau, biar aku yang tampung. Hehehe.."
Aurora hanya diam tak menanggapi. Ia saja sampai saat ini masih dilema memikirkan hubungan dengan pacar masa lalunya. Walaupun janji itu dibuat ketika dirinya masih remaja, tapi ia menganggap jika hubungan itu belum putus sampai sekarang. Dan setelah sekian lama ia membatasi hubungan dengan laki-laki lain, tapi apa kenyataannya. Sekarang malah ia dijodohkan dengan pria lain. Ia bingung harus bagaimana. Ia merasa jika penantiannya selama ini akan sia sia belaka.
"Haruskah hubungan kita berakhir sampai disini Kak Ard." Batin Aurora sendu.
.
.
"Mamah...aku pulang..!!" seru Aurora begitu masuk ke dalam rumah dan memeluk mamanya yang sedang berkutat di dapur bersama para pelayan.
"Ehh, ada apa ini,kenapa tiba-tiba peluk mamah." tanya Riyanti lembut.
"Ga papa, kangen aja sama Mama. Yaudah kalo gitu aku ke atas dulu ya Ma." Aurora melepas pelukannya dan mengecup sekilas pipi mamanya.
"Tunggu Ra!" cegah Mamanya.
"Ya."
"Nanti malam akan ada tamu penting yang datang, mama harap kamu tidak mengecewakan mama."
Aurora hanya mengangguk walau hatinya teriris. Ia pikir jika memang dirinya berjodoh pasti akan bertemu disaat yang tepat.
.
.
Di kediaman Tuan Admaja
"Baru pulang nak?" Sapa Nyonya Yuli pada anak sulungnya.
"Ya Bun." Edward mencium pipi Bundanya.
"Nak, ada yang mau bunda bicarakan sama kamu, bisa duduk sebentar? Ayahmu sudah menunggu di sofa ruang tamu." Ujar Bunda Yuli pada putranya.
"Baiklah."
Ya dia adalah Edward Felix Edlyn. Anak sulung dari pasangan Tuan Admaja dan Nyonya Yuli. Merupakan eksekutif muda menggantikan posisi Ayahnya menjadi Direktur utama di perusahaan ekspor impor.
Mempunyai asisten kepercayaan sekaligus sahabatnya yaitu Lukas Fernando. Dingin, irit bicara dan tegas kadang bertingkah konyol. Kemampuannya hampir sama dengan Edward.
Edward pun mengikuti langkah kaki Bundanya dan mendudukkan bokongnya di sofa single. Perasaannya mendadak tidak enak.
"Ada apa ayah, Bunda? Apa yang ingin kalian bicarakan." tanya Edward melirik kedua orang tuanya.
"Edward, usiamu kan sudah 26 tahun. Seperti yang kami bicarakan waktu lalu, Ayah dan Bundamu berniat menjodohkan kamu dengan anak gadis sahabat Bundamu. Dan rencananya, nanti malam kami akan ke rumahnya untuk melamar putrinya. Setuju tidak setuju, kamu harus ikut dengan kami." ucap Tuan Admaja tidak ingin dibantah.
"Yah...!!" pekik Edward pada Ayahnya.
"Kenapa memutuskan sendiri. Aku belum mau menikah!" tolaknya mentah mentah.
"Apa alasanmu menolak pernikahan ini. Bahkan kami sudah membicarakan ini padamu jauh jauh hari."
"Ayah. Bunda. Aku sudah mengikat janji dengan dengan gadis kecilku Rara. Bagaimana bisa aku menghianatinya. Ini semua gara gara kalian. Jika saja kalian tidak menyuruhku ke London waktu itu. Pasti kami tidak akan terpisah selama ini. Bahkan ini sudah tahun ke 8. Kalian tidak tau bagaimana usahaku untuk mencarinya. Kalian egois. Kalian hanya mementingkan diri kalian sendiri!"
"Nak, percayalah, kalo jodoh nggak akan kemana, percaya sama Bunda. Ikuti saja takdirmu. Atau jangan jangan kamu sengaja ingin mengecewakan Bunda ya. Bunda tidak menyangka kamu bisa melakukan itu." ujar Bunda Yuli. Matanya memerah menahan tangis.
"Bukan seperti itu Bunda. Ayolah tolong mengerti keadaanku. Aku hanya tidak ingin menyakiti hati siapa pun. Bagaimana bisa aku menikah tanpa cinta. Aku mohon Bunda mengerti posisiku." Edward sudah frustasi, ia mengacak acak rambutnya.
"Kamu mengecewakan Bunda nak. Bunda nggak habis pikir denganmu."
"Aagghhh terserah kalian. Terserah! Ingat Bunda, Bunda juga sudah menyakiti hati ini." Edward beranjak dari dudukannya dan pergi begitu saja. Ia sangat marah sekali dengan kedua orang tuanya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orang tuanya.
"Edward! Ayah nggak mau tau. Nanti malam kamu harus ikut dengan kami. Jangan coba coba kabur. Atau Ayah akan bertindak tegas padamu. Dan jangan coba coba mencoreng nama baik kami jika kamu tidak ingin melihat kami menanggung malu." tegas Tuan Admaja
"Terserah Ayah! terserah! Aku bahkan sudah tak mempunyai hak untuk mengatur hidupku sendiri. Lakukan seperti yang kalian inginkan. Tapi tolong jangan salahkan aku jika aku tidak bisa membahagiakan gadis itu. Karena sampai kapanpun aku hanya mencintai Rara."
Tuan Admaja hanya menghela nafasnya. Ia menatap istrinya penuh maksud. Nyatanya Bunda Yuli tetap bersikukuh dengan pilihannya. Ia sama sekali tidak ingin memberi tahu yang sebenarnya. Baginya, Aurora adalah calon yang tepat untuk putranya dan tidak bisa diganti dengan yang lain.
"Suatu saat kamu akan mengerti dan berterima kasih pada Bunda, Nak." batin Bunda Yuli menatap sendu putranya.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, like and komennya guys. Harap maklum, ini karya pertamaku, jadi musti banyak revisi.
❤ u all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
AG n RA
👍
2022-12-25
0
Ayu Astuti
❤
2022-01-04
2
Reyza marvel
Coba baca dulu,sapa tau suka
2021-04-04
3