Menikah Dengan Mahasiwi
Namaku Gibran Prasetya Abimana, umur 29 tahun. tinggi badan 170 berat badan 66 kg. Aku Keturunan darah biru alias keturunan ningrat. Kedua orang tuaku asli dari kota Y, bersuku jawa asli. Nama Papa ku yaitu Admaja Abimana, dan Mama ku yaitu Ningrum Abimana. Dan sekarang Aku dan orang tuaku tinggal di kota M. Orang tua ku pindah dari kota Y ke kota M sejak Mama ku hamil diriku. Aku tiga bersaudara, aku anak bungsu. Aku punya dua kakak perempuan yang bernama Destina dan Divina. Mereka sudah berumah tangga. Dan tinggal bersama suami mereka masing-masing. Hanya tinggal aku yang masih melajang. Walaupun keturunan orang yang berada, tetapi aku tidak mau bergantung pada kedua orang tua. Setelah lulus Sekolah menengah kejuruan (SMK), aku sempat bekerja, dan karena dorongan dari orang tua, satu tahun kemudian aku kuliah. Aku lulusan S2 (Magister) jurusan Ekonomi Bisnis. Setelah aku lulus dari kuliah, aku langsung mencari pekerjaan dan karir yang bisa membuat diriku dipandang oleh orang lain dan memiliki harta dari jerih payahku sendiri. Dan sekarang aku sudah bisa nabung, dan membangun bisnis kuliner dan makanan ringan seperti sebuah cafe dan rumah roti yang terletak di tengah kota Y kota dimana orang tua ku dilahirkan, dan setiap dua bulan sekali pergi ke kota Y untuk memantau cafe dan rumah roti utama ku. Dan sekarang sudah memiliki beberapa anak cabang, terutama di kota M. Walaupun aku telah memiliki cafe dan rumah roti, aku tetap bekerja di salah satu perusahaan.
Jujur, banyak sekali wanita yang suka padaku tetapi suka pada harta ku. Rata-rata kekasihku di masa lalu hanya ingin hartaku, tetapi aku tidak masalah karena uang ku banyak dan tidak akan habis untuk shoping-shoping. Ya, bisa dikatakan bahwa diriku seorang Playboy.
Sekarang aku lagi proses mencari cinta sejati, calon pendamping hidup selamanya.
****
Di pagi buta, Sudah terdengar suara teriakan Mama ku yang membangunkan ku dari luar pintu kamar milikku. Awalnya aku hanya diam tak bergeming, karena aku sungguh lelah sehingga aku malas untuk bangun. Ya biasanya aku selalu bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Tetapi karena sekarang tubuhku begitu letih, aku mengabaikan adzan subuh itu. Walaupun aku laki-laki yang masih suka pacaran dan playboy serta masih melakukan banyak dosa tetapi aku masih menyempatkan untuk menghadap sang pencipta.
"Gibran!!!!. Bangun sekarang!!!!" Teriak Mama ku yang ketiga kalinya. Ya itulah Mama ku, jika aku telat bangun subuh, ia selalu meneriaki ku sampai aku bangun.
"Papa sudah menunggu dibawah," sambungnya.
Mau tidak mau, aku pun menyahut teriakan ibuku.
" Iya, sebentar," Sahutku yang masih malas untuk bangun.
"Mau jam berapa lagi, Nak???" Teriaknya lagi.
"Iya ini aku bangun sekarang," Sahutku.
"Cepat, Mama tunggu dibawah," Ucap Mama ku.
Saat aku menghadap sang pencipta, aku pun berdoa agar mudah mendapatkan seorang perempuan yang sederhana, dan ketika kami nanti menikah ia menjadi istri yang salehah, sayang pada kedua orang tuaku.
****
Awan putih menunjukkan pergantian gelap menjadi terang.
"Gibran, sarapan dulu!" Perintah Mama ku.
"Ini kan hari libur, Ma. Aku mau joging dulu, Ma. Setelah pulang joging, baru aku sarapan," Sahut ku dengan sopan.
"Joging terus. Tidak ada paedah nya," Celetuk Mama ku.
Aku tidak bergeming, terus berjalan keluar rumah dan menuju taman tempat biasa orang-orang juga berjoging. Termasuk diriku selalu joging di taman itu setiap seminggu sekali di hari libur.
"Hari ini udaranya sangat enak," Gumam ku seraya berjalan santai.
Tanpa disengaja, aku bertemu dengan seorang gadis imut sedang duduk kursi yang ada di taman itu seraya memainkan Handphone nya. Dia, tak lepas dari pandanganku. Ku berhenti sejenak di kejauhan seraya menatapnya.
Ketika ia beranjak dari tempat duduknya dan masih fokus dengan Handphone yang ia pegang, sepertinya ada hal penting yang ia ketik di layar Handphone nya. Seketika jiwa playboy ku mulai kambuh kembali.
'Bug' kami bertabrakan dengan ku sengaja.
"Maaf, aku tidak sengaja," Tuturnya. Ia mendongakkan kepalanya kearah wajahku.
"Tidak apa-apa," Sahutku. Ku kembangkan senyuman mempesona yang menjadi pusat perhatian bagi para kaum perempuan.
"Kamu tidak marah, Pak?" Tanya gadis itu tanpa dosa.
"What??, Pak??" Ucap ku tidak percaya.
"Kenapa, Pak? Ada yang salah dengan ucapan ku?" Tanyanya lagi.
"Hey gadis kecil, apa mata mu katarak? Segini tampan nya diriku kamu sebut diriku dengan kata Pak. Aku ini masih lajang," Tutur ku.
"Maaf...," Ucapnya.
"Pak, eh mas. Aku mau pergi dulu ya. Teman ku sudah menunggu di depan taman," Tuturnya.
"Permisi," Sambungnya.
"Eith, tunggu dulu!!" Ucapku seraya menahan tangan gadis kecil itu.
"Kamu harus tanggung jawab, karena kamu sudah menabrak ku," Imbuh ku lagi.
"Please, Pak. Saya buru-buru," Ucapnya. Ia pun melepas genggaman tanganku di lengannya secara paksa.
"Kalau Bapak minta tanggung jawab, Bapak cari saja aku di kampus MS. Aku sering di perpustakaan," Teriaknya seraya berlari.
"Hey, kamu!!!!," Teriakku. Yang diteriaki tak menggubris.
Aku hanya menggelengkan kepala ku. Aku berfikir sejenak. Iya, kampus yang disebutkan gadis itu adalah kampus dimana aku pernah menggantikan temanku menjadi dosen sementara disana.
"Baiklah, tunggu aku disana gadis kecil," Gumam ku.
****
Aku mulai menyusun rencana, aku membuat janji pada teman ku untuk sementara menggantikan dia menjadi dosen di kampus tersebut. Dan aku menceritakan apa tujuan ku ke sana.
"Kamu gila ya?" Tanya teman ku yang bernama Arfin.
"Tolong lah. Sekali ini saja!. Aku sudah sering membantumu dan hampir sering kamu meminta ku untuk semetara menggantikan mu menjadi dosen disana. Jadi, tolong sekali ini saja bantu aku," Tutur ku.
"Aku tau kamu sering membantuku. Sering membantu dalam hal tenaga maupun materi. Tapi masalahnya, permintaan mu ini bukan hal untuk main-main, Gibran," Tutur Arfin.
"Tolong lah!" Perintah ku.
"Kali ini aku butuh bantuan mu. Kamu tidak kasihan dengan ku? Sampai sekarang aku belum menikah, masih menjomblo terus, sedangkan umurku sudah pas untuk menikah. Kamu mah enak, sudah menikah, sudah punya anak. Jadi bantu aku ya!. Aku janji tidak akan berbuat macam-macam yang bisa merugikan mu," Sambung ku.
Arfin terlihat berfikir sejenak, mempertimbangkan keinginanku.
"Baiklah," Ucapnya.
"Tapi hanya 2 minggu," Sambungnya.
"Ok," Ucapku.
"Tapi, aku heran dengan mu. Ngapain kamu perempuan yang masih kuliah. Kamu kan orang kaya dan berkarir, masa mencari pacar anak kuliah yang pikirannya masih labil. Diluar sana kan masih banyak perempuan yang lebih baik dan sudah berfikiran dewasa," Tutur Arfin.
"Sudah lah, jangan banyak komentar. Kamu cukup doakan saja," Ucap ku.
"Urusan dewasa atau enggak nya, itu urusanku. Aku tanggung resikonya," Ucap ku dengan senyuman.
"Terserah mu saja," Ucapnya.
"Tapi harus ingat, hanya dua minggu," Sambungnya.
"Iya, aku ingat," Sahutku.
......*......
...*...
...*...
...*...
...LIKE, COMENT, VOTE...
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
AF_Cemong
uyyy
2021-02-12
0