Sinar surya sudah menampakkan cahaya dipagi hari yabg baru ini. Jasmine sudah kembali bersiap untuk berangkat bekerja lebih cepat.
Walau tubuhnya sangat lelah bahkan rasanya tulangnya hampir lepas tapi apa boleh buat.
Semalam selesai rapat ternyata jadwal Andrian begitu banyak dan harus menghadiri beberapa rapat lainnya di tempat yang berbeda pula.
Saat kembali ke kantor mereka bukan beristirahat melainkan masih mengerjakan hal lainnya hingga sore hari baru selesai langsung pulang.
Kalau saja bukan karena sudah pekerjaannya mengikuti Andrian sudah pasti gadis itu akan memukulnya karena membuatnya sangat lelah.
Jasmine memasuki perusahaan yang belum ramai. Baru para OB yang sudha berkeliaran membersihkan setiap ruangan dan lainnya.
Ketika sampai didepan lift tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Jasmine.
"Hey Jasmine, kau Jasmine si asisten mas Andrian ku itu kan!" ucap Mini.
Ya yang memanggil Jamsine itu Mini, sekretaris Andrian.
"Iya kenapa ya mbak?" tanya Jasmine melihat wanita di sampingnya yang baru mendekat.
"Ku peringatkan padamu ya! jangan coba-coba kau merayu apa lagi menggoda mas Andrian, kalau sampai kau melakukan hal itu maka aku akan memberimu pelajaran, kau tahu!" ucap Mini menatap sinis pada Jasmine.
"Mbak tenang saja aku tidak akan tertarik juga pada mas mu itu" sahut Jasmine santai.
"Asal kau tahu ya, dia itu pria tampan dan berkharisma siappun pasti akan menyukainya"
"Tapi tidak denganku, aku lebih suka memukulnya dari pada memilikinya"
"Kau memang tidak sopan, awas saja kalau kau sampai menyukainya dan merebutnya dariku"
"Tidak akan, ambil saja sana mas mu itu aku tidak akan menghalangi"
Mini benar-benar kesal dibuat gadis di sampingnya itu yang malah santai menunggu lift.
"Kau harus lebih sopan lagi padaku, aku yakin kau lebih muda dariku, kadi kau harus menghormati aku" ucapnya.
"Mbak kalu mau di hormati jadi bendera dulu sana trus naik keatas tiang baru bisa di hormati" sahut Jasmine masuk kedalam lift yang sudah terbuka.
Sampai dilantai atas Jasmine langsung menuju ruangan CEO yang nampak tertutup.
"Direktur" panggil Jasmine mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam.
"Ya Direktur kau didalam tidak!" teriaknya mengetuk pintu kuat-kuat.
"Direktur kau masih hidupkan!"
Jasmine mulai menendangi pintu didepannya karena tidak ada jawaban apapun dari dalam.
"Dir.."
"Hey kau mau merusak pintuku ya!" ucap seseorang dari belakang Jasmine.
Gadis itu melihat orang yang sejak tadi ia panggil masih dibakangnya.
"Kenapa kau lama sekali sih!" ucapnya bertolak pinggang.
"Sorry tadi macet" sahut Andrian menggeser tubuh gadis itu untuk membuka pintu.
"Alasan, kalau aku tahu kau lama begini besok-besok aku datang jam sembilan saja" ucap Jasmine.
"Coba saja kalau kau berani" kata Andrin melangkah masuk.
"Itu mejamu, kau bekerja disitu" lanjutnya menunjuk satu set meja dan kursi yang nampak masih baru.
Jasmine mangamati setiap sisi ruangan yang akan menjadi tempatnya juga itu.
Di pinggir terdapat meja dan sofa yang lumayan panjang berwarna hitam. Di sudut lain ada lemari yang berisi berkas-berkas dan lainnya.
Dekat jendela kaca ada meja kerja yang besar dengan kurai kerja yang tidak kalah besar di belakangnya.
Sudut ruangan lain ada dua pintu yang satu kamar mandi yang satu lagi entah apa.
Ruang kerja Andrian ini di dominasi dengan warna darkgrey dan gold yang menambah kesan mewah selain barang-barang yang memang sudah mahal harganya.
"Kenapa kau diam saja disitu? masuk!" ucap Andrian menyadarkan Jasmine dari dunianya.
Gadis itu duduk di kursi kerjanya yang tidak jauh dari pintu namun sedikit kebelakang dekat dinding.
"Apa yang bisa ku kerjakan?" tanyanya.
"Tidak ada" jawab Andrian.
"Apa maksudmu tidak ada?"
"Hari ini pekerjaanku tidak banyak jadi mungkin kau hanya akan aku suruh mencarikan makan siang atau yang lainnya"
"Jadi aku hanya akan menemanimu bekerja saja, huh membosankan" keluh Jasmine.
"Ya sudah kemar" panggil Andrian membuat gadis itu mendekat.
Andrian menyodorkan beberapa kertas pada Jasmine yang sudah didepannya.
"Berikan ini pada Aan suruh dia stempel di bagina tanda tangan, lalu minta tanda tangannya di bagian ini" jelas Andrian.
"Hanya itu!"
"Iya, sudah sana pergi" ucap Andrian melambaikan tangannya.
"Ya apa kau mengusirku?"
"Tidak, sudah cepat sana"
Jasmine meninggalkan ruangan itu dengan menghentakkan kakinya yang menggunakan hels hingga menimbulkan suara yang cukup keras didalam ruangan tersebut.
Andrian terkekeh melihat tingkah Jasmine.
"Dasar gadis aneh tidak sopan" gumamnya kembali melanjutkan pekerjaan.
Jasmine mengetuk pintu ruang kerja Aan yang kemarin ia masuki pertama kali di kantor ini. Saat mendapat jawaban dari dalam gadis itu langsung masuk.
"Kau rupanya, kenapa?" tanya Aan saat melihat Jasmine yang masuk.
"Direktur memintamu tanda tangan disini, sini lalu sini, trus stempel disini" ucap Jasmine menunjuk bagian yang dimaksud Andrian tadi.
"Berapa lembar semuanya?"
"Hanya 20"
"Mau menunggu!"
"Boleh"
Gadis itu duduk disofa yang ada di ruangan itu.
"Bagaimana bekerja dengan Direktur? apa kau betah?" tanya Aan sambil mengerjakan kertas yang dibawa Jasmine.
"Huh dia sangat menyebalkan" ucap Jasmine.
"Ya dia memang begitu masih suka bermain tapi kalau sudah serius maka dia akan sangat serius, aku juga tahu kalian sering ributkan!" tebak Aan.
"Mas tahu!" ucap gadis itu tidak percaya.
"Tahu kau juga memanggilnya nama bukan! kenapa tidak memanggilnya mas juga seperti kau memanggilku?"
"Hah itu sangat menggelikan bagiku, dia juga tidak pantas dipanggil begitu yang ada nanti pawangnya marah kalau dia jinak denganku"
"Siapa pawangnya?" tanya Aan heran menatap gadis didepannya yang berwajah cemberut.
"Mini mouse itu, sekretarisnya, mas tahu bahkan tadi dia sudah mencegatku di depan lift trus ngancam supaya aku tidak suka dengan masnya itu, lucu bukan dia" ucap gadis itu.
Aan tertawa mendengar julukan Jasmine untuk Mini.
"Mini memang menyukai Andrian sebagai pria tapi tidak dengan Andrian yang hanya menganggapnya adik, kau tahu bukan jika persahabatan antara pria dan wanita tidak selamanya mulus persahabatan tanpa melibatkan perasaan"
Jasmine mengangguk
"Tapi menurutku dia itu sudah berlebihan menunjukkan perasaannya mas"
"Memang begitulah dia, sudah berulang kali dia menunjukkan rasa cintanya secara terbuka pada Andrian dengan penampilan dewasanya tapi yang ada malah membuat Andria tidak suka dan merasa jengah padanya"
"Huh apa hebatnya pria menyebalkan itu sampai Mini mouse itu jadi gila karena obsesinya, bahkan mengancam segala lagi"
"Jangan bilang begitu nanti kau malah jadi cinta beneran lagi sama Andrian" goda Aan.
"Hih jangan sampai deh mas yang ada nanti aku di dengdeng sama Mini mouse itu"
"Kalau gitu ya pasang perangkap tikus"
"Yah nanti boleh di coba"
Kedua orang itu tertawa senang akibat ucapan mereka sendiri.
"Sudah kembalilah ke sana ini kertasnya" ucap Aan memberikan kertas yang sudah ia selesaikan.
Jasmine melangkah keluar ruangan Aan tapi sebelum itu.
"Jasmine" panggil Aan membuat gadis itu menoleh kearahnya.
"Selamat bekerja dengan Direktur menyebalkanmu itu ya"
Tawa Aan kembali terdengar tapi lain halnya dengan gadis yang dia ejek itu.
Jasmine keluar setelah menutup pintunya dengan sedikit kesal mendengar ejekan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ipti Rokhah
and
2022-03-27
0
Ipti Rokhah
andrian ama jasmin sama2 koplak
2022-03-27
0
Ipti Rokhah
andrian ama jasmin sama2 koplak
2022-03-27
0