ALYA, Seraut Wajah Yang Ku Kenal
Alya tengah berdiri di halte. Ia bersama orang-orang yang baru pulang dari bekerja sedang menunggu kedatangan bus. Gadis berhijab hijau dengan bentuk mata yang indah asyik mengobrol dengan Reni. Tawa renyah menghiasi wajahnya menambah cantik parasnya tatkala mendengar gurauan teman perempuannya itu.
Embusan angin sore menggoyangkan kerudung panjang yang membalut kepalanya.
Suara bising kendaraan bermotor yang berlalu lalang membuat lelaki yang sudah beberapa hari ini mengikutinya, tidak dapat mendengar apa yang sedang dibicarakan gadis itu bersama temannya.
Tak lama, bus pun datang. Alya dan Reni, juga para penumpang lain masuk menaiki bus. Bus hampir penuh.
Lelaki yang sejak tadi memperhatikan kedua gadis itupun ikut masuk ke dalam bus. Ia berjalan melewati keduanya, lalu duduk di kursi paling belakang. Selama perjalanan, lelaki itu terus memperhatikan Alya dan Reni yang masih asyik mengobrol di dalam bus
Tiga puluh menit kemudian, Alya menekan tombol agar bus berhenti. Tujuannya sudah sampai. Ia harus turun.
“Aku duluan ya, Ren,” ucapnya pada Reni.
“Iya, Al, hati-hati,” sahut Reni.
Alya segera turun dari bus. Lelaki itupun ikut turun menyusulnya.
Saat bus sudah melaju, Reni baru tersadar akan lelaki yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam yang ikut turun bersama Alya. Reni juga sejak tadi memperhatikan lelaki itu saat di halte dan menaruh curiga padanya. Apakah lelaki itu mengikuti Alya? Karena khawatir pada temannya itu, Reni segera menelpon Alya untuk memberitahukannya bahwa ada seorang lelaki yang mengikutinya.
Drrtt…drrtt…
Ponsel Alya bergetar. Ia pun menghentikan langkahnya untuk mengambil ponsel dalam tas.
Melihat Alya berhenti dan menerima panggilan telepon, lelaki itu bersembunyi di balik pohon.
“Reni? Kenapa dia menelponku?” tanyanya sendiri dengan dahi mengerut.
“Ya, Ren, ada apa kamu meneleponku?”
“Al, ada cowo yang ngikutin Lo,” ucap Reni to the point.
“Hah, cowo?” Alya menoleh ke belakang dan celingukan, tapi tidak menemukan sosok laki-laki yang dimaksud Reni.
“Gak ada siapa-siapa, Ren,” sahut Alya.
“Gue yakin tadi tuh cowo ngikutin lo. Sewaktu lo turun, dia ada di belakang lo,” kata Reni lagi. Kali ini nadanya semakin khawatir.
“Ah, gak ada, gak ada siapa-siapa di sini. Ya sudah, sebentar lagi juga aku sampai rumah!” Alya menutup telponnya dan melanjutkan perjalanannya kembali menuju rumah.
Keadaan gang memang sepi karena hari hampir mendekati malam. Di sebelah kanan gang itu terbentang tembok pembatas sedangkan di sisi kirinya ada kebun kosong. Hanya Alya dan sosok lelaki misterius yang berjalan di sana. Waktu sudah hampir maghrib, langit pun mulai gelap.
Alya baru merasa ada seseorang yang mengikutinya, saat ia berada di belokan gang. Ia mempercepat langkahnya sambil memeluk tas dengan kencang. Alya berlari, lelaki itu pun mengejarnya. Hampir sampai di ujung gang, Alya terjatuh.
“Aww! Aduh, kakiku!” Alya meringis kesakitan sambil memegangi kakinya.
Lelaki misterius itu berjalan perlahan mendekatinya.
Alya berusaha berdiri. Namun, kembali terjatuh. Kakinya terkilir dan tak bisa digerakkan. Ia mengaduh kesakitan. Alya ingin berteriak, tetapi seakan tenggorokannya tercekat.
Alya terlalu fokus pada kakinya yang kesakitan, hingga seseorang mendekatinya. Tangan lelaki itu mencengkram pergelangan tangan Alya. Ia begitu dekat. Netra mereka saling menatap. Aroma tubuh lelaki itu menusuk indera penciuman Alya.
Gadis itu ketakutan. Badannya gemetar. Buliran keringat membasahi wajahnya. Kakinya lemas begitu juga tubuhnya. Tak mampu ia melihat wajah lelaki itu. Pandangannya kabur dan akhirnya Alya pun tak sadarkan diri.
***
Rendi Prayoga Atmaja, nama lengkapnya. Lelaki berusia 27 tahun itu tengah duduk seorang diri di ruangannya. Kaki kanannya menyilang dengan kaki kiri dijadikan tumpuan. Jari-jari tangannya bertaut satu sama lain, dan punggungnya bersandar di sandaran kursi.
Rendi merasa bersalah karena telah membuat gadis yang disukainya ketakutan. Ia tidak bermaksud membuat Alya takut. Ia hanya ingin menolong gadis itu dari seseorang yang mengikutinya.
Alya adalah tipe gadis pilihannya. Gadis manis yang selalu hadir dalam pikirannya itu pernah menolongnya. Bahkan gadis itu mampu membuat hati Rendi bergetar hebat sejak melihatnya.
Menatap mata jernih dan senyuman manis itu, membuat Rendi merasakan kembali jatuh cinta, setelah lama ia memendam kecewa pada gadis masa lalunya. Namun, ada hal yang aneh ketika ia mendekati gadis itu.
\=\=\=
Malam itu, saat Rendi ingin menolongnya, gadis itu tidak sadarkan diri.
“Nona….nona!!!” Rendi panik melihat Alya pingsan. Ia menepuk-nepuk pipi gadis itu agar terbangun namun Alya tidak merespon.
Rendi pun memanggil Mang Sukri, sopirnya yang sengaja ia ajak untuk mengikuti gadis itu. Mang Sukri turun dari mobil sedan hitam dan menghampiri tuannya.
“Apa yang terjadi, Den?” tanya Mang Sukri khawatir.
“Bantu saya dulu, Mang. Ayo kita bawa ke rumah sakit!” pinta Rendi.
Mang Sukri membantu Rendi mengangkat gadis itu masuk ke dalam mobil. Mereka segera membawa Alya ke rumah sakit. Beruntung ada sebuah klinik di sekitar daerah itu.
Lama Rendi menunggu gadis itu siuman. Sambil menunggu, ia menghubungi seseorang di luar. Karena sibuk berbicara dengan seseorang di telepon, ia tidak menyadari bahwa Alya melarikan diri. Saat Rendi ingin menemui gadis itu, Alya sudah tidak ada di ruang rawat.
Rendi panik dan berlari keluar untuk mencari Alya. Ia bertanya suster dan orang-orang yang ada di klinik tentang gadis itu. Namun, tidak ada yang melihat Alya.
Akhirnya, Rendi memutuskan meninggalkan klinik. Ia kembali kehilangan jejak gadis itu.
\=\=\=\=
“Mengapa ia tidak mengenaliku?” sesal Rendi. Wajahnya tampak frustasi.
“Padahal dia pernah menolongku. Ada apa dengannya? Kenapa dia aneh sekali?” ucapnya lagi.
“Apanya yang aneh, Ren?” Seorang lelaki yang entah sejak kapan berdiri di hadapan Rendi, bertanya.
“Eh, lo, Den. Sejak kapan lo masuk ke ruangan gue? Ketok pintu dulu sebelum masuk!” gerutu Rendi kesal, karena merasa terganggu dengan kedatangan Dena di ruangannya.
Dena yang merasa tidak bersalah, tidak menghiraukan kekesalan Rendi dan malah membalik badan untuk duduk di sofa. Pasalnya ia sudah mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada sahutan dari orang yang berada di dalamnya. Sehingga ia harus masuk sendiri untuk memastikan atasannya baik-baik saja.
“Gue udah ketok beberapa kali, lo yang gak denger. Ternyata lo asyik ngelamun. Apa lo masih mikirin gadis itu?” tanya Dena.
Rendi bangkit dari kursi kebesarannya, lalu melangkah dan duduk di sofa tunggal dekat Dena.
Asisten sekaligus temannya itu selalu bisa menebak apa yang sedang Rendi pikirkan. Rendi menceritakan apa yang terjadi kepada gadis yang bernama lengkap Alya Wulandari, semalam.
“Maksud, lo, lo nguikutin dia? Gadis yang tiap sore nunggu bis di halte?” tanya Dena tidak percaya.
Rendi mengangguk. Ia menyadari perbuatannya itu memang salah.
“Ya ampun, Rendi Prayoga Atmaja. Pewaris ATMA JAYA Grup. Lo udah gak waras bikin anak orang ketakutan sampai pingsan? Wah, nekat lo, Ren ... Ren.” Dena tampak kecewa dengan kenekatan temannya itu.
“Lo gak berbuat macam-macam kan ke gadis itu? Apa dia baik-baik aja? Terus lo bawa ke mana dia? Apa ada yang ngeliat lo di sana?” Rentetan pertanyaan dilontarkan Dena.
“Kenapa jadi lo yang khawatir?” Rendi balik bertanya.
Dena bersandar di sofa. Sesantai itu bosnya.
“Rendi, gue serius!” bentak Dena.
“Lo tenang aja. Gue juga masih punya iman. Gadis itu baik-baik aja. Gue bawa dia ke klinik,” jawab Rendi.
Dena bersyukur dalam hati. Ia merasa lega, apa yang dilakukan bosnya tidak seperti apa yang ada dalam pikirannya. Bukan soal gadis itu, tapi ini tentang reputasi sang pewaris AJ Grup. Dena sangat khawatir Rendi berbuat yang tidak-tidak pada gadis itu.
Selanjutnya, Rendi meminta Dena untuk melakukan sesuatu. Ia harus mendapatkan informasi lengkap tentang gadis itu.
Dena berdiri dari duduknya. Ia tampak berpikir sambil berjalan bolak-balik di depan Rendi.
“Ah, gue ada ide!” Dena menjentikkan jari dan duduk kembali di tempatnya. Ia membisikkan sesuatu di telinga Rendi. Rendi pun manggut-manggut mengerti.
Apa yang akan dilakukan Dena untuk membantu Rendi? Ikuti kisah selanjutnya.
***
Mohon dukungannya ya, jangan lupa vote, like, and komen pada karya pertamaku. Jangan lupa tambahkan favorit🙏
Moga suka dengan kisah Alya dan Rendi🤗🥰
Happy reading, guys!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Irma Kristanti
Keren ini ceritanya bund
2022-01-15
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Cerita yg bagus thor, semangat terus dalam berkarya 💪💪💪
2021-12-23
2
Satry Lemba
nyimak dlu
2021-08-20
1