Sesuai petunjuk yang diberikan Jasmine mengetuk pintu yang terdapat tulisan General Manager Budianto di pintu.
"Masuk" Ucap suara dari dalam
Jasmine membuka pintu dan masuk kedalamnya. Disana ada seorang pria yang nampak masih muda duduk di kursi tanpa menatapnya.
"Permisi pak" ucap Jasmine mengalihkan perhatian pria itu.
"Perlu apa ya dan siapa nama kamu?"
"Nama saya Jasmine Putri pak, saya yang mau jadi asisten CEO di sini" ucap Jasmine semanis mungkin.
"Jadi kamu yang mau jadi asisten ya! bawa dokumen biodata aslikan!"
"Ini pak" Jasmine menyerahkan amplop cokelat pada pria itu.
"Baiklah, ayo saya antar ke ruangan CEO" ucapnya bangkit dari duduk.
Jasmine mengikuti langkah pria tampan itu masuk kedalam lift yang ternyata hanya satu lantai diatas mereka.
"Ruangannya cuma satu lantai lagi pak!"tanya Jasmine penasaran.
"Iya dan jangan panggil saya bapak, tua banget jadinya panggil Aan aja supaya lebih akrab" ucapnya keluar dari lift.
"Kalau mas Aan aja gimana! lebih sopan juga" sahut Jasmine.
"Nggak masalah, semoga kamu betah ya kerja sama CEO nya, kalau sifatnya aneh menurut kamu jangan diambil pusing karena dia itu masih terlalu muda walau prestasinya nggak bisa di remehin"
"Oh ya! berapa umur CEO mas?"
"Baru 25 tahun tapi dia udah jadi pimpinan dari umur 21"
"Wah beda 4 tahun dong sama saya"
"Kamu masih 21 tahun"
"Iya mas"
Keduanya berhenti di depan pintu berwarna hitam yang bertuliskan CEO pada papan kecil yang menempel disana.
Aan mengetuk pintu tiga kali dan terdengar suara sahutan dari dalam.
"Nah udah dateng dia, ayo masuk"
"Iya terimakasih ya mas udah mau nganterin kesini"
"Nggak masalah santai aja" ucap Aan membuka pintu dan masuk diikuti Jasmine dibelakangnya.
"Direktur ini orang yang mau jadi asisten anda"
"Selamat pagi Direktur nama saya Jasm.."
"Kamu!!" teriak hadis itu menunjuk orang didepannya kaget dengan mata yang melotot.
Pemuda didepannya menyunggingkan senyum evilnya melihat gadis di depannya.
"Hay gadis tak sopan kita ketemu lagi ya!" ucap pemuda itu dengan nada mengejek.
"Kalian saling kenal?" tanya Aan bingung karena ternyata kedua orang itu kenal.
"Tidak juga, kita cuma ketemu dibawah tadi sebentar iyakan gadis tak sopan!" ucapnya.
"Mung..kin" ucapnya kikuk.
Siapa yang menyangka jika pemuda yang tadi pagi membuatnya kaget setengah mati ternyata Direktur perusahaan ini. Dan yang lebih parahnya lagi dia malah akan bekerja mengikuti orang itu.
"Kalau tidak ada lagi kau pergilah" ucap pria itu pada Aan.
"Baiklah" sahut Aan berlalu.
Ingin rasanya Jasmine ikut keluar bersama Aan atau menahannya di sini. Tapi itu akan terlihat konyol. Jasmine ingin sekali melemparkan dirinya keluar dari sana dari pada harus bertemu dengan pria itu lagi.
"Jasmine ya, tidak buruk" ucap pemuda itu menatap Jasmine dari atas sampai bawah.
"Dasar mesum apa yang kau lihat! mau ku congkel matamu itu!" galak Jasmine.
"Apa katamu mesum? hey nona aku ini hanya melihat penampilan orang yang akan jadi asistenku saja karena dia akan selalu mengikutiku jadi aku harus memastikan penampilannya supaya tidak bikin malu"
"Terserah sajalah" ucap Jasmine diam.
Ia berpikir mungkin dengan bicara tidak sopan maka dia tidak akan diterima bekerja disini. Karena tidak ada yang akan mau mempekerjakan orang yang tidak sopan jadi dia tidak perlu bertemu lagi dengan pemuda itukan.
"Wah kau benar-benar tidak sopan sekali ya"
Jasmine hanya berdehem menjawabnya dengan wajah yang menahan kesal ingin pergi dari tempat itu.
"Kau mandi tidak tadi sebelum kesini?" tanya pemuda itu santai sambil membuka map di mejanya.
"Tentu saja aku mandi, tidak lihat sudah cantik dan wangi begini, mungkin kau yang tidak mandi" celetuk Jasmine.
"Tahu dari mana kau aku tidak mandi! jangan asal bicara ya wangi tubuhku selalu menjadi dambaan semua wanita kau tahu" sangkal Andrian menatap gadia di depannya.
"Iya dambaan untuk di usir karena ingin muntah" ucap Jasmine kelewat santai.
"Memangnya kau mau muntah dekatku!"
"Tentu saja bahkan rasanya ingin ku keluarkan di mejamu itu"
Andrian bangkit dari duduknya lalu memakai dasi sembari berkaca pada cermin yang terdapat di sudut ruangan itu.
"Kau adalah gadis paling tidak sopan yang pernah aku temui"
"Bawa itu ikut aku" ucap Andrian melemparkan jasnya pada Jasmine yang masih berdiri di depan meja kerjanya.
"Apa maksudmu? aku bahkan tidak bilang mau bekerja atau tidak, kau juga tidak mengatakan.."
"Kau di terima, ayo cepat" ajak Andrian keluar dari ruangannya.
"Ck kenapa harus di terima sih padahal udah nggak sopan" gerutu Jasmine mengikuti langkah atasannya.
Kini kedua orang berbeda jenis ini sudah berada dalam lift menuju lantai dasar. Jasmine yang kesal pada Andrian yang merupakan atasannya berdiri cukup jauh dari pemuda itu.
"Nanti di depan banyak orang panggil saya Direktur" ucap Andrin.
"Tidak mau" tolak Jasmine terang-terangan
"Mau tidak mau kau harus mau, kalau hanya ada aku dan Aan terserah kau saja mau bagaimana tapi jangan merusak citraku didepan yang lain dengan panggilan tidak sopanmu itu"
"Ya ya ya terserah anda saja bapak Direktur"
"Jangan pakai bapak, cukup Direktur saja aku masih sangat muda untuk jadi bapakmu"
"Masih mending di panggil bapak Direktur dari pada di panggil bapak tua cerewet"
"Diamlah gadis tidak sopan kita sudah sampai lantai bawah"
Jasmine dan Andrian keluar dari lift, banyak para karyawan yang menyapa Andrian.
"Selamat pagi Direktur"
"Pagi Direktur"
Sapa mereka ramah yang di balas anggukan dan senyuman oleh Andrian.
Menurut sekali mereka apa tidak tahu kalau Direkturnya ini menyebalkan gumam Jasmine dalam hati.
"Pagi Direktur Andrian, eh eh siapa itu dibelakangmu?" ucap seorang pria yang baru muncul.
"Asisiten baruku"
Kenapa yang tadinya formal jadi lain pikir Jasmine.
"Hay cantik kenalkan namaku Hendri posisiku sama kaya Aan" ucapnya mengulurkan tangannya pada Jasmine yang di sambut hangat siempunya.
"Nama ku Jasmine, senang berkenalan sama mas Hendri" sahutnya.
Cih padaku dia sangat galak tapi pada yang lain begitu manis batin Andrian.
"Aku pergi dulu ya, semoga kau betah kerja dengannya ya Jasmine" ucap Hendri melangkah pergi.
Keduanya melanjutkan langkah lagi tapi baru beberapa langkah datanglah seorang wanita menghadang mereka lagi.
"Direktur eh, siapa dia mas" ucapnya mengubah panggilan lagi.
Siapa lagi ini? pikir Jasmine.
"Asisten baruku" jawab Andrian
"Kenapa harus cewek? cowokkan lebih bisa diandalkan" ucapnya sinis menatap Jasmine tidak suka.
Fix wanita itu sudah menyatakan perang pada Jasmine secara terbuka.
"Laki-laki atau perempuan sama saja yang penting mau kerja" ucap Andrian.
"Ok, ayo kita makan siang bersama nanti mas" wanita itu memeluk lengan Andrian hingga Jasmine harus mundur.
"Aku sibuk tidak sempat, ayo Jasmine nanti kita ketinggalan rapatnya"
Andrian melangkah lebih dulu di susul Jasmine yang mendapat tatapan tajam dari wanita itu.
"Awas kalau kau menggoda milikku" ancamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
h-a-z-z
weeeellllaaaaahhhh daaalllaaahhhh....
belum apa apa dah ngancem ngancem...... belum tau tuh cala Jasmine......
💪💪💪💪Semangaaaaat..... pantang mundur ma barongsai jadi jadian.....
2022-04-23
1